Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebijakan pendidikan nasional kita saat ini adalah pemerataan pendidikan
dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan,
manajemen pendidikan, akuntabilitas dan citra pendidikan. Mutu pendidikan perlu
ditingkatkan guna meningkatkan daya saing, kemandirian, dan martabat bangsa di
kancah internasional. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, orang
kunci yang paling menentukan adalah kepala sekolah. Pengamatan empiris di
lapangan menunjukkan bahwa hampir tidak ada sekolah yang tidak bermutu yang
dipimpin oleh kepala sekolah yang bermutu. Artinya, hampir semua sekolah yang
bermutu tinggi dipimpin oleh kepala sekolah yang bermutu tinggi pula. Secara
teoritis, Hoy & Miskel menyatakan bahwa mutu sekolah ditentukan oleh mutu
kepemimpinan kepala sekolahnya. Ahli manajemen Jepang, Deming, yang terkenal
dengan PDCA-nya (Plan, Do, Check, and Action) menyatakan bahwa 85 persen
masalah mutu produksi bukan ditentukan oleh bawahannya melainkan oleh
manajernya Sejalan dengan pendapat Deming tersebut, Juran menyatakan bahwa
masalah rendahnya mutu 80 persen ditentukan oleh manajemennya, sedangkan
sisanya yang 20 persen oleh faktor lainnya
Manajemen sekolah dilakukan oleh kepala sekolah sehingga kepala sekolah
berperan sebagai manajer. Tugas kepala sekolah sebagai manajer adalah memimpin
sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah
secara optimal. Sebagai pemimpin banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pemimpin seperti latar belakang pendidikan, sosial budaya, ekonomi,
keluarga, usia, pengalaman kerja, dan sebagainya. Namun, dalam artikel ini
faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin (leader behavior) dibatasi
pada faktor-faktor menurut Yukl yaitu: kriteria sukses, sifat-sifat pemimpin,
kekuasaan pemimpin, variabel situasional, dan variabel intervening. Variabel

1
situasional dalam organisasi dicontohkan oleh Yukl adalah budaya, sistem ganjaran,
struktur organisasi, dan lain-lain.
Dalam makalah ini pembahasan dibatasi pada type-type gaya
kepemimpinan, sifat-sifat kepemimpinan dan factor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pemimpin. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan sumbangan konsep
pemikiran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dalam
pendidikan secara umum.

2
BAB II
KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN

A.TIPE-TIPE GAYA KEPEMIMPINAN


Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya
dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk
tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat
yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom. Keduanya menyatakan bahwa pola
tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh
bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat
diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini.
Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born
and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut
aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam
keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan
menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara
mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas
atau determinitis.
Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi,
maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini
ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang
bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3
Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori
ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang
hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat
kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga
dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun
demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat
mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok
pemimpin yang baik.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya
kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu
pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut
diwujudkan.

Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa
tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagai berikut :
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering
memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung

4
kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari
bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi
(overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu
terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat
digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan

5
teamwork dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis
bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang
paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang
pemimpin yang demokratis.

B. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN
Sebuah organisasi harus memiliki seorang pemimpin tertinggi di lingkungan
organisasinya yang disebut leader. Di lingkungan sekolah disebut kepala sekolah
(principal atau headmaster). Sukses atau gagalnya suatu sekolah antara lain
sangatlah ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan kepala sekolahnya.
Banyak penulis dan ahli yang mencoba merumuskan syarat-syarat dan sifat-sifat
kepemimpinan menurut bidangnya masing-masing. Ada yang merumuskannya
secara garis besar dan pokok-pokoknya saj, tetapi ada pula yang terperinci.
Prof.Dr.A.Abdurrahman menyimpulkan macam-macam sifat kepemimpinan
menjadi lima pokok yang disebut sebagai panca sifat yaitu :
1. Adil
2. Suka melindungi
3. Penuh inisiatif
4. Penuh daya penarik
5. Penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Sifat-sifat pemimpin efektif menurut Kouzes & Posner ada 20 yaitu:
1. Jujur
2. Memandang jauh ke depan
3. Memberikan inspirasi,
4. Cakap,
5. Berpikiran adil,

6
6. Mau memberi dukungan,
7. Berpikiran luas,
8. Cerdas,
9. Lugas,
10. Dapat diandalkan,
11. Berani,
12. Mau bekerja sama,
13. Mempunyai imajinasi,
14. Peduli,
15. Bertekad kuat,
16. Dewasa,
17. Ambisius,
18. Setia,
19. Dapat mengendalikan diri, dan
20. Mandiri.
Keduapuluh sifat yang ditemukan oleh James M. Kouzes & Barry Z.
Posner berdasarkan penelitiannya terhadap 20.000 pemimpin sebagai responden di
empat benua. Penelitian tersebut dimulai awal tahun 1980-an dengan melakukan
survey terhadap eksekutif bisnis dan pemerintah. Penelitian tersebut menggunakan
sebuah pertanyaan “What value (personal traits or characteristics) do you look for
and admire in your superiors?” (Apa nilai-nilai (ciri khas dan watak pribadi) yang
anda cari dan anda kagumi pada atasan anda?”). Tetapi, menurut Kouzes & Posner
dari ke-20 sifat-sifat pemimpin yang ditemukan, mayoritas responden memilih
empat sifat teratas yaitu:
1. Jujur,
2. Memandang jauh ke depan.
3. Memberikan inspirasi, dan
4. Cakap.
Lunenburg & Orstein menyatakan bahwa sifat-sifat pemimpin yang efektif adalah:
1. Adaptasi situasi,
2. Cepat belajar dengan lingkungan sosial,
3. Ambisus dan berorientasi hasil,

7
4. Asertif,
5. Kooperatif,
6. Desisif,
7. Dapat diandalkan,
8. Dominan (hasrat mempengaruhi orang lain),
9. Bertenaga kuat,
10. Teguh,
11. Percaya diri,
12. Toleran terhadap stres, dan
13. Ingin bertanggung jawab.
Dari berbagai pendapat tentang sifat-sifat pemimpin menurut para pakar
manajemen di atas, ternyata banyak kesamaannya. Perbedaannya hanya terletak
pada cara penyampaian istilahnya saja. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang disebut dengan sifat-sifat pemimpin ialah ciri khas yang
menunjukkan kepada sejumlah atribut individual seorang pemimpin yang
membedakan sifat-sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.
Secara umum dapat dikemukakakn beberapa sifat yang diperlukan dalam
kepemimpinan dalam pendidikan antara lain ialah :
1. Rendah hati dan sederhana
2. Bersifat suka menolong.
3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4. Percaya pada diri sendiri
5. Jujur adil dan dapat dipercaya
6. Keahlian dalam jabatan

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMIMPIN


Perbedaan-perbedaan dalam perilaku dan sikap serta gaya kepemimpinan
disebabkan karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya. Perilaku
peemimpin secara garis besar dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sifat-sifat yang
dimiliki pemimpin, perilaku atau fungsipemimpin terhadap kelompok yang
dipimpinnya, dan situasi intern dan ekstern lembaga yang bersangkutan.

8
Dalam makalah ini akan disinggung secara khusus dan lebih konkret lagi mengenai
faktor-faktor yang pada umumnya sangat dominan mempengarui perilaku seorang
pemimpin, diantarnya ialah :
1. Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki pemimpin untuk menjalankan
kepemimpinannya. Termasuk dalam masalah ini ialah latar belakang
pendidikan, pengalaman kerja serta usahapemimpin untuk menamabh
pengetahuan tentang kepemimpinan yang dilakukan selama dia menjabat
sebagai pemimpin.
2. Jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpin, Perilaku dan sikapa
seorang yang sedang memimpin anak buah dalam kapal yang sedang
tenggelam, tidaka sama dengan perilaku dan sikap seorang guru yang
sedang memimpin diskusi dalam kelas, Perilaku seorang pemimpin
perusahaan tidak sama dengan perilakuseorang kepala sekolah dalam
menjalankan tugasnya. Tiap-tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis
tentunya memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntut cara-cara pencapaian
tujuan yang tidak sama, karean itu memerlukan sikap dan perilaku
kepemimpinan yang berbeda.
3. Sifat-sifat kepribadian pemimpin
4. Sifat-sifat kepribadian pengikut atau kelompok yang dipimpinnya.
5. Sangsi-sangsi yang ada ditangan pemimpin
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang
untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara
atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki
pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan
dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan Tipe Otokratis,
Tipe Militeristis, Tipe Paternalistis, Tipe Karismatik, dan Tipe Demokratis.
Secara umum beberapa sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan dalam
pendidikan antara lain ialah : Rendah hati dan sederhana, Bersifat suka
menolong, Sabar dan memiliki kestabilan emosi, Percaya pada diri sendiri, Jujur
adil dan dapat dipercaya, Keahlian dalam jabatan.
faktor-faktor yang pada umumnya sangat dominan mempengarui perilaku seorang
pemimpin, diantarnya ialah : Keahlian dan pengetahuan, Jenis pekerjaan atau
lembaga yang dipimpin,Sifat-sifat kepribadian pemimpin, Sifat-sifat kepribadian
pengikut atau kelompok yang dipimpinnya, Sangsi-sangsi yang ada ditangan
pemimpin

B. SARAN-SARAN
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan
saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan

10
dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi
para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang
baik.
2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para
pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para
bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang
pemimpin
4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin
menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk
tercapainya tujuan organisasi atau instansi.

Demikianlah makalah yang sederhana dan singkat ini, kepada para pembaca
yang ingin mengkaji lebih dalam tentang kepemimpinan dalam pendidikan kami
sarankan untuk membaca pula referensi pada daftar pustaka halaman terakhir
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang


Bumi Aksara, 1994).
 Drs.M.Ngalim Purwanto,MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Remaja Rosda Karya Bandung, 2009)
 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).
 www.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai