Anda di halaman 1dari 10

Proses Berpikir dan Pemecahan

Masalah
Oleh :Yongwan Nyamin
Pengertian berpikir
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau
secarakognitif.
Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi
kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan
dalam long term memory.
Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa
atau item.
menurut Drever (Walgito, 1997) berpikir adalah melatih ide-ide dengan
cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
Solso dalam Khodijah, (2006) berpikir adalah sebuah proses dimana
representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan
interaksi yang kompleks atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi,
logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut terdapat ada tiga pandangan dasar tentang
berpikir, yaitu :
1. berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran
tetapi dapat diperkirakan dari perilaku.
2. berpikir merupakan sebuah proses yangmelibatkan beberapa manipulasi pengetah
uang dalam sistem kognitif.
3. berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau
diarahkan pada solusi.
Macam-macam berpikir
a. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya,
misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat
membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan
terbakar.
b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana
tertentu secara teratur dan cermat, misalnya Ada dua hal
yang bertentangan penuh tentunya tidak dapat bersatu
pada saat sama dalam satu kesatuan, seperti air dan
minyak.
c. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah
mengkhayal, fantasi atau wishful thinking. Dengan berpikir
autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan
melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
d. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning).
Cara berpikir
a. Berpikir Induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpiir yang berlangsung dari khusus menuju
kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai
fenomena, kemudian menarik kesimpula-kesimpulan bahwa ciri-ciri/sifat-sifat itu terdapat
pada semua jenis fenomena tadi.
b. Berpikir Deduktif
Sebaliknya dari berpikir induktif, maka berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang
umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori
ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
c. Berpikir Analogis
Analogi berarti persaman atau perbandingan. Berpikir analogis adalah berpikir dengan jalan
menyamakan atau memperbandingkan penomena-penomena yang biasa/pernah dilami.
Didalam cara berpikir ini,orang beranggapan bahwa kebenaran dari phenomena-penomena
yang pernah dialaminya berlaku pula bagi phenomena yang sekarang. Kesimpulan yang
diambil dari berpikir analogis ini kebenarannya lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya
ditentukan oleh faktorkebetulan dan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat dengan
kata lain validitasnya kebenarannya sangat rendah.
Proses berpikir
Proses atau jalannya berpikir , pada pokoknya ada empat langkah, yaitu :
a. Pembentukan Pengertian : pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi
satu. Misalnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-cirinya, contohnya manusia Indonesia, ciri
cirinya adalah makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang, berambut hitam, dan untuk manusia Eropa, ciri-
cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka.
2) Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana
yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada
contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
b. Pembentukan Pendapat yaitu menggabungkan atau memisah beberapa pengertian menjadi suatu tanda
yang khas dari masalah itu.
Pendapat dibedakan menjadi tiga macam :
1) Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas menyatakan sesuatu, misalnya si Fani itu rajin, si Tari itu
pandai, dsb.
2) Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tidak adanya da sesuatu hal, misalnya si Ihsan tidak
marah, si Roni tidak bodoh, dsb.
3) Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang menerangkan kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat
pada suatu hal, misalnya hari ini mungkin hujan, si Lisna mungkin tidak datang, dsb.
c. Pembentukan Keputusan : yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan adalah hasil
perbuatan akal untuk membentuk
pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:
1) Keputusan dari pengalaman-pengalaman, misalnya: kemarin Roni duduk dikursi yang panjang dimuka ruangan kelas
dsb.
2) Keputusan dari tanggapan-tanggapan, misalnya: Kucing kami menggigit seorang Paman pentol, dsb.
3) Keputusan dari pengertian-pengertian, misalnya: berdusta adalah tidak baik, bunga itu indah, dsb.
d. Pembentukan kesimpulan, yaitu menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.
.
Macam Macam Kegiatan Berfikir
1. Berfikir asosiatif
a. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya
ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan
sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
b. Asosiasi bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang
makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang belum sempat
diberi makanan atau hal lainnya
c. Asosiasi terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang
membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau
modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi
lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
d. Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
e. Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini
kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
f. Berfikir artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan
pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para
seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan
sebelumnya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada
pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
a. Berfikir analitis
Berpikir AnalitisadalahBerpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menuju
jawaban yang tunggal.)
b. Berfikir kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru
antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan
sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya untuk
memperoleh lebih dari satu jawaban.
Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang
dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan
buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari
lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf.
Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain angka-
angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan
dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
Pemecahan masalah
Pengertian Pemecahan Masalah
Santrock (2005) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan
upaya untuk menemukan cara yang tepat dalam mencapai tujuan ketika
tujuan dimaksud belum tercapai (belum tersedia).
Davidoff (1988) bahwa pemecahan masalah adalah suatu usaha yang cukup
keras yang melibatkan suatu tujuan dan hambatan-hambatannya. Seseorang
yang menghadapi satu tujuan akan menghadapi persoalandan dengan
demikian dia akan terpacu untuk mencapai tujuan itu dengan berbagai cara.
Hunsacker menurut (Lasmahadi, 2005) bahwa pemecahan masalah
merupakan suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang
terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu
bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan
(decision making), yang didefinisikan sebagai mengambil solusi terbaik dari
sejumlah alternatif yang tersedia.
Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil
dari pemecahan masalah yang dilakukan.
Jadi secara singkat pemecahan masalah adalah formulasi jawaban baru,
keluar dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk
menciptakan solusi/jalan keluar dari sebuah masalah (problem).
Strategi Dalam Pemecahan Masalah
1. Strategi Menyeluruh
Di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan
dipecahkan untuk keseluruhan itu.
2. Strategi Detailistis
Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan
dipecahkan bagian demi bagian.
3. Proses pemecahan masalah ada 5tahap, yaitu:
a. Mengatasi dengan pemecahan yang rutin misalnya: mobil
mogok, anda starter berkali-kali.
b. Menggali memori untuk mengetahui cara apa saja yang efektif
pada masa lalu.
c. Mencoba segala kemungkinan cara yang ada, ini biasa disebut
pemecahan mekanis.
d. Menggunakan lambang-lambang verbal dan grafis untuk
mengatasi masalah.
e. Introspeksi diri, ini biasa disebut dengan Aha Erlebnis
(pengalaman aha), atau insight solution.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir
http://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-
berpikir-dan.html
http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Rakhmat Jalaluddin, 2005. Psikologi komunikasi. Bandung: PT remaja
rosdakarya
Partanto Pius A, Al Barry M Dahlan. 2001. Kamus ilmiah populer.
Surabaya: Arkola

Anda mungkin juga menyukai