CVD NON-HEMORAGIK
* Nama : Ny. K
* Jenis Kelamin : Perempuan
* Tanggal Lahir : 25 November 1973
* Usia : 45 tahun
* Agama : Islam
* Pekerjaan : Ibu rumah tangga
* Status : Menikah
* No. Rekam Medis : 02363638
* Tanggal Masuk RS : 28 April 2018
*
*Keluhan Utama : Pasien tidak dapat
berbicara sejak 8 jam SMRS
*
*RPS:
Menurut pernyataan keluarga pasien, pada malam SMRS pasien
berusaha merelai kedua anaknya yang sedang berantem lalu
pasien terjatuh lemas dan suami membantu untuk “mengerok”
pasien pada. Keesokkan paginya pasien didapatakan oleh anak
dan adiknya tergeletak di bawah tempat tidur lalu pasien
langsung dibawa ke IGD RSUP Persahabatan. Pernyataan suami
pasien bahwa pasien sudah lemas dan tidak dapat berkata-kata
sejak semalam setelah kejadian. Keluarga pasien menyangkal
adanya penyakit stroke sebelumnya pada pasien, dan
mengatakan pasien hanya pernah sakit typhoid sebelumnya.
Pasien juga menyangkal adanya tekanan darah tinggi
sebelumnya, pilek, batuk, dan demam. Tidak terdapat
penurunan berat badan dalam waktu singkat, nafsu makan baik.
*
*RPD : Typhoid (+)
*RPO : Tidak mengonsumsi obat2an
*RSOSEK : Ibu rumah tangga, baik terhadap
lingkungan sekitar, tidak mempunyai kebiasaan
merokok atau minum alkohol
*
* Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
* Kesadaran : Compos Mentis
* Berat Badan : 50 Kg
* Tinggi Badan : 155 Cm
* BMI : 20.8 (normoweight)
* Tekanan Darah : 108/67 mmHg
* Nadi : 82 x/menit
* Pernafasan : 20 x/menit
* Suhu : 36.4º C
*
* Kepala
* Bentuk : Normocephal
* Rambut : Warna hitam, distribusi rambut merata.
* Mata : Pelpebra tidak cekung dan tidak edema,
konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik (-/-), pupil
mata iskor kanan dan kiri, reflex cahaya positif (+/+).
* Telinga : Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
* Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum,
tidak hiperemis, dan tidak ada secret yang keluar dari
lubang hidung.
* Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T2.
* Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak
sianosis.
*
Leher
*Inspeksi : Proporsi leher dalam batas normal,
tidak terlihat adanya massa atau benjolan, tidak
ada hambatan dalam pergerakan.
*Palpasi : Trakea terletak ditengah, tidak
teraba pembesaran tiroid, KGB tidak teraba.
*
* Paru-paru
* Inspeksi : Bentuk dada normochest, pergerakan dinding
dada simetris, tidak terlihat adanya luka/ massa didaerah dada
* Palpasi : Vocal fremitus sama antara dada kanan dan kiri.
* Perkusi : Suara perkusi sonor pada seluruh lapang paru.
* Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi (-/-),
tidak ada wheezing (-/-).
* Jantung
* Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat.
* Palpasi : Tidak teraba pulsasi iktus kordis.
* Perkusi : Perkusi tidak dilakukan secara maksimal (batas
jantung paru sulit dinilai).
* Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, tidak ada
murmur dan tidak ada gallop.
*
* Abdomen
* Inspeksi : Datar
* Auskultasi : Bising usus (+) normal.
* Palpasi : Perut supel
* Perkusi : Timpani
* Kulit : Kulit tidak kering, tidak ada lesi, tidak sianosis dan
tidak ikterik. Turgor kulit baik, CRT <2 detik.
* Ekstremitas
* Superior :Deformitas (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-),
tremor (-/-), edema (-/-), akral dingin (-/-), kesemutan (-/-),
sensorik dan motoric baik.
* Inferior : Deformitas (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-),
tremor (-/-), edema (-/-), akral dingin (-/-), kesemutan (-/-),
sensorik dan motorik baik.
*
*Rangsang meningeal
* Kanan Kiri
*Kaku kuduk : (-) (-)
*Laseque : (-) (-)
*Kerniq : (-) (-)
*Brudzinsky I : (-) (-)
*Brudzinsky II : (-) (-)
*
* N.I ( Olfaktorius)
* Daya penghidu :
* Kanan : Normosmia
* Kiri : Normosmia
* N II (Opticus)
* Ketajaman penglihatan:
* Kanan : Baik
* Kiri : Baik
* Pengenalan warna:
* Kanan : Baik
* Kiri : Baik
* Lapang pandang : Baik
* Funduscopy : Tidak dilakukan
*
*N III, IV, VI (Oculamotorius, Trochlearis,
Abducens)
* Kanan Kiri
*Ptosis : (-) (-)
*Strabismus : (-) (-)
*Nistagmus : (-) (-)
*Exophtalmus: (-) (-)
*Enophtalmus: (-) (-)
*
*Gerakan bola mata
*
*Pupil
*Ukuran pupil : Ǿ3 mm Ǿ3mm
*Bentuk pupil : bulat bulat
*Isokor/anisokor : isokor
*Posisi : sentral sentral
*Rf cahaya langsung: (+) (+)
*Rf cahaya tidak langsung :(+) (+)
*
*N V (Trigeminus)
*Menggigit : (+)
*Sensibilitas Kanan Kiri
* V1 : (+) (+)
* V2 : (+) (+)
* V3 : (+) (+)
*Rf maseter :Baik
*Rf temporalis:Baik
*
*N VII (Facialis)
*Mengangkat alis : alis kanan terlihat lebih rendah
*Menutup mata : dapat menutup kedua mata
*Meringis : sudut bibir kiri lebih tinggi
*Daya pengecapan 2/3 lidah depan : tidak
dilakukan
*
*N. VIII (Vestibulo Koklearis)
*Mendengarkan suara gesekan jari: (+) (+)
*Mendengar detik arloji : (+) (+)
*Tes Schawabach : tidak dilakukan
*Tes Rinne : tidak dilakukan
*Tes Weber : tidak dilakukan
*
*N. VIII (Vestibulo Koklearis)
*Mendengarkan suara gesekan jari: (+) (+)
*Mendengar detik arloji : (+) (+)
*Tes Schawabach : tidak dilakukan
*Tes Rinne : tidak dilakukan
*Tes Weber : tidak dilakukan
*
*N. IX dan X (Glossopharyngeus dan Vagus)
*Posisi uvula : tidak terdapat deviasi uvula
*Daya pengecapan lidah 1/3 belakang: tidak dilakukan
*Bersuara : normal
*Menelan : dapat menelan
*
*N. XI (Accesorius)
*Memalingkan kepala : normal
*Sikap bahu : simetris
*Mengangkat bahu : tidak dilakukan dilakukan
*
*N.XII (Hipoglossus)
*Menjulurkan lidah : deviasi ke kanan
*Atrofi lidah : tidak ada
*Tremor lidah : tidak ada
*Artikulasi : afasia
*
Motorik
Kanan Kiri
0/0/0/0 5/5/5/5
0/0/0/0 5/5/5/5
*
*Sensorik
*Eksteroseptif kanan kiri
*Nyeri : (+) (+)
*Suhu : tidak dilakukan
*Taktil : (+) (+)
*Propioseptif
*Vibrasi : tidak dilakukan
*Posisi : (+) (+)
*Tekan dalam: (+) (+)
*
*Refleks fisiologis
*Refleks Tendon Kanan Kiri
*Refleks Biseps: (+) (+)
*Refleks Triseps: (+) (+)
*Refleks Patella: (+) (+)
*Refleks Archilles: (+) (+)
*
*Refleks patologis
*Hoffmann Tromner : (-) (-)
*Babinzki : (+) (-)
*Chaddock : (-) (-)
*Oppenheim : (-) (-)
*Gordon : (-) (-)
*Schaefer : (-) (-)
*Rosolimo : (-) (-)
*
*Koordinasi dan keseimbangan
*Tes romberg : Tidak dilakukan
*Tes Tandem Walking : Tidak dilakukan
*Test dismetria : Tidak dilakukan
*Tes telunjuk hidung : Tidak dilakukan
*Tes telunjuk telunjuk : Tidak dilakukan
*Tes Rebound : Tidak dilakukan
*
*Fungsi otonom
*Miksi
*Inkotinensia : Tidak ada
*Retensi : Tidak ada
*Anuria : Tidak ada
*Defekasi
*Inkotinensi : Tidak ada
*Retensi : Tidak ada
*
* Saran :
* Lab darah rutin, elektrolit dan kimia darah
* Foto Thorax
* CT-Scan kepala tanpa kontras
* Konsul rehabilitasi medik untuk fisioterapi
* Medikamentosa :
* IVFD RL 7 tpm
* Aspilet 1x80 mg
* CPG 1x75 mg
*
* Simvastatin 1x20 mg
* Non-Medikamentosa :
* fisioterapi pada ekstremitas kanan.
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
MCH 32.0 Pg/cell 27-31 g/dL Kolesterol Total 102 mg/dL <200
MCHC 36.3 % 32-36 g/dL
Kolesterol HDL 48 mg/dL 40 - 80
PT Pasien 11.2 detik 9.8 – 11.2
*
Kadar Fibrinogen 181 mg/dL 136 – 384 Kalium 3.20 3.50-5.0 mEq/L
Hitung Jenis Leukosit mmol/L
Basofil 0.2 % 0-1 % Klorida 111 mmol/L 99.0-107.0 mEq/L
Eosinofil 0.4 % 1-3 %
*
*Quo ad vitam : Dubia ad Malam
*Quo ad fungsionam : Dubia ad Malam
*Quo Ad sanationam : Dubia ad Malam
*
*
* Keluhanutama tidak dapat berbicara dan mengalami
kelumpuhan pada anggota gerak sebelah kanan sejak sehari
SMRS.
* Kemeriksaan motorik tangan dan tungkai sebelah kanan
pasien didapatkan hasil nilai gerakan 0/0/0/0, sedangkan
pada sisi sebelahnya 5/5/55.
* Parese nervus VII yang ditandai dengan penurunan kekuatan
otot wajak sebelah kanan, parese nervus XII ditandai dengan
deviasi lidah ke arah kanan dan terdapat afasia pada pasien,
dan didapati reflex patologis Babinski positif pada tungkai
kanan.
* Diagnosis
klinis tersebut, yaitu parese N. VII, parese N. XII,
hemiplegia dextra, dan afasia
*
*pemeriksaan penunjang seperti darah rutin, elektrolit, dan
kimia darah untuk mengidentifikasi kelainan sistemik yang
dapat menyebabkan terjadinya stroke atau untuk
melakukan pengobatan spesifik pada stroke.
*Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu, foto thorax dan CT-
Scan kepala dengan tujuan untuk membedakan jenis
patologis stroke yang diderita pasien.
*Diagnosa etiologis adanya lesi hipodens basal ganglia kiri,
diagnosis topis hemisfer cerebri sinistra, dan diagnosis
patologi anatomi CVD non-hemoragik basal ganglia kiri.
*
*Pemberian double antiplatelet diberikan sesuai dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa kombinasi antara aspirin dengan clopidogrel pada
stroke akut minor atau TIA (Transient Ischaemic Attack)
lebih efektif dalam mencegah stroke berulang
dibandingkan dengan pemberian aspirin tunggal, dan
tidak menigkatkan resiko perdarahan.
*Pengobatan statin diberikan pada pasien ini bertujuan
dalam penurunan volume infark dan peningkatan fungsi
neurologis.
*
*
*Stroke infark :
*stroke yang disebabkan adanya obtruksi
dari pembuluh darah oleh plak
aterosklerotik, bekuan darah atau
kombinasi keduanya sehingga menghambat
aliran darah ke area otak.
*
*Prevalensi penyakit tidak menular (PTM)
khususnya stroke mencapai 8,3% urutan keempat.
*
* Non modifiable risk factors:
* usia (berdasarkan data WHO stroke meningkat pada
usia ≥45 tahun),
* jenis kelamin,
* ras,
* genetik atau keturunan.
*
*Fibrinolitik/trombolitik
*Antikoagulan
*Antiplatelet
*Antihipertensi
*Obat Neuroprotektif
*
*
*Kelainan yang terjadi karena kerusakan
dari bagian otak yang mengurus bahasa.
*yaitu kehilangan kemampuan untuk
membentuk kata-kata atau kehilangan
kemampuan untuk menangkap arti kata-
kata sehingga pembicaraan tidak dapat
berlangsung dengan baik.
*Afasia menimbulkan problem dalam bahasa lisan
(bicara dan pengertian) dan bahasa tulisan (membaca
dan menulis). Biasanya membaca dan menulis lebih
terganggu dari pada bicara dan pengertian.
*Afasia bisa ringan atau berat. Beratnya gangguan
tergantung besar dan lokasi kerusakan di otak.
Pembagian Afasia :
1. Afasia Motorik (Broca)
2. Afasia Sensorik (Wernicke)
3. Afasia Global
Afasia Motorik :
*Terjadi karena rusaknya area Broca di gyrus frontalis
inferior.
*Mengerti isi pembicaraan, namun tidak bisa
menjawab atau mengemukakan pendapat
*Disebut juga Afasia Expressif atau Afasia Broca
*Bisa mengeluarkan 1 – 2 kata (nonfluent)
Afasia Sensorik
*Terjadi karena rusaknya area Wernicke di girus
temporal superior
*Tidak mengerti isi pembicaraan, tapi bisa
mengeluarkan kata-kata (fluent)
*Disebut juga Afasia reseptif atau Afasia Wernicke
*Afasia Global
- Mengenai area Broca dan Wernicke
- Tidak mengerti dan tidak bisa
mengeluarkan kata kata
*Dysarthria adalah gangguan motorik dari pengucapan
*Kelemahan otot mulut, wajah dan pernafasan
*Setelah mengalami stroke atau cedera otak lainnya
*Tipe dan beratnya dysathria tergantung pada daerah
sistem saraf yang rusak.
*Mengenai anak dan dewasa.
*
* Penyebab dysarthria : stroke, head injury, cerebral palsy,
dan muscular dystrophy
* Tanda dan gejala :
Bicara pelo
Lunak dan lafaz tidak tajam
Lambat
Terbatasnya gerakan lidah, bibir dan rahang
Abnormal Intonasi
Perubahan kualitas vokal (sengau)
Serak
Breathiness
Drooling or poor control of saliva
Kesukaran mengunyah dan menelan