Anda di halaman 1dari 39

BST EKSTRAKSI PENYULIT

Oral Surgery

Amelia N 4251181041
Overview Case
Pasien Wanita 17 tahun
• KU: Datang dengan keluhan gigi atas kiri depantinggal sisa
akar.
• Anamnesis: Gigi tersebut patah karena terjatuh dari motor
sejak ±3 tahun yang lalu dan sekarang tinggal sisa akar. Pasien
ingin dilakukan pencabutan agar tidak mengganggu
kenyamanan saat mengunyah makanan.
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik Umum
– Kesadaran: Compos mentis
– Tekanan darah: 120/80 mmHg
– Nadi: 62 x/menit
– Respirasi: 17 x/menit
– Suhu: Afebris
– Gizi: Normal. 150 cm/57 Kg
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Ekstra Oral
– Wajah: TAK
– Kelenjar limfe: Tidak teraba, tidak sakit
– Mata, pupil: Isokhor, non ikterik
– Sklera: Non anemis
– Bibir: Normal
– Sendi TMJ: Kliking -, Deviasi -
– Ekspresi: Tenang
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Intra Oral
– Oral Hygiene: sedang
– Gingiva: Oedem
– Kalkulus: RB anterior
– Mukosa bukal: cheek biting dekstra dan sinistra
– Lidah: crenated tongue lateral
– Sublingual: TAK
– Palatum: sedang
– Tonsil: T1-T1
Diagnosis dan Rencana Perawatan
• Diagnosis
– Kista radikular e.c gangren radiks gigi 21

• Rencana Perawatan
– Ekstraksi penyulit gigi 21
FLAP
• Flap adalah jaringan lunak diinsisi kemudian dibuka, agar
tulang atau jaringan lunak dibawahnya dapat dibuang,
sehingga gigi, akar gigi atau jaringan patologis terlihat.
Prinsip Flap
• Insisi harus didisain agar tidak mengganggu supplay darah
• Insisi harus dibuat di atas tulang
• Flap harus menyangkut semua struktur yang berada di atas
tulang
• Flap harus cukup lebar agar memberikan lapang pandang dan
wilayah kerja yang cukup
Prinsip Flap
1. Melakukan insisi dengan menggunakan pisau yang cukup
tajam dengan ukurann yang sesuai (blade no 15) dan insisi
dilakukan tanpa terputus atau berulang, posisi memegang
yaitu pen grasp.
2. Insisi dilakukan dengan gerakan kontinyu dengan hanya
menggerakkan pergelangan tangan (sudut blade <= 90
derajat dari permukaan jaringan. Gerakan mengulang atau
bersifat sementara akan meningkatkan jumlah jaringan yang
rusak di dalam luka serta meningkatkan perdarahan yang
keduanya berpengaruh pada proses penyembuhan luka
Prinsip Flap
3. Operator harus dapat menghindari terpotongnya struktur
penting saat melakukan insisi
4. Insisi yang dilakukan melalui permukaan epitel, dimana
operator melakukan reaproksimal (mepertemukan kembali
tepi-tepi sayatan insisi), dibuat dengan menggunakan pisau
perpendikular terhadap permukaan epitel menciptakan
pinggiran luka yang berbentuk segi empat sehingga dapat
mempermudah penjahitan dengan mempertemukan tepi-
tepi luka serta mecegegah iskemia yang dpat menyebabkan
nekrosis tepi luka
Prinsip Flap
5. Insisi dilakukan pada regio yang tepat, yaitu lebih disukai
untuk dilakukan insisi melalui gingiva cekat dan diatas tulang
yang sehat dibandingkan dengan melakukan insisi dengan
dengan tidak tidak melalui gingiva cekat serta diatas tulang
yang tidak sehat atau mempunyai bagian yang hilang.
Indikasi
• Sisa akar yang tidak bisa dipegang dengan tang
• Ada riwayat kesulitan dan kegagalan pencabutan
• Gigi dengan restorasi yang luas dan telah dilakukan perawatan
saluran akar
• Gigi dengan hipersementosis dan ankilosis
• Gigi dengan dilaserasi
• Gigi dengan gambar radiografi bentuk akar yang rumit
Persyaratan Desain
• Suplai darah
– Basis lebih lebar dibanding tepinya ( insisi tambahan harus serong)
– Mempertahankan suplai darah ( insisi sejajar dengan pembuluh darah untuk
memberikan vaskularisasi)
– Hindari retraksi flap yang terlalu lama
– Hindari ketegangan, jahitan yang berebih
• Persyarafan
– Desain diusahakan menghindari saraf yang terletak di dalam ( terutama n.
Mentalis)
• Pendukung
– Tempatkan tepi sehingga terletak diatas tulang ( paling tidak 3-4 mm dari tepi
tulang yang rusak)
• Ukuran
– Ukurannya sebaiknya lebih besar jangan terlalu kecil
– Jangan diperluas berlebihan
• Ketebalan
– Untuk flap mukoperiosteal, periosteum diambil secara menyeluruh jangan
sampai terkoyak. Pada saat menangkat flap jangan sampai sobek
Trapezoidal Flap
Kelebihan Kekurangan
• Akses sangat baik • Tindakan ini menimbulkan
• Dapat membuka lebih dari defek pada gingiva cekat
satu atau dua gigi • Menimbulkan resesi
• Tidak menimbulkan tension gingiva
pada jaringan
• Mudah untuk
dikembalikan/dijahit
Triangular Flap
Kelebihan Kekurangan
• Adekuat suplay darah • Akses terbatas untuk akar
• Visualisasi baik yang panjang
• Stabilisasi baik dan mudah • Menimbulkan tension
dikembalikan ketika flap di retraksi
• Mudah untuk dimodifikasi • Menimbulkan defek pada
gingiva cekat
Envelope Flap
Kelebihan Kekurangan
• Menghindari insisi vertikal • Menimbulkan tensi
• Mudah untuk disatukan • Beresiko robek
kembali ke posisi semula • Visualisasi terbatas
• Akses terbatas
• Menimbulkan jejas pada pembuluh
darah dan nervus palatal
• Defek pada gingiva cekat
Semilunar Flap
• Flap berbentuk insisi curva, yang hanya mengenai fold
vestibulum dan berbentuk bow dan konvex pada gingiva cekat
Pencegahan Nekrosis Flap
Terdapat beberapa prinsip:
1. Apex (ujung) flap tidak boleh dibuat lebih lebar dari dasar
flap flap sebaiknya mempunyai sisi-sisi yang berjalan paralel
2. Secara umum panjang tidak boleh lebih dari 2x lebar dasar
flap
3. Jika memungkinkan, suplai darah aksial ditambahkan pafa
dasar flap. Sbg contoh, bagian dasar dari flap pada palatum
sebaiknya meliputi arteri palatinus mayus
Pembuluh darah yang riskan saat flap
• a,. Palatina mayor, a.bukalis, a.facialis, a.lingualis, a.mentalis,
Macam-Macam Jahitan
1. Jahitan terputus (Interupted suture)
2. Jahitan bersambung (Continous suture)
3. Jahitan matras (Matrass suture): Vertikal dan Horizontal
4. Jahitan angka delapan
Persiapan Pasien
• Pasien didudukan di dental chair
• Disinfeksi seluruh area operator (kulit sekitar mulut, dan
mukosa rongga mulut).
• Pasien ditutup dengan drapes steril
Persiapan Opeator
• Dokter gigi harus memakai sepatu yang menutupi seluruh
kaki, penutup rambut kepala, dan masker bedah
Persiapan

1. Persiapkan alat dan bahan


2. Memberi salam dan sapa
3. Menanyakn identitas pasien dan mencocokan dengan rekam
medis
4. Menerangkan mksud dan tujuan
5. Membuat informed consent
6. Mempersilahkan dan memposisikan pasien duduk di denal
unit dan menyalakan lampu
7. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk
8. Memakai sarung tangan
9. Penyuntikan anastesi blok
Persiapan Pasien
Persiapan pasien  duduk dengan sudut kursi
terhadap lantai 120°
Pemasangan Blade
Penatalaksanaan Flap
• Posisi operator didepan kanan pasien dengan 2 jari tangan kiri
memfiksasi alveolar
• Melakukan insisi pada mukosa  mendapat lapang pandang
 retraksi flap
• Pembuangan tulang alveolar pada gigi atau akar gigi yang
akan di cabut  jika dibutuhkan
• Aplikasikan bein dan lakukan ungkitan
Penatalaksanaan Flap
• Tempatkan forcep seapikal mungkin  luksasi ke arah bukal,
lingual, rotasi
• Lakukan tarikan ke oklusal dan bukal
• Memastikan tidak ada gigi yang tertinggal, dan tidak ada
bagian tulang yang tajam
• Lakukan kuretase pada soket lalu irigasi
• Melakukan pijatan pada alveolar socket
Penatalaksanaan Flap
Lakukan penjahitan  jahitan terputus – untuk mengembalikan flap
pada tempatnya

• Pasangkan jarum dengan cara menjepit bagian tengah jarum pada


needle holder
• Pasangkan benang silk pada mata jarum, tangan kanan memegang
needle holder tangan kiri memegang pinset anatomis/ cirugis
• Angkat jaringan mukosa yg terluka/ robek, masukan jarum dari luar
ke dalam pada daerah tepi luka insisi lain
• Arahkan jarum ke tepi luka sebelahnya sambil menarik ke atas
• Ikat benang dengan tehnik intrupted dan gunting 0,5 cm
• Bersihkan luka yang sudah di jait dengan povidone
• Tempatkan tampon steril pada soket
Instruksi Pasca Operator

• Daerah pencabutan jangan dimainkan dengan lidah atau alat


lain
• Jangan sering berkumur dan jangan terlalu kencang
• Daerah pencabutan jangan di gunakan untuk mengunyah dulu
• Jangan menghisap-hisap dan terlalu sering meludah
• Pasien jangan dulu merokok selama 1 minggu (apabila
merokok)
• Apabila terdapat perdarahan lebih dari 24 jam harap
menghubungi dan kembali ke drg segera

Anda mungkin juga menyukai