0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut memberikan tips dan contoh kesalahan umum dalam merekam video, seperti tidak mengatur white balance dan pencahayaan dengan baik, menggunakan zoom secara berlebihan, serta durasi shot yang terlalu pendek atau panjang."
Dokumen tersebut memberikan tips dan contoh kesalahan umum dalam merekam video, seperti tidak mengatur white balance dan pencahayaan dengan baik, menggunakan zoom secara berlebihan, serta durasi shot yang terlalu pendek atau panjang."
Dokumen tersebut memberikan tips dan contoh kesalahan umum dalam merekam video, seperti tidak mengatur white balance dan pencahayaan dengan baik, menggunakan zoom secara berlebihan, serta durasi shot yang terlalu pendek atau panjang."
video Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut Gempa bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut. Semua serba goyang, termasuk videografernya. Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan. Ini adalah bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa yang direkamnya. Merekam Sambil Jogging Kebiasaan merekam video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman untuk dinikmati. Subyek seolah memantul naik turun, disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis. Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal. Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menembak Meski sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar (frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak dengan senapan. Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal pembingkaian (framing) dan komposisi. Mengikat Diri di Tiang Bendera Kebiasaan merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang bendera. Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton, karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang mungkin jauh lebih menarik. Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low angle). Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan sudut pengambilan gambar (angle). Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika Zoom adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek (tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat. Namun penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton. Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju, mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika. Ini adalah contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera. Merekam Video di Zebra Cross Bayangkan seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan, tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi. Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman. Tengok kanan kiri adalah kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya. Tapi merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang menarik untuk ditonton. Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar. Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement). Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret Berbeda dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar bergerak (dan bersuara). Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video. Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman). Shot yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang ditampilkan. Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses pasca produksi (editing). Merekam Tokoh Misterius Menempatkan subyek penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang lebih kuat pencahayaannya. Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan menciptakan siluet dan sosok- sosok misterius. Rekaman video yang terlalu sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah pasti tidak akan nyaman ditonton dan kehilangan kesan profesional. Sebuah contoh kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting). Tips merekam video dengan sempurna Aturwhite balancepada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor
shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga
sumber pencahayaan lainnya. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang
dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar
hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas). Gunakanzoominghanya untuk menata komposisi ambilan
gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling),
kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiapshot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.) Jaga durasi setiapshot. Jangan terlalu panjang dan
monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu
pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantungactionyang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelumactionberlangsung. Berikan durasi yang sama setelahactionberlangsung. Jaga setiapshotdalam kondisisteadytanpa pergerakan
kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatushotakan
berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisisteadydengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.