Anda di halaman 1dari 29

EKIVALEN

Budi Murtiyasa
Jur. Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Juli 2008
28/11/2017 design by budi murtiyasa 2008 1
EKIVALEN

Rank, OBE/OKE, Matriks Ekivalen,


Bentuk Kanonik, Matriks Elementer,
Dekomposisi A = LU, Bentuk Normal
RANK / PANGKAT

Rank : dimensi dari submatriks yang terbesar yang determinannya tidak nol
2 -3 1 4 2 3 1
Dengan menghilangkan kolom
A= -1 0 -2 3 keempat diperoleh submatriks : 1 0 2
1 1 1
1 -1 1 -1

2 3 1
1 0 2 = 0
1 1 1

Tetapi, jika dari A menghilangkan kolom pertama diperoleh submatriks :


3 1 4 3 1 4

0 2 3 0 2 3 = 8 0
1 1 1 1 1 1

Karena submatriks yang determinannya tidak nol ini berdimensi 3, maka
rank dari A, ditulis r(A) = 3.
Berapakah rank-nya ?
1 3 3

2 1 1 E = 1 4 3 r(E) = 3
A=
1 1 1 r(A) = 2 1 3 4


1 1 2 3

B = 1 1 2 3 r(B) = 1
2 2 4 6

3 1 2
Matriks persegi, yang determinannya
C= 1 2 1 r(C) = 2
tidak nol dikatakan mempunyai rank
1 2 1
penuh, atau matriks nonsingular.
2 0 0
r(D) = 3
Matriks D dan E dalam contoh diatas
D = 0 3 0 mempunyai rank penuh atau
0 0 4 nonsingular.

OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)

Terhadap suatu matriks A dapat dilakukan manipulasi anggotanya


dengan melakukan operasi baris elementer (OBE).

Tipe Simbol arti

I Hij(A) Menukar baris ke i dengan baris ke j dari matriks A


II Hi(k)(A) Mengalikan baris ke i dengan skalar k 0

III Hij(k)(A) Mengalikan baris ke j dengan skalar k 0, kemudian


hasilnya ditambahkan kepada baris ke i.
2 1 1 3 2 1 1 3
A= H3(-1)(A) =
0 2 1 2 0 2 1 2
1 1 1 1 2 2
2 2
1 1 2 2 2 5 3 7
H13(A) =
0 2 1 2 H12(-2)(A) = 0 2 1 2
2 1 1 3 1 1
2 2
OPERASI KOLOM ELEMENTER (OKE)

Terhadap suatu matriks A dapat dilakukan manipulasi anggotanya


dengan melakukan operasi kolom elementer (OKE).

Tipe Simbol arti

I Kij(A) Menukar kolom ke i dengan kolom ke j dari matriks A


II Ki(k)(A) Mengalikan kolom ke i dengan skalar k 0

III Kij(k)(A) Mengalikan kolom ke j dengan skalar k 0, kemudian


hasilnya ditambahkan kepada kolom ke i.
2 1 1 3 2 1 4 3
A= K3(4)(A) =
0 2 1 2 0 2 4 2
1 1 1 1
2 2 8 2
2 3 1 1 2 1 1 5
K24(A) =
0 2 1 2 K41(1)(A) = 0 2 1 2
1 2 1 1
2 1 2 3
Terhadap suatu matriks dapat dilakukan berturut-turut sederetan OBE
dan/atau OKE
1 1 2 1 1 2 1 1 2
H H H21(-3)
A = 3 2 1 3(-2) 3 2 1 43(1) 3 2 1
1 2 1 ~ 2 4 2 ~ 2 4 2 ~

2 3 1 2 3 1
0 1 3

1 1 2 1 1 2 0 1 3
H
0 5 7 H31(2) 0 5 7 41 0 5 7 = B
2 4 2 0 6 2 ~ 0 6 2
~
0 1 3 0 1 3
1 1 2
Perhatikan bahwa dengan lima kali OBE secara berturutan terhadap A
diperoleh matriks baru, misalnya B. Jadi dalam hal ini :
H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2)(A) =B
Matriks B yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE/OKE disebut
matriks-matriks yang ekivalen, dinotasikan A ~ B
Perhatikan kembali :

H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2)(A) = B

Dengan sederetan OBE, A dapat di bawa menjadi matriks baru B. Sebaliknya,


tentu juga ada sederetan OBE yang dapat membawa B kembali ke matriks A.
0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2

B = 0 5 7 H41 0 5 7 H31(-2) 0 5 7 H21(3) 3 2 1
0 6 2 ~ 0 6 2 ~ 2 4 2 2 4 2
~
1 1 2 0 1 3 0 1 3 0 1 3

1 1 2 1 1 2

H43(-1) 3 2 1 H3(-1/2) 3 2 1 = A
1 2 1
~ 2 4 2 ~


2 3 1 2 3 1

Jadi dengan sederetan OBE : H3(-1/2) H43(-1) H21(3) H31(-2) H41 (B) = A
Ini berarti B ekivalen A, ditulis B ~ A
Karenanya operasi OBE (OKE) mempunyai invers (kebalikan).
Perhatikan :

H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2)(A) = B


Sebaliknya,
H3(-1/2) H43(-1) H21(3) H31(-2) H41 (B) = A

Dapat di amati bahwa invers OBE adalah : Analogi, invers OKE :

OBE Invers OBE OKE Invers OKE


1
Hij H1 = H
ij
Kij K
ij = Kij
ij
Hi(k) 1 = H
H
i(k )
i(1/k)
Ki(k) Ki(1k ) = Ki(1/k)

Hij(k)
H 1 = Hij(-k) Kij(k) Kij(1k ) = Kij(-k)
ij ( k )
1 3 2 1 3 2 1 3 2 K 1 3 13
P = 1 4 3 H31(-
H21(1) 32(5)
~ 0 1 1 2) ~ 0 1 1 ~ 0 1 4 = Q
2 5 1 2 5 1 0 1 5 0 1 0

Sebaliknya, mudah diamati bahwa :


1 3 13 1 3 2 1 3 2 1 3 2
K32(-5) H31(2) H21(-1)
Q = 0 1 4 ~ 0 1 1 ~ 0 1 1 ~ 1 4 3 = P
0 1 0 0 1 5 2 5 1 2 5 1

Dalam hal ini P ~ Q atau Q ~ P.

Relasi ekivalen ( ~ ) suatu matriks memenuhi sifat :

1. refleksif, A~A
2. simetri, A ~ B, maka B ~ A

3. transitif, A ~ B, dan B ~ C, maka A ~ C

Dua matriks yang ekivalen mempunyai rank yang sama


Matriks Elementer :
Matriks elementer adalah matriks identitas yang sudah mengalami
satu kali OBE (atau satu kali OKE)
1 0 0

Misalnya I = 0 1 0
0 0 1

Matriks Elementer (baris) Matriks Elementer (kolom)


0 1 0 1 0 0

H12(I) = 1 0 0 = E12 K13(1) (I) = 0 1 0 = F13(1)
0 0 1 1 0 1

1 0 0 1 0 0

H3(-2)(I) = 0 1 0 = E3(-2) K2(-3) (I) = 0 3 0 = F2(-3)
0 0 2 0 0 1

1 0 0 1 0 0

H23(-1) = 0 1 1 = E23(-1) K32(I) =
= F32
0 0 1
0 0 1 0 1 0

Karena OBE/OKE mempunyai invers,
maka matriks elementer tentu juga mempunyai invers

Matris elementer (baris) Invers matriks elementer (baris)


Eij 1 = E
Eij ij

Ei(k) 1 = Ei(1/k)
Ei(k )

Eij(k)
Eij(1k ) = Eij(-k)

Matris elementer (kolom) Invers matriks elementer (kolom)


Fij 1 = Fij
Fij
Fi(k) 1 = Fi(1/k)
Fi(k )

Fij(k) 1 = Fij(-k)
Fij ( k )
Apa keistimewaan matriks elementer ?
1 2 1 2 1 0 0 Jadi :
H31(A) = E31 A
A = 2 1 1 3 I3 = 0 1 0
1 1 1 1 0 0 1 H21(-1)(A) = E21(-1) A

1 1 1 1 0 0 1 OBE identik dengan penggandaan
di depan dengan matriks elementer
H31(A) = 2 1 1 3 E31 = 0 1 0
1 2 1 2 1 0 0 dengan tipe yang sama

1 1 1 1
0 0 1 1 2 1 2

E31 A = 0 1 0 2 1 1 3 = 2 1 1 3 = 31
H (A)
1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 2

1 2 1 2

H21(-1)(A) = 1 3 0 1
1 1 1 1 0 0 1 2 1 2 1 2 1 2
1
E21(-1) A = 1 1 0 2 1 1 3 = 1 3 0 1
1 0 0 0 0 1
E21(-1) = 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 = H21(-1)(A)
0 0 1

1 2 1 2 1 0 00 Jadi :

0 1 00
A= 2 1 1 3 I4 = 0 0 10 K3(-2)(A) = A F3(-2)
1 1 1
1 0
0 01 K14(1)(A) = A F14(1)
1 0 0 0
1 2 2 2 OKE identik dengan penggandaan
F3(-2) = 0 1 0 0
di akhir (belakang) dengan matriks
K3(-2)(A) = 2 1 2 3 0 0 2 0
elementer dengan tipe yang sama
1 1 2 1 0 0 0
1

1 2 1 2 1 0 0 0 1 2 2 2

0 0 = 2
A F3(-2)= 2 1 1 3
1 0
1 2 3 = K3(-2)(A)
0 2
1 1 2 1
0 0
1 1 1 1
0 0 0 1
3 2 1 2
K14(1)(A) = 5 1 1
3 1 2 1 2 1 0 0 0 3 2 1 2
0 1 1

1 0 1 0 0
= 5 1 1 3
A F14(1) = 2 1 1 3 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1
1

0 0 0
1 1
0 0 1
F14(1) = 0 1 0 0
0 0 1 0
= K14(1)(A)
1 1
0 0
1 3 2 1 3 2 1 3 2 K 1 3 13
P = 1 4 3 H31(-
H21(1) 32(5)
~ 0 1 1 2) ~ 0 1 1 ~ 0 1 4 = Q
2 5 1 2 5 1 0 1 5 0 1 0

Dalam hal ini : K32(5) H31(- H21(1) (P) = Q


2)

Atau bisa juga dengan matriks elementer :

E31(-2) E21(1) P F32(5) = Q

1 0 0 1 0 0 1 3 2 1 0 0 1 3 13

0 1 0 1 1 0 1 4 3 0 1 5
= 0 1 4
2 0 1 0 0 1 2 5 1 0 0 1 0 1 0

Dengan O B E dapat : keterangan
Mereduksi matriks menjadi bentuk Rank matriks dapat dilihat dari banyaknya
eselon baris baris yang tidak nol dari bentuk eselon
Mendekomposisi (memfaktorkan) L : matriks segitiga bawah
matriks A menjadi A = LU U : matriks eselon
Mereduksi matriks menjadi Eselon baris tereduksi (EBT) adalah bentuk
reduced row echelon form --- eselon dengan syarat :
bentuk eselon baris tereduksi a. Elemen pivot harus 1,
(EBT) b. Elemen pivot merupakan satu-satunya
unsur yg tidak nol pada kolom di mana
elemen pivot berada

Dari bentuk EBT, jika diteruskan dengan OKE, suatu matriks dapat di bawa
nenjadi bentuk normal.
Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk :
Ir Ir 0
Ir (Ir 0)
0
atau
0 0
dengan r menyatakan rank dari matriks.
MEREDUKSI MATRIKS MENJADI BENTUK ESELON

Ingat kembali tentang matriks eselon :

1. setiap baris yang semua unsurnya nol terletak


sesudah baris yang mempunyai unsur tidak nol;
2. pada setiap baris yang mempunyai elemen tidak nol;
elemen tidak nol yang pertama harus terletak di kolom
sebelah kanan elemen tidak nol baris sebelumnya

Reduksi menjadi bentuk eselon, dan berapa rank nya ?


1 2 1 1 H21(1) 1 2 1 1 H 1 2 1 1 H 1 2 1 1
31(2) 32(-1) =U
A = 1 1 1 2 ~ 0 1 2 3 ~ 0 1 2 3 ~ 0 1 2 3
2 3 1 1 2 3 1 1 0 1 3 1 0 0 1 2

Jadi bentuk eselon dari A adalah :
1 2 1 1 Karena bentuk eselon U mempunyai tiga baris
U=0 1 2 3 yang tidak nol, maka r(U) = 3, dan tentu juga

r(A) = 3.
0 0 1 2
Reduksi menjadi bentuk eselon untuk matriks :
1 2 4 H 1 2 4 H31(1) 1 2 4 H 1 2 4
21(2) 32(-1)
B = 2 3 6 ~ 0 1 2 ~ 0 1 2 ~ 0 1 2 = U
1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 0 0

1 2 4
Bentuk eselon dari B adalah U = Rank dari B adalah r(B) = 2
0 1 2
0 0 0

Reduksi menjadi bentuk eselon untuk matriks :
1 1 2 1 1 2 1 1 2 H 1 1 2
H21(-3) H31(-2) 41(-1) 0 1 8

3 2 2 ~ 0 1 8 0 1 8 ~
C= ~ 0 1 8
2 1 4 2 1 4 0 1 8
0 1
1 0 6 1 0 6 1 0 6 8

1 1 2 1 1 2
H32(-1) H Jadi r(C) = 2
0 1 8 42(-1) 0 1 8 = U
~
0 0 0 ~ 0 0 0

0 1 8 0 0 0

Cari bentuk eselon daro matrik :

1 2 1 2
1 2 1 2

0 1 2 5
A=
2 3 4 1
5 8 9 0 ~ 0 2 4 10

1 2 1 2
~ r(A) = 2
0 1 2 5
0 0 0 0

DEKOMPOSISI MATRIKS A = L U
Untuk sembarang matriks A dengan melakukan OBE tipe II dan III, matriks
A tersebut dapat di dekomposisi sebagai A = L U, dengan L matriks
segitiga bawah, dan U matriks eselon.
Jika A matriks persegi, maka U ini adalah matriks segitiga atas.

Dekomposisikan matriks A = LU, jika :


1 1 2 1
H21(2) 1 1 2 1 H31(-3) 1 1 2 1 H32(1) 1 1 2 1
A = 2 1 1 2 0 3 5 4 ~ 0 3 5 4 ~ 0 3 5 4 = U
~
3 0 1 1 3 0 1 1 0 3 5 4 0 0 0 0

Ini berarti bahwa :
H32(1) H31(-3) H21(2) (A) = U A = E21(-2) E31(3) E32(-1) U = L U
Jadi
E32(1) E31(-3) E21(2) A = U 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
L = 2 1 0 0 1 0 0 1 0 = 2 1 0
P A =U 0 0 1 3 0 1 0 1 1 3 1 1

P-1 P A = P-1 U 1 1 2 1
A =(E32(1) E31(-3) E21(2))-1 U A=LU
dan U = 0 3 5 4
0 0 0 0
A = (E21(2))-1 (E31(-3))-1 (E32(1))-1 U
Dekomposisikan menjadi A = LU, jika :
1 12 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
21(1)
H 31(2)
H H41(1) 32(1)
H
1 2
0 ~ 0 1 2 1 1 0 1
~
2 0 2
~
0 2
A= ~
2 1
1 2 1 1 0 1 3 0 1 3 0 0 5

1
1 1 1 0 0 2 1
1 1 1 1 1 2 1
1 1 2 1 1 2
H42(2) H Jadi :
0 1 2 43(-1)
0 1 2 = U 1 0 0 0 1 1 2
~
0 0 5
~
0 0 5 1 0 1 2
L =
1 0 0
dan U=
0 0 5

0 0 0
1 1 0 0 5

1 0

0 0 0 0
H43(-1) H42(2) H32(1) H41(1) H31(2) H21(1) (A) = U 3 1 1
E43(-1) E42(2) E32(1) E41(1) E31(2) E21(1) A = U A=LU

Jadi L = E21(-1) E31(-2) E41(-1) E32(-1) E42(-2) E43(1)


1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

1 0 = 1
L =
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0

0 1 0 1 1 1 0 1 0 2 1 0 1 0 3 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
MEREDUKSI MATRIK MENJADI BENTUK ESELON BARIS TEREDUKSI (EBT)
Bentuk EBT adalah bentuk eselon yang :
a. Elemen pivot harus 1,
b. Elemen pivot merupakan satu-satunya unsur yg tidak nol pada kolom
di mana elemen pivot berada
1 2 1 1

Reduksi A = 1 1 1 2 menjadi bentuk EBT !
2 3 1 1

Solusi : langkah awal, bawa A menjadi bentuk eselon terlebih dahulu,
kemudian teruskan dengan OBE sehingga dua syarat di atas dipenuhi.
1 2 1 1 1 2 1 1 H 1 2 1 1 1 2 1 1 H
H21(1) 32(-1) H1(-1) 12(2)
A = 1 1 1 2 ~ 0 1 2 3 ~ 0 1 2 3 ~ 0 1 2 3 ~
2 3 1 1 H31(2) 0 1 3 1 0 0 1 2 0 0 1 2

1 0 3 5 H13(-3) 1 0 0 11 Jadi bentuk EBT dari A adalah :

0 1 2 3 ~ 0 1 0 7 1 0 0 11

0 0 1 2
H23(-2) 0 0 1 2 0 1 0 7

0 0 1 2

Telah diketahui dari bentuk EBT, jika diteruskan dengan OKE, suatu matriks
dapat di bawa nenjadi bentuk normal.

Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk :

Ir Ir 0
Ir (Ir 0)
0

atau
0 0
Oleh karena itu, untuk sembarang matriks A, maka dengan OBE dan OKE
dapat di bawa menjadi bentuk normal N, sedemikian hingga :
Hp . . H3 H2 H1 A K1 K2 K3 . . KQ = N
Ep . . E3 E2 E1 A F1 F2 F3 . . FQ = N
P A Q =N
Di mana P adalah hasil penggandaan (perkalian) matriks elementer baris
dan Q adalah hasil penggandaan matriks elementer kolom.
Bergantung pada cara melakukan OBE dan OKE, banyaknya matriks P
dan Q tidak tunggal. Tetapi setiap P mempunyai tepat satu pasangan Q
sehingga P A Q = N.
Bagaimana mendapatkan matriks P dan Q sehingga P A Q = N ?

Karena P merupakan hasil penggandaan matriks elementer baris, maka


P dapat dicari dengan jalan melakukan OBE terhadap I (identitas) dengan
tipe OBE yang sama terhadap A sedemikian hingga A tereduksi menjadi
bentuk eselon atau bentuk eselon baris tereduksi (EBT).
Pada saat A tereduksi menjadi bentuk eselon atau bentuk EBT, maka I
(identitas) akan tereduksi menjadi matriks baru, yaitu matriks P.
Jadi (A | I) ~ (U | P)

Sedangkan Q merupakan hasil penggandaan matriks elementer kolom,


maka Q dapat dicari dengan jalan melakukan OKE terhadap I (identitas) dengan
tipe OKE yang sama terhadap A (yang telah tereduksi menjadi U), sedemikian
hingga U ini tereduksi menjadi bentuk normal N.
Pada saat U tereduksi menjadi bentuk normal N, maka I (identitas) akan
Tereduksi menjadi matriks baru, yaitu matriks Q.
U N

Jadi ~
I Q

1 1 1 2
Cari matriks P dan Q sehingga PAQ = N, jika A = 3 3 2 4
2 2 1 2
Solusi :
1 1 1 2 1 0 0 H21(3) 1 1 1 2 1 0 0 H32(1)

(A | I3) = 3 3 2 4 0 1 0 ~ 0 0 1 2 3 1 0 ~
2 2 1 2 0 0 1 H31(-2) 0 0 1 2 2 0 1

1 1 1 2 1 0 0
H1(-1) 1 1 1 2 1 0 0 H
12(1)
1 1 0 0

2 1 0

0 0 1 2 3 1 0 0 0 1 2 3 1 0 ~ 0 0 1 2 3 1 0 = (U | P)
0 0 0 0 ~
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1

1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

0 1 2
0 0 0 1 0 0 1 0 0
I2 O
U 0 0 0 0 K21(1) 0 0 0 0 23
K 0 0 0 0 N



= 1

0 0 0 ~

1

1 0 0 ~

1

0 1 0 = O O =
I 0 1 0 0 K43(2) 0 1 0 0 0 0 1 0
Q Q
4

0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 2

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 0
2 1 0 I2 O

dan Q=
0 0 1 0 serta N=
Jadi P = 3 1 0 0
1 1 1 1 0 2 O O

0 1
0 0

Dapat di cek kebenarannya bahwa : P A Q = N

Dari bentuk normalnya, dapat diketahui bahwa rank dari A adalah r(A) = 2.

1 2 2

Cari bentuk normal dari matriks B = 1 3 2
2 4 6
Solusi :
1 2 2 1 0 0 H21(-1) 1 2 2 1 0 0
H3(-1/2)
(B | I3) = 1 3 2 0 1 0 ~ 0 1 0 1 1 0
2 4 6 0 0 1 31(2)
H 0 0 2 2 0 1
~

1 2 2 1 0 0

0 1 0 1 1 0 = (U | P)
0 0 1 1 0 12

1 2 2 1 0 0

0 1 0 0 1 0
U 0 1
K21(-2) 0 0 1 = I3
= 1
0
~
0 0 1 2 2 Q
I3 0 1 0
K31(-2) 0 1 0

0 1 0 0 1
0
1 0 0
1 0 0 1 2 2
N = 0 1 0 = I3
P = 1 1 0 Q = 0 1 0 dan
Jadi 0 0 1
1 0 1 0 0 1
2
Dapat ditunjukkan bahwa PBQ = N = I.
1 2 2

Perhatikan kembali bahwa B = 1 3 2 Dapat dihitung det(B) = - 2 0
2 4 6

Ini berarti r(B) = 3. Amati bahwa B matriks persegi dengan determinan 0,


atau matriks B nonsingular, serta matriks B ini mempunyai bentuk normal
berupa matriks I. Dengan kata lain, B ekivalen dengan matriks I.
Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya
tidak sama dengan nol), maka matriks A ekivalen dengan matriks
I (identitas). Atau dengan kata lain, selalu ada matriks P dan Q
sehingga PAQ = I

Perhatikan kembali kasus matriks B, di atas, yaitu :


1 2 2 1 0 0 H 1 2 2 1 0 0
21(-1) H3(-1/2)
(B | I3) = 1 3 2 0 1 0 ~ 0 1 0 1 1 0
2 4 6 0 0 2 ~
0 0 1 H 31(2)
2 0 1
1 2 2 1 0 0
Sampai di sini bisa saja diteruskan
0 1 0 1 1 0 = (U | P)
0 0 1 1 0 12
melakukan OBE, sehingga :

1 2 2 1 0 0 H 1 0 2 3 2 0 H13(-2) 1 0 0 5 2 1
12(-2)
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
0 1 0 ~ 0 ~
1 0 0 1
0 0 1 1
1 0 2 0 1 1 0 2 1 0 12

= (I3 | P) = (N | P)

Amati bahwa B matriks persegi nonsingular, dengan hanya melakukan OBE,


matrik B dapat direduksi menjadi bentuk normal N = I.
Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya
tidak sama dengan nol), dengan hanya melakukan OBE maka
matriks A dapat direduksi menjadi matriks I (identitas).
Atau dengan kata lain, selalu ada matriks P sehingga PA = I

Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya


tidak sama dengan nol), dapat juga ditunjukkan bahwa hanya
melakukan OKE maka matriks A dapat direduksi menjadi matriks
I (identitas). Atau dengan kata lain, selalu ada matriks Q
sehingga A Q = I
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, jika A matriks persegi nonsingular,
selalu ada matriks nonsingular P dan Q sedemikian hingga :
1. P A Q = I (melakukan OBE dan OKE terhadap A)

2. P A = I (hanya melakukan OBE terhadap A)

3. A Q = I (hanya melakukan OKE terhadap A)

Anda mungkin juga menyukai