Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

Effect of preoperative topical diclofenac on intraocular


interleukin-12 concentration and macular edema after cataract
surgery in patients with diabetic retinopathy: a randomized
controlled trial

Hardiyanti
H1AP12002

Pembimbing:
dr. Eka Yeri Prasetya, Sp.M

Kepanitraan Ilmu Kesehatan Mata


RSKJ FKIK UNIB
2017
*
ADHD diklasifikasikan sebagai salah satu gangguan
neurodeplomental dengan onset pada periode perkembangan
sesuai dengan DSM-5

Bukti menunjukkan bahwa ADHD berlangsung hingga remaja atau


dewasa muda

Studi sebelumnya menunjukkan remaja dengan ADHD memiliki


gangguan fungsional yang signifikan dalam kualitas hidup,
penyesuaian psikologis, prestasi kerja dan hubungan interpersonal

Penelitian menunjukkan 1/3 remaja ADHD memiliki kormobiditas


ansietas dan depresi
*
Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
ADHD dengan peningkatan percobaan bunuh diri pada remaja
perempuan, sehingga perlunya pengawasan yang ketat .

Hasil investigasi menunjukkan beberapa faktor risiko lain untuk


terjadinya ansietas dan depresi pada remaja dengan ADHD
seperti penggunaan narkoba dan keterampilan yang buruk

Perubahan perkembangan terjadi sebagai hasil dari interaksi


hubungan timbal balik yg berlanjut antara organisme dan
lingkungan yg aktif sehingga hal tsb sangat penting untuk
kesehatan mental
*
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
apakah pengobatan pra operasi dengan obat
antiinflamasi non steroid topikal (NSAID)
menurunkan konsentrasi interleukin intraokular
(IL) -12 dan kejadian edema makula pasca
operasi pada pasien dengan retinopati diabetes
non-proliferatif yang menjalani operasi katarak.
*
* Desain penelitian RCT
* Teknik sampling menggunakan consecutive sampling
dari bulan Januari 2013 dan Juni 2014

* Kriteria inklusi
* usia di atas 60 tahun,
* adanya retinopati diabetes ringan dan sedang yang
diklasifikasikan sesuai dengan Studi Retinopati Diabetik
Pengobatan Awal (23),
* dan adanya katarak yang dinilai sesuai dengan Sistem
Klasifikasi Opasitas Lens, versi III (LOCS III) sebagai
kelas 2 -3 (24).
* Kriteria Eksklusi
* pasien dengan penyakit mata kronis atau akut
lainnya (uveitis, oklusi vena retina sentral atau
cabang, atau adanya membran epiretinal),
fototagulator laser sebelumnya, dan hipersensitif
terhadap komponen tetes mata diklofenak, dan
terapi antikoagulan oral atau alergi terhadap
salisilat.
*
*
* Anxiety symptoms
* Menggunakan Multidimensional Anxiety Scale for
Children versi Taiwan (MASC-T)
* Untuk mengevaluasi laporan mengenai gejala ansietas
pada bulan sebelumnya
* Depression symptoms
* Menggunakan CES-D ( Center for Epidemiological
studies Depression Scale)
* Untuk menilai gejala depresi
* ADHD characteristics
* Subtipe ADHD yaitu Inatensi, Hiperaktivitas/impulsif,
Dan kombinasi yang berdasarkan DSM IV
* SNAP IV versi China untuk menilai gejala ADHD pada
bulan sebelumnya
* Bullying involvements
* Chinese version of the School Bullying Experience
Questionnaire (C-SBEQ)
* untuk mengevaluasi subjek yang memiliki keterlibatan bullying
di sekolah pada tahun sebelumnya
* Behavioral temperamental traits
* Menggunakan Behavioral Inhibition System (BIS) atau
Behavioral Approach System (BAS) Scale
* ASD
* Menilai apakah ada atau tidak pasien yang memiliki ASD
(autistik disorder, Aspergers disorder, dan gangguan
perkembangan perpasif lainnya yang tidak ditentukan di DSM
IV-TR)
* Diagnosis ASDs ini didasarkan pada wawancara klinis dan chart
review
*
* Asisten penelitian melakukan interview menggunakan
kuisioner penelitian (MASC-T, CES-D, C-SBEQ dan BIS/BAS
Scale) untuk mengumpulkan data yang spesifik dari subjek
* Orang tua subjek penelitian diminta untuk mengisi SNAP-IV
* Subjek yang teridentifikasi memiliki ansietas dan depresi
yang signifikan menerima evaluasi lebih lanjut untuk
pemberian intervensi psikososial tau farmakologi
* Analisis data menggunakan SPSS. 18.0
* Korelasi ADHD, behavioral temperamental traits, ASD, dan
keterlibatan bullying dengan kecemasan dan depresi diuji
menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
mengontrol efek dari usia dan jenis kelamin
* p value <0,05 signifikan berhubungan
*
*
* Hasil menunjukkan bahwa remaja dengan ADHD
dengan BIS score yang tinggi memiliki gejala
ansietas dan depresi yang lebih berat daripada yang
memiliki skor BIS yang rendah
* Tidak didapatkan bahwa BAS berhubungan dengan
ansietas dan depresi bertolak belakang dengan
hipotesis
* Hasil juga menunjukkan bahwa remaja dengan
ADHD dengan komorbid ASD memiliki gejala ansietas
dan depresi yang lebih berat dibandingkan dengan
ADHD murni
* Hasil
dari penelitian ini mengindikasikan bahwa
remaja dengan ADHD dan komrbid ASD
membutuhkan observasi lebih dekat pada status
mood negatif mereka.
* Penelitianini juga menemukan bahwa remaja
dengan ADHD yang merupakan pelaku bullying
dilaporkan mengalami gejala depresi yang berat
dibandingkan yg tidak membully
* Hal tsb mengingatkan kita bahwa kesehatan mental
dan pendidikan profesional tidak hanya dibutuhkan
oleh anak ADHD yg menjadi korban bullying tapi
juga yg merupakan pelaku bullying
* Penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan
antara usia dengan ansietas dan depresi.
* Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa
sifat temperamental perilaku, komorbid ASD,
dan bullying signifikan berhubungan dengan
terjadinya gejala ansietas dan depresi pada
remaja ADHD
* Diharapkanpada klinisi, guru dan orang tua
memonitoring gejala ansietas dan depresi pada
remaja dengan ADHD

Anda mungkin juga menyukai