Anda di halaman 1dari 28

Glaukoma

BKMM CIKAMPEK
Apakah glaukoma
• Peningkatan Tekanan Intra Okular
• TIO normal < 21 mmHg
• Menyebabkan kebutaan secara perlahan-
lahan yang sifatnya permanen
Sudut bilik mata depan
Pembagian glaukoma
• Glaukoma simpel (kronis)
– TIO meningkat perlahan-lahan
– Penurunan visus perlahan, sering tidak disadari 
“Pencuri penglihatan”
– Sudut terbuka
• Glaukoma akut
– TIO meningkat secara mendadak
– Nyeri mata yang hebat, merah
– Sakit kepala, mual & muntah
– Sudut tertutup (sempit)
Patofisiologi glaukoma
Pembagian glaukoma
• Penderita glaukoma
– 90% glaukoma simpel (kronis)
– 5 – 10% glaukoma akut
Glaukoma akut
Gejala

• Tahap awal
– Tidak ada keluhan
– TIO meningkat
perlahan-lahan
– Lapang pandangan
menyempit
Diagnosis glaukoma
• Glaukoma klasik
– “TRIAS GLAUKOMA”
• TIO meningkat
• Kerusakan saraf optik
• Penyempitan lapang-pandangan
Pengukuran TIO
• Tonometer Schiotz
– Sebaiknya dilakukan pada penderita usia
diatas 40 tahun secara rutin (2 tahun sekali)
– TIO > 21 mmHg
• Diperiksa funduskopi
• Lapang pandangan
Fundus normal
Papil glaukoma

Cup / disc ratio = 0.8 – 0.9


Edema papil
Epidemiologi
• Glaukoma
– Penyebab kebutaan no-2 setelah katarak
Epidemiologi
• WHO (2000)
– Cataract : 25.0 Millions (50%)
– Glaucoma : 8.0 “ (16%)
– Corneal scar / trachoma : 5.0 “ (10%)
– Diabetic retinopathy : 3.0 “ ( 6%)
– ARMD : 2.0 “ ( 4%)
– Refractive errors : 2.0 “ ( 4%)
– Vit. A deficiency : 0.5 “
– Trauma : 1.0 “
– Childhood blindness : 1.0 “
– Others : 1.5 “
Indonesia
• Survei kesehatan indera 1993-1996
– Katarak 0.78%
– Glaukoma 0.20%
– Kelainan refraksi 0.14%
– Lain-lain 0.38%
Faktor risiko
• Genetika
• Diabetes
• Myopia
• Hipertensi
• Penggunaan obat-obat mengandung steroid
• Usia > 40 tahun
– Risiko menderita glaukoma 1.5%
• Usia > 70 tahun
– Risiko menjadi 15-20%
Penatalaksanaan
• Tetes mata Timolol 0.5% 2 x sehari
• Jika masih > 21 mmHg
– Pilokarpin 2% 3-6 x sehari
– Acetazolamide 1-3 x 250mg
– Suplemen kalium 1-2 x sehari
Penatalaksanaan
• Tindakan bedah (trabekulektomi) pada
kasus dimana TIO tetap tidak terkontrol
dengan obat-obatan
Demografi
• Berdasarkan survei nasional kebutaan
glaukoma 0.20%
– Berapa perkiraan penderita glaukoma
didaerah masing-masing
• Proporsi penduduk usia > 40 tahun dan
usia > 70 tahun
Infrastruktur
• Sumber daya manusia
– Jumlah dokter mata
– Dokter umum
– Perawat

• Diagnosis glaukoma jauh lebih sulit


dibandingkan katarak
• Deteksi dini lebih bermanfaat, karena kalau
sudah buta sifatnya permanen
• Apakah perlu pelatihan singkat untuk diagnosis
glaukoma?
Infrastruktur
• Fasilitas kesehatan
– Jumlah RS, Puskesmas, Klinik
– Apakah memiliki peralatan untuk diagnosis
glaukoma?
• Tonometer schiotz
• Funduskopi
• Kampimeter (kalau ada, tetapi pemeriksaan bisa
dilakukan secara kasar dengan tes konfrontasi)
Masalah
• Glaukoma menyebabkan kebutaan yang
permanen
– Pencegahan kebutaan adalah satu-satunya jalan
untuk menurunkan angka kebutaan
– Screening yang baik pada penderita usia > 40 tahun
• Diagnosis lebih sulit
– Memerlukan alat (tonometer) serta keterampilan
menggunakan funduskopi
• Pengobatan
– Penggunaan obat jangka panjang (mahal)
– Kepatuhan penderita
Kondisi saat ini
• Besaran masalah kebutaan glaukoma
• Dampak ekonomi akibat kebutaan
glaukoma
Target
• Menurunkan angka kebutaan glaukoma
menjadi 0.1%
• Meningkatnya pemeriksaan penjaringan
(screening) pada kelompok usia > 50
tahun sebanyak 50% pada tahun 2010
Alternatif penanggulangan
• Penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai
kebutaan glaukoma
• Pelatihan bagi petugas kesehatan & kader
• Program untuk deteksi glaukoma pada
populasi usia > 40 tahun
• Penyediaan obat-obat glaukoma bagi
penderita tidak mampu
Terima Kasih
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai