Anda di halaman 1dari 7

ELEMEN

GENETIK
TRANSPOSABEL
ELEMEN TRANSPOSABEL

• Pada awal tahun 1940, muncul fakta bahwa beberapa urutan


kode genetic pada DNA dapat berubah.
• Peneliti tersebut kemudian mengetahui bahwa ada bagian
tertentu dari DNA memiliki kemampuan untuk berpindah
• Urutan kode yang dapat berpindah ini disebut transposon.
Transposabel pada Jagung oleh McClintock
• McClintock menyadari bahwa pola warna yang tidak
biasa pada jagung karena kerusakan kromosom
• Diketahui bahwa kerusakan tersebut terjadi pada
bagian dimana elemen transposabel berada
• McClintock menggunakan penanda yang
mengkontrol deposisi pigmentasi pada aleuron,
membran terluar dari endosperm biji jagung
• Penanda tersebut adalah alel pada lokus C pada
lengan pendek dari kromosom kesembilan
• Faktor yang menyebabkan pemutusan
diberi istilah Ds, untuk disosiasi.
• Adanya Ds karena distimulasi oleh Ac
• Ketika stok yang berbeda disilangkan,
Ac dapat dikombinasikan dengan Ds
untuk membuat kondisi yang dapat
menyebabkan terjadinya pemutusan
kromosom.
• Baik Ac maupun Ds merupakan
anggota dari elemen transposable.
Elemen tsb secara struktural berkaitan
satu sama lain dan dapat di-insersikan
pada berbagai tempat yang berbeda
pada kromosom.
• McClintock menyebut Ac/Ds sebagai
transposon controlling elements.
• Semua konjugasi plasmid R memiliki kurang
lebih dua komponen.
• Satu segmen membawa satu set gen yang
terlibat dalam transfer konjugasi DNA dan
segmen kedua yang membawa gen antibiotik
dan/atau gen resistansi atau beberapa gen.
Segmen yang membawa gen transfer disebut
komponen RTF (resistance transfer factor),
segmen yang membawa gen resistensi atau
beberapa gen disebut determinator R. Pada
beberapa plasmid R, R-determinan diapit
oleh elemen IS homolog.
• Dalam spesies bakteri Plasmid R tidak hanya terdispersi dengan cepat,
tapi juga ditransmisikan melintasi spesies bahkan lain Genera.
• Sebagai contoh, plasmid R E. coli diketahui dipindahkan ke beberapa
genera, termasuk Proteus, Salmonella, Hemophilus, Pasturella, dan
Shigella, yang kesemuanya termasuk spesies patogen.
• Peningkatan frekuensi bakteri yang membawa plasmidi dengan factor
R-determinan berakibat pada resistensi terhadap antibiotik.
• Hasil Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa dalam 10 tahun
populasi bakteri alami telah berevolusi dari resistensi antibiotic
Plasmid R dengan frekuensi sangat rendah (kurang dari 1 persen) ke
frekuensi yang relative tinggi (50-80 persen).

Anda mungkin juga menyukai