Anda di halaman 1dari 25

Prod. DR. Harrizul Rivai, M.S.

Guru Besar Kimia Farmasi


Fakultas Farmasi
Univestas Andalas
Rujukan:
1. David S. Jones (2010). Statistika Farmasi, Penerjemah Harrizul Rivai, Jakarta:
Penerbit EGC
2. Singgih Santoso. (2010). Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
3. Singgih Santoso. (2010). Statistik Nonparametrik: Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi

• Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan


suatu variabel dengan variabel lain.
• Analisis korelasi akan menghasilkan ukuran yang disebut
koefisien korelasi dengan simbol r (rho).
• Koefisien korelasi menunjukkan seberapa kuat hubungan antar-
variabel.
• Analisis regresi adalah analisis statistika untuk mencari
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.
• Hasil analisis regersi adalah persamaan matematika (Model
Matematika) yang dapat digunakan untuk keperluan peramalan
atau pendugaan.
• Persamaan matematika yang memungkinkan kita meramalkan
nilai-nilai suatu variabel tak bebas berdasarkan nilai-nilai
variabel bebas disebut Persamaan Regresi
Jenis-jenis Persamaan Regresi (Model
Regresi)

 Persamaan Regresi Linear


 Regresi Linear Sederhana
 Regresi Linear Berganda
 Persamaan Regresi Kuadratik
 Persamaan Regresi Kubik
 Persamaan Regresi Eksponetial
 Persamaan Regresi Logistik
Persamaan Regresi Linear Sederhana
Persamaan regresi linear sederhana → persamaan matematika
yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas
(respon) dengan sebuah variabel bebas (prediktor).

Y = a + bX
Di sini:
Y = variabel tak bebas (respon)
X = variabel bebas (prediktor)
a = konstanta atau perpotongan dengan sumbu Y
b = koefisien regresi atau kemiringan garis regresi
Dalam prosedur analisis untuk obat,
Contoh
kurva kalibrasi sering dibuat dengan
menggunakan konsentrasi tertentu
bahan yang akan dianalisis.
Hubungan konsentrasi obat dan
pengukuran analitik biasa bersifat garis
lurus.
Dalam metode spektrofotometri, serapan
biasanya sebanding dengan
konsentrasi.
Data dalam Tabel berikut ini diperoleh
untuk pembuatan kurva kalibrasi
seperti itu.
Olahlah data tersebut dengan program
SPSS.
Penyelesaian dengan Progam
SPSS

Pertama, jalankan
program SPSS dengan
cara: klik start, pilih All
Programs, klik SPSS
Statistics 17.0, lalu klik
SPSS Statistics17.0
Memasukkan data

Pilih Type in
data, kemudian
klik tombol OK

Kemudian klik sheet tab Variable View


Pengisian
Variabel

Klik Data View


Pengisian
Data
Data ini dapat disimpan
dengan prosedur sbb:
• Dari menu utama
SPSS, pilih menu File,
kemudian pilih
submenu Save As
• Beri nama file,
misalnya Analisis
Regresi Linear dan
tempatkan file pada
direktori yang
dikehendaki
• Klik tombol Save
Pengolahan Data

Dari menu utama SPSS, pilih Analyze,


kemudian pilih submenu Regression.
Dari serangkaian pilihan test, sesuai kasus
pilih Linear... sehingga tampak di layar
kotak dialog berikut:
Pindahkan variabel
Serapan ke kotak
dependent dan Kadar
obat ke kotak
Independent(s)
sehingga tampak seperti
gambar selanjutnya.
Klik Statistics...
sehingga tampak
seperti berikut.
Tandai pilihan
yang ingin
dianalisis,
misalnya
Estimates, Model
Fit, lalu klik
Continue
Klik Plots
Tandai pilihan
Histogram dan
Normal probability
plot.
Masukkan variabel
SRESID pada kolom Y
dan ZPRED pada
kolom X dengan klik
variabel itu dan klik
tanda panah. Setelah
itu klik Continue
Terakhir klik tombol
OK
Hasil Pengolahan Data

Dari Tabel Model Summary terlihat bahwa Koefisien Korelasi R = 0,999 dan
koefisien Determinasi R2 = 0,999. Koefisien Determinasi signifikan secara
statistik yang berarti 99,9 % Serapan dipengaruhi oleh Kadar obat, sisanya
0,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil Pengolahan Data

Hasil perhitungan koefisien regresi memperlihatkan:


• Nilai koefisien konstanta = - 0,002 dengan t hitung = - 0,113 dan Sig. =
0,972 (> 0,05). Kesimpulan Ho diterima yang berarti koefisien konstanta
tidak signifikan secara statistik.
• Nilai koefisien slope Kadar obat = 0,024 dengan t hitung 37,628 dan Sig. =
0,001 (< 0,05). Kesimpulan Ho ditolak yang berarti koefisien slope Kadar
obat signifikan secara statistik.
• Persamaan regresinya:

Y = - 0,002 + 0,024 X
atau
Serapan = - 0,002 + 0,024 (Kadar Obat)
Dari menu utama SPSS, pilih Analyze,
kemudian pilih submenu Regression.
Dari serangkaian pilihan test, sesuai kasus
pilih Curve Estimation sehingga tampak di
layar kotak dialog berikut:
Masukkan
Serapan ke
Dependent (s) dan
Kadar Obat
(mg/mL) ke
Independent
Variable, dan pilih
Model Linear dan
klik OK.
Hasil Analisis Curve Fit
Dari Tabel Model Summary terlihat bahwa Koefisien Determinasi
R2 = 0,999 dengan nilai F hitung = 1415,897 dan Signifikansi =
0,001 < 0,05 yang berarti Ho ditolak atau model linear bisa
dipakai.
Dari Parameter Estimasi dapat terlihat bahwa konstanta = -
0,002 dan b1 = 0,024, karena itu model regresi adalah Y = -
0,002 + 0,024 X
Kurva untuk Serapan Vs Kadar Obat (mg/mL)
Latihan 1
Larutan fluoresein standar dalam air diperiksa dengan spektrometer
fluoresensi, dan hasilnya seperti dalam tabel berikut:
Tentukanlah koefisien korelasinya dan model persamaan regresinya
linearnya!
Konsentrasi (pg/mL) Intensitas Fluoresensi
0 2,1
2 5,0
4 9,0
6 12,6
8 17,3
10 21,0
12 24,7
Latihan 2
Olahlah contoh-contoh soal dalam buku Statistik
Farmasi (David S. Jones) berikut ini:
1. Contoh 12.1 halaman 457
2. Contoh 12.2 halaman 464

Anda mungkin juga menyukai