Anda di halaman 1dari 36

Xeroftalmia

BKMM CIKAMPEK
Apakah Xeroftalmia?
 Kelainan pada mata akibat kurang vit A
(KVA)
 Xeroftalmia: “mata kering”. Kekeringan
terjadi pada selaput lendir (konjungtiva) &
selaput bening (kornea).
Tanda-tanda mata sehat
 Kornea (selaput bening) benar-benar
jernih
 Bagian putih mata benar-benar putih
 Pupil (orang-orangan mata) benar-benar
hitam
 Kelopak mata dapat membuka dan
menutup dengan baik
 Bulu mata teratur dan mengarah keluar
Apa bahaya Xeroftalmia?

Bila tidak segera diobati


dapat menyebabkan
kebutaan
Epidemiologi
 250 juta anak pra sekolah menderita kekurangan vit
A subklinik
 3 juta menunjukkan gejala klinik kekurangan vit A
 300.000 anak buta karena kekurangan vit A (10%
dari seluruh kebutaan pada anak)
 Indonesia: ~ 50% anak pra sekolah
kekurangan vit A subklinik
~ 34% wanita hamil kekurangan vit A
subklinik
 Subklinik: serum retinol rendah
serum retinol kurang: <0,35 µmol/l
rendah: <0,70 µmol/l
 Klinik: menunjukkan gejala
Kelompok umur yang mudah
menderita Xeroftalmia

 Bayi usia 6-11 bulan

 Anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun)


Yang lebih berisiko menderita
Xeroftalmia?

 Bayi berat lahir rendah (BBLR); <2,5 kg


 Anak yang tidak mendapat ASI
 Anak yang tidak mendapat makanan
pengganti ASI yang cukup
 Anak kurang gizi/bawah garis merah
 Anak yang menderita infeksi
Siapa yang lebih berisiko menderita
Xeroftalmia?
 Anak dari keluarga miskin
 Anak yang tinggal di daerah pengungsian
 Anak yang tinggal di daerah dengan
sumber vit A kurang dan ada pantangan
terhadap makanan sumber vit A
 Anak yang tidak pernah mendapat kapsul
vit A dan imunisasi
 Anak yang kurang/jarang makan makanan
sumber vit A
Anak-anak dan sumber vit A
Bagaimana mengenal Xeroftalmia?
 Tahapan Xeroftalmia (WHO 1996)
1. (XN) : Buta senja
2. (X1A) : Xerosis konjungtiva
3. (X1B) : Xerosis konjungtiva dan
bercak Bitot
4. (X2) : Xerosis kornea
5. (X3A/X3B) : Keratomalasia dan Ulserasi
kornea
6. (XS) : Sikatriks (jar. Parut) kornea
1. Buta Senja (XN)=Rabun senja
=Rabun Ayam
 Penglihatan menurun pada senja hari atau
tidak dapat melihat dilingkungan kurang
cahaya
 Anak sering terlihat membentur atau
menabrak benda didepannya
 Bila belum dapat berjalan: anak diam
memojok dan tidak melihat barang atau
makanan di depannya.
2. Xerosis konjungtiva (X1A)
 Selaput lendir atau bagian putih bola mata
tampak kering, berkeriput dan
berpigmentasi dengan permukaan terlihat
kasar dan kusam
 Orang tua sering mengeluh mata anak
tampak kering atau berubah warna
menjadi kecoklatan
3. Xerosis konjungtiva dan bercak
Bitot (X1B)
 X1B: X1A + bercak putih seperti busa
sabun atau keju (bercak Bitot) terutama di
daerah celah mata sisi luar
 Keluhan orang tua: Mata anak tampak
bersisik atau timbul busa
 Dalam keadaan berat:
* seluruh permukaan konjungtiva kering
* Konjungtiva menebal, melipat dan
berkerut
4. Xerosis kornea (X2)
 Kekeringan konjungtiva berlanjut sampai
kornea
 Kornea tampak suram dan kering,
permukaannya kasar
 Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi
buruk, menderita campak, ISPA, diare)
5. Keratomalasia dan Ulserasi
kornea (X3A/X3B)
 Kornea melunak seperti bubur dan dapat
terjadi ulkus/perlukaan
 Tahap X3A: Kelainan mengenai <1/3
permukaan kornea
 Tahap X3B: Kelainan mengenai ≥1/3
permukaan kornea
 Keadaan umum penderita sangat buruk
 Dapat terjadi perforasi kornea (pecah)
6. Xeroftalmia Scar (XS)=
Sikatriks (jaringan parut)
kornea

Kornea mata tampak menjadi putih atau


bola mata tampak mengempis
Yang harus dilakukan tenaga
kesehatan?
 Mengetahui jumlah sasaran dan
menghitung kebutuhan kapsul vit A
 Mengupayakan cakupan distribusi kapsul
vit A 100%
 Melaporkan kasus Xeroftalmia
 Mengadakan pelacakan ke daerah kasus
 Menindak lanjuti laporan bila ditemukan
kasus BGM, campak, kelainan mata yang
dicurigai
Yang harus dilakukan tenaga
kesehatan?
 Semua anak dengan kasus BGM,
infeksi/campak, harus dilakukan:
* Anamnesa pola makan
* Anamnesa gejala awal KVA: buta senja
* Periksa matanya !!!
 Berikan perhatian khusus pada balita yang:
- keluarga miskin
- diasuh bukan oleh ibunya
- daerah pengungsian
- jarang ke posyandu/puskesmas
PENGOBATAN
 Dosis kapsul vit A:
- Hari pertama (saat ditemukan)
Berikan 1 kapsul vit A sesuai umur
*bayi ≤5 bln: ½ kapsul biru (50.000 IU)
*bayi 6-11 bln: 1 kapsul biru (100.000 IU)
*anak 12-59 bln:1 kapsul merah
(200.000IU)
- Hari kedua (keesokan harinya):
berikan 1 kapsul vit A (sesuai umur)

- 2 minggu kemudian:
berikan 1 kapsul vit A (sesuai umur)
 Berikan obat tetes mata antibiotik (tanpa
kortikosteroid) pada penderita X2, X3A, X3B
 Sertakan dengan perbailkan gizi, pengobatan
infeksi sistemik, dan penyuluhan keluarga.
RUJUKAN
 Pada tahap XN, X1A, X1B, X2 segera rujuk
ke puskesmas, pada tahap ini mata masih
dapat disembuhkan
 Pada tahap X3A, X3B, XS segera rujuk ke
dokter spesialis mata/RS/BKMM
Pencegahan
 Bayi 6-11 bulan:
100.000 IU (kaps biru)
Februari – Agustus
 Balita 12-59 bulan:
200.000 IU (kaps merah)
Februari – Agustus
 Ibu nifas:
200.000 IU (kaps merah)

Anda mungkin juga menyukai