Analisa Bagian Mei WWC
Analisa Bagian Mei WWC
A. Analisis Aliran
Laminar
Hubungan Tin, Tout dry, Tout wet
Berdasarkan teori: Tin > Tout dry > Tout wet pada 1 jenis delta H
Karena terjadi kontak antara udara dan air di dalam kolom, suhu
31
udara keluar (Tout dry ) akan menjadi lebih rendah suhu udara
30
masuk (Tin). Hal ini disebabkan perpindahan kalor dari udara ke
Pada Tout wet (suhu udara dengan asumsi humidity 100%) yang 25
Suhu out
udara pada setiap unit waktunya dan 28.8
28.7
"
Toutwet
semakin tinggi pula konsentrasi air 28.6
yang berpindah ke udara. 28.5
28.4
Data yang dihasilkan percobaan 0.379 0.492 0.606 0.682
kG (mol/s.atm.cm^2 )
waktu, maka semakin banyak air yang berpindah ke udara.
0.000300
Berdasarkan persamaan koefisien perpindahan massa (kG), 0.000200
kG berbanding lurus dengan laju alir massa gas (G), dimana
0.000100
G berbanding lurus dengan debit udara (Q). Q merupakan
perkalian laju alir uadara dengan luas penampang, sehingga 0.000000
0.4000.4500.5000.5500.6000.6500.700
laju alir udara berbanding lurus dengan nilai kG
v (m/s)
Data yang dihasilkan percobaan mendukung teori, terlihat
dari gradiien grafik positif
Hubungan Bilangan Sherwood
dengan Laju Alir Udara
Sh
laju alir massa gas (G), dimana G berbanding lurus 5.00E-17
dengan debit udara (Q). Q merupakan perkalian laju alir 0.00E+00
0.4000.4500.5000.5500.6000.6500.700
udara dengan luas penampang. Sehingga nilai bilangan
v (m/s)
Sherwood berbanding lurus dengan laju alir udara.
Data yang dihasilkan percobaan mendukung teori,
terlihat dari gradiien grafik positif
Hubungan Difusivitas
dengan Laju Alir Udara
D(cm^2/s)
kecepatan udara maka waktu kontak antara udara 2.270E+10
2.260E+10
dengan air semakin cepat sehingga semakin
2.250E+10
sedikitnya air yang akan berdifusi ke udara. 0.4000.450 0.500 0.5500.600 0.650 0.700
v (m/s)
Sc
semakin besar nilai bilangan Reynolds. Sehingga 6.93E-12
bilangan Schimidt berbanding lurus dengan bilangan
Reynolds 6.92E-12
6.91E-12
1383.251
1796.512
2217.028
2515.059
Data yang dihasilkan percobaan tidak sesuai teori, Re
kemungkinan kesalahan dalam pembacaan
termometer atau waktu steady state tidak cukup
namun sudah diambil datanya
B. Analisis Aliran
Transisi
Hubungan Tin, Tout
dry, Tout wet
Berdasarkan teori: Tin > Tout dry > Tout wet pada 1 jenis delta H 30
29.1
Berdasarkan grafik dapat diliihat bahwa hubungan antara
29
temperatur dengan lajur alir berbanding terbalik, karena 28.9
besarnya laju alir air yang mengalir dalam kolom akan 28.8 "
mendinginkan temperatur udara (dalam air), sehingga 28.7 Toutwet
suhu kolom yang tadinya lebih tinggi karena udara akan 28.6
menurun setelah dialiri air. Semakin besar lajunya akan 28.5
semakin turun, karena lebih banyak banyak air yang dialir. 28.4
0.01 0.01 0.02 0.02
kG
udara. Perpindahan massa yang besar berarti gradien 0.000100
Sh
6.00E-17
laju alir udara dengan luas penampang. Sehingga nilai 4.00E-17
D ( cm^2/s)
2.270E+10
2.265E+10
kolom maka waktu kontak antara udara dengan 2.260E+10
Berdasarkan teori: Tin > Tout dry > Tout wet pada 1 jenis delta H
30
kG
0.000158
mekanisme difusi.
9.90E-17
Sh
perpindahan massa (kG), kG berbanding lurus dengan laju 9.80E-17
D(cm^2/s)
2.250E+10
kecepatan udara maka waktu kontak antara udara 2.240E+10
dengan air semakin cepat sehingga semakin 2.230E+10
Sc
Reynolds adalah berbanding lurus. Semakin besar laju alir maka 0.000
semakin besar nilai bilangan Reynolds. Sehingga bilangan
Schimidt berbanding lurus dengan bilangan Reynolds
Re
Data yang dihasilkan percobaan mendukung teori, terlihat dari
gradiien grafik positif
D. Analisis Perbandingan
Aliran Laminar, Transisi,
Turbulen
Profil kG terhadap Laju
Alir Udara
Secara teori: Jika nilai kG dibandingkan dengan laju alir
udara dibuat seragam untuk tiap 1 data dan variasi jenis Kecepatan Udara Vs kG
laju alir air (laminar, transisi, turbulen), maka nilai kG 0.000250
kG
0.000170
0.000150
dari fasa cair ke fasa gas semakin banyak. Namun adapula 0.000130
hambatan jika laju alir air terlalu besar, akan sangat 0.000110
0.400 0.450 0.500 0.550 0.600 0.650 0.700
sedikit waktu kontak antara air dan udara, sehingga difusi v (m/s)
Bilangan Sherwood
bilangan Sherwood terbesar terjadi pada aliran turbulen. Hal 1.20E-16
ini disebabkan pada laju alir yang semakin turbulen, maka 1.00E-16
arus eddy juga semakin banyak terjadi. Sehingga air yang
8.00E-17
berpindah dari fasa cair ke fasa gas semakin banyak sehingga
lebih mudah terjadi perpindahan massa melalui mekanisme
6.00E-17
difusi, namun adapula hambatan jika laju alir air terlalu besar, 4.00E-17
akan sangat sedikit waktu kontak antara air dan udara, 2.00E-17
sehingga difusi yang terjadi menjadi kecil. 0.00E+00
0.000090 0.000140 0.000190 0.000240
Namun, data hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa
nilai bilangan Sherwood terbesar terjadi pada aliran laminer. kG
Data percobaan menunjukkan kemudahan proses
perpindahan massa melalui proses difusi paling optimal pada Laminer Transisi Turbulen
kondisi laminer
Profil Difusivitas terhadap Laju
Alir Udara
Secara teori: Semakin besar laju alir udaranya maka
konstanta difusivitasnya semakin kecil. Hal ini disebabkan Kecepatan Udara Vs Difusifitas
oleh semakin besar kecepatan udara maka waktu kontak 2.290E+10
2.280E+10
antara udara dengan air semakin cepat sehingga semakin 2.270E+10
2.260E+10
D (cm^2/s)
sedikitnya air yang akan berdifusi ke udara. Namun laju alir 2.250E+10
2.240E+10
yang besar namun tidak terlalu besar juga mengoptimalkan 2.230E+10
proses perpindahan massa air kepada aliran udara. 2.220E+10
2.210E+10
0.400 0.450 0.500 0.550 0.600 0.650 0.700
Data hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa nilai v (m/s)
difusivitas terbesar terjadi pada aliran laminer. Hal ini Lami ner Trans is i Turbul en
disebabkan kondisi optimal agar proses difusi terjadi dengan
baik dan proses perpindahan massa air ke aliran udara juga
berjalan dengan baik adalah pada kondisi laminer. Dimana
laju aliran air tidak terlalu cepat sehingga proses difusi tetap
berjalan namun laju alir air dan udara tetap pada kondisi
yang tidak lambat sehingga proses perpindahan molekul air
kepada aliran udara tetap berjalan dengan optimal.