Anda di halaman 1dari 13

Pemasungan

Tindakan yang menghalangi setiap orang


dengan gangguan jiwa memperoleh dan
melaksanakan hak-haknya sebagai warga
negara. Hak-hak tersebut meliputi:

 hak memperoleh pengobatan,


 hak memperoleh penghasilan,
 hak memperoleh pendidikan/pekerjaan
 hak memperoleh kehidupan sosial.
29 July 2013 2
DAMPAK PEMASUNGAN
• Terhadap penyakit jiwa
• Terhadap fisik
• Sosial
• Ekonomi pasien dan keluarga
• Masyarakat

29 July 2013 3
SISTEM RUJUKAN
• PENJANGKAUAN KASUS
• TINDAK LANJUT PENANGANAN
• SISTEM JAMINAN KESEHATAN
• MEMBANGUN KELOMPOK BANTU DIRI

29 July 2013 4
PENJANGKAUAN KASUS PASUNG
 Tokoh masyarakat (toma)/tokoh agama (toga)/tokoh wanita (towa),
petugas keamanan/pemerintahan setempat(RT/RW/Desa)

 Melaporkan kepada kader kesehatan jiwa maupun tenaga kesehatan


terdekat bila menemukan orang dengan gangguan jiwa/ODGJ di wilayahnya
yang mengalami pemasungan : Diikat atau dibatasi pergerakannya dengan
benda apapun , Ditelantarkan Tidak diberikan makan, minum, pakaian,
pengobatan dan tempat berteduh yang layak.
 Melepaskan orang yang mengalami pemasungan dari pengikatan, ruang
isolasi, dan bersama tenaga kesehatan membawa ODGJ dipasung ke
fasilitas pelayanan kesehatan
 Membantu proses pengobatan dan perawatan orang dengan gangguan
jiwa/ODGJ yang berada di wilayahnya.
 Dalam kondisi khusus, misalnya orang dengan gangguan jiwa yang
dipasung atau ditelantarkan masih menunjukkan gejala-gejala agresivitas,
perlu bekerjasama dengan petugas keamanan.

29 July 2013 5
PENJANGKAUAN KASUS PASUNG (2)
 Kader Kesehatan Jiwa

Mendeteksi kasus pemasungan dan penelantaran ODGJ di


wilayahnya.
Melakukan pendekatan kepada orang dengan gangguan jiwa/ODGJ
dan keluarganya serta memotivasi keluarga untuk membawa orang
dengan gangguan jiwa yang dipasung dan ditelantarkan ke fasilitas
pelayanan kesehatan jiwa terdekat untuk mendapat tindakan
pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan.
Menjelaskan sistem penjaminan sosial kesehatan yang dapat diakses
oleh keluarga (lihat panduan penjaminan sosial kesehatan).
Melakukan rujukan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.

29 July 2013 6
PENJANGKAUAN KASUS PASUNG (3)
 Tenaga Kesehatan di Puskesmas/RS

 a. Melakukan pendekatan dan memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada


orang dengan gangguan jiwa/ODGJ yang dipasung dan ditelantarkan dan
keluarganya.
 b. Memotivasi keluarga untuk membawa orang dengan gangguan jiwa tersebut ke
fasilitas pelayanan kesehatan jiwa terdekat untuk mendapat tindakan pengobatan
dan perawatan yang dibutuhkan.
 c. Memberikan tindakan pengobatan dan perawatan sesuai dengan kondisi
kesehatan orang dengan gangguan jiwa tersebut.
 d. Melakukan rujukan ke unit psikiatri di rumah sakit umum terdekat atau rumah
sakit jiwa, bila kondisi klien memerlukan tindakan pengobatan dan perawatan lebih
lanjut.
 Melatih keluarga untuk dapat merawat klien di rumah (lihat pedoman
pemberdayaan keluarga).

29 July 2013 7
Tindak Lanjut Penanganan Pemasungan
(pasca perawatan)
 Orang dengan Gangguan Jiwa
◦ Berupaya secara aktif untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan fisik dan mentalnya sesuai dengan informasi
yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
◦ Menjalani pengobatan secara teratur dan benar.
◦ Datang untuk kontrol secara teratur dan mencegah
terjadinya putus obat.
◦ Berupaya untuk tetap melakukan aktivitas termasuk
aktivitas sosial sehari-hari secara teratur.
◦ Datang dan ceritakan kepada kader atau tenaga
kesehatan terdekat bila timbul gejala-gejala
kekambuhan.

29 July 2013 8
Tindak Lanjut Penanganan Pemasungan
(2)
 Keluarga
Merawat orang dengan gangguan jiwa sesuai dengan informasi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
Memberikan obat kepada orang dengan gangguan jiwa secara
teratur dan benar.
Membawa orang dengan gangguan jiwa untuk kontrol secara teratur
dan mencegah terjadinya putus obat.
Memberikan perhatian, dukungan dan kasih sayang kepada orang
dengan gangguan jiwa.
Melatih dan memotivasi orang dengan gangguan jiwa untuk
melakukan aktivitas sehari-hari secara teratur.
Melaporkan kepada kader atau tenaga kesehatan terdekat bila
terjadi gejala kekambuhan atau terjadinya efek samping.
Membawa orang dengan gangguan jiwa ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat bila terjadi kekambuhan.

29 July 2013 9
Tindak Lanjut Penanganan
Pemasungan (3)
 Tokoh masyarakat (toma)/tokoh agama (toga)/tokoh wanita
(towa),pemerintahan setempat (RT/RW/Desa/Kelurahan)
 Memberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan jiwa kepada
masyarakat di wilayahnya melalui kegiatan-kegiatan di masyarakat.
 Mendukung proses pengobatan dan perawatan orang dengan gangguan
jiwa.
 Memberikan perhatian, dukungan dan kasih sayang kepada orang dengan
gangguan jiwa dan keluarganya.
 Membantu memfasilitasi orang dengan gangguan jiwa yang perlu dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan.
 Memberikan kesempatan kepada orang dengan gangguan jiwa untuk
mengembangkan potensinya di masyarakat (lihat panduan rehabilitasi).
 Membangun kerjasama lintas program dan sektor yang baik dalam
menangani kasus pasung dan penelantaran di wilayahnya.

29 July 2013 10
Tindak Lanjut Penanganan
Pemasungan (4)
 Kader Kesehatan Jiwa
Melakukan kunjungan rumah secara rutin minimal 1 kali per minggu,
setelah klien kembali dari perawatan di rumah sakit jiwa atau unit
psikiatri di rumah sakit umum atau selama menjalani rawat jalan.
Melakukan hal-hal berikut saat melakukan kunjungan rumah:
Memantau obat yang diminum oleh orang dengan gangguan jiwa
(nama obat, dosis, obat yang tersisa).
Memantau aktivitas sehari-hari yang harus dilakukan orang dengan
gangguan jiwa.
Memantau kemampuan keluarga dalam merawat orang dengan
gangguan jiwa.
Mengindentifikasi tanda-tanda kekambuhan dan efek samping.
Mengingatkan jadual kontrol selanjutnya.

29 July 2013 11
Tindak Lanjut Penanganan
Pemasungan (5)
 Tenaga Kesehatan
Melakukan kunjungan rumah secara rutin minimal 2 minggu sekali
khususnya dalam 3 bulan pertama temuan kasus, setelah ODGJ
kembali dari perawatan di rumah sakit jiwa atau unit psikiatri di
rumah sakit umum atau selama menjalani rawat jalan
Melakukan hal-hal berikut saat melakukan kunjungan rumah:
Mengevaluasi kondisi orang dengan gangguan jiwa
Mengevaluasi kondisi keluarga orang dengan gangguan jiwa
Mengevaluasi obat yang diminum/diperoleh orang dengan
gangguan jiwa
Memberikan tindakan medis dan keperawatan yang dibutuhkan oleh
orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya
Mengindentifikasi tanda-tanda kekambuhan atau efek samping
Mengingatkan jadual kontrol selanjutnya

29 July 2013 12
Tindak Lanjut Penanganan
Pemasungan (6)
 Dinas Sosial
 a. Menyelenggarakan Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) yang bertujuan untuk:
 Mengetahui jumlah orang dengan gangguan jiwa di Desa/Kelurahan.
 Mengidentifikasi jenis kecacatan, permasalahan, dan potensinya.
 Menumbuhkan rasa harga diri, percaya diri, motivasi diri dan tidak ketergantungan pada orang lain
dan keluarga.
 Membantu keluarga/masyarakat dalam memahami, memperlaku-kan, memenuhi kebutuhan orang
dengan kecacatan secara tepat.
 Menciptakan akses rujukan bagi orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya dalam memperoleh
pelayanan dan rehabilitasi
 Mengidentifikaskan potensi sumber bantuan bagi pelayanan orang dengan gangguan jiwa.
 Terbentuknya sejumlah kader Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM).
 b. Menyelenggarakan layanan panti rehabilitasi bagi orang dengan gangguan jiwa yang
tidak memiliki pelaku rawat. Layanan panti diselenggarakan melalui kerjasama antara
dinas sosial dan dinas kesehatan dengan fokus pada kegiatan rehabilitasi.

29 July 2013 13
Sistem Penjaminan Sosial Kesehatan

 Secara garis besar sistem penjaminan sosial kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu Jaminan Kesehatan
Masyarakat yang bersumber dari dana nasional, dan Jaminan Kesehatan Daerah yang dananya
bersumber pada anggaran keuangan daerah. Mekanisme untuk mendapatkan jaminan pelayanan
kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan daerah masing-masing.
1. Jaminan Kesehatan Masyarakat
Diperuntukkan bagi mereka yang memiliki Kartu Jamkesmas atau tidak memilikinya karena tergolong
pada kelompok gelandangan (termasuk gelandangan psikotik), residen panti, dan narapidana.

2. Jaminan Kesehatan Daerah


 Ditujukan bagi orang yang belum memiliki jaminan kesehatan. Khusus DKI Jakarta, Jaminan ini diberikan
kepada orang yang tidak memiliki jaminan kesehatan (JPK-GAKIN) dan memiliki surat keterangan tidak
mampu yang telah diverifikasi oleh Puskesmas Kelurahan. Sebuah contoh dari Kalimantan Timur,
penanganan orang dengan gangguan jiwa dilakukan oleh Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial. Jika
ditemukan orang dengan gangguan jiwa di jalan akan diamankan oleh Satpol PP, kemudian dikonsulkan
ke Dinas Kesehatan melalui Puskesmas. Jika memerlukan perawatan maka dirujuk ke RSK Atma Husada
Samarinda. Pembiayaan rujukan ditanggung oleh Satpol PP, pembiayaan perawatan ditagihkan ke Dinas
Kesehatan dan biaya rehabilitasi setelah keluar dari RS oleh Dinas Sosial. Apabila penganggaran di
masing-masing unit terkait kurang, maka dimintakan ke Bantuan Sosial melalui Bagian Sosial Pemerintah
Kota.

 1 Januari 2014 : BPJS Kesehatan

29 July 2013 14

Anda mungkin juga menyukai