Anda di halaman 1dari 85

ANALISA PELUMASAN DAN

UMUR BEARING SERTA


SISTEM PENGAMAN YANG
DIGUNAKAN PADA
PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA PICO HYDRO (PLTPH)
Disusun Oleh:
AGUS TEGUH KRISTIANTO
02.2008.1.07873
BAB I
 Latar Belakang
 Permasalahan

 Tujuan Penulisan

 Batasan Masalah

 Metodologi Penyelesaian

 Sistematika Penulisan

 Flow Chart Diagram


LATAR BELAKANG:
 Untuk memenuhi kebutuhan akan penerangan
listrik untuk daerah terpencil.
 Dengan Memanfaatkan beda ketinggian dan
debit aliran maka Solusinya PLT Pico Hydro
(200-250 watt).
 Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri
dan kanan poros dan berfungsi untuk
menyangga poros agar dapat berputar dengan
lancar.
PERMASALAHAN
 Berapa umur bearing?
 Bagaimana analisa sistem pelumasannya?

 Berapa besarnya momen gesek total di bantalan?

 Berapa besarnya torsi awal di bantalan?

 Berapa besarnya daya yang hilang di bantalan?

 Bagaimana analisa sitem pengamanan ketika


bearing gagal bekerja?
TUJUAN
 Mengetahui umur bearing
 Mengetahui analisa pelumasan yang dilakukan
pada bearing
 Mengetahui analisa besarnya moment gesek
total pada bearing
 Mengetahui analisa besarnya torsi awal pada
bearing
 Mengetahui analisa besarnya daya yang hilang
pada bearing
 Mengetahui system pengamanan yang bekerja
pada bantalan (bearing)
BATASAN MASALAH
 getaran diabaikan.
 temperature diabaikan, misal ketika ada
peningkatan temperatur itu diabaikan.
Diasumsikan tempertur kerja 32 derajat Celcius.
 Tidak membahas lingkungan operasi bearing
misal berapa kecepatan korosinya.
 Bearing yang dipakai nantinya SKF 6002-2RSH
METODOLOGI PENYELSAIAN
 Pengumpulan Data: Pengambilan data-data
mengenai journal bearing dan rolling bearing
 Study Perpustakaan: Mencari literatur-literatur
maupun refrensi yang berhubungan dengan
journal bearingdan rolling bearing.
BAB II
 Persamaan Dasar Umur Bantalan
 Analisa Pelumasan Viscositas Pelumas.

 Perhitungan Moment gesek.

 Troubleshooting dan Sistem Pengamanan pada


Bantalan
PERSAMAAN DASAR UMUR BANTALAN
 Umur bantalan dan beban ekuivalen.
 Pembebanan Dinamis Dan Pembebanan secara
statis pada sebuah bantalan.
UMUR BANTALAN
L10h = (C/P)b x (1,000,000/(60 x n))
Dimana :
L10h = Umur bantalan ( jam )
C = Beban dinamis ( kN )
P = Beban ekuivalen ( kN )
b = Konstanta 3 untuk ball bearings
Konstanta 10/3 untuk roller bearings
n = Putaran ( rpm )
BEBAN EQUIVALENT
P = X.V. Fr + Y Fa
Dimana ;
P = Beban equivalent
Fr = Beban radial ( kN )
Fa = Beban axsial (kN )
X = Konstanta radial
Y = Konstanta aksial
V = factor putaran bearing:
1.0 jika ring dalam berputar
1.2 jika ring luar berputar.
Untuk Self-Aligning Ball Bearing bernilai 1 jika
ring luar dan ring dalam berputar.
PEMBEBANAN
 Pembebanan Dinamis: Dimana beban dinamis
ini adalah beban konstan dalam besar dan arah
radial yang bekerja pada bantalan radial atau
aksial (centrically).
 Pembebanan secara statis: Hal ini
didefinisikan menjadi beban hipotesis (radial
untuk bantalan radial dan aksial untuk bantalan
dorong).
PEMBEBANAN DINAMIS
P= XFr + Yfa
P = beban bantalan setara dinamis [kN]
Fr = beban bantalan radial yang sebenarnya [kN]
Fa = beban aksial [kN]
X = faktor beban radial untuk bantalan
Y = faktor beban aksial untuk bantalan
Beban aksial tambahan memberikan pengaruh pada
beban P beban dinamis bantalan radial.Jika rasio atau
nilai Fa/Fr melebihi factor pembatas yang ditentukan.
P = Fr (ketika nilai Fa/Fr < e)
P = X.Fr + Y.Fa (ketika nilai Fa/Fr > e)
PEMBEBANAN STATIS
P0= X0 .Fr + Y0.Fa
Untuk nilai P0< Fr maka menggunakan P0 = Fr

Dimana:
P0=beban bantalan setara statis [kN]
Fr = beban bantalan radial [kN]
Fa= beban bantalan aksial [kN]
X0= faktor bebanradial untukbantalan = 0.6
Y0= faktor beban aksialuntukbantalan = 0.5
ANALISA PELUMASAN VISCOSITAS
PELUMAS.
Pentingnya pelumasan
 memperoleh keandalan pada roll bearing

 menghambat keausan dan melindungi


permukaan bantalan terhadap korosi.
 seperti penyegelan atau penghapusan panas

Hal yang mendasari pemilihan pelumas


 Kisaran suhu

 Kecepatan atau putaran

 Pengaruh Lingkungan
RASIO VISKOSITAS
κ= ν/ν1
Κ = rasio viskositas
v = viskositas operasi pelumas [mm2/s]
v1 = viskositas dinilai untuk pelumasan memadai,
besar nilai viskositas tergantung pada
bantalan,diameter dan kecepatan rotasi[mm2/s]
GRAFIK UNTUK MEMPEROLEH NILAI V1
DITINJAU DARI N= PUTARAN DAN
DIAMETER RATA-RATA
DASAR VISCOSITAS SUATU PELUMAS.
 Pentingnya viskositas minyak untuk permukaan
minyak pelumas untuk memisahkan permukaan
dengan permukaan bantalan yang berputar.
 Viscositas dasar minyak pelumas juga mengatur
kecepatan maksimal yang disarankan,
 Kecepatan rotasi putar yang diperbolehkan untuk
suatu minyak, ditentukan dari kemampuan
kecepatan, dimana dapat dirumuskan sebagau
berikut
A = n . dm
Dimana:
A = Sebuah faktor kecepatan=, mm / menit
n =Kecepatan rotasi, r / min
dm = diameter rata-rata bantalan,= 0,5(d + D), mm
DIAGRAM 6 SKF VISKOSITASYANG SESUAI
PADA SUHU ACUAN SI 40 °C
PERHITUNGAN MOMEN GESEK PADA
BANTALAN
 Gesekan pada roll bearing merupakan faktor
penentu dimana panas yang dihasilkan sebagai
akibat dari sebuah temperatur operasi. Jumlah
gesekan tergantung pada beban dan beberapa
faktor lain, yang paling penting adalah jenis
bantalan dan ukuran, kecepatan operasi, sifat-
sifat pelumas dan kuantitas pelumas
PERHITUNGAN ESTIMASI SAAT GESEKAN
M = 0,5 μ P d
Dimana:
M = momen gesekan [Nmm]
μ = koefisien konstanta gesekan [deep groove
ball bearing 0.0015]
P = beban bantalan setara dinamis [N]
d = diameter bantalan dalam [mm]
PERHITUNGAN MOMEN GESEK YANG
LEBIH AKURAT.

Untuk menghitung gesekan yang lebih akurat saat


bantalan berputar dapat dilakukan dengan
memasukan 4 variabel yang berbeda yang dapat
diperhitungkan sebagai berikut.
M = MRR + MSL + Mdrag+ Mseal
Diamana:
M = momen gesek total [Nmm]
MRR = momen gesekan berputar [Nmm]
MSL = momen gesekan geser [Nmm]
Mseal = momen gesekan pada segel (s) [Nmm]
Mdrag = momen gesekan akibat kerugian tarik,
berputar, percikan dll[Nmm]
PERHITUNGAN MOMEN GESEKAN SAAT
BANTALAN BERPUTAR

MRR=Grr(ν n)0,6
dimana:
MRR = momen gesekan bergulir[Nmm]
Grr =variabel yang tergantung pada
- Jenisbantalan
-diameter rata-rata bantalandm=0,5(d + D)
[mm]
-BebanradialFr[N]
-BebanaksialFa[N]
n= kecepatan rotasi [r / min]
ν= viskositas kinematik pelumas pada temperatur
operasi [mm2/s]
PERHITUNGAN GESEKAN SAAT TERJADI
SLIDING (GESER).
Msl=μslGsl
Dimana:
Msl = gesers aat gesekan [Nmm]
Gsl = variabel yang tergantung pada
- Jenis bantalan
-diameter rata-rata bantalan 0,5dm=(d + D) [mm]
-Beban radialFr[N]
-Beban aksialFa[N]
μsl =koefisien gesekan geser, yang dapat diatur untuk
nilai untuk
aplikasi film penuh, yaitu κ ≥2,
-0,05 untuk pelumasandenganminyak mineral.
-0,04 untuk pelumasandengan minyaksintetik.
-0,1 untuk pelumasandengan cairantransmisi.
PERHITUNGAN MOMEN GESEKAN PADA
SEGEL SEBUAH BANTALAN.

Mseal = KS1 ds β+ KS2


Dimana:
Mseal = momen gesekan segel [Nmm
KS1 = konstanta tergantung pada jenis bantalan
KS2 = konstanta tergantung pada bantalan dan
jenis segel
ds = diameter segel counterface [mm]
β = eksponen tergantung pada bantalan dan jenis
segel
Nilai untuk konstanta KS1, dan KS2, ds diameter
bahu dan β eksponen diperoleh dari table dan
jenis bantalan yang digunakan.
PERHITUNGAN EFEK TAMBAHAN PADA
BANTALAN SAAT BERPUTAR.

Untuk memperoleh perhitungan yang akurat,


mendekati perilaku nyata pada sebuah bantalan,
perhitungan ini memasukan efek tambahan:
 Inlet yang bergeser akibat pengaruh panas.

 Efek kecepatan pengisian untuk oil spot, jet oil,


dan oil bath
 Efek hilangnya tarik dalam pelumasan oil bath.

 Campuran pelumas untuk kecepatan rendah


atau untuk viscositas rendah.
 Persamaan akhir untuk saat gesekan bantalan
total adalah
PERHITUNGAN MOMEN GESEKAN PADA
SEGEL SEBUAH BANTALAN

M=Φish.Φrs.Mrr+MSL+Mdrag+ Mseal
Dimana:
M= momen total gesekan bantalan[Nmm]
Mrr= Grr(ν n)0,6
MSL= GSLμSL
Mseal= KS1β +dsKS2
Mdrag= gesekan kerugian tarik, berputar, percikan
dll[Nmm]
Φish= inlet yang berkurang akibat pengaruh
pemanasan
Φrs=factor pengurangan pelumas.
PENGARUH ARUS BALIK PADA PELUMAS
Tidak semua pelumas dapat bekerja melindungi
kontak bantalan. Hanya sejumlah kecil dari
pelumas yang digunakan untuk melumasi
kontak bantalan. Karena efek ini sebagian dari
minyak di dekat inlet kontak bantalan akan
ditolak dan akan menghasilkan arus balik.
NILAI UNTUK ΦISH DIPEROLEH DARI:
FUNGSI DARI PARAMETER GABUNGAN

(n.dm) 1,28ν0, 64
Dimana:
Φish= faktor inlet yang bergeser akibat panas
n = kecepatan rotasi [r / min]
dm= diameter rata rata bantalan=0,5(d + D) [mm]
ν= viskositas kinematik pelumas pada temperatur
operasi[mm2/s]
(untuk pelumasan grease viskositas dasar minyak)
FACTOR PENGURANGAN PELUMAS
Karena kecepatan bantalan saat berputar atau
dalam kondisi viskositas yang tinggi dari
pelumas di tepi kontak, menyebabkan
penurunan ketebalan permukaan minyak
pelumas saat gesekan terjadi.

Sehingga factor pengisian pelumas dapat dicari


dari persamaan berikut
Dimana:
Φrs = factor pengurangan pelumas
e = dasar logaritma natural = 2.718

Pengisian
Krs = Kekurangan pelumas (konstan)
3 × 10-8 untuk oil bath tingkat rendah dan jet oil
6 × 10-8 untuk pelumasan oil spot
KZ = jenis bantalan
ν = viskositas kinematik pada suhu operasi [mm2 / s]
n = kecepatan rotasi [r / min]
d = diameter bantalan dalam [mm]
D = diameter luar bantalan [mm]
KERUGIAN TARIK.

Mdrag = VMKballdm 5n2


 Dimana:
 dm = bantalan berarti diameter [mm]= 0,5 (d +D)
B = lebar bantalan [mm]
n = kecepatan rotasi [r / min]
Rumus Bantalan bola terkait persamaan konstan
didefinisikan sebagai
Kball = (irw KZ (D + d)) / (D - d) 10-12
irw = jumlah baris bola
KZ = jenis bantalan geometri
KOEFISIEN GESEKAN GESER DAPAT DIHITUNG
DENGAN PERSAMAAN BERIKUT

μsl = Φbl μbl + (1 - Φbl) μEHL


Dimana:
μsl = koefisien gesekan geser
Φbl = faktor bobot koefisien gesekan geser
μbl = koefisien tergantung pada paket aditif
dalam pelumas, nilai perkiraan 0,15
μEHL = koefisien gesekan untuk aplikasi
ketebalan pelumas lengkap:
- 0,05 untuk pelumasan dengan minyak mineral
- 0,04 untuk pelumasan dengan minyak sintetik
- 0,1 untuk pelumasan dengan cairan transmisi
FAKTOR BOBOT KOEFISIEN GESEKAN
GESER

Dimana
Φbl = faktor bobot koefisien gesekan geser
e = dasar logaritma natural = 2.718
n = kecepatan rotasi [r / min]
ν = viskositas kinematik pelumas pada temperatur operasi
[mm2/s]
(Untuk pelumasan grease viskositas minyak dasar)
dm =diameter rata-rata bantalan = 0,5 (d + D) [mm]
TORSI AWAL MULAI SEBUAH BANTALAN
Torsiawal dari sebuah bantalan bergulir
didefinisikan sebagai momen yang harus diatasi
untuk mulai berputar dari kondisi stasioner. Di
bawah suhu yang normal, +20 ke +30 ° C, mulai
dari kecepatan nol dan μsl=μbl, torsi awal dapat
dihitung hanya menggunakan momen gesekan
geser dan gesekan pada segel bantalan
Mstart=MSL+Mseal
Dimana:
Mstart= torsi awal saat bantalan bergulir[Nmm]
MSL= besarnya moment geser saat gesekan[Nmm]
Mseal= besarnya moment gesekan pada segel
bantalan[Nmm]
DAYA YANG HILANG
Hilangnya daya dalam bantalan sebagai akibat
dari gesekan bantalan dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan
NR=1,05×10-4M . N
NR= kehilangan daya[W]
M= moment total gesekan bantalan[Nmm]
n = kecepatan rotasi[r / min]
SISTEM PENGAMANAN PADA BANTALAN
MENGGUNAKAN JOURNAL BEARING
Persamaan Petroff’s yang menganalisa journal
bearing berdasarkan asumsi poros consentris
dalam sebuah bearing

 Tf= torsi gesek


 ŋ= viscositas absolute

 L =lebar bearing (mm)

 r = jari-jari journal (mm)

 n = putaran journal (rps)

 c = celah radial
JOURNAL BEARING
BESARNYA GAYA GESEKAN PADA JOURNAL
BEARING DAPAT DIRUMUSKAN SEBAGAI
BERIKUT

kW = ((Tf x n)/159) (Tf dalam satuan N.m)


hp = ((Tf x n)/119) (Tf dalam satuan N.m)
hp = ((Tf x n)/1050) (Tf dalam satuan lb.in)

ketebalan film minimum


h minimum= c-e = c(1- )
BAB III
 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga
Picohydro
 Perhitungan Tosrsi

 Perhitungan Berat Sudu Total

 Besarnya Gaya Akibat Dorongan Air

 Gaya-gaya yang Bekerja Pada Tumpuan

 Sambungan Las
KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PICOHYDRO

Komponen Elektrikal Spesifikasi Pembangkit


Pembangkit Listrik Tenaga Listrik Tenaga Picohydro
Picohydro (PLTPH) (PLTPH)
Jumlah Pembangkit = 1 P =untuk daya 350 Watt = 0.35
Altenator KW = 0.5 Hp
Jumlah sudu 20 buah
Diamater luar Runner 150 mm
Diameter dalam Runner 110 mm
Lebar Runner 40 mm
Diamater Poros 15 mm
Kecepatan putar 400 rpm
FOTO RUNNER
PERHITUNGAN TORSI

T = 71620 x (P/n)
P = Daya yang dihasilkan = 0.5 Hp
n = putaran [rpm]
P = 71620 .(0.5Hp/ 400 rpm)
= 89,52 Kgcm
= 90 Kgcm
PERHITUNGAN BERAT SUDU TOTAL

Gs = V . . z (Kg)

Gs = Berat sudu total [kg]


= Berat jenis bahan, untuk baja ST 40=
7920kg/m3
z = jumlah sudu = 20 buah
V = volume tiap sudu [dm3]
VOLUME TIAP SUDU DIHITUNG DENGAN RUMUS

 V = t.b. B (cm3)
Dimana :
t = tebal Plat, cm pada analisa ini diambil 0.2 cm
B = Lebar Runner
b = panjang kelengkungan sudu
V = 0.2 cm x 2.7 cm x 4 cm
= 2.16 cm3 = 2.16 x 10-3 dm3= 2.16 x 10-6 m3
BERAT TIAP SUDU

g = berat tiap sudu


g = 2.16 x 10-6 m3 x 7920 kg/m3
g = 0.017 Kg
g = 0.1 Kg
Gs = berat sudu total
Gs = g x 7920 kg/m3 x z
= 6.7 x 10-6 m3 x 7920 kg/m3 x 20 sudu
= 2 Kg
PERHITUNGAN DISC
Direncanakan tebal disc t = 3mm sebanyak 2 buah
V = 2 x ( x D12/ 4) x t
V = 2 x ((3.14 x 22500mm)/4) x 3mm
V = 211,950 mm
V = 2.1195 x 10-4 m3
Bahan disc diambil dari baja ST 60 dengan berat
jenis = 7920 kg/m3, jadi berat disc,
Gd = V x berat jenis (kg)
= 2.1195 x 10-4 m3 x 7920 kg/m3
= 1.6 Kg
PERHITUNGAN BERAT RUNNER
Berat Runner seluruhnya, Gr
Gr = berat disc + berat sudu total
= 2 Kg + 1.6 Kg
= 3.6 Kg diperkirakan setelah di las beratnya

bertambah 4 Kg
FOTO RUNNER
BESARNYA GAYA AKIBAT DORONGAN AIR

Gaya akibat dorongan air dapat dihitung dengan


rumus:
Dimana Dr = (D1 + D2) x 0.5
= (150 mm + 110 mm) x 0.5
= 130 mm = 13 cm

P = T / (Dr/2)
P = 90 Kgcm / (13cm/2)
P = 13.8 Kg = 14 kg
PENGARUH GAYA

Gr
R
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA
TUMPUAN
Beban poros (R’)
R’ = R =
R=

R = 14.56 Kg
R1 = R2 = R’/ 2
R1 = R2 = 7.28 Kg = 7.3 Kg
gaya radial yang diterima tumpuan
Fr= 7.28 Kg sekitar 7.5 Kg = 16.5 lb = 73.3 N =
0.0733kN
SAMBUNGAN LAS
 Dengan menggunakan rumus
Didapat tebal pengelasan 3mm
Dimana:
= tegangan geser = (N/m)
M = moment torsi = 8.3 N.m
c = jarak titik pengelasan = 7.5 x 10-3mm
Ip = luasan pengelasan

Ip = 2 x (3.14) x (7.5x10-3)3
TEBAL LAS-LASAN;

dibulatkan = 3 mm
BAB IV
 Menghitung Beban bantalan yang setara
(Ekuivalen) dynamic
 Umur Bantalan Menggunakan data Bearing type
SKF 6002-2RSH
 Menghitung Moment Gesek dan Daya yang
hilang Pada Bearing Type SKF 6002-2RSH
 Menghitung performance factor dari Journal
bearing bila (ball bearing atau roll bearing)
mengalami kerusakan.
KOMPONEN PLTPH
MENGHITUNG BEBAN BANTALAN YANG
SETARA (EKUIVALEN) DYNAMIC

Dari daftar produksi bearing type SKF 6002-2RSH


diperoleh data sebagai berikut
C0 = 5.85 kN C = 2.85 kN f0 = 14
sedangkan untuk nilai Fr = 7.5 Kg = 0.0733 kN
dan untuk Fa diasumsikan sebesar 0 Kg = 0 N =
0 kN, ini berlaku untuk 1 buah bearing, normal
clearance untuk nilai dari e = 0.19
Sehingga diperoleh hasil
Fa/Fr = 0/0.0733 = 0
Fa/Fr < e maka beban equivalent dynamic,
P = Fr
P= 7.5 Kg
BEBAN EQUIVALENT DYNAMIC

Untuk beban equivalent dynamic


P0 = 0.6 Fr + 0.5Fa
= 0.6 x 7.5 Kg + 0.5 x 0 Kg
= 1.5 Kg + 0 Kg
= 1.5 Kg = 3.30 lb = 14.7 N = 0.0147 kN
Karena nilai P0< Fr maka P0 = Fr = 7.5 Kg = 16.5
lb= 73.3 N = 0.0733kN
UMUR BANTALAN MENGGUNAKAN DATA
BEARING TYPE SKF 6002-2RSH

 L10h = (C/P)b x (1,000,000/(60 x n)) [ jam]


 = 21,333,333.33 jam
 = 2,496.9 tahun =2,497 tahun
MENGHITUNG MOMENT GESEK DAN DAYA
YANG HILANG PADA BEARING TYPE SKF
6002-2RSH
Dari daftar produksi bearing type SKF 6002-2RSH
diperoleh data sebagai berikut
d = 15mm D =32mm dm = (d + D) x 0.5= 23.5
M = 0.5 μ P d
M = 0.5 μ P d
= 0.5 x 0.0015 x 73.3 N x 15mm = 0.0824625 Nmm

Perhitungan momen gesek saat bantalan berputar.


MRR=Grr(ν n)0,6
= 0.00203x (55 mm2/s x 400 r/min)0.6
= 0.81836 Nmm
PERHITUNGAN MOMEN GESEK SAAT
TERJADI SLIDING (GESER)

Perhitungan momen gesek saat terjadi sliding


(geser).
Msl=μslGsl μsl = 0.0979
Msl=μslGsl
= 0.0979 x 2.11 = 0.206569 Nmm
PERHITUNGAN MOMEN GESEK PADA PADA
SEAL BANTALAN

Perhitungan momen gesek pada pada seal


bantalan.
Mseal = KS1 ds β+ KS2
KS1 = 0.028 KS2 = 2 ds = 20.5 β = 2.25

Mseal = KS1 ds β+ KS2


= 0.028 x (20.5mm)2.25 + 2
= 0.028 x 894.223mm + 2 = 27.038 Nmm
PENGARUH ARUS BALIK PADA PELUMAS
Pengaruh arus balik pada pelumas

= 0.997
FAKTOR PENGURANGAN PELUMAS

Faktor pengurangan pelumas

= 0.981
ADANYA KERUGIAN TARIK

Adanya Kerugian Tarik


Kball = (irw KZ (D + d)) / (D - d) 10-1
Kball = (irw. KZ (D + d)) / (D - d) 10-1
= 9 . 3.1 (32mm + 15mm) / (32mm-15mm) .10-1
= 771.35
Mdrag = VMKballdm 5n2
Mdrag = VMKballdm 5n2
= 0 x 771.35 x23.55 x 4002
=0
CAMPURAN PELUMAS UNTUK VISKOSITAS
DAN KECEPATAN RENDAH

Campuran pelumas untuk viskositas dan


kecepatan rendah, Φbl = faktor bobot koefisien
gesekan geser

= 0.479
CAMPURAN PELUMAS UNTUK VISKOSITAS
DAN KECEPATAN RENDAH

μsl = Φbl μbl + (1 - Φbl) μEHL


μsl = Φμsl = koefisien gesekan geser
μsl = Φbl μbl + (1 - Φbl) μEHL
= 0.708 x 0.15 + (1- 0.708) 0.1
= 0.0979
PERHITUNGAN MOMEN GESEK TOTAL

M = MRR + MSL + Mdrag+ Mseal

M = 0.81836 Nmm+ 0.206569 Nmm + 0 Nmm +


27.038 Nmm

M = 28.06 Nmm
TORSI AWAL SEBUAH BANTALAN DAN
DAYA YANG HILANG
Torsi awal sebuah bantalan
Mstart=MSL+Mseal
= 0.206569 Nmm + 27.06 Nmm = 28.269498 Nmm

Daya yang Hilang


NR=1.05×10-4M . n
= 1.05 x 10-4 28.06Nmm x 400rpm
= 1.17852 W
MENGHITUNG PERFORMANCE FACTOR DARI
JOURNAL BEARING BILA (BALL BEARING
ATAU ROLL BEARING) MENGALAMI KERUSAKAN.

Diperoleh dari data perencanaan


D =15 mm r = 7.5 mm L = 15 mm
c = 1 mm n = 6.67 rps W = 73.3 N
t = 55oC

pelumsan menggunakan SAE 40, dari variable


tersebut kita dapat menghitung tekanan rata-
rata P, absolute viscosity, dan S number
characteristic bearing.
0.174 MPa
= 45mPa.s (dari tabel viscositas dengan
temperatur)
BESARNYA TORSI GESEKAN DAPAT
DIPEROLEH DARI PERSAMAAN

 Dari persamaan diatas dimasukan ke dalam


rumus 2.27
f=
 f= = 2.54 x 10-4
setelah didapat f besarnya torsi gesekan dapat
diperoleh dari persamaan
Tf = f W D /2=(2.54 x 10-4 x 73.3 x 0.015) / 2
= 2.7927 x 10-4 N.m

kW = (2.7927 x 10-4 N.m x 6.67rps)/159


= 1.171 x 10-5 = 0.01171 W
MENCARI KETEBALAN MINIMUM FILM
(PELUMAS)

dari figure 10.13 minimum film tickness


S = ( 7.5 mm / 0.6 mm )2 x ( (0.045 mmPa.s x 6.67
rps)/ 174000 Pa )
S = 1.43 x 10-4
Diasumsikam Nilai S dibulatkan menjadi 0.01
karena nilai terkecil di table adalah 0.01.
MINIMUM FILM THICKNESS ATAU
KETEBALAN FILM MINIMUM

L/D = 1
Figure 10.13 minimum film tickness
Minimum film thickness atau ketebalan film
minimum adalah sebagai berikut:
h minimum/c = 0.6 dari diagram untuk ketebalan
variable ketebalan film.
Sehingga h minimum= 0.36 mm
Dari persamaan (2.28) e= c–h minimum = 0.6 - 0.36
= 0.24 mm
Eccentricity ratio diperoleh dari persamaan
= 0.24 mm/0.6mm = 0.4mm
MINIMUM FOR FILM TICKNESS VARIABLE
FILM PRESSURE, TEKANAN MAKSIMUM
PMAX
Film pressure, tekanan maksimum Pmax diperoleh
dari chart untuk film maximum pressure
menggunakan S = 0.01 dengan L/D= 1 untuk
memperoleh data dari gambar chart.
P/Pmax= 0.2 dari grafik 10.15
Maka diperoleh Pmax = 0.87 MPa.
GRAFIK COEFICIENT FRICTION AND FILM
MAXIMUM PRESURE
INSTALASI TURBIN CROSS FLOW
NANTINYA
BAB V
KESIMPULAN
 Dari perhitungan didapat analisa pelumasan
temperature saat bantalan beroprasi 32o C,
acuan temperature untuk viskositasnya 40oC
sedangkan viskositas yang dibutuhkan pada
suhu operasinya v1 = 55mm2/s dengan nilai k= 1.
Untuk pelumasan yang dipakai di journal
bearing menggunakan SAE 40.
PEMBEBANAN YANG DITUMPU BEARING
 Dengan variable torsi sebesar 90 Kgm, gaya yang
bekerja pada reaksi tumpuan sebesar 7.3 Kg,
lendutan sudu 16 x 10-5mm, sedangkan Untuk
kombinasi antara momen bending dan momen
torsi, diameter poros yang aman sebesar 10 mm.
Maka dalam Aplikasinya dipakai poros dengan
diameter 15 mm dengan menggunakan tumpuan
bearing SKF 6002-2RSH.
PEMAKAIAN BEARING SKF 6002-2RSH
 SKF 6002-2RSH nantinya akan menumpu beban
ekuivalen dynamic sebesar = 7.5 Kg. Umur
bantalan itu mampu bekerja hingga 2497 tahun,
dengan moment gesek total 28.06 Nmm Torsi
mulai awal bantalan bekerja sebesar 28.26948
Nmm dan daya yang hilang sebesar 1.17852 W.
MECHANICAL SEAL
 Untuk pengaman yang digunakan dalam PLTPH
ini menggunakan Mechanical Seal yang
berfungsi mencegah kebocoran pada bidang yang
berkontak langsung dengan aliran air.
Mechanical Seal ini selain mencegah korosi juga
memproteksi kinerja bearing guna menumpu
poros.
PENGGUNAAN JOURNAL BEARING
 Pemakaian hournal bearing yang berfungsi
sebagai pengaman tambahan yang berfungsi
menumpu poros yang kinerjanya sama dengan
bearing. Memberi pengamanan ketika bearing
tidak berfungsi normal. Bekerja dengan tekanan
rata-rata P = 0.174 Mpa, absolute viscosity 45
mPa.s torsi awal 2.7927 x 10-4 Nmm, dengan
ketebalan pelumas minimum 0.36 mm, sehingga
mampu menumpu tekanan maksimum hingga
0.87 Mpa.

Anda mungkin juga menyukai