Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGARUH EL NINO

TERHADAP CURAH HUJAN DI WILAYAH


BANDUNG

Oleh
Nia Nurhayati
1206360
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Adanya perubahan iklim akibat terjadinya El Nino

Terjadinya penurunan curah hujan yang


menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah
Indonesia

Wilayah beriklim monsun di Indonesia merupakan


wilayah yang paling kuat terkena dampak El Nino

Bandung merupakan daerah yang beriklim


Monsoon
B. Tujuan

Mengetahui korelasi El Nino intensitas lemah-sedang


pada periode 2002-2003 dan periode 2006-2007 dan
El Nino intensitas kuat periode tahun 2015- 2016
terhadap curah hujan di wilayah Bandung.

C. Manfaat

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi data wilayah Bandung yang


terkena dampak El Nino sehingga dapat dilakukan penanganan atau mitigasi
awal untuk mengatasi dan mengurangi dampak yang terjadi akibat fenomena
El Nino.
C. Rumusan masalah

Bagaimana korelasi antara curah hujan dengan Southern Oscilation Index


(SOI)

D. Batasan masalah
1. Data yang digunakan merupakan data sekunder curah hujan dan SOI.
Data curah hujan berasal dari BMKG Klas I Bandung Cemara dan data SOI berasal dari Bureou of
Meteorology Australia

2. Kejadian El Nino sebagai faktor pengaruh curah hujan .

3. Kabupaten dan Kota Bandung sebagai wilayah


pengamatan pengaruh El-Nino terhadap curah hujan .
Deskripsi PLA
Lokasi TPLA

B a d a n M ete o ro l o g i ,
K l i m ato l o g i , d a n G e o f i s i ka

Jl. Cemara No. 66, Sukajadi,


Bandung, Jawa Barat 40161
Deskripsi PLA

Dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2016 di


Bidang Meteorologi.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengolahan data-
data meteorologi pada peristiwa El Nino tahun 2002-
2003, 2006-2007 dan, 2015-2016
Tinjauan Pustaka
Curah hujan di Indonesia

Curah hujan di Indonesia di pengaruhi oleh fenomena


regional dan global
Fenomena regional yang mempengaruhi adalah
fenomena Monsoon
Fenomena global yang mempengaruhi salah satunya
adalah fenomena ENSO (EL Nino Southern Oscillation)
Curah hujan di Indonesia

Curah hujan

Regional Global

Monsoon ENSO

Monsoon Monsoon La Nina


Normal EL Nino
Barat Timur
Tiga sifat & wilayah hujan musiman di Indonesia

monsoonal

Semi-monsoonal Anti-monsoonal
Fenomena Monsoon
Monsoon Barat

Monsoon Timur

Musim Hujan

Musim Kemarau
ENSO (El Nino Southern Oscillation)
1. Normal

Gambar Samudera Pasifik


Samudera Pasifik saat tidak terjadi El Nino. Kolam hangat berada di daerah Pasifik Barat (Sumber:
www.bom.gov.au)
2. El Nino

Gambar Kondisi Samudera Pasifik Saat El Nino


Bergesenya kolam hangat di Samudera Pasifik Barat kea rah Samudera Pasifik Timur (Sumber: www.bom.gov.au).
3. La Nina

Kolam hangat berada di wilayah Samudera Pasifik Barat mendekati Indonesia

(Sumber: www.bom.gov.au).
ASIA

Uap
2 air

ASIA

1
Uap
air
2
El Nino di Indonesia

Lokasi Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan


Samudera Hindia mengakibatkan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh
peristiwa ENSO ( EL Nino Southern Oscilation).

Gejala ENSO memberikan pengaruh terhadap kondisi laut di Indonesia yaitu


menjadi lebih dingin pada tahun El Nino dan lebih hangat pada tahun La Nina
(Aldrian, 2008 dalam Sitompul, 2013)

Untuk dapat mengetahui kejadian El nino dapat digunakan SOI. SOI atau Southern
Oscilation Index adalah indeks yang digunakan untuk menghitung perubahan yang
terjadi di Tahiti dan Darwin (Pujana, 2005).
Southern Oscillation Index
Untuk menetahui kekuatan El Nino dapat digunakan nilai SOI. Indeks kekuatan EL Nino
berdasarkan SOI yaitu sebagai berikut:
Indeks kekuatan El Nino berdasarkan nilai SOI
SOI keterangan
-5 0 Lemah
-10 - -5 Sedang
10 Kuat

Historic El Nino berdasarakan nilai SOI

Intensitas Periode
Lemah 1902-1903, 1913-1914, 1919-1920, 1925-1926, 1946-1947, 1951-1952, 1957-1958,
1963-1964, 1969-1970, 2002-2003, 2006-2007, 2009-2010

Moderate 1911-1912, 1965-1966, 1972-1973, 1977-1978, 1987-1988, 1991-1992, 1993-1994,

Kuat 1905-1906, 1914-1915, 1940-1941, 1941-1942, 1994-1995, 1997-1998, 2015-2016

Sangat kuat 1982-1983


HASIL DAN PEMBAHASAN

Peta Sebaran Stasiun Pengamatan


Data curah hujan Data SOI

Pengisian data
curah hujan yang
kosong

Grafik Regresi
A. Korelasi El Nino lemah-sedang dan El Nino kuat di wilayah Bandung
No. Stasiun Periode El Nino
El Nino lemah-sedang El Nino kuat

2002-2003 2006-2007 2015-2016


No. Stasiun Periode El Nino
1. Cemara 0.2El Nino lemah-sedang
0.5 0.7
El Nino kuat
2. Cileunyi 0.4
2002-2003 0.8
2006-2007 0.6
2015-2016
1. Cemara
3. Talaga Bodas 0.2 0.2 0.5
0.6 0.7
0.7
2. Cileunyi 0.4 0.8 0.6
4. Soreang
3. Talaga Bodas
0.3 0.2 0.4
0.6 0.7
0.5
5. Padalarang
4. Soreang 0.3 0.3 0.3
0.4 0.5 0.6
5. Padalarang
6. Cibereum 0.7 0.3 0.3
0.5 0.6
0.6
6. Cibereum 0.7 0.5 0.6
7. Lembang
7. Lembang
0.3 0.3 0.5
0.5 0.6
0.6
8. Husein
8. Husein 0.4 0.4 0.5
0.5 0.6 0.6
9. Rajamandala
9. Rajamandala 0.5 0.5 0.5
0.5 0.6
0.6
10. Kertamanah 0.3 0.5 0.7
10. Kertamanah
11 Cibuni
0.3 0.4 0.5
0.8 0.6
0.7
11 Cibuni
Rata-Rata 0.4 0.4 0.8
0.5 0.6 0.6
Rata-Rata 0.4 0.5 0.6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

El Nino mengakibatkan penurunan curah hujan dan dapat memperpanjang musim


kemarau di wilayah Bandung

kejadian El Nino dengan intensitas lemah-sedang pada periode tahun 2002-2003


memiliki nilai korelasi 0.4, pada periode 2006-2007 memiliki nilai korelasi 0.5 dan pada
El Nino kuat nilai korelasi sebesar 0.6. Ini menunjukan bahwa dengan kejadian El Nino
dengan intensitas lemah-sedang akan cukup mempengaruhi curah hujan di wilayah
Bandung dan dengan intensitas El Nino kuat akan benar-benar mempengaruhi curah
hujan di wilayah Bandung.
B. Saran

Menggunakan analisis statistik uji korelasi


Membuat peta sebaran perubahan curah hujan saat terjadi El Nino
dan saat tidak terjadi El Nino

Anda mungkin juga menyukai