Anda di halaman 1dari 65

MOTOR

INDUKSI
Klasifikasi Motor Listrik
PENDAHULUAN

• Arus rotor motor induksi bukan diperoleh dari sumber tertentu.

• Arus pada rotor terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara


putaran rotor dan medan putar pada stator
BAGIAN-BAGIAN MOTOR
KOMPONEN STATOR

• Rangka.
• Inti stator
• Kumparan/gulungan
• Pelat penutup
KONSTRUKSI STATOR

• Dibuat dari pelat-pelat tipis dengan slot.

• Belitan ditempatkan pada slot

• Gulungan tiga fasa dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu

• Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120° antar phasa


INTI STATOR

• Terbuat dari lempeng-lempeng baja silikon berlaminasi.


• Untuk memperkecil rugi-rugi besi akibat arus pusar
KONSTRUKSI ROTOR
• Fungsi :mengubah daya dari stator menjadi tenaga mekanik.
• Terdapat dua tipe, yaitu :
1. Rotor sangkar
2. Rotor belitan
• Komponen-komponenRotor:
 Inti besi rotor,
 Kumparan/batang penghantar,
 Cincin
 Poros (shaft).
ROTOR SANGKAR
• Terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakkan
pada petak-petak slot paralel
• Kedua ujungnya dihubungsingkat dengan cincin
ROTOR BELITAN
• Konduktor yang digunakan adalah belitan
• Belitan terhubung ke cincin geser yang dipasang pada shaft
• Belitan terhubung ke resistor melalui sikat karbon
PRINSIP KERJA
• Prinsip kerja motor induksi mirip trafo
• Rangkaian primer (stator) dan sekunder (rotor) tidak satu inti.
• Rangkain sekunder berputar
PRINSIP KERJA
• Listrik dipasok ke stator sehingga menghasilkan medan magnet
yang berputar dengan kecepatan sinkron
• Pada rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel
• Rotor berputar searah putaran medan stator
SLIP
• Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan
sinkron
• Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan
rotor disebut slip

Ns  Nr
Slip(%)  x100
Ns
Ns = kecapatan putaran sinkron/ stator (rpm)

Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)


Slip S
n s  nr
x100%
ns

• Slip menghasilkan kopel motor untuk memutar rotor.


• Bila ns = nr  tidak menghasilkan arus induksi pada kumparan jangkar
rotor sehingga tidak dihasilkan kopel.
• Hubungan antara kopel motor (T) , slip (S) dan tahanan rotor ( R).

T R1<R2<R3

Tmaks

S
S=1 S=0
14
KONSEP MEDAN PUTAR
Prinsip Kerja
t0 t1 t2 t3 t4 t5 t6

a
x
ia ib ic -c -b

x
FFbc x

ib ia ic ib ia ic
FT Fa

ic ib i a ic ib ia b c Fa FT
FFcb
-a
ic ia ib
Prinsip Kerja
t0 t1 t2 t3 t4 t5 t6

a
x
ia ib ic -c -b
Fb
x x

ib ia ic ib ia ic
FT Fa
ic ib i a ic ib ia b c

Fc
ic ia ib -a

t0 t1 t2 t3 t4 t5
xa xa xa xa xa
xa
-c -b -c -b -c -b -c -b -c -b
FT Fa x Fb
F x x x -c -b x Fc x x x x x
x x
b
b c b c b c b c b c
Fc b c Fb Fa FT
-a -a -a -a -a
-a
Mode Operasi
+T Bila ns > nr mesin berfungsi
Sebagai motor.
Plugging
Motor

1.0 0 -1.0 S
Generator

Bila ns < nr mesin berfungsi


-T Sebagai generator.
RANGKAIAN EKIVALEN
R1 X1 R2 S. X2
I1 I’2 I2

Io

Ic Im
V1 Xm E1 S.E2
RC

V1 = tegangan stator E1 = tegangan (ggl) stator


R1 = tahanan stator R2 = tahanan rotor
X1 = reaktansi bocor stator X2 = reaktansi bocor rotor
RC = reaktansi inti besi Xm = reaktansi magnetisasi
VEKTOR DIAGRAM RANGKAIAN MOTOR INDUKSI

E1  I2  R 2  X2 
V1  E1  I1  R1  X1 
I0  IC2  I2m O

I1

Ic
I0
I’2 IM
R I’2
1
E1 SE2

I2 . I2 . SX2
1

R2
X
I’2

V1
RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR INDUKSI

Harga sekunder dipindah ke primer Harga primer dipindah ke sekunder

a= rasio/perbandingan ggl pada stator (E1) terhadap ggl pada


rotor (E2)
KOPEL MOTOR INDUKSI
kopel = torque: tanaga putaran E1
I'2 =
Z Z= R  X
E1
I'2 = 2
2 O  a 2R 2 
a R2
 
2
I’2  s   a 2
X
S  
2

I1
2 Ic
I’2 a X2  a 2R 2 
IM  s 
cos =  

I0
I’2 2
 a 2R 2 
 
I’2

E1  2 2
 s  a X
R

1
X  
2
1

I’2

V1
P = Tω P = 3  E1  I'2  cos
P 3  E1 '
T= =  I 2  cos
ω ω
P 3  V1 '
Bila Z1dianggap kecil  T = =  I 2  cos
ω ω
KURVA TORSI DAN SLIP
3 sa R 2

T = V  2 2

ω a R   s  a X 
T 1 2 2
2 2 2
2 2

‘ “ ‘“
R2 R2 R2
Tmaks ‘
R2
dT

R2
T diperoleh bila =0
‘“
R2 maks
ds
R
saat : s = 2

X 2

3  V12
S Tmaks = 2
S = 1 S = 0
2  a X2
1. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan rotor dan
reaktansi rotor masing-masing 20,5 Ohm dan 6,48 Ohm. Jika
pada rotor dilalui arus sebesar 3,62 A. Hitunglah tegangan (ggl)
pada Stator
 E1 = 3,65 (20,5 + 6,48) = 98,5 Volt

2. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan dan reaktansi


stator masing-masing 5,73 Ohm dan 1,6 Ohm. Jika pada motor
diberi arus sebesar 10 A, Pada Stator muncul ggl sebesar
45,82Volt. Tentukan sumber tegangan yang diberikan motor
tersebut.
V1= 45,82 + 10(5,73 + 1,6) = 119,12 Volt
3. Sebuah motor induksi bekerja dengan daya 125W dan
frekuensi 60 HZ. Hitunglah torsi motor tersebut.
T = 125 / (2 x 3,14 x 60) = 0,33 Nm

4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi 0,86 Nm dan


frekuensi 60 HZ. Bila motor diberi sumber tagangan 200 V dan
arus yang masuk ke kumparan atator sebesar 1,25 A. Hitunglah
faktor daya motor tersebut.
cosф = 0,86 ( 2) (3,14) (60) / 3 (200) (1,25) = 0,43
3. Sebuah motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan
220 V. Jika reaktansi bocor pada rotor sebesar 500 Ohm, dan
rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 8. Hitunglah torsi
maksimum motor tersebut.
T maks= 3x2202 / (2 x 82x 500) = 2,27 Nm

4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi maksimum


1,86 Nm , dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 12.
Hitunglah rekatansi bocor pada rotor, jika motor tersebut diberi
tegangan 320V.
X2= 3x 3202 / 2 x122x 1,86 =573 Ohm
Sampai Sini
Aja Dulu
Dech

Pussiiiinggg..
Torka Motor Induksi torque: tanaga putaran kopel

I1 R1 X1 a2R2/S a2X2

I0
I’2 P  T  3E1I 2' cos 
V1 RC XM E1
Bila Z1 = R1 +jX1 dianggap kecil
maka E1 = V1 , dan T adalah :

E1  4.44 f1 N1 p K1 3 Sa 2 R2
T  V2

 1
a 2
R2 
2

 S 2 a2 X 2 
2

E2  4.44 f1 N 2  p K 2
Harga S untuk mendapatkan T maks
E1
I 2'  dT
 0 maka didapat Tmaks pada
a 2
R2 / S   a
2 2
X2 
2
dS
R2 3V12
S  dan TMaks  
a 2 R2 / S X2 2a 2 X 2
cos  
a 2
R2 / S   a
2 2
X2 
2
Daya motor Induksi
Daya masuk Stator :
P1  3V1I1 cos 
Daya masuk rotor :

P2  3 I  
' 2
2
 R2 
a 
2

 S 
Daya keluar rotor ( P mekanis )

1 S 
Pm  3 I  
' 2
2 a R2 
2

 S 

Pr  3I a
Rugi-rugi daya :
' 2 2
2 R2
Sehingga P2 : Pm : Pr = 1 : ( 1 - S ) : S
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
• Umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati
kecepatan sinkronnya.
• Pada penggunaan tertentu dikehendaki adanya pengaturan
putaran.
• Pengaturan kecepatan putaran motor induksi dapat dilakukan
dengan beberapa cara :
1. Mengubah jumlah kutub motor
2. Mengubah frekuensi masukan
3. Mengatur teganan masukan
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH JUMLAH KUTUB
120f
n = S
p
Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan
stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan
masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.

U S S U S U S
a1 - a1 a2 - a2 a1 - a1 a2 - a2

2 Kutub 4 Kutub
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH FREKUENSI

1. Pengaturan putaran motor dapat dilakukan dengan mengubah-


ngubah harga frekwensi jala
2. Hanya saja untuk menjaga kesimbangan kerapatan fluks,
3. Pengubahan tegangan harus dilakukan bersamaan dengan
pengubahan frekwensi
Pengaturan Motor Induksi
Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup :
Bila p ( jumlah kutup ) semakin besar maka

120 f semakin lambat kecepatan putaran dan se

ns  baliknya.
Jumlah kutup dapat diubah2 dengan meren
p canakan kumparan stator sedemikian shg
dapat menerima tegangan masuk pada posisi
yang berbeda-beda .

Dari persamaan diatas diketahui bahwa dengan mengubah f semakin besar maka
Menyebabkan kecepatan motor akan semakin besar juga dan sebaliknya.
Pengaturan Motor Induksi
Mengatur tegangan jala – jala :
Besarnya kopel motor induksi sebanding
3 Sa 2 R2
T  V12 dengan pangkat dua tegangan yang di
 a 2
R2 
2
 S a X2
2
 2

2
berikan ( V1) T = k V2.

T Karakteristik beban dapat dilihat seperti


gambar disamping, kecepatan akan be
V1 beban rubah dari n1 ke n2 untuk tegangan
masuk setengah dari tegangan semula.
0.5V1
Harmonic tinggi dan power factor ren
dah , pengaturan ini biasanya dipakai
untuk peralatan starting torque rendah
n2 n1 n
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH TEGANGAN
3 sa R 2

T = V  2 2

ω a R   s  a X 
1 2 2
2 2 2
2 2

T1

Load
V1

0,5 V1

n 2 n1 n
Pengaturan motor induksi
Pengaturan tahanan luar  Penambahan tahanan luar
R2 pada rotor belitan sampai
harga tertentu dapat torka
T
Start maksimum.

 Penambahan tahanan luar


juga diperlukan untuk memba
tasi arus awal yg besa saat
Start.

 Dengan mengubah2 tahanan


luar juga diperlukan untuk me
ngatur kecepatan motor.
R2 naik
 Cara ini mengakibatkan rugi
daya yang cukup besar pada
rotor
n4 n3 n2 n1 n

Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2


PENGATURAN DENGAN TAHANAN LUAR

3 sa R 2

T = V 2 2

ω a R   s  a X 
1 2 2
2 2 2
2 2

T1 Load

n3 n 2 n1 n
MOTOR INDUKSI SATU FASA

• Motor satu fasa tidak dapat self-starting


• Perlu metode start khusus
MOTOR KAPASITOR

• Banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga


• Contoh : motor pada pompa air, mesin cuci lemari es, AC
KONFIGURASI BELITAN MOTOR KAPASITOR

• U1 dan U2 : Terminal belitan utama


• Z1 dan Z2 : Terminal belitan bantu
• Condenser berfungsi agar belitan utama dan belitan bantu berbeda 90°
MOTOR KAPASITOR DENGAN CENTRIFUGAL SWITCH

• Digunakan pada motor kapasitor dengan kapasitas diatas 1kW


• Terdapad 2 buah kondensor
• Saat 70% putaran nominal, saklar centrifugal membuka untuk memutuskan
satu kondensor
MOTOR INDUKSI TIGA FASA

R R

480 Volt

√3x480 V
0V
480 Volt

48
48
S

0V
480 Volt 480 V
S
V

√3
80

x4
x4

80
T 480 Volt √3

V
T
Hubungan Delta
Hubungan Bintang
NAMEPLATE MOTOR INDUKSI
INFORMASI PADA NAMEPLATE

• Horse Power =: Kemampuan putaran rotor menggerakkan beban


makimum.1HP = 746 W
• Volt : biasanya mempunyai toleransi 10 %
• AMPS : Kemampuan motor dengan beban maksimum
• HERZT : Frekuensi jaringan listrik
• RPM : Kecepatan putaran rotor saat tersambung beban maksimum
• Service Factor : Faktor perkalian kemampuan daya mekanik dimana motor
bisa dioperasikan
INSULATION CLASS

Pembagian Kelas Isolasi :


• Class A, kemampuan isolasi hanya 105°C
• Class B, kemampuan isolasi hanya 130°C
• Class C, kemampuan isolasi hanya 155°C
• Class D, kemampuan isolasi hanya 180°C
NEMA DESIGN
Menerangkan Karakteristik kemampuan torsi ouput rotor:
• Nema A, motor mempunyai arus start tinggi dan torsi awal normal
• Nema B, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal normal
• Nema C, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal tinggi
• Nema D, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal sangat tinggi
Design D
300%

Design C

200%
TORQUE

Design A

Design B

100%

0 100%
SPEED
ARUS START
• Mereferensikan terjadinya lock rotor,
• Rotor terkunci sehingga akan menarik sumber sangat besar sekali
• Biasanya untuk motor Nema Design B sebesar 600 – 650 % arus beban penuh

700
Starting Current
Motor Full-Load Amp (%)

600

500

400

300

200

100
Full-Load Current

Time
KONVERSI ENERGI PADA MOTOR
EFISIENSI MOTOR INDUKSI

daya keluaran
η=
daya masukan

Ditentukan oleh kehilangan dasar yang hanya dapat dikurangi oleh


perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi

Persentase kehilangan total


Jenis kehilangan
(100%)

Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25

Kehilangan variabel: kehilangan stator I2R 34

Kehilangan variabel: kehilangan rotor I2R 21

Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15

Kehilangan beban yang menyimpang 5


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

• Usia
• Kapasitas
• Kecepatan
• Jenis
• Suhu
• Penggulungan ulang
• Beban
BEBAN MOTOR

Px eff
Beban= 1

HP x0,746

Eff. = Efisiensi operasi motor dalam %


HP = Nameplate untuk HP
Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya
Pi = Daya tiga phasa dalam kW
METODE UNTUK MENENTUKAN BEBAN MOTOR

1. Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai


perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis
daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.
2. Pengukuran jalur arus beban ditentukan dengan
membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis
daya) dengan laju amper.
3. Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip
yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor
dengan beban penuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTOR LISTRIK

1. Mengganti motor Standar dengan motor efisiensi tinggi


2. Penurunan Pembebanan (menghindari motor yang
ukurannya berlebih).
3. Ukuran Motor untuk Beban Yang Bervariasi
4. Memperbaiki Kualitas Daya
5. Penggulungan Ulang (Rewinding)
6. Koreksi Faktor Daya Dengan Memasang Kapasitor
MOTOR EFISIENSI TINGGI
1. Efisiensinya sekitar 3% - 7% lebih besar dari motor standar
2. Desain motor disesuaikan untuk menurungkan kehilangan
dasar motor
3. Karakteristik motor efisiensi tinggi :
• Menggunakan baja silikon
• Inti lebih panjang
• Kawat lebih tebal
• Laminasi lebi tipis
• Celah udara lebih tipis
• Bearing lebih bagus, dll
PERBANDINGAN MOTOR EFISIENSI TINGGI DENGAN MOTOR STANDAR
100

tor
ien cy Mo
ffic
70 H igh E
Efficiency (%)

to r
Mo
d ard
n
Sta
70

70
Motor Rating (kW)
PENURUNAN PEMBEBANAN
1. Beban yang kurang akan menurunkan efisiensi motor.
2. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban
dengan hati-hati
3. Penyebab ketidak efisienan :
a. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang
besar bila memilih motor
b. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang
semestinya.
c. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat
yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan
tidak
UKURAN MOTOR UNTUK BEBAN YANG BERVARIASI
• Motor industru sering beroperasi pada beban bervariasi
• Biasanya dipilih motor dengan antisipasi paling tinggi
• Alternatifnya: memilih motor sedikit lebi rendah dari beban
antisipasi tertinggi
• Hal ini memungkinkan karena motor biasanya dirancang 15 %
diatas nilai beban
• Kriteria pemilihan motor :
Kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak
lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%)
MEMPERBAIKI KUALITAS DAYA
• Fluktuasi tegangan dan frekuensi dapat merigikan kinerja motor
• Ketidakseimbangan tegangan akan lebih merugikan .
Dapat terjadi akibat penggunaan kabel dengan ukuran yang
berbeda
• Keseimbangan fasa maksimum 1%
• Minimisasi ketidakseimbangan dapat dilakukan dengan
1. Menyeimbangkan setiap beban phasa tunggal diantara
seluruh tiga phasa
2. Memisahkan setiap beban phasa tunggal yang mengganggu
keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah
PENGGULUNGAN ULANG (REWINDING)
• Biasanya dilakukan pada motor yang terbakar
• Faktor yang dapat mempengaruhi efisisensi motor:
a. Desain slot dan gulungan
b. Bahan gulungan
c. Kinerja pengisolasi
d. Suhu operasi
• Indikator keberhasilan penggulungan ulang adalah
perbandingan arus dan tahanan sator tanpa sesudanh digulung
ulang dan kondisi orisinil
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SAAT REWINDING
• Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota
dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik.
• Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari
harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli
motor yang baru
• Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15
tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang)
sebaiknya diganti.
• Untuk motor dibawah 15 HP sebaiknya mengganti motor baru,
agar lebih ekonomis
KOREKSI FAKTOR DAYA DENGAN MEMASANG KAPASITOR
• Faktor daya motor induksi < 1
• Efisiensi seluruh sistem pabrik akan rendah
• Kapasitor yang dihubung paralel dapat digunakan untuk
memperbaiki faktor daya.
• Kapasitas kapasitor ditentukan kVA R tanpa beban yang diserap
motor
• Kapasitas kapasitor tidak boleh lebig dari 90% kVAR motor
tanpa beban.
• Kapasitas terlalu besar dapat menyebabkan motor terbakar
PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi
• Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatkan
gesekan motor dan penggerak transmisi peralatan
• Kondisi ambien juga akan mempengaruhi kinerja motor
 suhu ekstrim,
 kadar debu yang tinggi,
 atmosfir yang korosif,
 dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi
PERIKSA PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan
• Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor
tidak kelebihan atau kekurangan beban
• Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar
dan peralatan yang digerakkan
• Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal
dan pemasangannya benar
• Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran
pendingin motor bersih
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR
1. Motor dengan beberapa kecepatan
2. Variable Speed Drives (VSDs)
3. Penggerak Arus Searah (DC)
4. Penggerak motor AC dengan gulungan rotor (motor
induksi cincin geser)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai