Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari
makanan yang kita makan yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Jumlah normal produksi 100 – 200 gram / hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris, selulosa, bakteri dan bahan patologis, jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk. Jumlah maupun konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x per-minggu. Feses untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defakasi spontan Untuk pemeriksaan biasa diapkai Feses sewaktu Feses diperiksa dalam keadaan segar, jika dibiarkan lama unsur2 dalam feses akan rusak Feses haruslah dianggap sbg bahan infeksius Karena unsur2 patologis biasanya tidak terdapat merata, maka ntuk memeriksa fesess, pilihlah sebagian dari feses itu yang kemungkinan sebesar2besarnya ada kelaianan didalamnya, ex. Bagian yg bercampur darah, lendir dsb. Makroskopi
Pada pemeriksaan feses harus dilakukan evaluasi terhadap :
Ukuran Bentuk Konsistensi Bau warna, dan ada tidaknya darah, pus, mukus, potongan jaringan dan sisa makanan.
Pemeriksaan ini harus dilakukan sebelum pasien mendapati
barium atau pencahar. Perubahan dalam bentuk atau ukuran mengisyaratkan perubahan motilitas atau kelainan dinding kolon. Konsistensi dinyatakan pada gambar berikut :
Makroskopi
Warna : Warna feses yg dibiarkan lama pada udara menjdi lebih tua .
Urobilinogen tidak berwarna, sedangkan
urobilinberwarna berwarna cokelat tua.
Warna feses dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan
dalam usus dan oleh obat2an Kuning : susu, jagung, obat santonin, atau bilirubin yang belum berubah Hijau : makanan banyak mngandung sayur Abu-abu : tidak adanya urobilin dlm saluran mkanan, ikterus obstruktif, penggunaan barium pada pemeriksaan radiologik, mkanan banyak mngandung lemak yg tdk dicernakan krn def. enzim pankreas, Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk memperkuat
pengamatan makroskopik. Untuk mendiagnosis infentasi parasit dan telurnya
Biasanya diperlukan pemeriksaan mikroskopik walaupun
nematoda dewasa atau potongan cacing pita kadang-kadang tampak jelas pada feses.
Pemeriksaan mikroskopik juga digunakan untuk penapisan
yang cepat terhadap efisiensi pencernaan, seperti terlihat serat-serat daging menunjukkan proteolysis tidak adekuat.
Sel epitel dengan jumlah tertentu dapat ditemukan dalam
feses, jika jumlahnya banyak atau mukus dalam jumlah besarmengisyaratkan adanya iritasi mukosa usus. Kimia
Pemeriksaan kimia meliputi pemeriksaan
darah samar, pemeriksaan ini penting dilakukan untuk memastikan adanya perdarahan yang tidak dapat terdeteksi secara makroskopik maupun mikroskopik dan juga Merupakan pemeriksaan yang sangat efektif untuk mengetahui indikasi adanya lesi atau karsinoma pada saluran pencernaan. Pemeriksaan bilirubin, pemeriksaan ini akan beraksi negatif pada tinja 24 normal, karena bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin.
Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada
keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi. Untuk mengetahui adanya bilrubin dapat digunakan metode pemeriksaan Fouchet