Anda di halaman 1dari 52

SATUAN OPERASI (kelompok GENAP)

Eria Putri 17021107002


Johana Liwe 17021107004
Abdi Kogege 17021107006
Dewinta Suhendra 17021107010
Mochammad Rizky Abdu 17021107012
Yudawan P Ambat 17021107014
Intan Warisanti 17021107016
Nadhia Hotman 17021107018
Adinda Larasati 17021107020
Marcel Wakari 17021107022
Wulandarry Harundja 17021107024
Maria Lalumedja 17021107026

1
SUB-BAB SATUAN OPERASI

I. Aplikasi Satuan operasi dalam Pengolahan Air


Bersih
II. Aplikasi Satuan operasi dalam Pengolahan Air
Buangan
III. Gerak Partikel dan Sifat Fisik Kimia Partikel
IV. Distribusi Partikel
V. Presipitasi dan Sedimentasi
VI. Elektrostatis
VII. Flokulasi dan Koagulasi Partikel
VIII.Pencampuran Hidrolisis dan Mekanis
IX. Aliran dalam Media Berbutir
X. Perhitungan dalam Aplikasi/Operasi Pengolahan
Air Bersih
2

XI. Perhitungan dalam Aplikasi/Operasi Pengolahan


A. Aplikasi Satuan Operasi Dalam Pengolahan Air Bersih
Unit operasi adalah proses fisik di bidang teknik lingkungan yang diekspresikan
olehformula matematik.Sedangkan unit proses merupakan proses kimia atau
biologis, atau kombinasi proses kimia, biologi, dan fisik.Adapun salah satu tujuan unit
operasi dan proses di bidang teknik lingkungan adalah memproses air bakusehingga
air itu mencapai standar kualitas yang telahditentukan.

air bersih adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan
minum,mandi, cuci, masak, danlainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah
kawasansangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semuakawasan
mendapatkan airbersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi
masyarakat.

3
Kriteria air bersih biasanya pengolahan air bersih terdiri dari 3,
meliputi 3 aspek, yaitu : yaitu pengolahan secara fisika, kimia,
dan biologi.
1. Kualitas
2. Kuantitas 1. Pada pengolahan secara fisika, biasanya
3. Kontinuitas dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Contohnya
adalah pengendapan, filtari, adsorpsi,dll.
2. pengolahan secara kimiawi, terdapat
penambahan bahankimia, seperti klor,
3. Pada pengolahan secara tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan
biologis, biasanya memanfaatkan untuk menyisihkan logam-logam berat
mikroorganisme sebagai media yangterkandung dalam air.
pengolahnya

4
B. Water Treatment Plant
WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya
bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :

• bak koagulasi,
• bak flokulasi,
• bak sedimentasi, dan
• bak filtrasi.

5
APLIKASI SATUAN OPERASI DALAM
PENGOLAHAN AIR BUANGAN
Aplikasi satuan proses yaitu terdapat pada tahapan-tahapan dalam proses pengolahan air
buangan menjadi air bersih yang layak dibuang ke badan air / ke tanah dengan cara
menghilangkan racun / senyawa-senyawa yang berbahaya dalam air buangan tersebut dan
membuat air tersebut menjadi jernih.

6
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR BUANGAN

Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biologis


Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung
polutan senyawa organik, teknologi yang digunakan sebagian besar
menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan
senyawa polutan organik tersebut.

Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter Tercelup


Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter
tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam
reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan media penyangga
untuk pengembangbiakan mikroorganisme dengan atau tanpa
aerasi.

7
8
Pengolahan primer yang terdiri dari antara lain :
● Bak pengumpul,
● Screen atau saringan untuk memisahkan kotoran padat,
› Bak pemisah pasir atau grid chamber,
› Bak pemisah minyak/lemak atau grease trap,
› Bak ekualisasi.

Sedangkan pengolahan sekunder merupakan unit atau peralatan standard yang


digunakan dalam biofilter anaerob aerob meliputi:
● Bak pengendapan Awal.
● Kolam anaerob biofilter tempat penguraian air limbah oleh mikroorganisme
secara anaerob

› Kolam Aerob Biofilter tempat penguraian air limbah dengan


mikroorgamisme secara aerob.
› Bak Pengendapan Akhir.
Peralatan pemasok udara seperti blower dan difuser udara.
Sistem pengadukan

9
Bak Pengumpul Air Limbah Bak Saringan (Screen Chamber)

10
Bak Pengendap Awal Penangkap (Interceptor)

11
Bak Ekualisasi Pompa Air Limbah

12
GERAK PARTIKEL & SIFAT FISIKA,KIMIA PARTIKEL

• GERAK PARTIKEL
Gerak Partikel dapat didefinisikan sebagai perubahan letak suatu partikel
yang terus-menerus pada suatu lintasan tertentu.Letak sebuah partikel
dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan proyeksinya pada ketiga sumbu
suatu sistem koordinat tegak lurus.

• PERPINDAHAN PADA GERAK PARTIKEL


Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan letak/posisi partikel.Maka
perpindahan adalah seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya.

13
SIFAT FISIKA & KIMIA PARTIKEL

› SIFAT FISIKA
Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika antara lain
wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan, kelarutan, kekeruhan,
kemagnetan, dan kekentalan. Berikut ini pembahasan mengenai sifat-sifat fisika tersebut :

1. Wujud Zat
Zat dapat memiliki tiga macam wujud, padat,cair dan gas. Wujud zat dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, perubahan wujud zat dapat dikarenakan zat menerima panas atau
melepaskan panas.
2. Warna Zat
Setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Warna merupakan sifat fisika yang dapat
diamati secara langsung.

14
3. Kelarutan
Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu merupakan sifat fisika. Kelarutan atau
solubilitas adalah kemampuan suatu zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu
pelarut (solvent). Biasanya jika zat pelarutnya air sering disebut dengan larutan,
misalnya gula yang larut dalam air biasa disebut larutan gula.

4. Daya Hantar Listrik


Daya hantar listrik merupakan sifat fisika. Setiap benda mempunyai sifat
penghantaran listrik yang berbeda, hampir seluruh logam merupakan penghantar
listrik yang baik.

5. Kemagnetan
Kemagnetan suatu benda merupakan sifat fisika suatu zat. Berdasarkan sifat
kemagnetan, benda digolongkan menjadi dua yaitu benda magnetik dan benda non
magnetik.

6. Titik didih dan titik lebur


Titik klebur dan titik didih suatu zat merupakan sifat fisika zat Titik didih adalah
suhu dimana suatu zat mendidih, sedangkan titik lebur adalah suhu dimana zat
padat melebur. 15
B. Sifat Kimia Zat
Sifat kimia adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Berikut ini
beberapa contoh sifat kimia yang dimiliki suatu benda. Beberapa sifat kimia suatu zat antara lain
sebagai berikut.

1. Mudah Terbakar
Sifat mudah atau sukar terbakarnya suatu zat merupakan sifat kimia. Dengan mengetahui sifat dari
bahan-bahan yang mudah terbakar, kita akan dapat menggunakannya secara aman. Sifat mudah atau
sukarnya zat terbakat termasuk sifat kimia zat.

2. Membusuk
Pembusukan merupakan salah satu sifat kimia dari suatu zat. Akibat terjadi reaksi kimia dalam suatu
makanan atau minuman, dapat mengakibatkan makanan dan minuman tersebut membusuk 16
dan
berubah rasa menjadi asam.
3. Berkarat
Reaksi antara logam dan oksigen dapat mengakibatkan benda tersebut berkarat. atau
biasa disebut korosi. Logam, seperti : besi dan seng memiliki sifat mudah berkarat.
Terdapat benda-benda yang tidak dapat berkarat, seperti: plastik dan kaca. Berkarat
merupakan sifat kimia, sebab terjadi reaksi yang menghasilkan zat jenis baru.

4. Mudah Meledak
Interaksi zat dengan oksigen di alam ada yang mempunyai sifat mudah meledak, seperti:
magnesium, hidrogen, dan natrium.

5. Beracun
Terdapat beberapa zat yang memiliki sifat kimia beracun, antara lain: insektisida,
pestisida, fungisida, herbisida dan rodentisida.

17
Distribusi partikel
Distribusi ukuran partikel.
Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem dispersi
atau sediaan yang memiliki syarat mengenai keberadaan partikel dengan ukuran tertentu.
Sediaan dengan sistem dispersisalah satu contohnya adalah suspensi, sedangkan sediaan
yang dipersyaratkan keberadaan partikel dengan ukuran tertentu contohnya adalah salep
mata.
Untuk sediaan suspensi, penentuan distribusi ukuran partikel bukanlah syarat resmi (bukan
persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope)
ukuran dan distribusi ukuran partikel inipenting dalam formulasi untuk menghasilkan
suspensi yang stabil secara fisiki
Untuk sediaan salep mata, yang ditentukan bukan distribusi ukuran partikel, tetapi jumlah
partikel (partikel logam) yang ada dalam salep mata. cukup jelas mengapa jumlah partikel
dalam salep mataharus ditentukan, mengingat penggunaannya untuk mata, organ yang
sangat sensitif. Jumlah partikel berukuran "50mm atau lebih besar tidak melebihi
persyaratan yang telah ditetapkan.
Kurva dan persamaan distribusi ukuran partikel

Cara paling umum mempresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah


mengunakan grafik atau kurva dengan memplot data berat komulatif lolos dan
ukuran lubang ayakan. Ukuran lubang ayakan menjadi represetasinya ukuran
partikel. Artinya ukuran lubang ayakan sama dengan ukuran partikel
Distribusi ukuran hasil oprasi permukaan atau crushing yang dipresentasikan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut:

Y = 100 (x\k)m
Y = konstanta = 100\km
X = ukuran partikel

19
PRESIPITASI DAN SEDIMENTASI

Kombinasi akan mempengaruhi kegiatan pembangunan ( proyek ). presipitasi merupakan curahan atau
jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di
daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk uap air di atmosfer
menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang
mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah das ( merupakan elemen utama yang perlu diketahui
medasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses resapan air tanah dan debit aliran ).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi produk air suatu hasil perencanaan
pengelolaan das. Besar kecilnya presipitasi, waktu berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan
yang terjadi baik secara sendiri-sendiri atau merupakan

20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESIPITASI:

1. Kelembaban udara
2. Energi Matahari
3. Angin
4. Suhu Udara

Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin,
maupun gletser. Pengendapan ini bisa terjadi di darat, laut, maupun sungai.
Material yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau
pelapukan. Pelapukan ini bisa berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik.
Pengendapan yang berlangsung lama, akan membentuk batuan sedimen.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi.
Sebagian besar batu di bumi adalah batuan sedimentasi (baca: batuan sedimen :
pengertian, proses, dan jenisnya).

21
• SEDIMENTASI SENDIRI DIBAGI MENJADI 2, YAITU BERDASARKAN TENAGA
PENGANGKUTNYA, YAITU AIR, ANGIN, DAN GLETSER. SERTA BERDASARKAN
TEMPAT TERJADINYA SEDIMENTASI ITU SENDIRI. YAITU SEDIMENTASI FLUVIAL,
MARINE, GLASIAL DAN TERISTIS. BERIKUT KITA BAHAS PROSES SEDIMENTASI
BERDASARKAN TENAGA PENGANGKUTNYA.

1.SEDIMENTASI AQUATIS

22
2.SEDIMENTASI AERIS

23
3.SEDIMENTASI GLETSER

24
ELEKTROSTATIK
Elektrostatik adalah cabang ilmu Fisika yang berkaitan dengan gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik (Tidak
berubah/bergerak) terhadap objek yang bermuatan lain. Contoh sederhana yang kita ketahui tentang elektrostatis
adalah sisir plastik yang digosok dengan kain, lalu didekatkan dekat lengan, akan menarik rambut-rambut di kulit
lengan, atau jika didekatkan ke sobekan-sobekan kertas diatas meja maka sisir plastik akan menarik sobekan-
sobekan kertas tersebut. Syaratnya : sisir dan kainnya mesti kering. Jika basah, tak cukup banyak muatan listrik yang
dihasilkan. Besar dan jenis muatan yang ditimbulkan tergantung pada banyak hal : jenis benda, kelembaban udara,
luas permukaan kontak, kecepatan dan tekanan pada saat bergesekan dan pemisahan. Makin luas permukaan
kontak, maka makin tinggi muatan statik yang dihasilkan.
hghfghfhfhf

25
Mengapa kita
menbahas
elektrostatis

Electrostatic Precipitator
"alat pengurang polusi
udara"

Electrostatic Precipitator (ESP) adalah alat yang


digunakan untuk menangkap partikel-partikel
(misalnya debu) dengan menggunakan prinsip
elektrostatis. Dari asal katanya, Precipitator
adalah alat yang digunakan untuk
mengendapkan sesuatu. Sedangkan Electrostic Discharge Electrode (DE) Collection Electrode (CE) Hammering Device
adalah sebuah fenomena listrik dimana elektroda yang dialiri pulsa elektroda yang di- (HD)
muatan listrik berpindah dari satu potensial arus DC tegangan tinggi tanahkan alat yang digunakan
tinggi ke potensial rendah tanpa adanya bagian negatif sehingga untuk melepaskan
yang bergerak. Industri yang banyak menghasilkan medan debu/partikel yang
mengaplikasikannya yaitu seperti PLTU, pabrik listrik negatif. menempel pada
gula, dan pabrik semen. 26
Collecting Electrode.
Cara Kerja Electrostatic Presipitator

1. Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electrode
dengan collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada
saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut
menjadi bermuatan negatif (-).

Proses Pembentukan Medan Listrik :

1. Terdapat dua jenis electrode, yaitu discharge electrode yang bermuatan negatif (-) dan
collector plate electrode bermuatan positif (+)
2. Discharge electrode diletakkan diantara collector plate pada jarak tertentu (jarak
antara discharge electrode dengan collector plate)
3. Discharge electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan muatan minus, pada level
tegangan antara 55 – 75 kV DC (sumber listrik awalnya adalah 380 volt AC, kemudian
dinaikkan oleh transformer menjadi sekitar 55 – 75 kV dan dirubah menjadi listrik DC oleh
rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja).
4. Collector plate ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif.
5. Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC, maka medan listrik
terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai electrode tersebut dan partikel-partikel debu akan
tertarik pada pelat-pelat tersebut, Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap.

2. Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector
plate). Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara periodik dari collector plate
melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung, dan dipindahkan (transport) ke
ash silo dengan cara dihembuskan (vacuum). 27
FLOKULASI DAN KOAGULASI PARTIKEL
• FLOKULASI

Flokulasi merupakan proses pembentukan flok yang pada dasarnya


menggunakan pengelompokkan aglomerasi antara partikel dengan koagulan
(menggunakan proses pengadukkan lambat atau slow mixing).

Pada flokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi flok yang
berukuran besar. Partikel yang ukurannya besar akan lebih mudah diendapkan
dari pada yang kecil.

Agar partikel koloid menggumpal, gaya tolak menolak elektrostatik antara


partikelnya harus dikurangi dan transportasi partikelnya harus menghasilkan
kontak diantara partikel yang mengalami destabilisasi. Setelah partikel-partikel
koloid mengalami destabilisasi.

Setelah partikel-partikel koloid mengalami destabilisasi, sangat penting untuk


membawa partikel-partikel tersebut kedalam suatu wadah berpengaduk antara
satu dengan yang lainnya sehingga dapat menggumpal dan membentuk partikel
atau flok yang lebih besar. 28
• KOAGULASI

Koagulasi didefinisikan sebagai proses destibilisasi muatan koloid


padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus dengan suatu koagulan,
sehingga akan terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan. Proses
pengikatan partikel koloid dengan cara pengadukan cepat (flash mixing),
yang merupakan bagian integral dari proses koagulasi.

Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat atau


menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air.
Pengadukan cepat akan membuat partikel-partikel padat dalam air
saling berbenturan dan bertemu sehingga terbentuk flok-flok yang
halus. Koagulan yang umum dipakai adalah : aluminium sulfat (tawas),
ferri sulfat, ferro sulfat dan PAC.

29
Proses koagulasi juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.

● Fisika : pemanasan, pengadukkan dan pendinginan.


● Kimia : elektroforesis, penambahan koloid dan penambahan elektrolit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi.


- Suhu air
- Derajat keasaman
- Jenis koagulan
- Kadar ion terlarut
- Tingkat kekeruhan
- Dosis koagulan
- Kecepatan pengadukan
- Alkalinitas

30
Pencampuran Hidrolisis dan Mekanis

31
1. Pengertian Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)


menjadikation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses
kimia.

Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H

Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan
[H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan
bersifat asam.

Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan
tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7). 32
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan asam lemah
atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera
terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa pembentuknya
ada empat jenis garam yang dikenal, yaitu ;

Garam yang Garam yang


terbentuk terbentuk
dari asam dari asam
lemah dengan kuat dengan
basa kuat basa lemah

Garam yang Garam yang


terbentuk terbentuk
dari asam dari asam
lemah dengan kuat dengan
basa lemah basa kuat
33
34
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat

Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion
garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini
bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
 Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation
dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak
bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →

35
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami
hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
 Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl
dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl -
sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 +dan
OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation
NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
 NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
 Cl - (aq) + H 2 O (l) →
 NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)

36
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis
parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
 Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa
kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + .
Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan
kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
 CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
 Na + (aq) + H 2 O (l) →
 CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)

37
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah

Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis
total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam
air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini
bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi
dengan air.
 Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk
garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN -
sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion
basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
 NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
 NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
 CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)

38
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka
dan Kb)
· Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis
lebih banyak dan larutan bersifat basa.
· jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis
lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
· Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis dan


dilambangkan dengan K h.
Kh = Kw
Ka atau Kb

39
2. Mekanisme Reaksi Hidrolisis

Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan
menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi
hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH-
berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain
bersatu membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat
bersifat asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat para campurannya
apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah.
Contohnya Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi
dengan oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan
oleh reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim-sehingga disebut ketengikan hidrolisis.
Reaksi hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin,
transportasi yang baik, pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan
oksidatif tidak dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan.
MANFAAT REAKSI HIDROLISIS
Reaksi hidrolisis digunakan untuk menetralkan suatu campuran asam dan basa yang menghasilkan air dan
garam. Salah satu hasil dari reaksi hidrolisis yaitu terbentuknya garam yang biasa dijumpai di dapur (NaCl) yang
merupakan produk dari reaksi asam basa
 HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Reaksi hidrolisis digunakan untuk merubah pH suatu larutan.
· Garam yang menghasilkan larutan basa, dihasilkan dari suatu reaksi antara asam lemah dan basa kuat.
· Garam yang menghasilkan larutan asam dihasilkan dari suatu reaksi antara asam kuat dan basa lemah.
Selain mengahsilkan garam, reaksi hidrolisis dapat digunakan dalam bidang pertanian. Agar tanaman tumbuh
dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH
tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa.
Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H + yang bersifat
asam.
Hidrolisis pun dapat digunakan dalm proses pembuatan suatu larutan yang digunakan dalam rumah tangga.
Kita sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 %
NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali.
Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan
OH -, sehingga garam NaOCl bersifat basa.
Aliran Melalui Media Berbutir
Perhitungan Hadloss dengan persamaan Kozeny yang dikembangkan dari persamaan
Darcy untuk aliran laminer adalah sebagai berikut :

dimana :
K= koefisien kozen, tak berdimensi
v = kekentalan kinetik (m2
/dtk)
n = porositas
vd = kecepatan Darcy (m/dtk)
ψ = faktor sperisitas, tak berdimensi
d = dimeter kerikil rata-rata (m)
L = panjang media dimana air mengalir (m)
g = kecepatan grapitasi (m/dtk2)

43
Sedangkan jika bilangan Reynold NRe >10, maka persamaannya menjadi
(Bear dan Verruijt dari Notodarmodjo, 1998):

dimana f merupakan porositas efektif.

44
Perhitungan dalam Aplikasi/Operasi Pengolahan Air
Bersih

Air tawar yang masuk ke fasilitas = 100 L/s Desinfektan : 0,001 L/s
Air yang diolah yang masuk distribusi = 96 L/s Antiscalant : 0,0006 L/s
Total : 0,0074 L/s
Flokulen : 0,005 L/s
Air yang digunakan selama Oksidan : 0,0008 L/s
proses pengolahan
Jejak air dari bahan kimia yang
100 L/s – 96 L/s
digunakan:
= 4 L/s (air tawar)

= 0,074 L/s (air tawar)

45
Jejak air dari proses
pengolahan Penggunaan air meteran : 73 L/s
4 L/s + 0,74 L/s Penggunaan air non-meteran : 1 L/s
= 4,74 L/s (air tawar)

Air olahan yang hilang dalam sistem


distribusi
Air tawar yang digunakan untuk 96 L/s – 73 L/s
memproduksi 1 liter air olahan = 22 L/s

Jejak air dari sistem distribusi


= 0,05 L air tawar tiap 1 liter
air olahan

Jejak air dari 1 L air olahan


0,05 L + 1 L = 23,1 L/s (air tawar)
= 1,05 L

46
Jejak air dari proses Jejak air komunitas
pengolahan dan distribusi
23,1 L/s + 4,74 L/s
= 4,74 L/s (air tawar)

= 102,12 L/s (air tawar)


Volume air tawar yang
digunakan untuk memproduksi
1 L air keran ● Populasi : 10.000 orang

Jejak air per kapita

= 0,38 L air tawar tiap 1 L air


keran
= 0,0102 L/s air tawar tiap orang

Jejak air dari 1 L air keran


0,38 L + 1 L
= 1,38 L 47
Perhitungan dalam Aplikasi/Operasi Pengolahan Air Buangan

Sedimentasi

Sedimentasi dalam pengolahan air buangan adalah proses pengendapan partikel-


partikel padat yang tersuspensi dalam cairan atau suatu zat cair karena pengaruh
gravitasi secara alami. Proses sedimentasi dilakukan dengan cara pengendapan
dimana masing-masing partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun
kerapatan selama proses pengendapan berlangsung.

Tipe-tipe Pengendapan / Settling


› Type I settling (Pengendapan Bebas)
› Type II settling (Pengendapan Partikel yang terfloakulasi)
› Type III settling (Zona Pengendapan
› Type IV settling (Pengendapan terkompresi)

48
Teori Pengendapan Partikel

dimana: Fg : gravitational force


Pp : density of particle
pw : density of water
g : acceleration due to gravity
Vp : volume of particle

dimana: Fd : frictional drag force


Cd : drag coefficient
AP : cross-sectional area
v2p : particle settling velocity
Tipe I (Sedimentasi Bebas)

• Terjadi pada median bersuspensi cair, dimana partikel-partikelnya sangat


sedikit berinteraksi pada waktu pengendapan.
• Pengendapan partikel sesuai dengan Hukum Stoke
• Parameter desain adalah nilai luapan permukaan(Q/As)

Nilai pada saat air yang telah dimurnikan diproduksi setara dengan:

Q : flowrate, ㎥/sec
A : surface of the sedimentation basin
vc : particle settling velocity
Type II (flocculent sedimentation)

• Partikel berflokulasi saat mengendap


• Kecepatan partikel yang berflokulasi meningkat seiring waktu
• Parameter-parameter desain:

1. Nilai luapan permukaan


2. Kedalaman tangki, atau
3. Waktu penyimpanan hidrolis
Kecepatan pengendapan dalam pengendapan flokulen

H : tinggi kolom pengendapan


tc : waktu yang dibutuhkan untuk derajat
pemisahan

Fraksi dari partikel yang dipindahkan adalah

H : tinggi kolom pengendapan


: jarak antara kurva dari pemisahan yang equal
R : Pemisahan TSS
Type III settling (Zona Pengendapan)

• Adalah pengendapan dari sebuah konsentrasi intemediet dari partikel


• Partikelnya berdekatan satu sama lain
• Partikel dalam menghalangi pengendapan dari partikel yang bersebelahan
• Partikel dalam kondisi semula yang relatif satu sama lain
• Massa dari partikel ditetapkan sebagai suatu zona

Zona pengendapan dan kompresi

dimana:

A : Area yang dibutuhkan for pengentalan sludge


Q : nilai aliran menuju tangki
H0 : tinggi tampilan dari kolom
tu : waktu yang dibutuhkan kondisi aliran bawah
yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai