Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

OS UVEITIS ANTERIOR DAN ODS


KATARAK SENILIS IMATUR

Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. Raharjo Kuntoyo, Sp.M

Adhi Pradana W H2A012065

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU


PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
DELANGGU
2017
Pemeriksaan Pasien
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 50 Tahun
Alamat : Gatak, Wadung Getas,
Wonosari, Klaten
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Kawat
Status : menikah
II. Anamnese
Anamnese dilakukan secara autoanamnese pada
tanggal 02 Juni 2017 pukul 10.00 wib di Poli Mata
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Delanggu (RSU PKU Muhammadiyah Delanggu)
Keluhan utama : Mata Kiri sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh mata sakit kurang lebih sejak
setengah bulan yang lalu (15 hari). Sakit dirasakan
cekot-cekot terutama pada bagian mata sebelah
kiri. Keluhan dirasakan setelah terkena kawat pada
bagian mata atau ujung mata dekat pelipis.
Semakin hari semakin memburuk dan tidak ada
perbaikan setelah diberi obat tetes mata oleh dokter
umum dua kali.
Pasien juga mengeluhkan nerocos terutama bila
mengangkat beban berat bersamaan dengan sakit cekot
cekot, mata terasa bengkak dan terasa panas. Pasien
juga mengeluhkan kadang mata kabur seperti melihat
kabut putih terutama jarak dekat dan silau saat melihat
cahaya atau lampu. Pasien juga mengeluhkan mata
merah hampir seluruh mata kecuali dekat limbus
sebelah temporal tampak daerah putih tempat
terjadinya trauma kawat, darah (-).
Pasien mengeluhkan keluhan lain seperti mata
kiri mengganjal, gatal (-), sekret (-),melihat
terowongan (-),melihat pelangi (-), benda asing
serpihan kawat tersebut (-), pusing (-), demam
(-), mual muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Trauma : diakui,15 hari
lalu terkena kawat, berdarah diobati 2 kali dengan
tetes mata tidak ada perubahan sampai sekarang
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat penyakit mata atau
sistemik lain : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat hipertensi : diakui
Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi
Pasien berobat dengan biaya BPJS
Pasien bekerja sebagai karyawan pabrik bagian
merangkai kawat
Merokok (-)
Riwayat pemakaian kacamata: disangkal
Riwayat pemakaian softlens : disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 02
Juni 2017 pada pukul 10.00 WIB di Poli Mata
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu
(RSU PKU Muhammadiyah Delanggu)
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Respiratory rate : 22 x/menit
Suhu :-
STATUS GIZI
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 164 cm
STATUS GENERALIS
Kepala : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
STATUS OFTALMOLOGIS
OD OS
Visus 6/60 tanpa koreksi 3/60 tidak dikoreksi
koreksi
Sensus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Coloris
Pergerakan Bebas segala arah Bebas segala arah
bola mata

Kedudukan Ortoforia Ortoforia


bola mata

Supersilia Madarosis (-) Madarosis (-)


Tumbuh penuh Tumbuh penuh normal
normal
Silia Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Distrikiasis (-) Distrikiasis (-)
Palpebra superior Oedem (-) Oedem (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)

Fisura Palpebra Normal Normal


Palpebra inferior Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Spasme (-) Spasme (-)
Massa (-) Massa (-)
Konjungtiva Sekret (-) Sekret (-)
palpebra superior Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Cobble stone (-) Cobble stone (-)
Giant papil (-) Giant papil (-)
Udem (-) Udem (-)
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)

Konjungtiva Sekret (-) Sekret (-)


palpebra inferior Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Cobble stone (-) Cobble stone (-)
Giant papil (-) Giant papil (-)
Udem (-) Udem (-)
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Konjungtiva Injeksi konjungtiva Injeksi konjungtiva (+)
forniks dan bulbi (-) Injeksi silier (+)
Injeksi silier (-) Sekret (-)
Sekret (-) Corpus alienum (-)
Corpus alienum (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Kornea Jernih Keruh
Infilrat (-) Infiltrat(-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Sensibilitas kornea Sensibilitas kornea (+)
(+) Udem (+)
Udem (-) Arkus senilis (+)
Arkus senilis (+) Neovaskularisasi (-)
Neovaskularisasi (-)
COA Jernih Keruh
Tindal efek (-) Tindal efek (+)
Kedalaman Keratik Presipitat (+)
bagian bayangan Kedalaman bagian bayangan
pada iris pada iris
Iris Kripte tidak melebar Kripte melebar
Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (-)
Sinekia anterior (-) Sinekia anterior (-)
Udem (-) Sinekia posterior (+)
Iris shadow (+) Udem (+)
Pupil Bulat, Sentral, Reguler bulat (-), oval Sentral,
Isokor irreguler seperti daun
Diameter 3 mm semanggi atau iris
Refleks direk/indirek bombans, Anisokor
(+/+) N Diameter 2 mm
Refleks direk/indirek (+/+)
lambat
Lensa Kekeruhan (+) tidak Kekeruhan (+) tidak
merata merata
Bentuk bikonveks Bentuk bikonveks
Fundus Refleks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pandang
Tekanan Normal Normal
bolamata
digital
Tes Fluorescein Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
IV. RESUME :
Pasien mengeluh mata sakit kurang lebih sejak
setengah bulan yang lalu (15 hari). Sakit dirasakan cekot-
cekot terutama pada bagian mata sebelah kiri. Keluhan
dirasakan setelah terkena kawat pada bagian mata atau
ujung mata dekat pelipis. Semakin hari semakin
memburuk dan tidak ada perbaikan setelah diberi obat
tetes mata oleh dokter umum dua kali. Pasien juga
mengeluhkan nerocos terutama bila mengangkat beban
berat bersamaan dengan sakit cekot cekot, mata terasa
bengkak dan terasa panas.
Pasien juga mengeluhkan kadang mata kabur seperti
melihat kabut putih terutama jarak dekat dan silau saat
melihat cahaya atau lampu. Pasien juga mengeluhkan mata
merah hampir seluruh mata kecuali dekat limbus sebelah
temporal tampak daerah putih tempat terjadinya trauma
kawat, darah (-)
Pasien mengeluhkan keluhan lain seperti mata kiri
mengganjal, gatal (-), sekret (-),melihat terowongan(-
),melihat pelangi (-), benda asing serpihan kawat tersebut (-
), pusing (-), demam (-), mual muntah (-). Riwayat Trauma
mata diakui 3 bulan lalu, riwayat hipertensi diakui
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, tanda vital normal, status gizi
baik, status generalis dalam batas normal, status
optalmologis didapatkan visus OD 6/60, OS 3/60 keduanya
tanpa koreksi. Mata kanan arcus senilis (+), iris shadow
(+), kekeruhan lensa tidak merata (+), lainnya dalam batas
normal,
Mata kiri ditemukan konjungtiva palpebra superior dan
inferior hiperemis, konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva
(+), injeksi siliar (+), arcus senilis (+), kornea keruh, udem
(+), COA kedalaman dangkal < bagian bayangan iris, Iris
kripte melebar, keruh odem (+), sinekia posterior (+), pupil
permukaan tidak rata (ireguler) seperti daun semanggi atau
iris bombans, ditengah, diameter 2 mm, miosis, anisokor,
reflek Direk/Indirek (+) lambat, lensa keruh tidak merata.
Tekanan bola mata digital dalam batas normal.
VI. ASSESMENT
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaa
n Penunjang
1. Mata kiri sakit 1. Visus OD 6/60 OS 3/60 n.c. -
2. Mata Cekot-cekot 2. Mata kanan arcus senilis, iris shadow (+),
3. Mata nerocos lensa keruh tidak merata
4. Terasa bengkak 3. Mata kiri konjungtiva palpera sup & inferior
5. Terasa panas hiperemis
6. Memburuk saat 4. Injeksi siliar dan konjungtiva
mengangkat beban 5. Kornea keruh, udem
7. Mata meerah 6. COA dangkal
8. Mata kabur 7. Iris kripte melebar, keruh odem, sinekia
9. Mata silau posterior
10. Mata mengganjal 8. Pupil ireguler seperti daun semanggi,
11. R. Trauma 3 bulan ditengah, diameter 2 mm, miosis, anisokor,
lalu reflek Direk/Indirek (+) lambat,
12. R. HT diakui 9. lensa keruh tidak merata
V. DIAGNOSIS

Deferensial Diagnosis :
OS OD
OS Uveitis Anterior 1. Katarak Senilis
OS Uveitis Posterior
OS Panuveitis
OS Glaukoma Akut
OS Keratokonjngtivitis
OS Katarak Senilis

Diagnosis kerja:
OS Uveitis Anterior
ODS katarak Senilis Immatur
VIII. INSIAL PLAN
Diagnosis : OS Uveitis Anterior
Lp. Dx
S : -
O : Keratoskop placido, Funduskopi, Tonometri
Schiotz, Non Contact Tonometri, Gonioskopi, riwayat
traiuma, mencari fokal infeksi bila ada (test TORCH,
VDRL)
Tata laksana farmakoterapi :
R/ Xitral eye drops fl no.I
S 4 dd gtt II OS
R/ Tropin eyedrops fl no.I
S 2 dd gtt II OS
R/ Metyl Prednisolon 4 mg No.XV
S 2-1-0
R/ Glaukon (Acetazolamide) 250 mg. Tab No V
S 2 dd tab I
Tatalaksana non farmakologi
Menutup sementara mata kiri setelah diberi obat
siklpegik (tropin) dengan kassa dan kaca
pelindung mata
Pemberian kompres air hangat
Monitoring :
Monitoring penglihatan (tajam penglihatan )
Pengukuran tekanan intraocular,
Pemeriksaan dengan menggunakan slitlamp,
untuk menilai cel dan flare,
Evaluasi 1 minggu lagi terhadap tanda gejala
klinis dan respon terapi.
Edukasi :
Pasien diminta untuk menjaga heginitas
Pasien diminta mengurangi aktivitas atau
istirahatkan mata
Pasien saat berpergian menggunakan kacamata
atau pelindung mata
Pemberian edukasi tentang kemungkinan
tindakan operatif katarak pada mata kanan dan
kiri bila sudah tidak bisa melihat dengan jelas
ODS Katarak Immatur
Lp. Dx
S : -
O : Funduskopi
Tata laksana farmakoterapi :
Tidak ada pengobatan spesifik, dapat diberikan
antioksidan seperti vitamin K, dan tetes mata tobramicin
dan kortikosteroid, pada pasien tidak diberikan fokus
pada pengobatan OS uveitis anterior
Tatalaksana non farmakologi : (-)
Monitoring :
Monitoring penglihatan (tajam penglihatan )
Pengukuran tekanan intraocular,
Evaluasi rutin 1 bulan sekali tanda dan gejala klinis
Edukasi :
Pasien diminta untuk menjaga heginitas
Pemberian edukasi tentang kemungkinan tindakan operatif katarak
pada mata kanan dan kiri bila sudah tidak bisa melihat dengan jelas
Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosus
katarak agar tidak terjadi komplikasi.
Menjelaskan bahwa Katarak senilis tidak dapat dicegah karena
penyebab terjadinya katarak senilis ialah oleh karena faktor usia,
namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang
memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah
paparan langsung terhatap sinar ultraviolet dengan menggunakan
kaca mata gelap dan sebagainya. Pemberian intake antioksidan
(seperti asam vitamin A, C dan E) secara teori bermanfaat
PROGNOSIS
OD OS
Quo ad visam Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam

Quo ad vitam Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam

Quo ad sanam Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam

Quo ad cosmeticam Ad bonam Ad bonam

Quo ad fungsionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam


PEMBAHASAN
DIAGNOSIS BANDING
NTANDA KONJUNGTI GLAUKOMA AKUT KERATITIS IRITIS
O VITS AKUT AKUT/
UVEITIS
ANTERIOR
1. Sakit Tidak atau Hebat, diseluruh Sedikit Sedang - hebat
hanya sedikit bulbus okuli dan
yang diurus oleh
N.V, injeksi
konjungtiva dan
episklera

2. Injeksi Injeksi Injeksi konjungtiva, Injeksi perikornea Siliar


konjungtiva perikornea dan
Dapat konjungtiva
episklera

3. Pupil Normal Lebar,lonjong Normal, miosis Miosis, iregular


NTANDA KONJUNGTI GLAUKOMA AKUT KERATITIS IRITIS
VITS AKUT AKUT/
O
UVEITIS
ANTERIOR
4. Reflek Normal Berkurang sampai Kuat Lambat/absen
cahaya tidak ada
5. Media Jernih Kornea keruh Kornea keruh Biasanya kornea
refraksi karena oedema, karena adanya jernih, kadang
lensa:katarak infiltrat, COA terlihat deposit
stadium lanjut, COA normal Keratik presipitat
dangkal
6. Visus Baik Buruk Berkurang Berkurang
7. Timbulnya Perlahan Tiba-tiba Perlahan Perlahan

8. Gejala Tidak ada Muntah-muntah - Bila ada fokal


sistemik infeksi endogen
menurut etiologi

9. Pemeriksa Ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan -


an sekret kuman kuman penyebab kuman penyebab
penyebab

10. TIO Normal Tinggi sekali Normal Normal atau


turun
UVEITIS
Peradangan dari uveal tract, lapisan pembuluh
darah mata yang terdiri dari iris, korpus siliar, dan
khoroid
Klasifikasi berdasarkan Klinis
Uveitis akut
Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat
dan bersifat simptomatik.
Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai
berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak
jelas dan bersifat asimtomatik.
Klasifikasi berdasarkan Etiologis
Uveitis infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan
bakteri
Uveitis non-infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau
autoimun.
Klasifikasi Anatomis
Tipe Fokus inflamasi Meliputi
Uveitis anterior COA Iritis
Iridosiklitis
Siklitis anterior
Uveitis intermediat Vitreus Pars planitis
Siklitis posterior
Hialitis
Uveitis posterior Retina dan koroid Koroid fokal,
multifokal atau difus
Korioretinitis
Retinokoroiditis
Retinitis
Neuroretinitis
Pan uveitis COA, vitreus, retina
dan koroid
Klasifikasi berdasarkan patologis
Uveitis non-granulomatosa
Infiltrat dominan limfosit pada koroid.
Uveitis granulomatosa
Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus
Non- Granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Nyeri Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan Kabur Sedang Nyata
Merah Sirkumneal Nyata Ringan
Keratic precipitates Putih halus Kelabu besar (mutton
Pupil Kecil dan tak teratur fat)
Sinekia posterior Kadang-kadang Kecil dan tak teratur
Noduli iris Tidak ada Kadang-kadang
Lokasi Uvea anterior Kadang-kadang
Perjalanan penyakit Akut Uvea anterior,
Kekambuhan Sering posterior,difus
Kronik
Kadang-kadang
Tatalaksana
Tujuan :
- Mengembalikan atau perbaiki fungsi
pengllihatan mata
- Mencegah komplikasilebih lanjut
Pada pasien dapat diberikan terapi non spesifik
Penggunaan kacamata
Kompres hangat
Midriatikum diberikan atropin sesuai teori
Tujuan pemberian midriatikum adalah agar otot-
otot iris dan melebarkan pupil agar relaksasi dan
siklopegia bekerja selain pada iris juga bekerja pada otot
badan silier, melumpuhkannya sehingga mata tidak atau
hilang akomodasi, sehingga dapat mengurangi nyeri dan
mempercepat penyembuhan. Selain itu, midriatikum
sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya sinekia,
ataupun melepaskan sinekia yang telah ada.
Atropin termasuk obat golongan anticholinergic
antimuskarinik
Perhatian pada pasien HT dan jantung
Efek samping Takikardia, demam, merah dan
mulut kering, dapat menyebabkan glaukoma
pada pasien bakat glaukoma sudut tertutup
Anti Inflamasi
yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid, dengan
dosis sebagai berikut:
Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau
prednisolone 1 %. Bila radang sangat hebat dapat
diberikan subkonjungtiva atau periokuler : :
Dexamethasone phosphate 4 mg (1 ml)
Prednisolone succinate 25 mg (1 ml)
Triamcinolone acetonide 4 mg (1 ml)
Methylprednisolone acetate 20 mg
Bila belum berhasil dapat diberikan sistemik Prednisone
oral mulai 80 mg per hari sampai tanda radang
berkurang, lalu diturunkan 5 mg tiap hari. Anak :
prednison 0,5 mg/kgbb sehari 3 kali.
Terapi spesifik
Terapi yang spesifik dapat diberikan apabila
penyebab pasti dari uveitis anterior telah
diketahui. Karena penyebab yang tersering
adalah bakteri, maka obat yang sering diberikan
berupa antibiotik, yaitu :
Dewasa : Lokal berupa tetes mata kadang
dikombinasi dengan steroid.
Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb sehari 3-4
kali.
pada pasien diberikan xitrol 5ml tetes mata
berisi Dexamethasone/Deksametason 0,1 %,
Neomisin sulfat 3,5 mg/mL, Polimiksin B sulfat
6000 iu/mL. Kortikosteroid merupakan terapi
primer pada pasien uveitis. Kombinasi dengan
antibiotik.
Pemberian neomicyn dan polimixyn sebagai
terapi spesifik atau profilaksis dari infeksi
sekunder yang dapat terjadi karena peradangan
atau karena menurunnya sistem imun akibat
pemberian kortikosteroid. Pemberian antibiotik
prinsipnya bersprektrum luas berdasarkan
kuman tersering yaitu pseudomonas,
stafilokokus, enterobacteriae.
Pada pasien juga ditambahkan kortikosteroid
sistemik oral dengan metil prednisolon 4 mg
dengan dosis tappering off untuk menimbulkan
efek anti inflamasi yang optimal. Namun harus
diperhatikan karena pemberian jangka panjang
dapat menyebabkan katarak dan meningkatkan
tekanan intraokular.
Komplikasi dan penanganan
Sinekia posterior dan anterior midriatikum
Glaukomasekunder tersering
Terapi yang harus diberikan antara lain:
Terapi konservatif :
- Timolol 0,25 % - 0,5 % 1 tetes tiap 12 jam
- Acetazolamide 250 mg tiap 6 jam
Terapi bedah:
- Dilakukan bila tanda-tanda radang telah hilang,
tetapi TIO masih tetap tinggi.
Pada kasus diberikan azetazolamid 250 mg,
sebagai obat antiglaukoma sebagai golongan
yang menghambat enzim karbonik anhidrase
mengakibatkan diuresis dan menurunkan
sekresi cairan mata menurunkan 60% tekanan
bola mata, efek sampingnya hipokalemia,
parestesia, anoreksia, diare, batu injal, dan
miopia sementara. Pada pasien belum terjadi
komplikasi glaukoma sekunder, namun sebagai
terapi konservatif karena komplikasi tersering
dari uveitis.
Katarak komplikata uveitis anterior kronis, tindakan
operatif
Seklusio pupil perlekatan pada bagian tepi pupil
Oklusio pupil seluruh pupil tertutup oleh sel-sel
radang
Endoftalmitis peradangan supuratif berat dalam
rongga mata dan struktur di dalamnya dengan abses di
dalam badan kaca akibat dari peradangan yang meluas.
Panoftalmitis peradangan pada seluruh bola mata
termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses.
Ablasio retina
Pada pasien memiliki katarak ODS karena faktor
umur proses degenerasi, umurnya 50 tahun, pada
pasien kataraknya jenis katarak imatur karena
kekeruhan belum merata seluruhnya, iris shadow
(+), pasien masih bisa melihat walaupun seperti
kabur melihat pedut.
Terapi konservatif menunggu tindakan definitif
berupa operasi --. Atasi primer untuk uveitis
terlebih dahulu
Dapat diberikan terapi antioksidan berupa vitamin
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai