Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA ASMA DENGAN

SINUSITIS
PENDAHULUAN
• Selama abad ke-20 insidensi sinusitis tinggi pada anak
maupun dewasa

• Insidensi radiografi sinus abnormal pada anak dengan


mengi yang menetap antara 31-53%

• Sinusitis akut maupun kronis telah membangkitkan


terjadinya asma dan hampir 80% asma menderita rinitis
alergi dan 50% pasien sinusitis juga menderita asma.
Definisi
 Menurut Global Initiative in Asthma (GINA), asma
adalah gangguan inflamasi kronis saluran napas
dengan banyak sel yang berperan, yaitu sel mast,
eosinofil, dan limfosit T.
 Definisi asma menurut UKK Pulmonologi IDAI,
yaitu mengi berulang dan/atau batuk persisten
yang timbul secara episodik, cenderung terjadi
pada malam hari (nokturnal), musiman,
mempunyai faktor pencetus diantaranya aktivitas
fisik, bersifat reversibel baik secara spontan
maupun dengan pengobatan, dan terdapat riwayat
asma atau atopi lain pada pasien/ keluarganya
Patogenesis Asma
 Terdapat beberapa tahapan inflamasi jalan napas,
dimulai dari sensitisasi primer, diikuti penentuan
fenotipe alergi dan respons imun yang akhirnya
terlokalisasi di jalan napas.
 Pada tingkat sel tampak bahwa setelah terjadi
pajanan alergen serta rangsang infeksi maka sel
mast, limfosit, dan makrofag akan melepas faktor
kemotaktik yang menimbulkan migrasi eosinofil
dan sel radang lain.
 Pada tingkat molekul terjadi pelepasan berbagai
mediator serta ekspresi serangkaian reseptor
permukaan oleh sel yang akan membentuk jalinan
reaksi inflamasi.
 Pada tingkat jaringan akan tampak kerusakan
epitel serta sebukan sel inflamasi sampai
submukosa bronkus, rekonstruksi mukosa serta
hipertropi otot polos.
Sinus normal
 Ada tiga faktor yang menyebabkan fungsi sinus
normal, yaitu:
1. Tulang sinus yang berbentuk tubular yang
sangat sempit
2. Fungsi silia dari epitel
3. Obstruksi ostium yang menyebabkan
penurunan ventilasi sinus dan mengganggu
drainase.
 Faktor yang mengganggu fungsi silia seperti udara
dingin dan kering, perubahan mukosa pada
fibrosis kistik, zat kimia/obat, infeksi virus, dan
kelainan anatomis
Sinusitis
 Sinusitis merupakan komplikasi infeksi saluran
napas atas, rinitis alergi, polip hidung, dan
kelainan lain yang menimbulkan sumbatan
hidung.
 Sinusitis akut atau kronis dapat mencetuskan
terjadinya asma.
 Insidensi radiografi sinus abnormal pada anak
dengan mengi yang menetap antara 31-53% .
 Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi dari
mukosa sinus paranasal yang disebabkan oleh
proses infeksi atau bukan infeksi.
 Sinusitis akut dapat didiagnosis dengan beberapa
kriteria mayor dan minor yang menetap untuk
masa yang lebih lama dari infeksi saluran napas
atas oleh virus yang biasanya lebih dari 7 hari.
Hubungan antara sinusitis dan asma
Sekresi post
nasal
Absorbsi
Sumbatan mediator
hidung inflamasi
sistemik

Sinusitis
Refleks United airways
nasobronkial dan disease
asma
Inflamasi pada sinusitis dan asma
 Pada proses ini terjadi peningkatan sel-sel
eosinofil, limfosit, dan sel mast; edema mukosa,
peningkatan jumlah sel goblet dan mukosa yang
diproduksi, deskuamasi epitel.
 Dasar imunologinya sama, yaitu sel limfosit TH2
yang predominan pada jaringan dan pelepasan
sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-13, GM-CSF, TNF-α,
RANTES, dan eotaksin
 Sel TH2 memegang peranan penting dalam rinitis
alergi dan asma (baik pada fase sensitisasi
antigen), membantu sel B mensintesis IgE, dan
sebagai bagian dari kaskade inflamasi

Anda mungkin juga menyukai