Budi Murtiyasa
Jur. Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Juli 2008
28/11/2017 design by budi murtiyasa 2008 1
EKIVALEN
Rank : dimensi dari submatriks yang terbesar yang determinannya tidak nol
2 -3 1 4 2 3 1
Dengan menghilangkan kolom
A= -1 0 -2 3 keempat diperoleh submatriks : 1 0 2
1 1 1
1 -1 1 -1
2 3 1
1 0 2 = 0
1 1 1
1 1 2 1 1 2 0 1 3
H
0 5 7 H31(2) 0 5 7 41 0 5 7 = B
2 4 2 0 6 2 ~ 0 6 2
~
0 1 3 0 1 3
1 1 2
Perhatikan bahwa dengan lima kali OBE secara berturutan terhadap A
diperoleh matriks baru, misalnya B. Jadi dalam hal ini :
H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2)(A) =B
Matriks B yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE/OKE disebut
matriks-matriks yang ekivalen, dinotasikan A ~ B
Perhatikan kembali :
1 1 2 1 1 2
H43(-1) 3 2 1 H3(-1/2) 3 2 1 = A
1 2 1
~ 2 4 2 ~
2 3 1 2 3 1
Jadi dengan sederetan OBE : H3(-1/2) H43(-1) H21(3) H31(-2) H41 (B) = A
Ini berarti B ekivalen A, ditulis B ~ A
Karenanya operasi OBE (OKE) mempunyai invers (kebalikan).
Perhatikan :
Hij(k)
H 1 = Hij(-k) Kij(k) Kij(1k ) = Kij(-k)
ij ( k )
1 3 2 1 3 2 1 3 2 K 1 3 13
P = 1 4 3 H31(-
H21(1) 32(5)
~ 0 1 1 2) ~ 0 1 1 ~ 0 1 4 = Q
2 5 1 2 5 1 0 1 5 0 1 0
1. refleksif, A~A
2. simetri, A ~ B, maka B ~ A
Ei(k) 1 = Ei(1/k)
Ei(k )
Eij(k)
Eij(1k ) = Eij(-k)
Fij(k) 1 = Fij(-k)
Fij ( k )
Apa keistimewaan matriks elementer ?
1 2 1 2 1 0 0 Jadi :
H31(A) = E31 A
A = 2 1 1 3 I3 = 0 1 0
1 1 1 1 0 0 1 H21(-1)(A) = E21(-1) A
1 1 1 1 0 0 1 OBE identik dengan penggandaan
di depan dengan matriks elementer
H31(A) = 2 1 1 3 E31 = 0 1 0
1 2 1 2 1 0 0 dengan tipe yang sama
1 1 1 1
0 0 1 1 2 1 2
E31 A = 0 1 0 2 1 1 3 = 2 1 1 3 = 31
H (A)
1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2
1 2 1 2
H21(-1)(A) = 1 3 0 1
1 1 1 1 0 0 1 2 1 2 1 2 1 2
1
E21(-1) A = 1 1 0 2 1 1 3 = 1 3 0 1
1 0 0 0 0 1
E21(-1) = 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 = H21(-1)(A)
0 0 1
1 2 1 2 1 0 00 Jadi :
0 1 00
A= 2 1 1 3 I4 = 0 0 10 K3(-2)(A) = A F3(-2)
1 1 1
1 0
0 01 K14(1)(A) = A F14(1)
1 0 0 0
1 2 2 2 OKE identik dengan penggandaan
F3(-2) = 0 1 0 0
di akhir (belakang) dengan matriks
K3(-2)(A) = 2 1 2 3 0 0 2 0
elementer dengan tipe yang sama
1 1 2 1 0 0 0
1
1 2 1 2 1 0 0 0 1 2 2 2
0 0 = 2
A F3(-2)= 2 1 1 3
1 0
1 2 3 = K3(-2)(A)
0 2
1 1 2 1
0 0
1 1 1 1
0 0 0 1
3 2 1 2
K14(1)(A) = 5 1 1
3 1 2 1 2 1 0 0 0 3 2 1 2
0 1 1
1 0 1 0 0
= 5 1 1 3
A F14(1) = 2 1 1 3 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1
1
0 0 0
1 1
0 0 1
F14(1) = 0 1 0 0
0 0 1 0
= K14(1)(A)
1 1
0 0
1 3 2 1 3 2 1 3 2 K 1 3 13
P = 1 4 3 H31(-
H21(1) 32(5)
~ 0 1 1 2) ~ 0 1 1 ~ 0 1 4 = Q
2 5 1 2 5 1 0 1 5 0 1 0
1 0 0 1 0 0 1 3 2 1 0 0 1 3 13
0 1 0 1 1 0 1 4 3 0 1 5
= 0 1 4
2 0 1 0 0 1 2 5 1 0 0 1 0 1 0
Dengan O B E dapat : keterangan
Mereduksi matriks menjadi bentuk Rank matriks dapat dilihat dari banyaknya
eselon baris baris yang tidak nol dari bentuk eselon
Mendekomposisi (memfaktorkan) L : matriks segitiga bawah
matriks A menjadi A = LU U : matriks eselon
Mereduksi matriks menjadi Eselon baris tereduksi (EBT) adalah bentuk
reduced row echelon form --- eselon dengan syarat :
bentuk eselon baris tereduksi a. Elemen pivot harus 1,
(EBT) b. Elemen pivot merupakan satu-satunya
unsur yg tidak nol pada kolom di mana
elemen pivot berada
Dari bentuk EBT, jika diteruskan dengan OKE, suatu matriks dapat di bawa
nenjadi bentuk normal.
Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk :
Ir Ir 0
Ir (Ir 0)
0
atau
0 0
dengan r menyatakan rank dari matriks.
MEREDUKSI MATRIKS MENJADI BENTUK ESELON
1 2 1 2
1 2 1 2
0 1 2 5
A=
2 3 4 1
5 8 9 0 ~ 0 2 4 10
1 2 1 2
~ r(A) = 2
0 1 2 5
0 0 0 0
DEKOMPOSISI MATRIKS A = L U
Untuk sembarang matriks A dengan melakukan OBE tipe II dan III, matriks
A tersebut dapat di dekomposisi sebagai A = L U, dengan L matriks
segitiga bawah, dan U matriks eselon.
Jika A matriks persegi, maka U ini adalah matriks segitiga atas.
Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk :
Ir Ir 0
Ir (Ir 0)
0
atau
0 0
Oleh karena itu, untuk sembarang matriks A, maka dengan OBE dan OKE
dapat di bawa menjadi bentuk normal N, sedemikian hingga :
Hp . . H3 H2 H1 A K1 K2 K3 . . KQ = N
Ep . . E3 E2 E1 A F1 F2 F3 . . FQ = N
P A Q =N
Di mana P adalah hasil penggandaan (perkalian) matriks elementer baris
dan Q adalah hasil penggandaan matriks elementer kolom.
Bergantung pada cara melakukan OBE dan OKE, banyaknya matriks P
dan Q tidak tunggal. Tetapi setiap P mempunyai tepat satu pasangan Q
sehingga P A Q = N.
Bagaimana mendapatkan matriks P dan Q sehingga P A Q = N ?
Dari bentuk normalnya, dapat diketahui bahwa rank dari A adalah r(A) = 2.
1 2 2
Cari bentuk normal dari matriks B = 1 3 2
2 4 6
Solusi :
1 2 2 1 0 0 H21(-1) 1 2 2 1 0 0
H3(-1/2)
(B | I3) = 1 3 2 0 1 0 ~ 0 1 0 1 1 0
2 4 6 0 0 1 31(2)
H 0 0 2 2 0 1
~
1 2 2 1 0 0
0 1 0 1 1 0 = (U | P)
0 0 1 1 0 12
1 2 2 1 0 0
0 1 0 0 1 0
U 0 1
K21(-2) 0 0 1 = I3
= 1
0
~
0 0 1 2 2 Q
I3 0 1 0
K31(-2) 0 1 0
0 1 0 0 1
0
1 0 0
1 0 0 1 2 2
N = 0 1 0 = I3
P = 1 1 0 Q = 0 1 0 dan
Jadi 0 0 1
1 0 1 0 0 1
2
Dapat ditunjukkan bahwa PBQ = N = I.
1 2 2
Perhatikan kembali bahwa B = 1 3 2 Dapat dihitung det(B) = - 2 0
2 4 6
= (I3 | P) = (N | P)