Anda di halaman 1dari 44

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN

ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

MASALAH GIZI DI PUSKESMAS SANGURARA


DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA

Nama : Rani Winda Paramuditha


NIM : 11.16.777.14.094
Pembimbing: dr. Akmal Eddy Madda
PENDAHULUAN

Pendekatan kedokteran keluarga merupakan pendekatan


yang dilakukan oleh dokter keluarga dalam melakukan pelayanan
yang berorientasi pada keluarga (secara bio-psiko-sosial).

Prinsip: mengutamakan peningkatan & pencegahan, tanpa


mengesampingkan pengobatan & pemulihan. Dilakukan
pendekatan secara menyeluruh & berkelanjutan.

Gizi Kurang

Anies, 2015.
Kemenkes RI, 2015.
PENDAHULUAN

Tabel 01. Angka kejadian Gizi Buruk

Angka
No Penulis Tahun Lokasi Akibat
Kejadian

1. UNICEF 2011 Afrika 30% Gizi Buruk

2. Kemenkes 2013 Indonesia 5,3% Gizi Buruk

Sulawesi
3. Kemenkes 2015 443 kasus Gizi Buruk
Tengah

4. Kota Palu 2016 Palu 0,15% Gizi Buruk

5. Puskesmas Sangurara 2017 Palu 3 balita Gizi Buruk


Dampak Gizi Buruk
Jangka Pendek Jangka Panjang

Dampak gizi buruk jangka Dampak gizi buruk jangka


pendek terhadap perkembangan panjang adalah penurunan skor
anak adalah anak menjadi apatis, tes IQ, penurunan perkembangan
mengalami gangguan bicara dan kognitif, penurunan integrasi
gangguan perkembangan lainnya. sensori, gangguan pemusatan
perhatian, gangguan penurunan
rasa percaya diri dan merosotnya
prestasi anak.

Depkes RI, 2008.


Pendahuluan
Cerebral palsy (CP) adalah suatu kondisi kronis yang
didefinisikan sebagai gangguan permanen perkembangan
gerakan dan postur, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas
dan dikaitkan dengan gangguan non-progresif yang terjadi pada
masa perkembangan janin atau proses kematangan otak bayi.

Gangguan motorik anak CP sering disertai gangguan sensasi,


persepsi, kognisi, komunikasi, dan perilaku, epilepsi dan dengan
masalah muskuloskeletal.
PENDAHULUAN

Tabel 02. Angka kejadian Cerebral Palsy

Angka
No Penulis Tahun Lokasi Akibat
Kejadian

1. WHO 2013 Dunia 7-10% CP

2. Susenas 2013 Indonesia 21,42% CP


MASALAH GIZI DI PUSKESMAS SANGURARA

“Berat badan An.MS pada Kartu


Menuju Sehat (KMS), berada di bawah
Garis Merah“
TINJAUAN LAPANGAN

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan rumah

2. Waktu Pelaksanaan : 18-20 dan 25-28 September 2017

3. Lokasi : Jl. Uwenompu,

Kelurahan Donggala Kodi

Kecamatan Ulujadi
DIAGRAM KELUARGA

Tn. S Ny. M

An. S An. S An. MS


KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

USIA PENDIDIKAN
NO NAMA/JK STATUS PEKERJAAN KETERANGAN
(Tahun) TERAKHIR

Tukang
1. Tn. R Suami 35 SMP -
Bangunan

2. Ny. A Istri 33 SD IRT -

An. S, ♂
3. Anak 14 SMP Pelajar -

An. S, ♂
4. Anak 11 SD Pelajar -

An. MS, ♂ 3 tahun


5. Anak - - -
1 bulan
KASUS PASIEN

Identitas Pasien
Nama : An. MS
TTL : Palu, 31 Agustus 2014
Agama : Islam
Alamat : Jl. Uwenompu
BBL : 3,2 kg
PBL : 49 cm

Ket : Pasien lahir normal di Puskesmas Pembantu


Donggala Kodi dibantu oleh Bidan
ANAMNESIS

Heteroanamnesis

Pasien An. S, Laki-laki, Usia 3 tahun 1 bulan, dengan


keluhan utama berat badan sangat kurang, selain itu pasien
juga mengalami keterlambatan perkembangan dan kesulitan
untuk menelan makanan. Hal ini dialami saat pasien usia 13
bulan, dimana berdasarkan KMS juga BB pasien selalu
berada dibawah garis merah.
ANAMNESIS

 Riw. Penyakit Lainnya : Pasien juga pernah mengalami kejang saat


usia 5 bulan dan 1 tahun 5 bulan, dimana kejangnya diawali demam.
Kejang berlangsung selama kurang lebih 2 menit, dan setelah kejang
pasien menangis. Saat kejang, tungkai atas dan bawah pasien lurus
serta mata tinggi

 Riw. Penyakit Dalam Keluarga: Tidak ada

 Riw. Konsumsi Makanan: Pasien di beri ASI sampai usia 1 tahun 5


bulan dan Susu formula sejak usia 1 thn 5 bulan hingga sekarang,
sedangkan pemberian makan saat usia 2 tahun. Dari pemberian makan
pertama hingga sekarang, pasien hanya diberikan nasi bubur dicampur
dengan bumbu Royco.
ANAMNESIS

 Riw. Pengobatan: Pasien tiap bulan rutin kontrol di


Poskeskel. Saat kejang usia 5 bulan dan 1 tahun 5 bulan
pasien diberi obat Depakene Syr.

 Riw. Imunisasi: lengkap


PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : sakit sedang

 Status gizi: BB 7,4 kg, PB 75 cm

 Tanda-tanda vital: nadi 97 kali/menit, pernapasan 24


kali/menit, suhu 36,80 C.
Kunjungan Rumah Berat Badan (BB)
I 7,4 kg
II 7,4 kg
III 7,45 kg
IV 7,5 kg
V 7,5 kg
V 7,6 kg
Status generalisata:
1. Kepala: rambut merah
2. Mata: strabismus

Lanugo masih tebal


(Maturitas Fisik)
Status Generalisata

Kedua tungkai lemah

Perut membengkak
Baggy Pants
Usia = 3 tahun, 1 bulan
BB = 7,4 kg
TB = 65 cm
Usia = 3 tahun, 1 bulan
ASSESMENT

Gizi Buruk +
Cerebral Palsy
PENILAIAN PERKEMBANGAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN UMUR 3-6 BULAN KET
Berbalik dari tengkurap menjadi telentang Tidak
Mengangkat kepala setinggi 90° Ya
Mempertahankan posisi kepala tegak dan tetap stabil Ya
Menggengam pensil Tidak
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Tidak
Memegang tangannya sendiri Tidak
Berusaha memperluas pandangannya Tidak
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Tidak
Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Ya
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat Ya
bermain
Perkembangan penyimpangan : YA 6 atau kurang
Perkembangan meragukan : YA 7 atau 8
Perkembangan sesuai : YA 9 atau 10
TERAPI

1. Farmakologi
Pemberian susu formula

2. Non-farmakologi

Pemberian makanan yang bergizi dan bervariasi di berikan oleh


Puskesmas Sangurara melalui Poskeskel. Pemberian makanan
diberikan setiap 1x/bulan. Makanan yang diberikan terdiri dari biskuit,
susu dan bubur. Namun, makanan yang diberikan tidak hanya
dimakan oleh pasien tetapi dimakan juga oleh kakak-kakak pasien.
TATALAKSANA

 Orangtua pasien diajarkan berbagai macam menu makanan yg


sesuai dengan usia pasien.

 Orangtua pasien diajarkan cara pengolahan dan penyimpanan


makanan atau minuman yang baik dan benar

 Orangtua pasien diajarkan bagaimana memelihara lingkungan


dalam rumah dan lingkungan di luar rumah agar tetap bersih dan
sehat.

 Orangtua pasien diwajibkan membawa anaknya setiap bulan ke


Posyandu, untuk pengawasan status gizi, pertumbuhan, dan
perkembangan, serta penyakit yang mungkin timbul.
Pemantauan dan Evaluasi
IDENTIFIKASI FUNGSI FISIOLOGI KELUARGA

Hampir Kadang- Hampir tidak


Kriteria Pernyataan
selalu (2) kadang (1) pernah (0)

Adaptasi Dalam keluarga saling membantu baik moral


Ya
(Adaptation) maupun material anak

Semua masalah keluarga diselesaikan


Kemitraan
dengan musyawarah antara pasien, istri dan Ya
(Partnership
anak.
Dalam hal ini anak-anak dapat mengambil
Pertumbuhan keputusan dengan tanggungjawab, serta
Ya
(Growth) orang tua selalu memperhatikan aktiftitas
anak-anaknya di rumah.
Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup
Kasih sayang
baik karena adanya keakraban di antara Ya
(Affection)
anggota keluarga.
Pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar
Kebersamaan
anggota keluarga sudah baik karena adanya Ya
(Resolve)
IDENTIFIKASI FUNGSI FISIOLOGI KELUARGA

 Skor APGAR keluarga: 6 (Keluarga Kurang sehat)


IDENTIFIKASI FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA

Fungsi Pelaksanaan Patologis

Sosial Keluarga pasien membina hubungan baik dengan tetangganya -

Budaya Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya (hal ini dapat dilihat dari +
pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak
tradisi budaya masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara bersifat
kondangan, sunatan, dll

Religius Keluarga ini tidak melakukan shalat lima waktu. Ibu pasien jarang mengikuti +
kegiatan keagamaan.

Ekonomi Pendapatan keluarga rendah dan tidak tetap (500.000-1.000.000,- per +


bulan). Sehingga kebutuhan primer sulit dipenuhi

Pendidikan Tingkat pendidikan tergolong rendah. +


Pengeta- Pengetahuan orangtua pasien tentang hubungan status gizi dengan +
huan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya masih kurang.

Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit tidak segera di bawah ke PKM. -
Keluarga menggunakan KIS untuk pembiayaan kesehatan
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

 Rumah berada depan jalan poros


DAPUR
tanpa pagar, dan belakang rumah
RUANG TENGAH terdapat kandang ayam

 Ukuran rumah + 10 x 4 meter


RUANG TENGAH KAMAR TIDUR II  Atap : seng

 Dinding : batako
KAMAR TIDUR I RUANG TAMU  Lantai : Semen

 Ventilasi : ± 20% dari luas


TERAS ruangan.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

Atap terbuat dari seng,


tidak terdapat plafon

Dinding rumah terbuat


dari batako

Terdapat ventilasi dan


pencahayaan cukup

Lantai rumah terbuat


dari semen
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

Tumpukan pakaian Lantai rumah terbuat Terdapat ventilasi dan


yang digantung dan dari semen pencahayaan cukup
penataan barang di
dalam kamar yang
tidak cukup baik
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

Terdapat ventilasi langsung dan


pencahayaan cukup

Penataan alat dapur belum cukup baik


serta tempat memasak (menggunakan
kayu api dan bara) berada di dalam
rumah. Selain itu, tempat menjemur
pakaian berada di dekat rak piring
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

Pasien dan keluarga menggunakan


WC umum yang terletak ± 3 meter
dari rumah.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN (TEMPAT TINGGAL)

Jarak antara rumah pasien dan tetangga


sangat berdekatan
PHBS

NO Kriteria yang Dinilai Jawaban Skor


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ya 1
2. Memberi ASI esklusif Ya 1
3. Menimbang balita setiap bulan Ya 1
4. Menggunakan air bersih Ya 1
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan Tidak 0
sabun
6. Menggunakan jamban sehat Tidak 0
7. Memberantas jentik nyamuk dirumah Tidak 0
sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari Tidak 0
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak 0
10. Tidak merokok di dalam rumah Tidak 0
Total jawaban Ya 4 (Kurang baik)
DAFTAR MASALAH, RENCANA, & TINDAKAN INTERVENSI

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi

1. Kurangnya Edukasi -Memberikan informasi tentang


pengetahuan tentang gizi gizi buruk sebagai dampak dari
orangtua tentang buruk dan kurangnya asupan nutrisi, dan
gizi buruk serta cerebral palsy adanya penyakit yang
cerebral palsy menghambat penyerapan
makanan.
-Pengertian, gejala klinis, terapi,
dan dampak jangka pendek &
jangka panjang akibat gizi buruk
serta cerebral palsy
DAFTAR MASALAH, RENCANA, & TINDAKAN INTERVENSI

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi

2. Kebersihan dan Edukasi tentang -Memberikan konseling


kerapian lingkungan di pentingnya tentang pentingnya
dalam rumah dan menjaga dan menjaga dan memelihara
lingkungan di luar memelihara kebersihan untuk
rumah masih kurang. kebersihan & mencegah kontaminasi
kerapian. kuman ke makanan yg
dikonsumsi serta
dampaknya bagi
kesehatan.
-Memberikan konseling
tentang bahaya asap
rokok terhadap diri dan
lingkungan sekitar.
DAFTAR MASALAH, RENCANA, & TINDAKAN INTERVENSI

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi

3. Pemberian makanan Edukasi tentang -Memberikan konseling


yang tidak bergizi pentingnya tentang pentingnya
kepada pasien memberikan memberikan makanan
makanan yang yang bergizi
bergizi -Memberikan informasi
tentang makanan bergizi
apa saja yang sesuai
dengan keadaan
ekonomi pasien
DAFTAR MASALAH, RENCANA, & TINDAKAN INTERVENSI

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi


4. Orangtua pasien tidak Edukasi tentang -Memberikan konseling
melaksanakan kewajiban sholat manfaat ibadah serta
kewajiban sholat 5 bagi setiap kaitannya dengan
waktu dan jarang muslim, manfaat kehidupan setiap
mengikuti pengajian. sholat individu & manusia.
keluarga dalam
kehidupan.
DAFTAR MASALAH, RENCANA, & TINDAKAN INTERVENSI

No. Masalah Rencana Tindakan Intervensi

5. Pendapatan keluarga Sebelum bekerja - Bekerja rangkap


rendah dan tidak menjadi tukang menjadi tukang
tetap (Rp800.000,- per bangunan, Ayah bangunan dan sopir
bulan). Sehingga pasien bekerja
kebutuhan primer sulit sebagai sopir.
dipenuhi
MANAJEMEN KOMPREHENSIF

1. Promotif - Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai gizi buruk yang


diderita pasien, menu makanan bergizi dan seimbang, serta
pegolahan dan penyimpanan makanan yg baik dan benar.

- Memotivasi agar orangtua pasien rutin membawa pasien ke


Puskesmas dan memberikan makanan tambahan kepada
pasien.
2. Preventif
- Memotivasi agar orangtua pasien menerapkan pola makan yg
sehat, penyediaan menu makanan yg bergizi dan seimbang,
serta membawa pasien ke Posyandu.

Pemberian makanan yang bergizi yang sesuai dengan keadaan


3. Kuratif
ekonomi

4. Rehabilitatif Konseling mengenai penyakit yang anaknya dan komplikasinya.


KESIMPULAN

 Berat Badan An. MS berada di bawah Garis Merah (BGM) dengan


status gizi buruk, sehingga diikutkan dalam program perbaikan gizi
di Puskesmas Sangurara.
 Penyebab gizi buruk pada An. MS, disebabkan karena kurangnya
asupan nutrisi yang meliputi kurangnya pemberian makanan
bergizi, hal ini berkaitan dengan keadaan ekonomi serta
pengetahuan tentang makanan bergizi yang kurang
 Faktor-faktor yang mendasari yaitu : faktor ekonomi, tingkat
pendidikan yang rendah, kurangnya pengetahuan tentang gizi,
serta kurangnya kepedulian orangtua terhadap pasien.

Anda mungkin juga menyukai