KADAR
KLORAMFENIKOL
Nitrimetri atau Diazotasi adalah titrasi dengan
menggunakan larutan baku NaNO2. Metoda ini didasarkan atas
reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam, membentuk garam diazonium. Reaksi diazotasi dapat
dituliskan :
INDIKATOR NITRIMETRI
TAT dapat diketahui dengan menggunakan indikator dalam, indiKator luar ataupun
secara potensiometrik. Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
1. Dengan Indikator Dalam (visual)
Dengan indicator dalam, dengan tropeolin 00 (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes).
Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari merah violet menjadi biru
sampai biru hijau. Terjadinya perubahan ini disebabkan karena kelebihan HNO2 akan
menoksidasi tropeolin OO menjadi senyawa yang tidak berwarna, sedangkan biru
metil tidak mengalami perubahan sehingga yang nampak hanya warna biru metil.
M E TO D E YAN G B AI K U N T U K P E N E TAPAN T I T I K AK H I R N I T R I M E T R I
AD AL AH M E TO D E P O T E N S I O M E T R I D E N G AN M E N G G U N AK AN
E L E C T R O D E K O L O M E L P L AT I N A YAN G D I C E L U P K AN K E D AL AM
N I T R AT. PAD A S AAT T I T I K AK H I R T I T R AS I ( AD AN YA K E L E B I H AN
AS AM N I T R I T ) , AK AN T E R J AD I P E R U B AH AN AR U S YAN G S AN G AT
TAJ AM S E K I TAR + 0 , 8 0 V O LT S AM PAI + 0 , 9 0 V O LT. M E TO D E I N I
S AN G AT C O C O K U N T U K S AM P E L D AL AM B E N T U K S E D I AAN S I R U P
B E RWAR N A
HAL-HAL YANG PERLUDIPERHATIKAN DALAM
NITRIMETRI
Suhu : saat melakukan titrasi, suhu harus berada antara 5-15 C, walaupun
sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang
lebih rendah yaitu 0-5 C. Pada temperatur 5-15 C digunakan KBr sebagai
stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan pada suhu tinggi karena :
HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi
Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol
Keasaman : Titrasi ini berlangsung pada pH 2 hal ini dibutuhkan untuk :
Mengubah NaNO 2 menjadi HNO 2
Pembentukan garam diazonium
Kecepatan Reaksi : Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar
reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan
pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1
ml/menit, lalu menjelang titik akhir menjadi 2 ml/menit. Karena asam nitrit
terbentuk pada suasana asam, penambahan KBr pada titrasi nitrimetri
diperlukan sebagai :
Katalisator : untuk mempercepat reaksi, karena KBr dapat mengikat NO2
membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan reaksi tautomerasi dari bentuk
keto dan langsung membentuk enol.
Stabilisator : untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.
a. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis
primer bebas seperti sulfanilamid.
Alat :
Botol semprot , baskom , erlenmeyer , gelas kimia , pipet tetes , termometer ,gelas ukur ,corong
,buret,statip,tisue, kertas timbang.
Bahan :
Aquadest
Alumunium foil
HCL pekat
Kertas ind.kanji
Kloramfenikol
Natrium nitrit
Es batu
PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan NaNO2 0,1 N
1. Timbang sulfanilamid yang sebelumnya telah dikeringkan selama 3 jam di dalam oven.
2. Masukkan dalam erlenmeyer dan tambahkan 50 ml aquadest dan 5 ml HCl, aduk hingga larut.
3. Dinginkan pada suhu 15o C.
4. Titrasi dengan NaNO2 0,1 N. Masukkan pengaduk kaca yang dicelupkan ke dalam larutan titrasi. Oleskan
pada pasta kanji iodide.
5. TAT menunjukan warna biru.
B. Penetapan kadar
1. Sampel di timbang dengan seksama (2/3 x kesetaraan x volume buret), masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
2. Ditambahkan 5 ml HCl p dan 1 gram serbuk zink sedikit demi sedikit.Kemudian tambahkan kembali 2 ml HCl.
3. Dinginkan dengan suhu 15o C. Tambahkan 3 gram kalium bromida.
4. Di titrasi dengan NaNO2 0,1 N. Titik akhir titrasi di tandai dengan warna biru yang terlihat pada pasta kanji
yang di oleskan sampel.