Presentasi Kasus Masalah pada Anak

FARINGITIS

Nurahmi Widyani Ratri ( 15711120 )

Ratri Dwi Rahmawati ( 15711122 )
Tutorial 14
 KASUS
Keluhan utama :
- Demam dan pusing terutama
pada malam hari ( 3 hari )
1O th
RPS :
- mual dan muntah sebanyak 3
kali sehari
- diare
- Batuk - , flu - , nyeri menelan-
- sudah meminum obat penurun
panas tetapi belum sembuh
- mengalami penurunan nafsu m
akan
RPD:
Pernah diare
RPK : keluarga dan teman tidak ad
a mengalami sakit serupa
Riwayat pribadi:
-ketika tidur sering ngorok
-tidak terdapat alergi.
-belum pernah sakit berat dan mo
ndok
-belum pernah operasi.
 Riwayat makanan : nafsu makan baik
Silsilah keluarga
Riwayat kehamilan dan persalinan :
-sesar, cukup bulan
-menangis spontan
Ambeyen asma -ASI eksklusif

Tumbuh kembang :
- Pertumbuhan anak normal, aktif, setar
a dengan teman seusiannya. BB 25,5 kg
TB 71 cm.
- perkembangan psikomotor kasar ,halu
asma s, social dan biacara pasien normal.
- Mental pasien bagus, pasien pembera
ni dan mendapatkan rangking dikelasny
a.
 Anamnesis sitem
imunisasi

Keadaan sosio ekonomi

ayah pasien tidak cukup, Sistem serebrospinal : pusing
menginggat imunisasi Pekerjaan ibu : ibu Sistem kardiovaskular : -
apa saja yang pernah rumah tangga takikardi
diberikan kepada
Ayahnya : peenjual Sistem pernapasan : - sesak
anaknya,
nasi goreng. nafas, batuk 3 hari
tetapi beliau
Keadaan lingkungan Sistem gastrointestinal: mual,
mengatakan jika ada
pasien bersih, tidak muntah, penurunan nafsu
imunisasi, pasti sang
pernah banjir dan makan, tidak terdapat muntah
anak ikut terutama saat
lokasi rumah jauh dari darah, terdapat diare
agenda imunisasi
tempat pembuangan Sistem urogenital: urin normal
disekolah pasien selalu
sampah.
Sistem integumentum: tdk ada
ikut.
bercak merah
Sistem muskuloskeletal: tdk
nyeri sendi
 Pemeriksaan Fisik
inspeksi
keadaan umum: px konjungtiva : tidak memerah/konjungtivitis
lemah, pucat, kesadaran px hidung : tidak ditemukan adanya eksudat,
komposmentis px mulut : tonsil tidak terlihat, ditemukan plak ke
Tanda utama putihan didaerah palatum mole
Nadi: 89 x/menit px telinga: tidak ditemukan adanya kemerahan, ti
Pernapasan :23 x/menit dak ditemukan adanya tanda infeksi.
Tekanan darah :110/80
mmHg palpasi
Suhu: 37,7 C - pre dan post auricular :
tidak ditemukan pembesaran dan nyeri tekan
- submandibular:
BB : 25,5 kg tidak didapatkan pembesaran tetapi pasien
TB : 71 cm merasa nyeri tekan kelenjar getah bening
- kelenjar tiroid.: tidak ditemukan pembesaran
 pemeriksaan penunjang tidak dilakukan
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien dapat didiagnosis sedang mengalami
faringitis tanpa dilakukan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding: tonsillitis kronis, difteri, mononukleus infeksiosa, scarlet fever, angina
agranulositosis.
Terapi, dokter meresepkan pasien dengan obat Ampicilin, paracetamol, vitamin B complex,
dan vitamin C
PEMBAHASAN
 FARINGITIS
peradangan membrane mukosa faring dan struktur mukosa lain disekitarnya. Paling banyak terjadi
pada anak-anak dengan gejala yang bervariasi dari ringan, sembuh sendiri sampai menimbulkan sisa
gejala berat misalkan meningitis, demam rematik, glumerulonefritis. ( Aamir, S. 2014 )
Etiologi: virus (40-60%) bakteri (5-40%),alergi dan lain-lain.

Etiologic bacterial paling banyak streptoco

cokus beta hemolotikus grup A (15-20%), St penting untuk penentuan t
reptokokus non grup A, Sstaphylococcus aure erapi, pencegahan komplik
us, haemophilus influenza dll asi dan resistensi serta efe
k samping terhadap obat
Virus : Epstein Bar virus, Adenovirus, herp
es simplex, virus parainfluensa., dll
 virus merupakan etiologi terbanyak faringitis akut, terutama pada an
ak berusia < 3 tahun

Streptococcus hemolitikus grup A adalah bakteri penyebab terbanyak

faringitis akut pada anak-anak berusia 5-15 tahun, dan jarang ditemu
kan pada anak berusia <3tahun. Bakteri tersebut mencakup 15 30
% dari penyebab faringitis akut pada anak

PENUALARAN : droplet infection dari orang yang menderita faringitis.

FAKTOR RESIKO
udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang
kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan
E -Diperkirakan, setiap tahunnya 40 juta orang mengunjungi pusat pe
P layanan kesehatan karena faringitis.

I -terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin

D -frekuensi paling tinggi terjadi pada anak-anak.1530% kasus faringi
tis pada anak-anak usia sekolah dan 10% kasus faringitis pada orang d
E ewasa.
M -Anak-anak usia 4 sampai 12 tahun merupakan usia yang paling rent
I an terinfeksi penyakit faringitis dan puncaknya pada usia 4-7 tahun.
O - Insiden dipengaruhi oleh perubahan musim. Di Indonesia umumny
L a terjadi pada saat pancaroba dan selama musim hujan.

O - Kematian akibat faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebaga

G i hasil dari komplikasi penyakit ini.

I
BAKTERI : faringitis streptokokus gr VIRUS
up A
- terjadi pada anak usia 4-7 tahun, - rhinorea,
- nyeri kepala yang konsisten - suara serak, batuk
- Muntah ( tidak khas ) - konjungtivitis,
- nyeri
s. tenggorokan, disfagia, eksudat - pada beberapa kasus disertai diare
tonsil/faring - ulkus pada palatum mole dan dindi
- demam diatas 38oC, ng faring
- riwayat kontak dengan penderita de
ngan kasus faringitis bacterial atau
demam rematik
- pembesaran kelenjar leher anterior
- tidak ada batuk
- faring hiperemis, uvula bengkak da
n merah.
Hasil anamnesis :
- demam terutama saat
malam hari,
-mual, muntah, dan diare menunjukkan gejala-gejala yang me
ngarah ke faringitis, terutama faringi
Hasil pemeriksaan fisik : tis tipe akut.
- suhu 37,7 C
- terlihat adanya plak pu
tih pada faring
- pembesaran kelenjar li
mfe dibawah leher.
Krikeria Centor untuk GAS (grup A
streptococcus)
- demam (1 point)
- limfadenopati servical anterior (1 point)
- eksudat tonsil ( 1 point)
- tidak ada batuk (1 point). Gejala pasien :
demam,anterior Cervical lymp
Skor 0-1 dinyatakan bahwa bukan infeksi GAS hadenopathy dan tidak dijumpai
23 maka pasien memiliki kemungkian 40% batuk. ( 3 point )
terinfeksi
skor 4 pasien memiliki kemungkinan 50%
terinfeksi.
seharusnya dilakukan kultur
dan diberikan antibiotic jika
hasil kultur (+)
 Pemeriksaan penunjang

1. kultur apusan tenggorokan (gold standard )

Kelemahan dari metode ini antara lain biaya ya
ng mahal dan perlu waktu untuk mengetahui h
asilnya (1-2 hari).

2. Rapid antigen detection test

mendeteksi antigen streptocokus grup A denga
n spesifitas yang tinggi dan sensitifitas yang ren
dah.
P - Penentuan penyebab faringitis bakteri ataupun virus merupakan k
E unci dari jenis pemberian obat yang harus diberikan.

N - Pemberian antiobiotik harus berdasarakan pada gejala klinis da

n hasil kultur positif pada pemeriksaan usap tenggorok
G - Antibiotic : golongan penisilin yaitu penisilin V oral 15-30 mg/kgBB
/hari dibagi 2-3 dosis selama 10 hari.
O
Resep dokter : Ampicilin, paracetamol, vitamin B complex, dan vitami
B nC
A - Ampisiilin : obat antibiotic penisilin yang diberikan sebagai obat pen
urun panas dan sebagai obat antibiotic.
T - Antipiretik dapat dianjurkan terutama parasetamol atau ibuprofen.
- Sedangkan vitamin B kompleks dan vitamin C digunakan untuk men
A ingkatkan daya tahan tubuh dan nutrisi tubuh sehingga cepat sembuh.

N
TES DENVER
 DAFTAR PUSTAKA
Acerra, J.R. 2010. Pharyngitis. Departement of Emergency Medicine. North Shor
e. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/764304- overview. [Acce
ssed: 6 December 2017].
Aamir, S. 2014. Pharyngitis and Sore Throat: A Review. American Journal of Biote
chnology Vol. 10 (33), ppp. 6190-6197. Available From: http://www.academicjourn
als.org/AJB. [Accessed: 5 december 2017].
Jill, G. 2013. Acute Pharyngitis. In: Journal of the American Academy of Physician
Assistants: February 2013-Volume 26-Issue 2- p 57-58
Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Badan Penerbit ID
AI. Jakarta
Rusmarjono, Soepardi, E.A. Dalam: Supardi, E.A., Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kese
hatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Ed ke-5. Jakarta: Balai Penerbit F
akultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20014
WHO, 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pedoman B
agi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. WHO & Depkes R
I. Jakarta
Yu KCY. In : AK Lalwani, ed. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology
Head and Neck Surgery. International Edition. McGraw-Hill, Boston, 2012.
TERIMAKASIH