Anda di halaman 1dari 17

KEWASPADAAN UNIVERSAL

PUSKESMAS SAWANGAN
Latar belakang :
 Puskesmas >> wajib memberikan jaminan keamanan
kesehatan baik bagi tenaga kesehatan maupun
masyarakat yang dilayani.
 Penyebaran penyakit menular telah meningkatkan
kekhawatiran masyarakat maupun petugas kesehatan
 Pentingnya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
yang tepat pada tingkat komunitas, FKTP dan
personal.
 Tenaga Kesehatan memiliki risiko tinggi mengalami
infeksi karena keberadaan mikroorganisme pathogen
dalam cairan tubuh termasuk saliva dan darah,
kemungkinan terjadinya luka akibat tertusuk jarum
suntik atau tercipratnya darah atau cairan tubuh lain
kepada petugas kesehatan.
 angka pengidap HIV/AIDS di Indonesia terus
meningkat khususnya di Depok.
 Berdasarkan berita dari TEMPO.CO,Depok - Dinas
Kesehatan Kota Depok mencatat penderita Human
Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Depok
mengalami peningkatan tajam dari tahun ke tahun.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok
Agus Ghozali mengatakan pada 2014 pihaknya
menemukan 86 kasus penderita HIV.
“Pada 2015 sebanyak 146 kasus, dan pada 2016
sebanyak 278. Jumlahnya memang meningkat," ujar
Agus, Selasa, 23 Mei 2017. Namun, Agus tidak
merinci berapa penderita HIV dari keluarga, pekerja
seks, dan homoseksual.
TUJUAN :
 Menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
Sawangan hingga mampu memberikan pelayanan kesehatan
dimana risiko terjadinya infeksi dapat di tekan.
 Menjadi acuan pemangku kebijakan dalam perencanaan di
Puskesmas Sawangan.
 Menjadi bahan acuan tenaga kesehatan di Puskesmas
Sawangan dalam memberikan penyuluhan kepada pasien
tentang tindakan pencegahan infeksi.
SASARAN :
 Standar Precaution >> kewaspadaan terhadap
bahan-bahan berupa darah, semua cairan tubuh,
sekreta, eksekreta, kulit dan mukosa yang tidak
utuh. Hal ini diterapkan kepada seluruh pasien
tanpa memandang status diagnosisnya.

 Transmission Based Precaution yaitu


kewaspadaan terhadap infeksi berdasarkan cara
penularan. Dikenal juga kewaspadaan khusus
HAL-HAL YANG SERING DI
JUMPAI DI LAPANGAN :
 Cuci tangan yang tidak benar
 Penggunaan sarung tangan yang tidak benar
 Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
 Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
 Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan secara tidak
aman
 Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
RUANG LINGKUP :
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
melakukan tindakan atau perawatan.
 Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan
seperti sarung tangan, masker, apron, kaca mata pelindung untuk
setiap kontak langsung/percikan dengan darah atau cairan tubuh
lain.
 Pengelolaan dan pembuangan alat tajam sesuai prosedur
 Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh
dengan aman.
 Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan
dekontaminasi, disinfeksi, dan streilisasi dengan benar.
 Kecelakaan kerja
 Kewaspadaan Khusus
KEGIATAN JADWAL KEGIATAN

Cuci tangan Setiap kali memenuhi penerapan 5 waktu kepatuhan cuci


tangan pada petugas
Pemakaian APD  Setiap waktu ketika kontak dengan pasien
 Setiap waktu ketika pengangkutan limbah
Dekontaminasi dan sterilisasi Setiap hari ketika alat dipakai untuk pemeriksaan ataupun
tindakan
Pengangkutan safety box Setiap safety box penuh terisi

Pengankutan sampah medis Setiap hari / 2/3 penuh

Pengangkutan sampah non medis Setiap hari atau ketika 2/3 penuh

Pengangkutan sampah oleh pihak ke 3 Setiap hari kamis

Pengangkutan sampah oleh dinas kebersihan kota Setiap 2 minggu sekali

Pengankutan sampah medis Setiap hari / 2/3 penuh

Pengangkutan sampah non medis Setiap hari atau ketika 2/3 penuh

Pengangkutan sampah oleh pihak ke 3 Setiap hari kamis

Pengangkutan sampah oleh dinas kebersihan kota Setiap 2 minggu sekali


CUCI TANGAN
 KENAPA HARUS CUCI TANGAN?
Mikroorganisme pada kulit manusia ada yang dapat dengan
mudah di bersihkan tanpa gesekan mekanis dan ada juga yang
memerlukan gesekan mekanis untuk menghilangkannya.
Oleh karena itu cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi
yang sangat penting. Cuci tangan harus selalu dilakukan
dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan
perawatan. Cuci tangan ini dilakukan sebelum dan sesudah
pemakaian sarung tangan.
5 KEPATUHAN CUCI TANGAN PADA
PETUGAS /5 MOMENT HAND WASH
1. Sebelum bersentuhan dengan
pasien
2. Sebelum melakukan prosedur
bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan
cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan
pasien
5. Setelah bersentuhan dengan
APA SAJA SARANA CUCI TANGAN ????

1. AIR MENGALIR
2. SABUN/DETERGEN
3. LARUTAN ANTISEPTIK

ADA BERAPA PROSEDUR CUCI


TANGAN???
1. CUCI TANGAN HYGIENE
2. CUCI TANGAN ASEPTIK
3. CUCI TANGAN BEDAH
CARA CUCI TANGAN HYGIENE
ALAT PELINDUNG (APD)
 Sarung tangan
 Pelindung wajah/masker/kaca
mata
 Penutup kepala
 Gaun pelindung (baju
kerja/celemek)
 Sepatu pelindung
PROSEDUR MEMAKAI SARUNG
TANGAN
 Jenis sarung tangan sesuai jenis
tindakan
 Kuku di jaga agar selalu pendek
 Lepas cincin dan perhiasan
 Cuci tangan sesuai prosedur
standar
Persiapan dan prosedur melepas
sarung tangan
 Larutan khlorin 0,5% dalam wadah
besar
 Sarana cuci tangan
 Kantong sampah limbah
PEMILIHAN JENIS PELINDUNG SESUAI
PAJANAN
Jenis pajanan Contoh Pilihan Alat Pelindung Diri

Risiko rendah :  Infeksi  Sarung tangan


 Kontak dengan kulit  Perawatan luka ringan
 Tidak terpajan langsung
Risiko sedang :  Pemeriksaan pelvis  Sarung tangan
 Kemungkinan terpajan  Insersi dan melesa IUD  Gaun pelindung
darah tapi tidak ada  Pemasangan kateter  Sepatu pelindung
cipratan  Pemeriksaan specimen  Masker
laboratorium
 Perawatan luka berat
Risiko tinggi :  Tindakan bedah mayor  Sarung tangan
 Kemungkinan terpajan  Tindakan gigi dan bedah  Celemek
darah dan cipratan mulut  Kacamata pelindung
 Perdarahan masif  Persalinan pervagina  Masker
 Sepatu pelindung
Pengelolaan Alat Kesehatan

 Dekontaminasi
 Pencucian
 Sterilisasi atau DTT
 Penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai