Anda di halaman 1dari 28

Case Report Session

STROKE

Preseptor
Sunaryo Sastradimaja, dr., SpRM

Riezki Amalia 1301-1210-0097


Sri Hartati 1301-1210-0172
Keterangan Umum
 Nama : Elah Kurniasih
 Umur : 45 tahun
 Alamat : Cibodas, Majalaya
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal MRS: 17 November 2010
Anamnesis
KU : lemas wajah dan anggota gerak kiri.

Pasien datang dengan keluhan lemas wajah dan


anggota gerak kiri. Keluhan muncul tiba-tiba sejak 2 hari
SMRS, saat pasien sedang mencuci pakaian. Pada saat
kejadian, lengan hanya dapat digeser dan tungkai masih
dapat diangkat tetapi terjatuh kembali. Pasien kemudian
dibopong ke kamar oleh anggota keluarganya. Pada saat
ini, pasien merasakan lengan dan kaki kirinya berat dan
sulit untuk digerakkan, kesemutan juga dirasakan di
bagian lengan, mulutnya mencong ke kanan, dan bicara
rero.
 Keluhan disertai gejala lain seperti nyeri
kepala, mual, pandangan berkunang-
kunang dan buram, dan sulit buang air
besar.

 Keluhan tersedak, pandangan ganda,


gelap sesaat, pusing berputar, sulit
menahan buang air kecil, dan sesak
disangkal.
RPD :
 Hipertensi (+) sejak lebih dari 10 tahun yang
lalu. Pernah diobati dengan captopril dan
kontrol rutin namun pengobatan terhenti.
 Riwayat keluhan yang sama pada anggota
keluarga lain (+), yaitu orang tua pasien yang
juga memiliki riwayat hipertensi dan penyakit
jantung.
 Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
 Riwayat alergi obat, penyakit jantung, kencing
manis, merokok dan trauma (-)
 Saat ini sedang mengkonsumsi obat-obatan
seperti captopril dan diltiazem.
 Pasien memiliki suami yang bekerja sebagai
buruh pabrik dan 6 orang anak yang 2 di
antaranya masih bersekolah.

 Rumah pasien bertingkat dan kamar pasien


berada di lantai bawah, kamar mandi berada
di dalam rumah dengan toilet jongkok, makan
menggunakan tangan kanan, mengenakan
baju dengan dibantu, dan pasien terbiasa
memasak sendiri, sumber air di rumah
berupa sumur pompa.
Pemeriksaan Fisik
 Mobilisasi : berbaring-duduk
 Keadaan umum :
Tensi : 180/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
 Kesadaran : compos mentis
 Komunikasi
Ekspresif : baik
Reseptif : baik
 Pemeriksaan Neurologis
CN VII : parese sinistra, sentral
CN IX/X : disartria
CN XII : parese sinistra, sentral
 Pemeriksaan Motorik : 5 4
5 3
 RF : Normal
 RP : Babinski -/+, Chaddock -/-, Hoffman Tromner -/-
, Klonus Achilles -/+
 Pemeriksaan sensoris dangkal : 100 90
100 90
 Propriosepsi : Normal
 Pemeriksaan fungsi otonom : Normal
 Pemeriksaan Psikologis : baik
 Pemeriksaan Fungsi Mental : baik

 Pemeriksaan Fungsional
Aktivitas hidup sehari-hari : terganggu
Kegiatan rumah tangga : terganggu

 Status Aktivitas
Psikososial : baik
Komunitas : tidak diketahui
Vokasional : sebagai Ibu rumah tangga
Diagnosis Kerja
 Medis : Stroke e.c Perdarahan Intraserebral
(PIS) sistem karotis kanan FR hipertensi
 Rehabilitasi :
Impairment : Hemiparesis sinistra, parese sentral CN
VII, dan CN XII sinistra
Disability : Sulit berjalan, mulut mencong ke
kanan, lidah deviasi ke kanan
Handicap : Peran sebagai ibu rumah tangga
terganggu
Manajemen
1. Medikal
2. Pencegahan
a. Primer
b. Sekunder (Program Rehabilitasi)
Edukasi
Proper bed positioning
Turning setiap 2 jam
AROM AG kanan
AAROM AG kanan
Terapi okupasi
3. Promotif : edukasi
Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
1. Mengapa pasien ini didiagnosis
stroke ec PIS sistem karotis kanan
fr hipertensi?
STROKE
 DEFINISI
Suatu gangguan serebral yang
perkembangan dan gejalanya terjadi
secara mendadak dan sangat cepat, baik
fokal maupun global, disebabkan hanya
oleh penyakit serebrovaskular dengan
defisit neurologis lebih dari 24 jam atau
terjadi kematian.
 EPIDEMIOLOGI
Daerah urban 0,5%
Daerah rural 50/100.000

 FAKTOR RISIKO
Non-Modifiable : Umur, jenis kelamin, riwayat
stroke/TIA, riwayat keluarga dengan stroke
Modifiable
Major : Hipertensi, penyakit jantung, DM
Minor : Hiperlipidemia, merokok, alkohol,
obesitas
 KLASIFIKASI
 Waktu
Improving stroke
Worsening stroke
 Lokasi
Sistem karotis
Sistem vertebrobasilar
 Patologis
Infark (85%)
Perdarahan (15%)
Berdasarkan waktu
 improving stroke, sembuh sempurna
dalam waktu 24 jam-3 minggu
 worsening stroke, bertambah berat
secara kualitatif dan kuantitatif di mana
pada system karotis terjadi <24 jam dan
system vertebrobasiler >72 jam
 stable stroke, tidak berubah sama sekali
atau sedikit sekali perubahan
 MANIFESTASI KLINIS

Sistem Karotis Sistem Vertebrobasilar


Kelumpuhan Hemiparese kontralateral Hemiparese alternans
Gangguan mata Amourosis fugax Amourosis fugax
Diplopia
Keseimbangan Tinitus
Vertigo
Nystagmus
Gangguan bahasa Disarthria Disarthria
Gangguan sensorik Hemihipestesi kontralateral Hemihipestesi alternans
 MANIFESTASI KLINIS
Infark Perdarahan
Onset Akut, tapi tidak terlalu Sangat mendadak
mendadak
Gejala Nyeri kepala ringan, Nyeri kepala hebat,
muntah namun jarang muntah, kadang disertai
disertai kejang kejang

Kesadaran Jarang terganggu Mengalami penurunan


Aktivitas saat istirahat Aktivitas
serangan
Penatalaksanaan Obat trombolitik
Obat antiplatelet
Obat antikoagulan
 MANIFESTASI KLINIS
PIS Perdarahan
Subarachnoid
Onset Usia pertengahan-usia tua Usia muda
Jenis kelamin >> laki-laki >> wanita
Etiologi Hipertensi Ruptur aneurisma
Gambaran klinis Penurunan kesadaran, nyeri Penurunan kesadaran,
kepala hebat, muntah, nyeri kepala, muntah,
defisit neurologis (+) defisit neurologis (-)/ringan
2. Apa komplikasi yang dapat terjadi
pada kasus ini?
 KOMPLIKASI

Komplikasi neurologis : Edema otak,


Vasospasme, Hidrosefalus, Higroma

Non – neurologis : peningkatan BP, Edema


pulmonal, tromboflebitis, infeksi kandung
kemih, ulkus dekubitus, kontraktur.
 MANAJEMEN
Medis
 Pemeriksaan laboratorium darah
 X-ray dada, USG karotid, angiografi, EKG, LP, MRI,
CT scan
Rehabilitasi
A. Fase Akut (48-72 jam)
1.Posisi pasien
2.Latihan pasif anggota gerak
B. Fase Latihan Aktif
1.Latihan aktif AG atas dan bawah
2.Latihan keseimbangan (duduk, berdiri, berjalan)
3.Latihan menggunakan tangan yang lumpuh
4.Latihan mobilisasi
5.Latihan komunikasi
3. Bagaimana terapi rehabilitasi pada pasien
ini?
Terapi rehabilitasi yang dapat dilakukan
yaitu bed positioning, latihan mobilisasi,
latihan ADL, dan rehabilitasi okupasional.
Posisi tidur yang benar disesuaikan agar
tidak terjadi ulkus dekubitus. Posisi tidur
harus selalu diubah dan untuk daerah
tonjolan tulang diberikan penyangga.
 Latihan mobilisasi dapat dilakukan dengan
lingkup gerak sendi baik aktif maupun pasif
untuk mencegah terjadinya kontraktur, pasien
dan keluarganya harus diberikan edukasi
mengenai pengembalian fungsi yang masih
fungsional secara optimal.

 Saat kondisi medis pasien sudah membaik


sebaiknya sesegera mungkin diberikan terapi
mobilisasi.
 Latihan ADL diperlukan untuk
mengembalikan fungsi kehidupan
sehari-hari pasien agar lebih mandiri.
 Setelah ADL optimal, dapat dilakukan
rehabilitasi okupasional agar bisa
mengembalikan fungsi dan peran
pasien sebagai ibu rumah tangga.
Hatur Nuhun…

Anda mungkin juga menyukai