Anda di halaman 1dari 50

Oleh : Deviana Mutiara A

 1. AURIKULA
2 MAE ( Meatus Akustikus Externus )
A. 1/3 luar  pars cartilagineous
• Lanjutan dari aurikula
• Mempunyai rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
serumenalis, kulit melekat di perikondrium
• Kulit melekat pada perikondrium
B. 2/3 dalam MAE  pars oseus
• Bagian dari os temporal
• Tidak berambut, tidak mobile terhadap sekitarnya
 MT bentuk bundar cekung bila dilihat dari liang telinga dan terlihat oblik
terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas pars flaksida, bagian bawah
pars tensa. Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian dalam sel kubus
silia dan bagian luar lanjutan epitel kulit liang telinga. Pars tensa
mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu serat kolagen dan sedikit serat
elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler di dalam.
 Umbo : bayangan penonjolan bagian bawah maleus MT
 MT dibagi menjadi 4 kuadran. Yaitu kuadran anterior superior, posterior
superior, anterior inferior, posterior inferior.
 Getaran suara ditangkap oleh daun telinga
 Getaran d alirkan ke liang telinga dan mengenai membrane timpani, sehingga
membran timpani bergetar
 Getaran diteruskan ke tulang tulang pendengaran yang berhubungan satu sama
lain. Maleus inkus  stapes
 Stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakan perilimfe dalam
skala vestibuli
 Getaran di teruskan melalui membrane reisner yang mendorong endolimfe dan
membrane basilaris ke arah bawah
 Perilimfe dan skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar akan
terdorong ke arah luar
 Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong
membrane basilaris, sehigga menjadi cembung ke bawah dan menggerakan
perilimfe pada skala timpani
 Pada waktu istirahat, ujung sel rambut berkelok-kelok dan dengan berubahnya
basilaris, ujung sel rambut itu menjadi lurus
 Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaaan ion kalium dan ion natrium
menjadi aliran listrik yang di teruskan ke cabang-cabang N.VIII, yang kemudian
meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak area (39-40)
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis
Kelainan Pada Telinga Luar
1. Daun telinga
 Kelainan konginetal
- fistula preaurikula
- mikrotia dan atresia liang telinga
- Bats ear/ telinga camplang
 Kelainan yang di dapat
- hematoma
- perikondritis
- pseudokista
2. Liang telinga
 Serumen
 Benda asing di liang telinga
 Otitis eksterna
 Otomikosis
 Herpes zoster otikus
 Infeksi kronis liang telinga
 Keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna
 Otitis eksterna maligna
A. Fistula Preaurikula
Kegagalan penggabungan tuberkel ke satu
dan tuberkel kedua. Sering terdapat pada tragus
bentuk bulat/lonjong ukuran seujung pensil dan
keluar cairan dari kelj.sebasea. Tatalaksana
dengan antibiotik atau operasi pengangkatan
fistula bila keluar cairan berkepanjangan.
B. Mikrotia dan atresia liang telinga
Daun telinga kecil disertai dengan tidak
terbentuk liang telinga dan kelainan tulang
pendengaran. Pemeriksaan fungsi pendengaran
dan ct scan tulang pendengaran diperlukan untuk
mengetahui keadaan telinga tengah dan dalam.
Tatalaksana operasi konstruksi untuk
memperbaiki pendengaran dan kosmetik.
C. Bats ear/ telinga camplang
Aurikula besar dan menonjol namun tidak
mengganggu pendengaran. Tatalaksana operasi
otoplasti untuk alasan kosmetik.
A. Hematoma
Terdapat kumpulan darah diantara
perikondrium dan kartilago yg disebabkan oleh
trauma. Darah harus dikeluarkan secara steril
untuk mencegah infeksi (perikondritis)
B. Perikondritis
Radang kartilago yang menjadi kerangka
aurikula. Penyebab: trauma, operasi aurikula yg
terinfeksi dan komplikasi dari pseudokista
aurikula. Bila gagal dengan antibiotik maka akan
timbul cauliflower ear yaitu mengkerutnya
aurikula akibat hancurnya kartilago.
C. Pseudokista
Benjolan di aurikula yang tidak nyeri
disebabkan adanya kumpulan cairan kekuningan
diantara lapisan perikondrium dan kartilago
telinga. Tatalaksana dengan dikeluarkan cairan
kemudian dibalut semen gips seminggu untuk
melekatkan perikondrium dengan kartilago agar
tidak kambuh.
Hasil produksi kelenjar sebasea, seruminosa, epitel
kulit yang lepas dan partikel debu.
Normalnya serumen terdapat di 1/3 luar liang telinga,
konsistensi lunak kadang kering. Serumen punya efek
proteksi (mengikat kotoran, menyebarkan aroma yang tidak
disukai serangga)
Serumen yang menumpuk menyebabkan tuli konduktif.
Terutama saat telinga kemasukan air, serumen mengembang
terasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasa.
Tatalaksana : serumen lembek dibersihkan dgn kapas
lilit, serumen keras dengan pengait atau kuret. Bila tetap
tidak bisa keluar serumen dilunakan dgn tetes karbogliserin
10% selama 3 hari.
Bila serumen terlalu jauh terdorong bisa dibersihkan
dengan irigasi dgn air hangat sesuai suhu tubuh namun
dipastikan membran timpaninya tidak perforasi.
Yang ditemukan bisa berupa beda mati/hidup, binatang, komponen tumbuhan
atau mineral. Pada anak (kacang ijau, manik, mainan, karet). Dewasa (semut, kecoa,
kapas, potongan korek api, serutan kayu)
Tatalaksana pengambilan benda asing harus hati-hati, bila besar dengan pengait
bila kecil dengan cunam. Jika hidup (binatang) dimatikan dulu dengan tampon basah
lalu diteteskan rivanol atau obat anestesi lokal selama 10 mnt. Setelah mati
dikeluarkan dan irigasi dengan air hangat.
Radang liang telinga akut/kronis disebabkan infeksi bakteri, jamur,virus.

Faktor pencetus :
 perubahan PH, yg biasa normal menjadi asam. Bila PH basa proteksi infeksi
menurun.
 Keadaan udara lembab, hangat.
 Trauma telinga saat mengorek telinga.

Pembagian Otitis eksterna akut ada 2, yaitu:


a. Otitis Eksterna Sirkumskripta (furunkel)
b. Otitis Eksterna difus
Otitis Eksterna Sirkumskripta (furunkel)
1/3 luar liang telinga mengandung
adneksa kulit (folikel rambut, kelj
sebasea dan kelj serumen) maka dpt
terjadi infeksi pilosebaseus membentuk
furunkel.
Etiologi : S. Aureus dan S. Albus
Gejala : nyeri hebat, nyeri spontan saat buka
mulut, gangguan pendengaran, terdapat
furunkel
Terapi : bila terjadi abses diaspirasi Otitis Eksterna Difus
nanahnya kemudian diberi salep
polymixin Bi bacitracin dan antiseptik Terkena pada 2/3 dalam. Kulit liang
asam asetat 2-5% dlm alkohol. telinga hiperemis dan edema.
Bila dinding furunkel tebal diinsisi lalu Etiologi : gol. Pseudomonas, S.albus, E.coli
pasang drain untuk mengalirkan nanah dll
dan diberi analgetik. Gejala : nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, KGB regional membesar dan
nyeri tekan, sekret bau tidak
mengandung musin(lendir).
Terapi : membersihkan liang telinga,
masukan tampon yang mengandung
antibiotika. Kadang diperlukan obat
antibiotika sistemik.
otomikosis Herpes zoster otikus Infeksi kronis liang telinga

• Infeksi jamur diliang telinga • Disebut juga Ramsay Hunt • Infeksi jamur/bakteri yang
akibat kelembaban tinggi di Syndrome tidak diobati dengan baik,
daerah tersebut. • Etiologi : varicella zooster iritasi kulit yang disebabkan
• Etiologi : pityrosporum, yang menyerang satu/lebih cairan otitis media, trauma
Aspergylus, candida albicans dermatom nervus kranial. berulang, adanya beda asing,
• Gejala : gatal, rasa penuh • Gejala : tampak lesi kulit yang penggunaan cetakan alat
diliang telinga, namun sering vesikuler pada kulit didaerah bantu dengar yang
tanpa keluhan. muka sekitar liang telinga, menyebabkan radang kronis.
otalgia dan kadang paralisis Akibatnya terjadi stenosis
• Terapi : membersihkan liang
otot wajah. Pada keadaan atau penyempitan liang
telinga dengan asetat 2% dlm
berat berupa tuli telinga karna adanya sikatrik.
alkohol, larutan iodium
povidon 5% atau tetes telinga sensorineural. • Terapi : operasi rekonstruksi
antibiotik & steroid. Kadang • Terapi sesuai terapi herpes liang telinga
juga diperlukan antijamur zoster.
topikal salep yang
mengandung nistatin dan
kotrimazol
 Keratosis obturans adl ditemukan gumpalan Keratosis obturans kolesteatoma
epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh eksterna
terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang Umur Dewasa muda Tua
tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Penyakit terkait Sinusitis,Bronkiektasis Tidak ada
Nyeri
Gangguan Akut/berat Kronis/nyeri tumpul
 Gejala : nyeri hebat jika pada kolesteatoma pendengaran Konduktif/sedang Tidakada/ringan
eksterna nyeri tumpul menahun, tuli konduktif,
Sisi telinga Bilateral Unilateral
liang telinga lebar, membran timpani utuh tebal, Erosi tulang Sirkumferensial Terlokasi
jarang terdapat sekresi telinga. Terdapat erosi Kulit telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada
tulang menyeluruh sedangkan pada Otorea Jarang sering
kolesteatoma hanya daerah posteroinferior.
Infeksi difus liang telinga dan sekitarnya seperti lapisan subkutis, tulang rawan
sehingga menimbulkan kondritis, osteomielitis, osteitis yang menghancurkan tulang
temporal. Biasanya terjadi pada orang tua dengan DM karna PH serumen yang lebih
tinggi yang menyebabkan banyak pasien dm terkena otitis eksterna maligna.
Gejala : gatal di liang telinga diikuti nyeri, sekret banyak dan liang telinga bengkak.
Nyeri semakin hebat tumbuh jaringan granulasi mengenai saraf fasial shg tjd
paresis/paralisis fasial.
Terapi : antibiotik yang sering digunakan (ciprofloxacin, piperacilin (kombinasi
aminoglikosida), tobramicin, gentamicin) dll. Selain itu juga harus merawat luka
dengan debridement.
 Batas telinga tengah:
Batas luar Membran timpani
Batas Tuba eustachius
depan
Batas Vena jugularis (bulbus jugularis)
bawah
Batas Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars
belakang vertikalis
Batas atas Tegmen timpani (meninges/atas)
Batas dalam Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis
semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
tingkap lonjong(oval window), tingkap
bundar (round window), dan
promontorium
Kelainan Pada Telinga Tengah
1. Gangguan fungsi tuba eustachius
 Tuba terbuka abnormal
 Obstruksi tuba
2. Barotrauma (Aerotitis)
3. Otitis Media
 Otitis Media Akut
 Otitis Media Supuratif Kronis
 Otitis Media Non Supuratif
 Otitis Media Adhesiva
 Atelektasis telinga tengah
 Otosklerosis
 Tuba terbuka abnormal  Obstruksi tuba
Tuba terus menerus terbuka sehingga udara Terjadi karna adanya peradangan pada
masuk ke telinga tengah saat respirasi, nasofaring, adenoid, maupun tumor
disebabkan oleh hilangnya jar.lemak di nasofaring atau karena sumbatan yang
mulut tuba. diakibatkan oleh tampon posterior hidung
atau sikatriks akibat trauma operasi
Gejala: telinga terasa penuh, gema suara adenoidektomi
(autofoni)
Gejala ; terbentuk cairan di telinga tengah
PF didapatkan MT atrofi, tipis, bergerak saat akibat adanya tumor nasofaring.
respirasi
Terapi: memberikan obat penenang, jika tidak
berhasil dipertimbangkan memasang pipa
ventilasi (grommet)
Terjadi karena perubahan tekanan tiba-tiba diluar telinga tengah (>90cmHg)
sewaktu dipesawat terbang atau menyelam, yg menyebabkan tuba gagal membuka.

Gejala : pendengaran menurun, nyeri didalam telinga, autofoni, perasaan ada air
didalam telinga, tinitus dan vertigo kadang2.

Terapi : dekongestan lokal atau dengan perasat valsava. Bila cairan/cairan campur
darah tsb menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu maka dilakukan
miringotomidan bla perlu pasang pipa ventilasi (grommet)
Peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel sel mastoid.

OTITIS
MEDIA

OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA


SUPURATIF NON SUPURATIF

Otitis Media Otitis Media Otitis Media Otitis Media


Supuratif Akut Supuratif Kronis Serosa Akut Serosa Kronis
(OMA) (OMSK) (barotrauma) (glue ear)

PATOGENESIS
Secara fisiologik, mekanisme pencegahan  Pada anak, keluhan utama :
masuknya mikroba ke dalam telinga tengah  Rasa nyeri di dalam telinga
oleh silia mukosa tuba eutachius, enzim dan  Demam
antibodi  Ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba
Sumbatan tuba eustachius (penyebab utama), menjerit waktu tidur,dan kadang anak
pencegahan invasi kuman ke dalam telinga memegang telinga yang sakit.
tengah jg terganggu  kuman masuk ke dalam  Bila terjadi ruptur membran timpani, maka
telinga tengah, berkolonisasi  peradangan sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh
turun, dan anak tertidur tenang.
Faktor pencetus : ISPA, pertahanan tubuh yg
terganggu.
 Pada anak yang lebih besar atau dewasa :
• Etiologi : Selain rasa nyeri terdapat pula gangguan
pendengaran dan rasa penuh dalam telinga.
• Staphylococcus aureus (2%)
• Pneumococcus.
2. Stadium Presupurasi/
hiperemis
1. Stadium Oklusi Tampak pembuluh darah melebar di MT tampak
retraksi membran timpani akibat tekanan negatif hiperemis dan edem. Sekret yang terbentuk
didalam telinga tengah, akibat absorbsi udara. masih bersifat eksudat yang serosa sehingga
MT normal atau keruh pucat sukar dilihat

Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka terapi yg diberikan adalah Antibiotika (golongan
kembali tuba eustachius. penisilin/ampisilin), diberikan minimal 7 hari
pada anak.
 Diberikan obat tetes hidung
 Ampisilin 10-20 mg/kg BB/ hari di bagi
 HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik
 anak <12 thn dlm 4 dosis
 HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik  Amoksilin 10-20 mg/kg BB/hari dibgi 3
 anak >12 thn atau dewasa. dosis
 Sumber infeksi juga harus diobati  Eritromisin 40 mg/kg BB/hari
dengan memberikan antibiotik.
4. Stadium perforasi

Terjadi ruptur MT dan nanah keluar


mengalir dari telinga tengah keliang
telinga luar karena antibiotik yang tidak
3. Stadium Supurasi adequat atau virulensi yang tinggi.

Edema hebat pada mukosa telinga tengah dan Terapi yang diberikan :
hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuk  Obat cuci telinga H2O2 3% selama
eksudat mukopurulen di kavum timpani,
3-5 hari
menyebabkan MT bulging ke arah telinga luar.
 Antibiotik yang adekuat
Terapi yang diberikan :
 Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk
dilakukan miringotomi bila membran
timpani utuh.
 Selain itu, analgesik juga perlu diberikan
agar nyeri dapat berkurang.
Komplikasi OMA

 Sebelum ada antibiotik,


komplikasi paling sering pada
5. Stadium Resolusi OMA ialah abses subperiosteal
 Membran timpani berangsur normal kembali, sampai komplikasi berat:
tapi bila tidak terjadi resolusi  Antibiotika meningitis & abses otak.
dpt dianjurkan sampai 3 minggu.
 Keluar sekret > 3 minggu  O.M.Supuratif  Otitis media yang tidak diatasi
subakut menyebabkan OMSK,
 Perforasi menetap > ½ bln atau 2 bln  kehilangan pendengaran
OMSK permanen.
 Dahulu disebut otitis media perforata
(OMP) :
Suatu radang kronis telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan
riwayat keluarnya sekret dari telinga Faktor OMA menjadi OMSK :
(otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus  Terapi yang terlambat diberikan
menerus atau hilang timbul.  Terapi yang tidak adekuat
 Virulensi kuman tinggi
 Sekret : encer/kental, bening/berupa  Daya tahan tubuh pasien rendah (gizi
nanah kurang)
 Gizi & higiene buruk
Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK :
• Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa
• Perforasi marginal : sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus/sulkus
timpanikum
• Perforasi atik : perforasi terletak di pars flaksida
 OMSK dpt dibagi atas 2 jenis :
 OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)
 OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)

 Berdasarkan aktifitas sekret yang keluar :


 OMSK aktif : sekret/otorrhea keluar dari kavum timpani secara aktif
 OMSK tenang : keadaan kavum timpani terlihat basah/ kering, tidak ada otorrhea
 OMSK tipe aman (tipe mukosa=Benigna)
 Proses peradangan terbatas di mukosa  tidak mengenai tulang
 Perforasi terletak di sentral
 Jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
 Tidak terdapat kolesteatoma

 OMSK tipe bahaya (tipe Maligna)


 Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa  mengenai tulang
 Perforasi terletak di marginal/di atik
 Menimbulkan komplikasi yang berbahaya/fatal
 Disertai dgn kolesteatoma
 OMSK Aktif
Pengeluaran sekret/ otorrhea  tergantung stadium, bersifat purulen (kental,putih)
/ mukoid, sekret kadang berbau, berwarna kuning abu2 kotor, terlihat keping kecil
brwarna putih & mengkilap

 OMSK Inaktif
 Gangguan pendengaran
 Gejala lain : vertigo, tinitus / rasa penuh dalam telinga, bercak-bercak putih pada
membran timpani
 Hilangnya osikula  dapat terlihat lewat perforasi membran timpani, terputusnya
rangkaian osikula akibat infeksi terdahulu
 Kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terus
terbentuk dan menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar.
 Klasifikasi :
a. Kolesteatoma akuisital primer
Terbentuk tanpa didahului perforasi membran
a. Kolesteatoma akuisital sekunder
Terbentuk setelah adanya perforasi membran
 Terapi OMSK tipe aman  Terapi OMSK tipe Bahaya
 Bila sekret yg keluar terus menerus   Dengan pembedahan 
obat pencuci telinga berupa larutan mastoidektomi dengan atau tanpa
H2O2 3% selama 3-5 hari timpanoplasti
 Sekret berkurang  obat tetes telinga  Terapi dgn medikamentosa hanyalah
yg mengandung antibiotika &
terapi sementara sebelum dilakukan
kortikosteroid
pembedahan
 Antibiotik (oral) golongan penisilin,
ampisilin/ eritromisin  Bila terdapat abses subperiosteal,
 Pada infeksi yg dicurigai karena telah
maka insisi abses sebaiknya
resisten terhadap ampisilin  diberikan dilakuakn tersendiri sebelum
ampisilin as. klavulanat mastiodektomi
Mastoidektomi Mastoidektomi Mastoidektomi miringoplasty timpanoplasty Pendekatan ganda
sederhana radikal radikal dengan timpanoplasti
modifikasi

Operasi pembersihan Indikasi OMSK Operasi dgn OMSK Tujuan : menghindari Rekonstruksi MT dan Operasi dgn jaringan
ruang mastoid dari bahaya dgn infeksi berbahaya dgn berulangnya infeksi tulang pendengaran. granulasi yg luas.
jaringan patologik dan kolesteatoma kolesteatoma telinga tengah pd Terdiri dari Membersihkan
agar infeksi dan luas. Dipersihkannya didaerah atik belum OMSK tipe aman dgn timpanoplasty tipe kolesteatoma dan
sekret berkurang. rongga mastoid dan merusak kavum perforasi menetap. II,III,IV, V jaringan granulasi di
kavum timpani. timpani. Tujuannya cavum timpani
Tujuannya mencegah memperbaiki dikerjakan melalui 2
komplikasi pendengaran jalan, liang telinga
intrakranial. dan rongga mastoid
dengan melakukan
timpano posterior
 Keadaanterdapat sekret non purulen di telinga tengah,
sedangkan MT utuh.adanya cairan namun MT utuh
dinamakan otitis media dengan efusi. Jika sekret sperti
lem dinamakan otitis media mukoid (glue ear)
 Otitis media serosa akut adanya  Otitis media serosa kronik
sekret telinga tengah secara tiba- Sekret yang terbentuk bertahap
tiba disebabkan tuba eutachius tanpa rasa nyeri dengan gejala
terganggu. tlinga yg berlansung lama.
 Terapi : medikamentosa dan Sekrernya seperti lem (glue ear)
pembedahan. Obat dengan
vasokonstriktor lokal, antihistamin
Otitis media adhesiva Otoskelrosis

 Keadaan terjadinya jaringan  Penyakit pada kapsul tulang


fibrosis di telinga tengah sebagai labirin yang menglamispongiosis
proses peradangan yang didaerah kaki stapes, sehingga
berlangsung lama. stapes kakubuntu dan tidak ada
yang nanya p
Utrikulus dan sakulus mengandung
makula yang diliputi sel rambut. Sel rambut
ini ditutupi oleh sel gelatinosa yang
ditembus oleh silia.
Pada lapisan ini juga terdapat otolit
yang mengandung kalsium dan memiliki
berat jenis lebih besar daripada endolimfe.
Karena pengaruh gravitasi, maka gaya dari
otolit membengkokan silia sel rambut dan
menimbulkan rangsangan pada reseptor
Koklea terdiri dari :
skala vestibuli
Skala media
Skala timpani
Organ corti terletak diatas
membran basilar, mengandung
organel penting untuk mekanisme
saraf perifer pendengaran.
Terdiri dari satu baris sel rambut
dalam (3000),tiga baris sel rambut
dalam (12000)
Kelainan Pada Telinga Dalam
 Gangguan keseimbangan
Di alami semua usia, menyebabkan pasien terganggu dan
tidak nyaman dalam keseharian.
Pemeriksaan keseimbangan terdiri dari:
-uji romberg
-uji berjalan
-pemeriksaan cerebellum
-posturografi
 Vertigo
Perasaan berputar.
Sesuai kejadian, vertigo ada
beberapa macam2 vertigo :  Nistagmus
vertigo spontan: vertigo timbul tanpa
rangsangan. Rangsangan timbul karna Gerak bola mata kian kemari terdiri dari
penyakitnya sendiri misal meniere dua fase, fase lambat dan cepat.
karna tekanan endolimfe, Fase lambat: reaksi sistem vestibuler
vertigo posisi: timbul karna perubahan thdp rangsangan, sedangkan fase
posisi kepala, timbul karna cepat merpkn reaksi kompensasi.
rangsangan pada kupula Nistagmus dan vertigo adl gejala yang
semisirkularis oleh debris atau pd berasal dari satu sumber meskipun
kelainan servikal, tidak muncul bersamaan.
vertigo kalori: ditanyakan sewaktu Nistagmus juga diberi nama sesuai
pasien tes kalori, supaya ia dpt dengan arah komponen cepatnya :
membandingkan perasaan vertigo. nistagmus horizontal, vertikal,
rotatoar.
Etiologi: penyebab pasti belum diketahui. Penambahan cairan endolimfa
diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan klinik pd
membran labirin
 Gejala:
Trias meniere: vertigo, tinitus, tuli sensorineural terutama nada rendah.
Serangan pertma sangat berat vertigo hingga muntah, saat berdiri merasa berputar,
mual. Serangan kedua lebih ringan.
Kriteria Diagnosis: 1. vertigo hilang timbul, 2. fluktuasi gangguan pendengaran
berupa tuli saraf, 3. menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral, misal
tumor N.VII. Bila ragu, untuk membuktikan dgn tes gliserin.
Pengobatan: diberikan obat simptomatik spt sedatif/antimuntah. Khusus meniere
diberikan obat vasodilator perifer, obat antiiskemi. Rehabilitasi medik juga perlu
dilakukan.
Gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik. Keluhan dapat berupa bunyi berdenging, menderu, mendesis atau
bermacam bunyi lain.
Pembagian tinitus : tinitus objektif (bila suara bisa didengar pemeriksa atau auskultasi di sekitar telinga,
bersifat vibratorik), tinitus subyektif (bila suara hanya didengar oleh pasien sendiri, bersifat
nonvibratorik, disebabkan oleh iritatif)
 Diagnosis
• Anamnesis
 Kualitas, kuantitas tinitus, lokasi, sifat mendenging mendesis, menderu, berdetak gemuruh / riak
air dan juga lamanya, tinitus mengganggu / bertambah berat wkt siang / malam hari. Gejala
menyertai seperti vertigo / gangguan pendengaran, riwayat trjadi tinitus unilatral/bilatral.lama
serangan tinitus.
PF
Pmx penala , auditometri nada murni, auditometri tutur, pmx OA E, BERA, ENG, pmx Lab
 Penatalaksanaan
kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik, medikamentosa.
1. Psikologik
2. Elektrofisiologikmemberi stimulus Elektroakustik dg intensitas suara
lbh keras dr tinitusnya
3. Medikamentosameningkatkan aliran darah koklea, antidepresan
sedatif
4. Tindakan bedahtumor akustik neuroma
Terimakasih....

Anda mungkin juga menyukai