Anda di halaman 1dari 21

Dessy Dwiyanti, S.

Si, MBA
Matematika Ekonomi 1

BAB 10. MATRIKS DAN DETERMINAN

1. Pengertian matriks
Matriks  kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur
dalam baris dan kolom yang membentuk suatu persegi
panjang, serta termuat diantara sepasang tanda kurung.
2. Operasi dasar matriks

Berlaku Kaidah Komutatif : A +B = B+A


Kaidah Asosiatif : A + ( B+C) = (A + B) +C = A+B+C

b. Perkalian Matriks dengan Skalar

 Jika k adalah suatu bilangan skalar dan matriks A=(aij ) maka


matriks kA=(kaij ) adalah suatu matriks yang diperoleh dengan
mengalikan semua elemen matriks A dengan k.

 Contoh: 4 A
Berlaku kaidah Komutatif : kA = Ak
Kaidah Distributif : k (A+B) =kA +kB

c. Perkalian Antarmatriks

 Syarat perkalian Antarmatriks adalah jumlah banyaknya kolom


pada matriks pertama sama dengan jumlah banyaknya baris
matriks kedua.
 Jika matriks A berukuran mxn dan matriks B berukuran nxp maka
hasil dari perkalian A*B adalah suatu matriks C=(c ij ) berukuran
mxp dimana

Berlaku Kaidah Asosiatif : A (BC) = (AB)C = ABC


Kaidah Distributif : A( B+C) = AB + AC
(A+B)C = AC +BC
3. Transpose suatu matriks
Jika A adalah suatu matriks m x n, maka tranpose A dinyatakan
oleh A dan didefinisikan dengan matriks n x m yang kolom
pertamanya adalah baris pertama dari A, kolom keduanya adalah
baris kedua dari A, demikian juga dengan kolom ketiga adalah baris
ketiga dari A dan seterusnya.

3.1 Transpose Penjumlahan dan Pengurangan


Ubahan dari jumlah atau selisih beberapa matriks adalah
jumlah atau selisih matriks-matriks ubahannya
t t t
(Am x n + Bm x n + Cm x n)= A nxm +B nxm+ C nxm

kaidah komutatif : (A+B)t = (B+A)t atau At + Bt =Bt + At


kaidah Asosiatif : { A + (B+C)}t = {(A+B)+C}t = At +Bt +Ct

3.2 Transpose Perkalian


Ubahan dari perkalian matriks dengan skalar adalah perkalian
scalar dengan matriks ubahannya.

(kA)t = kAt

Ubahan dari perkalian antarmatriks adalah perkalian matriks-


matriks ubahannya dengan urutan yang terbalik
t t t t
(Am x n x Bn x p x Cp x q) = C q x p x B p x n x A n x m
4. Beberapa matriks dengan jenis khusus
 Matriks Balikan
Matriks balikan (inverse matrix)  matriks yang apabila
dikalikan dengan suatu matriks bujursangkar menghasilkan
sebuah matriks satuan. Jika A merupakan sebuah matriks
bujursangkar, maka balikannya ditulis dengan notasi A-1
Contoh:

 Matriks Skalar
Suatu matriks diagonal dikatakan sebagai matriks skalar jika
semua elemen-elemen yang terletak pada diagonal utamanya
memiliki nilai yang sama, misalnya,

9 0 5 0 0
   
 0 9  0 0
 5
 0 5
 
0

Referensi :
1. Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi Pengarang : Dumairy
Penerbit : BPFE – Yogyakarta
2. http://p4tkmatematika.org/
3. http://www.idomaths.com/id/matriks.php
E. TRANSFORMASI ELEMENTER DAN MATRIKS EKUIVALEN
Yang dimaksud dengan transformai pada baris atau kolom
suatu matriks A adalah sebagai berikut.

1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran


kolom ke-i dan kolom ke-j dan ditulis Hij(A) untuk
transformasi baris dan Kij(A) untuk transformasi kolom.
Contoh :
a. Penukaran baris
1 2 0 2 3 1
2 3 1 1 2 0
A= 0 1 1 H12(A) 0 1 1

H12(A) berarti menukar baris ke-1 matriks A dengan


baris ke-2
b. Penukaran kolom
1 2 0 1 0 2
2 3 1 2 1 3
A= 0 1 1 K23(A) 0 1 1

K13(A) berarti menukar kolom ke-2 matriks A dengan


kolom ke-3
2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h0,
ditulis Hi(h)(A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar
k0, ditulis Ki(k)(A).
Contoh :
1 2 0
1 2 0 1 2 0
2 3 1
-4 -6 -2 2 3 1/2
A= 0 1 1
H2
(-2)
(A)= 0 1 1
K3(1/2)(A)= 0 1 1/2
3. Menambah kolom ke-i dengan k kali kolom ke-j, ditulis
Kij (k)(A) dan menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j,
ditulis Hij(h)(A).
Contoh :
1 2 0 1 2 0
2 3 1 H23(-1)(A) 2 2 0
A= 0 1 1 0 1 1

H2 + (-1*H3)

(2)
K (A) 1 2 2
31 2 2 5
0 1 1

K3 + (2*K1)

MATRIKS EKUIVALEN

Dua buah matriks A dan B disebut ekuivalen (A~B) apabila


salah satunya dapat diperoleh dari yang lain dengan
transformasi-transformasi elementer terhadap baris dan kolom.
Kalau transformasi elementer hanya terjadi pada baris saja
disebut ELEMENTER BARIS, sedangkan jika transformasi terjadi
pada kolom saja disebut ELEMENTER KOLOM.
Contoh :
2 3 1 4 1 0

A= 4 1 0 dan B= 2 3 1

A dan B adalah ekuivalen baris karena jika kita


mempertukarkan baris ke-1 dengan baris ke-2 pada matriks A
atau H12(A), maka akan didapat matriks B.
3 0 2 1 K12 (1) 3 0 2 1

A= 4 1 3 1 5 1 3 1

K1+(1*K2)

3 0 2 1 H12 5 1 3 1
5 1 3 1 3 0 2 1
F. Menghitung nilai Determinan suatu matriks
6. Matriks persegi yang mempunyai baris atau kolom nol,
determinannya adalah nol.

7. Determinan dari suatu matriks persegi yang mempunyai dua


baris atau kolom yang sama adalah sama dengan nol.

8. Nilai determinan adalah nol jika semua unsurnya sama


2 2 2
2 2 2 =8+8+8–8–8–8=0
2 2 2

9. Nilai determinan adalah nol jika unsur-unsur pada salah satu


baris atau kolom semuanya nol
2 6 5
1 3 4 =0+0+0–0–0–0 =0
0 0 0

10.Determinan dari suatu matriks diagonal adalah hasilkali


unsur-unsur diagonalnya
2 0 0
0 3 0 = 2 x 3 x 9 = 54
0 0 9
11.Jika nilai determinan dari suatu matriks sama dengan nol,
matriksnya dikatakan singular dan tidak mempunyai
balikan (invers)

12.Jika nilai determinan dari suatu matriks tidak sama


dengan nol, matriksnya dikatakan non-singular dan
mempunyai balikan (invers)

G. MINOR DAN KOFAKTOR


MINOR unsur aij determinan yang berasal dari
determinan orde ke-n tadi dikurangi dengan baris ke-i dan
kolom ke-j. Minor dinotasikan dengan Mij

Contoh:
 a11 a a13 

12

a a
a22 a23  22 23
A M 11 
a21 a 32 a 33
a a a 
 31 32 33 

 a11
a12 a13 a14  a22 a23 a24
 a22 a23 a24 
 M a a a
aA21
a a a 11 32 33 34

a
 31 32 33 34
 a a a
 a41 a42 a43 a44  42 43 44

KOFAKTOR dari baris ke-i dan kolom ke-j dituliskan


dengan
Contoh:

 2 1 1
 
A=  1
3 4
  2 1 
 1

43
C11 = (-1)1+1 M11 = (-1)2 = 1 (7) = 7 C22 = M22 = 0
1 1
1 4
C12 = (-1)1+2 M12 = (-1)3 = (-1) (9) = -9 C23 = - M23 = 0
 1
2

1 3
C13 = (-1)4 M13 = M13 =
 =5 C31 = M31 = 7
2 1
1 1
C21 = (-1)3 M21 = - M21 = -
1 =0 C32 = - M32 = - 9
1
C33 = M33 = 5

H. Matriks Singular dan non-singular

Cara menentukan matriks tersebut Singular atau non-


singular adalah :

 Jika nilai determinan dari suatu matriks sama


dengan nol, matriksnya dikatakan singular dan tidak
mempunyai balikan (invers)

 Jika nilai determinan dari suatu matriks tidak sama


dengan nol, matriksnya dikatakan non-singular dan
mempunyai balikan (invers)
I. Rank matriks
J. Matriks Invers
Matriks invers dari suatu matriks A adalah matriks B yang
apabila dikalikan dengan matriks A memberikan satuan I
AB = I
 Notasi matriks invers : A1
 Sebuah matriks yang dikalikan matriks inversenya akan
menghasilkan matrik satuan: 1
A AI
Contoh :
a b 1 d  b
 
A 1
A 

  Maka  atau
 c d  ad  bc  c a

A1 = adj. A = kofaktor yang di transpose kan


Det A Det A

K.Penyelesaian Sistem Persamaan Linier

Penyelesaian system persamaan linier menggunakan


matriks dapat melalui metode balikan maupun
metode Cramer.

1. Metode Balikan
Contoh :
2. Metode Cramer
Untuk menghitung variable x, dapat dilakukan dengan
cara membagi determinan-determinannya

Contoh :

Referensi :
4. Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi Pengarang : Dumairy
Penerbit : BPFE – Yogyakarta
5. http://p4tkmatematika.org/
6. http://www.idomaths.com/id/matriks.php

Anda mungkin juga menyukai