Anda di halaman 1dari 21

CASE REPORT

PTERIGIUM
Mas Ayu Amanda C11.04.0199
RR. Putri Adimukti C11.04.0203
Septa Mariani C11.04.0204
Chalid Kurniawan C11.04.0205
PTERIGIUM
membran pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva bulbi
sifat degeneratif dan invasif
berbentuk segitiga puncak
kornea, basis: konjungtiva bulbi
dan fisura palpebra
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. J
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ciamis
Tanggal Periksa : 23 Mei 2006
Pterigium ditemukan di negara
khatulistiwa
Pterigium lebih banyak pada usia
20-50 tahun
Prevalensi sering pada orang yang
bekerja di luar gedung pterigium
diduga fenomena iritatif akibat
sinar ultraviolet, pengeringan, dan
berangin banyak.
ANAMNESA
KU: Timbul selaput di kedua mata
bagian dalam

Keluhan utama biasanya rasa panas,


mengganjal, dan terdapat selaput.
Bisa tidak ada keluhan, tetapi bisa
juga gejala iritatif, merah atau
astigmat, bahkan gangguan
penglihatan.
Anamnesa Khusus:
Sejak 2 tahun yang lalu, penderita
mengeluh adanya selaput seperti
daging pada bagian sebelah dalam
yang semakin lama semakin besar ke
arah bagian hitam bola mata.

Tumbuh dibagian nasal atau temporal


arah ke kornea. Pertumbuhan tidak
konstan periode klinis yang tenang
atau cepat.
Keluhan disertai rasa mengganjal pada
kedua mata. Tidak ada keluhan
penglihatan buram.

Tanda klinik pterigium:


Baru:merah (banyak pembuluh darah)
membran tipis, putih dan stasioner.
Bila pertumbuhan mengenai kornea
menurunkan visus
Pterigium dapat meradang dan merah,
rasa mengganjal disertai mata berair.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya
diakui yaitu pada tahun 1989 lalu
dioperasi tahun itu pula. Namun,
tahun 1996 penderita mengeluhkan hal
yang sama dan dilakukan operasi
kembali.

Faktor penyebab rekurensi tinggi


pterigium ukuran besar, pertumbuhan
cepat dan agresif, pernah tumbuh ulang,
pasien usia muda, tinggal di daerah
tropis dan operasi kurang adekuat
Penderita menyangkal adanya riwayat
tekanan darah tinggi dan kencing
manis.

Riwayat penyakit sistemik persiapan


preoperasi karena salah satu terapi
pterigium adalah dengan eksisi
Status Ophthalmologis
Visus: VOD SC : 5/10 ,VOS SC : 5/10
Konjungtiva bulbi
OD: Selaput berwarna merah (+)
OS: Selaput berwarna merah (+)
Kornea
OD: Selaput berwarna merah (+)
OS: Tenang
Anjuran Pemeriksaan Khusus
- Histopatologi

Jaringan ikat fibrovaskular yang


abnormal.
Pterigium rekurensi berbeda dgn
pterigium primer parut fibrovaskular
di tempat eksisi, banyak pembuluh darah
mirip keloid
Pemeriksaan histopatologi tidak
dilakukan rutin di Indonesia.
DD/ - Pterigium grade 2 OD &
Pterigium grade 1 OS
- Pinguekula ODS

Pterigium dini tampak sbg bercak atau


peninggian limbus putih kelabu, spt pinguekula.
Bedanya: pterigium dini 1-2 pembuluh darah
dari konjungtiva plika semilunaris ke kornea.
Pinguekula tidak terdapat pembuluh darah
Pinguekula massa kekuning-kuningan, kecil,
elevasi konjungtiva bulbi dekat limbus daerah
fisura interpalpebra.
Pinguekula banyak ditemukan di daerah tropis
D/ - Pterigium grade 2 OD &
Pterigium grade 1 OS

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik:


Dari keluhan utama didapatkan timbul selaput
di kedua mata bagian dalam. Dari anamnesa
khusus didapatkan:
Timbulnya selaput seperti daging pada
bagian sebelah dalam yang semakin lama
semakin besar ke arah bagian hitam bola
mata
Tumbuh dengan lambat, yaitu sejak 2 tahun
yang lalu
Timbul rasa mengganjal pada kedua mata.
Tidak ada keluhan penglihatan buram. Krn
mata kanan derajat dua, yaitu apeks
pterigium pada kornea antara pinggir kornea
dengan bagian tengah jarak pupil-
perikornea. mata kiri terdapat pterigium
derajat satu dimana apeks mencapai pinggir
kornea.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya diakui.
Pterigium memiliki tingkat rekurensi tinggi
Pemeriksaan fisik, didapatkan:
Konjungtiva bulbi pada mata kanan dan kiri
terdapat selaput
Kornea mata kanan terdapat sebagian
selaput
Oka pterigium tiga tingkat, yaitu:
tingkat I, apeks pinggir kornea
tingkat II, apeks di kornea antara pinggir
kornea dgn tengah jarak pupilperikornea.
Tingkat III, apeks di kornea melewati
daerah antara pupil dgn bag tengah jarak
pupil-kornea

Kriteria Tan:
T1 (atropik): PD episklera terlihat jelas
T2 (intermediate): PD episklera terlihat
sebagian
T3 (fleshy) : PD episklera tidak terlihat
karena tertutup jaringan pterigium yang tebal
Terapi :
Umum : - menganjurkan penderita untuk
menggunakan kacamata

Tindakan pencegahan kurangi


paparan: di luar rumah pakai kacamata
pelindung, topi, atau payung hindari
paparan matahari, angin, atau debu.
Khusus : - Artificial tears
Dekongestan
Pembedahan bila sudah mengganggu
penglihatan

Artificial tears sebagai lubrikasi mata.


Dekongestan untuk mengatasi keluhan
mata merah dan rasa tidak nyaman.
Pengobatan sesuai dengan derajat pterigium
berdasarkan kriteria Oka dan kriteria Tan:
1. Derajat I, T1, T2, T3:
Tidak meradang: observasi 3 bulan
Meradang: a. Steroid/NSAID topikal
b. Anjuran pencegahan paparan
sinar UV dengan kacamata hitam.
2. Derajat II, III, T1, T2, T3:
- Steroid/NSAID topikal
- Anjuran pengangkatan
- Anjuran pencegahan paparan sinar UV dengan
kacamata hitam paska pengangkatan
Indikasi pembedahan:
- Pterigium tingkat I alasan
kosmetik.
- Pterigium tingkat II pterigium
progresif dan menghalangi jaras
penglihatan.
- Pterigium tingkat III
mengembalikan fungsi penglihatan.
Prognosis :
Quo ad vitam : ad bonam
Tidak mengancam jiwa, pembedahan
cenderung aman dan berprognosa baik

Quo ad functional : ad bonam


Pterigium yang telah dieksisi tidak
akan lagi menghalangi jarak penglihatan
dan akan merehabilitasi penglihatan
seperti sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai