Tujuan Penulisan
Batasan Masalah
Metodologi Penyelesaian
Sistematika Penulisan
Dimana:
P0=beban bantalan setara statis [kN]
Fr = beban bantalan radial [kN]
Fa= beban bantalan aksial [kN]
X0= faktor bebanradial untukbantalan = 0.6
Y0= faktor beban aksialuntukbantalan = 0.5
ANALISA PELUMASAN VISCOSITAS
PELUMAS.
Pentingnya pelumasan
memperoleh keandalan pada roll bearing
Pengaruh Lingkungan
RASIO VISKOSITAS
κ= ν/ν1
Κ = rasio viskositas
v = viskositas operasi pelumas [mm2/s]
v1 = viskositas dinilai untuk pelumasan memadai,
besar nilai viskositas tergantung pada
bantalan,diameter dan kecepatan rotasi[mm2/s]
GRAFIK UNTUK MEMPEROLEH NILAI V1
DITINJAU DARI N= PUTARAN DAN
DIAMETER RATA-RATA
DASAR VISCOSITAS SUATU PELUMAS.
Pentingnya viskositas minyak untuk permukaan
minyak pelumas untuk memisahkan permukaan
dengan permukaan bantalan yang berputar.
Viscositas dasar minyak pelumas juga mengatur
kecepatan maksimal yang disarankan,
Kecepatan rotasi putar yang diperbolehkan untuk
suatu minyak, ditentukan dari kemampuan
kecepatan, dimana dapat dirumuskan sebagau
berikut
A = n . dm
Dimana:
A = Sebuah faktor kecepatan=, mm / menit
n =Kecepatan rotasi, r / min
dm = diameter rata-rata bantalan,= 0,5(d + D), mm
DIAGRAM 6 SKF VISKOSITASYANG SESUAI
PADA SUHU ACUAN SI 40 °C
PERHITUNGAN MOMEN GESEK PADA
BANTALAN
Gesekan pada roll bearing merupakan faktor
penentu dimana panas yang dihasilkan sebagai
akibat dari sebuah temperatur operasi. Jumlah
gesekan tergantung pada beban dan beberapa
faktor lain, yang paling penting adalah jenis
bantalan dan ukuran, kecepatan operasi, sifat-
sifat pelumas dan kuantitas pelumas
PERHITUNGAN ESTIMASI SAAT GESEKAN
M = 0,5 μ P d
Dimana:
M = momen gesekan [Nmm]
μ = koefisien konstanta gesekan [deep groove
ball bearing 0.0015]
P = beban bantalan setara dinamis [N]
d = diameter bantalan dalam [mm]
PERHITUNGAN MOMEN GESEK YANG
LEBIH AKURAT.
MRR=Grr(ν n)0,6
dimana:
MRR = momen gesekan bergulir[Nmm]
Grr =variabel yang tergantung pada
- Jenisbantalan
-diameter rata-rata bantalandm=0,5(d + D)
[mm]
-BebanradialFr[N]
-BebanaksialFa[N]
n= kecepatan rotasi [r / min]
ν= viskositas kinematik pelumas pada temperatur
operasi [mm2/s]
PERHITUNGAN GESEKAN SAAT TERJADI
SLIDING (GESER).
Msl=μslGsl
Dimana:
Msl = gesers aat gesekan [Nmm]
Gsl = variabel yang tergantung pada
- Jenis bantalan
-diameter rata-rata bantalan 0,5dm=(d + D) [mm]
-Beban radialFr[N]
-Beban aksialFa[N]
μsl =koefisien gesekan geser, yang dapat diatur untuk
nilai untuk
aplikasi film penuh, yaitu κ ≥2,
-0,05 untuk pelumasandenganminyak mineral.
-0,04 untuk pelumasandengan minyaksintetik.
-0,1 untuk pelumasandengan cairantransmisi.
PERHITUNGAN MOMEN GESEKAN PADA
SEGEL SEBUAH BANTALAN.
M=Φish.Φrs.Mrr+MSL+Mdrag+ Mseal
Dimana:
M= momen total gesekan bantalan[Nmm]
Mrr= Grr(ν n)0,6
MSL= GSLμSL
Mseal= KS1β +dsKS2
Mdrag= gesekan kerugian tarik, berputar, percikan
dll[Nmm]
Φish= inlet yang berkurang akibat pengaruh
pemanasan
Φrs=factor pengurangan pelumas.
PENGARUH ARUS BALIK PADA PELUMAS
Tidak semua pelumas dapat bekerja melindungi
kontak bantalan. Hanya sejumlah kecil dari
pelumas yang digunakan untuk melumasi
kontak bantalan. Karena efek ini sebagian dari
minyak di dekat inlet kontak bantalan akan
ditolak dan akan menghasilkan arus balik.
NILAI UNTUK ΦISH DIPEROLEH DARI:
FUNGSI DARI PARAMETER GABUNGAN
(n.dm) 1,28ν0, 64
Dimana:
Φish= faktor inlet yang bergeser akibat panas
n = kecepatan rotasi [r / min]
dm= diameter rata rata bantalan=0,5(d + D) [mm]
ν= viskositas kinematik pelumas pada temperatur
operasi[mm2/s]
(untuk pelumasan grease viskositas dasar minyak)
FACTOR PENGURANGAN PELUMAS
Karena kecepatan bantalan saat berputar atau
dalam kondisi viskositas yang tinggi dari
pelumas di tepi kontak, menyebabkan
penurunan ketebalan permukaan minyak
pelumas saat gesekan terjadi.
Pengisian
Krs = Kekurangan pelumas (konstan)
3 × 10-8 untuk oil bath tingkat rendah dan jet oil
6 × 10-8 untuk pelumasan oil spot
KZ = jenis bantalan
ν = viskositas kinematik pada suhu operasi [mm2 / s]
n = kecepatan rotasi [r / min]
d = diameter bantalan dalam [mm]
D = diameter luar bantalan [mm]
KERUGIAN TARIK.
Dimana
Φbl = faktor bobot koefisien gesekan geser
e = dasar logaritma natural = 2.718
n = kecepatan rotasi [r / min]
ν = viskositas kinematik pelumas pada temperatur operasi
[mm2/s]
(Untuk pelumasan grease viskositas minyak dasar)
dm =diameter rata-rata bantalan = 0,5 (d + D) [mm]
TORSI AWAL MULAI SEBUAH BANTALAN
Torsiawal dari sebuah bantalan bergulir
didefinisikan sebagai momen yang harus diatasi
untuk mulai berputar dari kondisi stasioner. Di
bawah suhu yang normal, +20 ke +30 ° C, mulai
dari kecepatan nol dan μsl=μbl, torsi awal dapat
dihitung hanya menggunakan momen gesekan
geser dan gesekan pada segel bantalan
Mstart=MSL+Mseal
Dimana:
Mstart= torsi awal saat bantalan bergulir[Nmm]
MSL= besarnya moment geser saat gesekan[Nmm]
Mseal= besarnya moment gesekan pada segel
bantalan[Nmm]
DAYA YANG HILANG
Hilangnya daya dalam bantalan sebagai akibat
dari gesekan bantalan dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan
NR=1,05×10-4M . N
NR= kehilangan daya[W]
M= moment total gesekan bantalan[Nmm]
n = kecepatan rotasi[r / min]
SISTEM PENGAMANAN PADA BANTALAN
MENGGUNAKAN JOURNAL BEARING
Persamaan Petroff’s yang menganalisa journal
bearing berdasarkan asumsi poros consentris
dalam sebuah bearing
c = celah radial
JOURNAL BEARING
BESARNYA GAYA GESEKAN PADA JOURNAL
BEARING DAPAT DIRUMUSKAN SEBAGAI
BERIKUT
Sambungan Las
KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PICOHYDRO
T = 71620 x (P/n)
P = Daya yang dihasilkan = 0.5 Hp
n = putaran [rpm]
P = 71620 .(0.5Hp/ 400 rpm)
= 89,52 Kgcm
= 90 Kgcm
PERHITUNGAN BERAT SUDU TOTAL
Gs = V . . z (Kg)
V = t.b. B (cm3)
Dimana :
t = tebal Plat, cm pada analisa ini diambil 0.2 cm
B = Lebar Runner
b = panjang kelengkungan sudu
V = 0.2 cm x 2.7 cm x 4 cm
= 2.16 cm3 = 2.16 x 10-3 dm3= 2.16 x 10-6 m3
BERAT TIAP SUDU
bertambah 4 Kg
FOTO RUNNER
BESARNYA GAYA AKIBAT DORONGAN AIR
P = T / (Dr/2)
P = 90 Kgcm / (13cm/2)
P = 13.8 Kg = 14 kg
PENGARUH GAYA
Gr
R
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA
TUMPUAN
Beban poros (R’)
R’ = R =
R=
R = 14.56 Kg
R1 = R2 = R’/ 2
R1 = R2 = 7.28 Kg = 7.3 Kg
gaya radial yang diterima tumpuan
Fr= 7.28 Kg sekitar 7.5 Kg = 16.5 lb = 73.3 N =
0.0733kN
SAMBUNGAN LAS
Dengan menggunakan rumus
Didapat tebal pengelasan 3mm
Dimana:
= tegangan geser = (N/m)
M = moment torsi = 8.3 N.m
c = jarak titik pengelasan = 7.5 x 10-3mm
Ip = luasan pengelasan
Ip = 2 x (3.14) x (7.5x10-3)3
TEBAL LAS-LASAN;
dibulatkan = 3 mm
BAB IV
Menghitung Beban bantalan yang setara
(Ekuivalen) dynamic
Umur Bantalan Menggunakan data Bearing type
SKF 6002-2RSH
Menghitung Moment Gesek dan Daya yang
hilang Pada Bearing Type SKF 6002-2RSH
Menghitung performance factor dari Journal
bearing bila (ball bearing atau roll bearing)
mengalami kerusakan.
KOMPONEN PLTPH
MENGHITUNG BEBAN BANTALAN YANG
SETARA (EKUIVALEN) DYNAMIC
= 0.997
FAKTOR PENGURANGAN PELUMAS
= 0.981
ADANYA KERUGIAN TARIK
= 0.479
CAMPURAN PELUMAS UNTUK VISKOSITAS
DAN KECEPATAN RENDAH
M = 28.06 Nmm
TORSI AWAL SEBUAH BANTALAN DAN
DAYA YANG HILANG
Torsi awal sebuah bantalan
Mstart=MSL+Mseal
= 0.206569 Nmm + 27.06 Nmm = 28.269498 Nmm
L/D = 1
Figure 10.13 minimum film tickness
Minimum film thickness atau ketebalan film
minimum adalah sebagai berikut:
h minimum/c = 0.6 dari diagram untuk ketebalan
variable ketebalan film.
Sehingga h minimum= 0.36 mm
Dari persamaan (2.28) e= c–h minimum = 0.6 - 0.36
= 0.24 mm
Eccentricity ratio diperoleh dari persamaan
= 0.24 mm/0.6mm = 0.4mm
MINIMUM FOR FILM TICKNESS VARIABLE
FILM PRESSURE, TEKANAN MAKSIMUM
PMAX
Film pressure, tekanan maksimum Pmax diperoleh
dari chart untuk film maximum pressure
menggunakan S = 0.01 dengan L/D= 1 untuk
memperoleh data dari gambar chart.
P/Pmax= 0.2 dari grafik 10.15
Maka diperoleh Pmax = 0.87 MPa.
GRAFIK COEFICIENT FRICTION AND FILM
MAXIMUM PRESURE
INSTALASI TURBIN CROSS FLOW
NANTINYA
BAB V
KESIMPULAN
Dari perhitungan didapat analisa pelumasan
temperature saat bantalan beroprasi 32o C,
acuan temperature untuk viskositasnya 40oC
sedangkan viskositas yang dibutuhkan pada
suhu operasinya v1 = 55mm2/s dengan nilai k= 1.
Untuk pelumasan yang dipakai di journal
bearing menggunakan SAE 40.
PEMBEBANAN YANG DITUMPU BEARING
Dengan variable torsi sebesar 90 Kgm, gaya yang
bekerja pada reaksi tumpuan sebesar 7.3 Kg,
lendutan sudu 16 x 10-5mm, sedangkan Untuk
kombinasi antara momen bending dan momen
torsi, diameter poros yang aman sebesar 10 mm.
Maka dalam Aplikasinya dipakai poros dengan
diameter 15 mm dengan menggunakan tumpuan
bearing SKF 6002-2RSH.
PEMAKAIAN BEARING SKF 6002-2RSH
SKF 6002-2RSH nantinya akan menumpu beban
ekuivalen dynamic sebesar = 7.5 Kg. Umur
bantalan itu mampu bekerja hingga 2497 tahun,
dengan moment gesek total 28.06 Nmm Torsi
mulai awal bantalan bekerja sebesar 28.26948
Nmm dan daya yang hilang sebesar 1.17852 W.
MECHANICAL SEAL
Untuk pengaman yang digunakan dalam PLTPH
ini menggunakan Mechanical Seal yang
berfungsi mencegah kebocoran pada bidang yang
berkontak langsung dengan aliran air.
Mechanical Seal ini selain mencegah korosi juga
memproteksi kinerja bearing guna menumpu
poros.
PENGGUNAAN JOURNAL BEARING
Pemakaian hournal bearing yang berfungsi
sebagai pengaman tambahan yang berfungsi
menumpu poros yang kinerjanya sama dengan
bearing. Memberi pengamanan ketika bearing
tidak berfungsi normal. Bekerja dengan tekanan
rata-rata P = 0.174 Mpa, absolute viscosity 45
mPa.s torsi awal 2.7927 x 10-4 Nmm, dengan
ketebalan pelumas minimum 0.36 mm, sehingga
mampu menumpu tekanan maksimum hingga
0.87 Mpa.