Teori ini dipelopori oleh Galton (1879). Teori ini mengemukakan bahwa
pemimpin tidak dihasilkan tetapi dilahirkan ( leader are born), seorang pemimpin itu
muncul berdasarkan warisan atau keturunan. Takdir telah menentukan ia menjadi
pemimpin.
Tetapi disisi lain Islam juga mengajarkan bahwa faktor keturuanan mempunyai
peranan yang cukup besar dalam melahirkan seorang pemimpin yang berkualitas. Oleh
karena itu Nabi SAW menganjurkan dalam mencari seorang istri harus dilihat dari
keturunan yang baik. Perempuan itu biasanya dinikahi karena 4 hal ; hartanya,
cantiknya, nasabnya ( keturunannya) dan agamanya. Pilihlah yang mempunyai agama
yang baik maka kamu beruntung ( HR Al-Bukhari)
Selain melalui suatu proses, masyarakat sebagai lingkungan sosial juga ikut
membentuk dan mempelopori terbentuknya pemimpin. Dengan adanya lingkungan
yang kondusif dimana dapat merangsang untuk bekerjasama, memecahkan masalah,
berinteraksi satu sama lain akan mempermudah seseorang tersebut tumbuh sebagai
sorang pemimpin. Lain halnya dengan lingkungan yang penuh protektif dan penuh
larangan-larangan kepada anak-anak. Dengan semakin banyak larangan yang dibeikan
kepada anak, maka anak tersebut akan snagat sulit berkembang , terlebih lagi
lingkungan yang individualistis, dimana setiap individu akan menyelesaikan
maslahnya secara sendiri Dengan demikian potensi untuk terbentuknya seorang
pemimpin kurang dapat dikembangkan secara optimal.
Teori ini menyatakan bahwa ciri-ciri individual dan situasu tempat kelompok
berada menentukan siapa yang menjadi pemimpin.
Dalam teori ini lahirnya seorang pemimpin didasarkan oleh kondisi lingkungan
sosial tertentu. Dimana kondisi tersebut merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi dan diselesaikan. Salah satu pendukung teori ini adalah Mumford ( 1909 ), ia
berpendapat bahwa seorang pemimpin dapat disebabkan dari kemampuan dan
keterampilannya dalam memecahkan suatu masalah. Biasanya pemimpin ini sangat
kondisional dalam keadaan yang dihadapi, artinya tokoh yang muncul sebagai
pemimpin disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan situasi pada waktu itu. Meskipun
pemimpin itu terlahir karena kondisi situasional baik karena inisiatif sendiri atau
karena dipilih, tetapi pada hakikatnya memang memiliki kemampuan untuk
memimpin. Atau dengan kata lain dapat diartikan bahwa kemampuan memimpin
tersebut dipertemukan dengan kondisi yang membutuhkan kecakapan dan keahlian
yang dimiliki.