Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK JAHITAN DAN POSISI

PASIEN OPERASI
ARIF GINANJAR W, S.Kep.Ns.
IBS RSUD AJIBARANG
HAL YANG DIPERHATIKAN
• Bahan benang yang digunakan sama kuatnya
dengan jaringan yg akan diikat
• Benang dipasang di lobang jarum dengan
ukuran panjang yg berbeda, yang pendek
sekitar 4 inchi.
• Jarum dipakai menggunakan nedle holder.
• Nedle holder dipasang sekitar ¼ jarak dari
ujung jarum ke lobang jarum
• Jaringan yg akan dijahit dipegang dg pinset
• Jika akan menjahit organ berongga/ pembuluh
darah gunakan pinst anatomis.
• Untuk facia dan kulit pakai pinset cirurgis.
• Mengikat benang dg menggunakan
instrumen/nedleholder
• Jangan mengikat simput terlalu kencang,
jaringan hanya perlu didekatkan
• Saat menjahit kedalaman jahitan harus sama
dengan kedalaman luka pada tiap sisi jaringan.
• Saat luka ditutup pastikan jaringan benar2
rapat dan tidak ada dead space.
• Jarak jahitan satu dg berikutnya kira2 sama dg
jarak tepi luka dg jahitan.
• Setelah luka dijahit, akan selalu timbul edema
pada kulit dan subcutan, jika terlalu kencang
akan mengganggu vaskularisasi.
MENGGUNTING BENANG
• Mketika menggunting benangsisipkan
sebagian kecil ujung gunting yg terbukadiatas
jahitan turunkan sampai kesimpul, dan potong
benang sesuai standar.
• Jaga ujung gunting selalu terlihat saat
memotong benang.
• Jika posisi perawat kurang mendukung untuk
menggunting beritahu operator.
MENGANGKAT JAHITAN
• Lama jahitan dibiarkan pada jaringan bervariasi
• Jahitan jangan diangkat tanpa persetujuan dokter
bedah.
• Kebiasaan umum :
– Jahitan kulit wajah dan leher 2-5 hari
– Jahitan kulit lainnya 5-9 hari
• Perbedaan pengangkatan jahitan dihubungkan dg
kecepatan penyembuhan luka pada masing2
tempat/jaringan.
• Penyembuhan luka dipengaruhi usia, gizi dan
aliran darah.
• Tanpa menghiraukan waktu pengangkatan
jahitan tetap dibiarkan jika luka belum
sembuh benar, kecuali adanya infeksi disekitar
jahitan.
JENIS JAHITAN
• JAHITAN BERULANG.
– Jahitan terputus (interupted) ex pada kulit.
– Jahitan continou ex pada uterus
• JAHITAN MATRAS
– Matras vertikal
– Matras horisontal
• JAHITAN SUBCUTIKULAR
– Menutup kulit dg cara menautkan jatingan
subcutikular.
– Jahitan di wajah, jahitan luar SC
• JAHITAN PENGUNCI (CONTINOU INTERLOCKING)
– Berupa jahitan continou dimana ikal dibuat diujung
jarum shg jarum keluar melewati ikat tsb dan jika
ditarik akan terbentuk jahitan pengunci.
– Ex : jahitan uterus, fascia.
• JAHITAN PURSE STRING
– Jahitan terbalik ke dalam ini dibuat
melingkarbdisekitar lubang sirkular yang akan
dibalik kedalam
– Ex : jahitan app.
• JAHITAN TERBALIK KE DALAM (INVERTING
SUTURE)
– Jahitan dimanana tepi jahitan dibalik ke dalam.
– Ex : jahitan anastomose usus.
• JAHITAN LEMBERT
– Seperti jahitan terputus / continou, digunakan
pada saluran gastrointestinal/usus.
– Jahitan masuk menembus lapisan serosa dan
muskularis tetapi tidak sampai lapisan submukosa,
jahitan ini tidak sampai menembus lumen.
• JAHITAN HALSTED
– Modifikasi jahitan lembert, terdiri dari jahitan
matras horizontal, utk jaringan gastroistestinaal yg
rapuh
• JAHITAN CUSHING
– Jahitan continou terbalik utk menutup lapisan luar
daria nastomose usus. Jahitan menembus lap
serosa dan muskularis kemudian keluar lagi.
• JAHITAN TERBALIK KELUAR (EVERTING
SUTURE)
– Untuk anastomose pembuluh darah dimana bag
dalam permukaan dipertautkan. Beberapa ahli
cukup memakai continou berulang utk pembuluh
darah dg hasil yg sama baiknya.
MENGIKAT SIMPUL DG TANGAN
• TEKNIK SIMPUL 1 TANGAN
• TEKNIK SIMPUL 2 TANGAN
POSISI PASIEN BEDAH
• Hal yang perlu diperhatikan :
– Minta izin ahli anestesi dalam memposisikan ps yg
sudah dibius.
– Lindungi daerah tulang yang menonjol atau
daerah yg lembut saat bersentuhan dg meja
operasi
– Lakukan dg lembut saat memposisikan pasien.
– Jaga privasi pasien dg tidak terbuka permukaan
tubuhbyg tidak penting
– Luruskan leher dan tulang belakang agar jalan
napas paten
– Lindungi jari jari pasien
– Pindahkan dengan perlahan dan hati hati.
– Lindungi iv lines, kateter dan ET dari tekanan
– Kerja tim dg satu komando, saat hitungan ke 3
dipindahkan
– Lindungi petugas dg APD saat memindahkan
pasien.
MACAM MACAM POSISI
• TERLENTANG (SUPINASI)
– Posisi terlentang, kepala sejajar dg tubuh, tangan
diletakan ditempat tangan 90 derajat.
– Ex : laparatomi, Sc, ORIF
• TRENDELENBURG
– Posisi terlentang tetapi kepala lebih rendah
posisinya dibangdingkan tubuh
– Ex : BPH saat enekliasi prostat
– Pasien tidak boleh terlalu lama dg posisi ini (
menekan sekat rongga perut dan dada yg akan
membatasi pernapasan)
• REVERSE TRENDELENBURG (Anti
tendelenburg)
– Kebalikan dari tendelenburg, kepala lebih atas
dibanding posisi badan.
– Isi perut jatuh ke arah kaudal (kaki)
– Ex op bedah wajah dan leher, colelitiasis.
• TENGKURAP (PRONE)
– Posisi tengkurap dg wajah telungkup dg sandaran
kepala/ bantalan berbentuk sepatu kuda atau
donat.
– Ex : craniotomi
• KRASKE (JACKKNIFE)
– Posisi tengkurap tetapi posisi pantat diatas
dibandingkan posisi kaki atau posisi kepala.
– Ex : op daerah dubur.
• LAMINEKTOMI
– Posisi tengkurap tetapi tualng belakang
(punggung )sejajar kepala tetapi kaki posisinya
lebih rendah.
– Ex : laminektomi terutama bag lumbal.
• LITOTOMI
– Posisi terlentang tetapi posisi kedua kaki diangkat/
ditopang keatas.
– Ex : curetage, hemoroidektomi
• FOWLER (DUDUK)
– EX ; OP tulang belakang servikal

• POSISI MENYAMPING/ MIRING


– EX ;op ginjal
• Memposisikan pasien adalah salah satu
kemampuan yg dibutuhkan perawat kamar
bedah dg memperhatikan anatomi tubuh.
• Terimakasih………………….

Anda mungkin juga menyukai