Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN

KEAMANAN MAKANAN

DIREKTORAT PRODUKSI & DISTRIBUSI KEFARMASIAN


DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2017
LATAR BELAKANG
Mendapatkan makanan yang
aman adalah hak azasi setiap
orang
belum semua orang bisa
mendapatkan akses terhadap
makanan yang aman.

Laporan WHO Sebagian


besar penyakit bersumber dari
pangan yang kita konsumsi
KEAMANAN PANGAN
3

Kondisi dan upaya yang


diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan
cemaran biologi, kimia dan
fisik yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia
UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan
Pangan
PP No. 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan
Gizi Pangan
Permenkes No. 033 Tahun 2012 Tentang Bahan
Tambahan Pangan
Mewujudkan sistem pangan yang melindungi
produsen dan konsumen

Memberikan kepastian dan perlindungan hukum


dalam kondisi pangan yang dinamis

Menjadi acuan bagi perumusan peraturan


perundang-undangan yang lebih teknis
KEBIJAKAN NASIONAL
Tekad kita:
Bersama-sama meningkatkan keamanan
pangan di Indonesia

PRODUK
PANGAN

TERSEDIA
AMAN BERMUTU BERGIZI BERAGAM SECARA
CUKUP
Makanan yang aman,
bebas dari :

Cemaran

Residu

Penggunaan BTP yang


tidak tepat

Penyalahgunaan
Bahan Berbahaya
MAKANAN BERMUTU
Makanan yang layak untuk
dikonsumsi antara lain halal dan
baik, serta tidak kadaluarsa.

8
MAKANAN BERGIZI
SEIMBANG
Perbandingan
karbohidrat,
lemak, protein,
vitamin dan
mineral
disesuaikan
dengan kebutuhan
tubuh dan
aktifitas.
9
RANTAI PANGAN

Produksi Penanganan
Bhn.Mentah Bhn.Mentah
Pengolahan Distribusi Pemasaran KONSUMEN

GAP
/ GHP GMP GDP GRP GCP
GFP

Good Practice
HACCP
Program Keamanan Pangan
Kementerian Kesehatan

Eksternal Internal

Kementerian Koperasi dan


Kefarmasian dan Alat Kesehatan
UKM
Kementerian Perdagangan Kesehatan Lingkungan

Kementerian Perindustrian
Gizi Masyarakat
Kementerian Pertanian
Promosi Kesehatan dan
BPOM Pemberdayaan Masyarakat
Pencegahan dan Pengendalian
Lainnya
Penyakit Tidak Menular
Internasional Codex Alimentarius
(CCFA, CCCF, dsb)

AEGFS (ASEAN Expert


Regional Group on Food Safety)
ASEAN Health Cluster 4

Pembinaan
Dinkes Provinsi/Kab/Kota

Nasional IRTP
Masyarakat
NSPK (KMI,Permenkes BTP,
dsb)
Upaya Pengamanan Pangan Dalam
Rangka Upaya Kesehatan

Pembinaan Industri Rumah Tangga Pangan


2011

TOT Penyuluh dan Pengawas Keamanan Pangan


Bagi Petugas Provinsi
2012 Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah

Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah


2013
Upaya Pengamanan Pangan Dalam
Rangka Upaya Kesehatan
Peningkatan Kapasitas SDM dalam rangka Pembinaan di Bidang Pangan
Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah
2014

Peningkatan Kapasitas SDM dalam rangka Pembinaan di Bidang Pangan


Peningkatan Kemampuan UMKM Bidang Makanan.
2015

Workshop Pembinaan Kader Kesehatan terhadap Keamanan Makanan


Pembinaan Penggunaan Bahan Kimia pada Produsen IRTP

2016 Peningkatan Kemampuan UMKM Bidang Makanan.


Upaya Pengamanan Pangan
Dalam Rangka Upaya
Kesehatan
Masyarakat
dapat
Pelaku usaha terlindungi
pangan dapat dari
mematuhi peredaran
ketentuan makanan
Meningkatnya dalam yang tidak
pengetahuan produksi memenuhi
dan makanan syarat
kemampuan
tenaga
kesehatan
pembina
PEMETAAN TUPOKSI

PENGATURAN
DILAKUKAN
SESUAI
LINGKUP
PEMBINAAN WILAYAH &
BERJENJANG
:
PUSAT
PENGAWASAN
PROVINSI

KABUPATEN/
KOTA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBAGIAN PERAN

PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH


PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
Penyusunan NSPK Pembinaan Pembinaan berkala
Pembinaan (ToT, pelaksanaan IRTP & IPSS
bimtek, advokasi, NSPK Sertifikasi Produksi
sosialisasi, dll) Pembinaan PIRT
MonEv Kab/Kota Pengawasan pangan
Uji petik pangan IRTP & IPSS
MonEv Investigasi KLB
keracunan makanan
MonEv
Perundang-undangan
Bidang Pangan
UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
PASAL 1.
PERLINDUNGAN KONSUMEN ADALAH JAMINAN
KEPASTIAN HUKUM UTK MELINDUNGI KONSUMEN

HAK ATAS KENYAMANAN, KEAMANAN DAN


KESELAMATAN DLM MENGKONSUMSI BARANG /
JASA ( PS. 4 a )

PELAKU USAHA HARUS MEMBERIKAN INFORMASI


YANG BENAR, JELAS DAN JUJUR MENGENAI
KONDISI DAN JAMINAN BARANG/JASA ( PS. 7 b )
UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERBUATAN YANG DILARANG (PS. 8)


MEMBUAT MAMIN TIDAK SESUAI (DENGAN MENGURANGI
ATAU MENAMBAH) TIMBANGAN, UKURAN ATAU TAKARAN DARI
JUMLAH SEBENARNYA / MEMPERDAGANGKAN MAMIN YANG
TIDAK SESUAI DENGAN UKURAN, TAKARAN, ATAU TIMBANGAN
SEBENARNYA.

TIDAK SESUAI DENGAN JANJI YANG DINYATAKAN DALAM


LABEL ETIKET, KETERANGAN, IKLAN ATAU PROMOSI
PENJUALAN BARANG DAN ATAU JASA DSB.
UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN

PEDAGANG ATAU PENGUSAHA DILARANG MENAWARKAN,


MEMPROMOSIKAN, MENGIKLANKAN BARANG / JASA
SECARA TIDAK BENAR (PS. 9)

SANGSI :
PELAKU USAHA YANG MELANGGAR KETENTUAN PASAL
DIATAS DIPIDANA PENJARA PALING LAMA 5 TAHUN
ATAU DENDA PALING BANYAK 2 MILYAR RUPIAH.
PENGAMANAN MAKANAN MINUMAN
(Bagian 16)

Dilarang menggunakan kata-kata


Kewajiban produsen & distributor
mengecoh & klaim tidak benar
menjamin keamanan makmin (Ps.
dalm produksi & promosi makmin
109)
(Ps.110)
PENGAMANAN MAKANAN MINUMAN
(Bagian 16)

Makmin harus sesuai Ketentuan pelabelan


Makmin harus
standar dan/atau makmin
mendapat izin edar
persyaratan
(Ps. 111(2)) (Ps. 111(3-4-5))
kesehatan (Ps.111(1))
PENGAMANAN MAKANAN MINUMAN
(Bagian 16)

Pemerintah berwenang &


Makmin yg tidak memenuhi syarat
bertanggung jawab mengatur-
ditarik, disita, & dimusnahkan
mengawasi produksi, pengolahan,
(Ps.111 (6))
pendistribusian makmin
PANGAN
ADALAH segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan
atau minuman.
MENGATUR :
a. Perencanaan Pangan;
b. Ketersediaan Pangan;
c. Keterjangkauan Pangan;
d. Konsumsi Pangan dan Gizi;
e. Keamanan Pangan;
f. Label dan iklan Pangan;
MENGATUR :
g. Pengawasan;
h. Sistem informasi Pangan;
i. Penelitian dan pengembangan Pangan;
j. Kelembagaan Pangan;
k. Peran serta masyarakat; dan
l. Penyidikan
Setiap Orang yang memproduksi dan
memperdagangkan Pangan wajib
memenuhi standar Keamanan Pangan
dan Mutu Pangan
( PS. 86 )
PASAL 90
SETIAP ORANG DILARANG MENGEDARKAN
PANGAN TERCEMAR YAITU :
a) Pangan yg Mengandung Bahan Beracun, Berbahaya
Yang Dapat Membahayakan Kesehatan Atau Jiwa
Manusia
b) Pangan Yg Mengandung Cemaran
c) Pangan Yg Mengandung Bahan Yg Dilarang Digunakan
d) Pangan Yg Mengandung Bahan Yg Kotor, Busuk,
Tengik, Terurai Atau Yg Mengandung Bahan Nabati /
Hewani Yg Berpenyakit/Berasal Dari Bangkai
e) Diproduksi Dengan Cara Yang Dilarang
f) Pangan Yg Kadaluwarsa
SETIAP ORANG YANG MEMPRODUKSI ATAU MENGIMPORT
PANGAN KEMASAN ATAU MEMPERDAGANGKAN WAJIB
MENCANTUMKAN LABEL PADA PANGAN DAN ATAU DIKEMASAN
PANGAN (PASAL. 2.1)

LABEL PANGAN ADALAH KETERANGAN MENGENAI PANGAN


YANG BERBENTUK GAMBAR, TULISAN, KOMBINASI KEDUANYA
ATAU BENTUK LAIN YANG DISERTAKAN PADA PANGAN /
KEMASAN.
LABEL (PASAL 2 AYAT 1) BERISIKAN KET. MENGENAI PANGAN YG
BERSANGKUTAN, SEKURANG-KURANGNYA,
a. NAMA PRODUK
b. DAFTAR BAHAN YG DIGUNAKAN
c. BERAT BERSIH ATAU ISI BERSIH
d. NAMA DAN ALAMAT PIHAK YANG MEMPRODUKSI ATAU
MEMASUKKAN PANGAN KEDALAM WILAYAH INDONESIA
e. TANGGAL, BULAN DAN TAHUN KADALUARSA
PADA LABEL DILARANG DICANTUMKAN PERNYATAAN ATAU
KETERANGAN DALAM BENTUK APAPUN BAHWA PANGAN YANG
BERSANGKUTAN DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI OBAT ( PASAL. 7)
Pembinaan & Pengawasan (Ps. 42-51):
Setiap makanan yg beredar wajib memiliki surat
persetujuan pendaftaran, kecuali makanan dgn masa
simpan pada suhu kamar < 7 hari & masuk ke
Indonesia dlm jumlah kecil
Pembinaan & Pengawasan (Ps. 42-51):
Pengawasan makanan dilakukan oleh BPOM,
hasilnya dilaporkan ke Pemda Kab/Kota
Gubernur/Bupati/Walikota berwenang melakukan
pemeriksaan makanan segar, siap saji,& hasil IRTP**

**: Untuk makanan olahan, pemeriksaan dilakukan oleh BPOM


Gubernur/Bupati/Walikota berwenang mengambil
tindakan administratif atas pelanggaran di bid.
makanan, meliputi: peringatan tertulis, larangan
pengedaran produk, perintah penarikan produk,
pemusnahan makanan, penghentian produksi,
pengenaan denda,& pencabutan
izin/persetujuan/sertifikat
Bupati/Walikota melaksanakan pembinaan thd
produsen makanan IRTP
Bahan Tambahan Pangan dikelompokkan
menjadi 27 golongan dengan contoh jenisnya
masing-masing. Penambahan golongan
merupakan kewenangan Menkes, sedangkan
perubahan jenis merupakan kewenangan Kepala
Badan POM.
Dirjen Binfar bertugas melaksanakan :
- pembinaan industri BTP
- pembinaan penggunaan BTP
Kepada Badan POM :
- Penentuan batas maksimum penggunaan BTP
dalam makanan
- pengawasan penggunaan BTP
Hierarki peraturan perundang-undangan
guna mewujudkan keamanan pangan telah
tersedia
Pelaksanaan peraturan di bidang pangan
perlu memperhatikan pembagian tugas dan
wewenang, dengan mempertimbangkan
dinamika situasi keamanan pangan nasional
Subdit Obat dan Pangan
subditobat.pangan@gmail.com
021-5214873

Anda mungkin juga menyukai