Anda di halaman 1dari 28

Psoriasis Vulgaris

OLEH :
SURYANITA S
Definisi
Epidemiologi

Onsetnya
Etiopatogenesis
Bentuk Klinis Psoriasis
Psoriasis vulgaris
Efloresensi:
makula
eritematous,
berbatas tegas,
tertutup skuama
tebal dan
transparan yg
melekat di bagian
tengah.
Predileksi
Manifestasi klinis
Keadaan umum tidak dipengaruhi,
kecuali jika psoriasis menjadi
eritroderma.
Efloresensi kulit: makula eritematus yang
meninggi dengan batas tegas dan tertutup
skuama tebal dan transparan yang
melekat di bagian tengah.
Dapat menyerang kuku pitting nail :
Kuku tangan lebih sering terkena daripada kuku kaki
Permukaan kuku mjd keruh, kekuningan,
Trdpt cekungan atau titik punctate,
Menebal + subungual hiperkeratosis dasar kuku
terangkat
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
Fenomena bercak lilin karena
adanya perbedaan indeks bias
sehingga jika skuama dikerok
akan terlihat warna spt kerokan
lilin
Austpitz sign jika kerokan
diteruskan akan muncul bintik
perdarahan.
Fenomena koebner kulit
normal yg terkena trauma
timbul lesi baru yg sama
Pemeriksaan Histopatologis

1. Hiperkeratosis berupa Parakeratosis


2. Mikro abses Munro (kumpulan sel neutrofil) pada lapisan
epidermis
3. Penipisan lapisan granulosum dan terjadi penebalan
papila dermis
4. Pembuluh darah mendekati epidermis
5. Pemanjangan rete ridges
Diagnosis Banding

Dermatitis
Tinea Corporis Seboroik
Diagnosis Banding

Kandidiasis

Sifilis II Linchen
Planus
Penatalaksanaan
Perlu
Penatalaksanaan
1. Terapi lokal
Terapi first line.
Beberapa sediaan: kortikosteroid, preparat tar,
antralin, calcipotriol, tazaroten, emolien.
Biasanya digunakan salep/krem yang mengandung
steroid atau tar (salep LCD 5%)
2. Fototerapi

Dilakukan pada lesi yang luas.


Radiasi UVB
Tu. jenis narrow-band spektrum emisi lebih
sempit lebih selektif + lebih panjang lebih
efektif.
Umunya dikombinasikan dengan kortikosteroid
topikal, calcipotriol, tazaroten atau emolien.
PUVA
Dikombinasikan dengan psoralen (berefek
sinergis) karena psoralen bersifat fotoaktif.
10 20 mg Psoralen diberikan per os, 2 jam
kemudian dilakukan penyinaran.
3. Terapi Sistemik

Dilakukan jika kedua terapi sebelumnya tidak


berhasil, pada kasus dengan artritis psoriasis yang
aktif.
Sediaan kortikosteroid,obat sitostatik, dan levodopa.
Komplikasi

Berupa eritroderma, yang dapat disebabkan oleh


penyakit itu sendiri, atau karena pemakaian obat
topikal seperti preparat ter dari batubara yang
menyebabkan iritasi pada psoriasis akut.
Komplikasi lain ialah dari psoriasis vulgaris dapat
menjadi psoriasis pustulosa atau psoriasis artritis
kalau tidak mendapatkan pengobatan yang baik dan
tepat.
Prognosis

Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian,


namun psoriasis bersifat kronis dan residif. Tapi
dengan pengobatan yang tepat, psoriasis memiliki
prognosis yang baik.
Terima kasih
Epidemiologi

Tidak menyebabkan kematian, tetapi


menyebabkan gangguan kosmetik.
Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi.
Pada orang dewasa, L>P
Etiopatogenesis

Penyakit autoimun hiperproliferasi epidermis


yang cepatmemendeknya waktu pematangan
keratinositperadangan pada epidermis dan
dermis.
Faktor genetik Psoriasis tipe I yang sifat
awitannya dini dan familial berkaitan dengan HLA-
B13, B17, Bw57, dan Cw6. Sedangkan psoriasis tipe
II yang awitannya lambat dan bersifat nonfamilial
berhubungan dengan HLA-B27 dan Cw2.
Faktor imunologik Lesi psoriasis matang pada
dermis terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan
sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.
Sedangkan lesi baru lebih banyak didominasi dengan
Limfosit T CD8.
Faktor pencetus: stres psikik, infeksi fokal, trauma
(fenomena Kobner), endokrin, gangguan metabolik,
obat, alkohol, dan merokok. Stres psikik merupakan
faktor pencetus utama.
Penatalaksanaan
1. Terapi lokal
Terapi first line.
Beberapa sediaan: kortikosteroid, preparat tar,
antralin, calcipotriol, tazaroten, emolien.
Biasanya digunakan salep/krem yang mengandung
steroid atau tar (salep LCD 5%)
2. Fototerapi

Dilakukan pada lesi yang luas.


Radiasi UVB
Tu. jenis narrow-band spektrum emisi lebih
sempit lebih selektif + lebih panjang lebih
efektif.
Umunya dikombinasikan dengan kortikosteroid
topikal, calcipotriol, tazaroten atau emolien.
PUVA
Dikombinasikan dengan psoralen (berefek
sinergis) karena psoralen bersifat fotoaktif.
10 20 mg Psoralen diberikan per os, 2 jam
kemudian dilakukan penyinaran.
3. Terapi Sistemik
Dilakukan jika kedua terapi sebelumnya tidak
berhasil, pada kasus dengan artritis psoriasis yang
aktif.
Sediaan kortikosteroid,obat sitostatik, dan levodopa.

Prognosis
Kronis dan residif

Anda mungkin juga menyukai