Anda di halaman 1dari 13

Definisi

“Pre-ekalampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan


edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinnuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan. Sedangkan eklamsi adalah pre eklamsi
yang disertai kejang dan/, yang timbul bukan akibat neurology”
Etiologi
Penyebab eklamsi dan pra eklamsi sampai sekarang belum diketahui.
Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklamsi dan
pre eklamsia yaitu :

 Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan


ganda , hidramnion, dan mola hidatidosa.
 Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan .
 Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus.
 Sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan – kehamilan
berikutnya.
 Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinnuria, kejang, dan koma.
Manifestasi Klinis

Diagnosis pre eklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu berapa
kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembekakan kaki, jarigan tangan,
dan muka. Tekanan darah >140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat>30 mmHg
atau tekandiastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selam 30 menit.
Tekanan diastolic pada trimester ke dua yang >85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat
pre klampsia. Proteinnuria apabila terdepat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing
24 jam atau periksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2; pada protein lebih besar 1gr/l
dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter porsi tengah di ambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam.
Manifestasi Klinik
komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada preklampsia berat adalah (Wiknjosastro,


2006) :
Universitas.
 Solusio plasenta. Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang menderita
hipertensi akut. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo 15,5 % solusio plasenta
terjadi pada pasien preeklampsia.
• Hipofibrinogenemia. Pada preeklampsia berat, Zuspan (1978) menemukan 23%
hipofibrinogenemia.
• Hemolisis. Penderita dengan preeklampsia berat kadang-kadang menunjukan gejala
klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal
hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan
mekanisme ikterus tersebut.
• Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal.
• Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara yang berlangsung selama
seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini
merupakan tanda gawat dan akan terjadi apopleksia serebri.
Penanganan
 Penanganan pre-eklamsia ringan
Penanganan pre-eklamsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi
eklamsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan
optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Jika pre eklamsinya
bersifat ringan , penderita cukup menjalani tirah baring di riksak , tetapi harus
memeriksakan diri kedokter setiap dua hari . jika perbaikan tidak segera terjadi ,
biasanya penderita harus dirawat dan jika kalainan ini terus berlanjut, maka
persalinan dilkukan sesegera mungkin

 Penanganan pre eklamsia berat


Penderita diusahakan agar :
• Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar
• Dipasang infuse glukosa 5%
• Dilakukan pemmeriksaan : TTV, denyut jantung janin , Pemasangan dower
kateter.
keseimbangan cairan, dan Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV
pengobatan

Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah


pengobatan medicinal :
 Indikasi : bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda -
tanda ipending eklamsia dengan keadaan janin baik.
• Pengobatan medisial : sama dengan perawatan medisial pada pengelolaan
aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup
intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan 4 gram pada
bokong kanan.
Pengkajian
 Pengkajian yang dilakukan kepada klien pre-eklamsia meliputi :
1. Identitas umum klien.
2. Data riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan dahulu


1. Kemungkinan klien menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
2. Kemungkinan klien mempunyai riwayat pre-eklamsia pada kehamilan
terdahulu.
3. Biasanya mudah terjadi pada klien yang obsitas
4. Klien mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis
5. tekanan darah klien sebelum hamil normotensif
b) Riwayat kesehatan sekarang
1. Klien merasa sakit kepala didaerah frontal.
2. Terasa sakit diulu hari/nyeri epigastrium.
3. Gangguan virus : Penglihatan kabur, skotoma, diplopia .
4. Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
5. Gangguan serebral lainnya: oyong, reflek tinggi, tidak tenang.
6. Oedema pada ekstremitas.
7. Tengkuk terasa berat.
8. Kenaikan berat badan 1 kg seminggu.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.

d) Riwayat perkawinan.
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35
tahun

• Pemeriksaan fisik / biologis


Keadaan Umum : Lemah
Kepala : Sakit kepala, wajah oedema
Mata : Konjungiva agak anemis oedema pada retina
Leher : Kuduk terasa berat
Kardiovaskuler : Hipertensi, mudah terkejut
Pencernaan/abdomen : Nyeri daerah epigastrium,anoreksia, mual dan muntah
Ekstremitas : Oedema pada kaki dan tangan serta jari-jari
Sistem persyarafan : Hiperrefleksi, klonus pada kaki
Genito urinaria : Oliguria. Proteinuria
Pemeriksaan janin :Bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin melemah
 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboraturium
1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan daeah
2. Urinalisi Ditemukan protein dalam urin
3. Pemeriksaan fungsi hati
4. Tes kimia darah

b. Radiologi
1) Ultrasonografi
2) Kardiotografi
Diagnosa

Nyeri Akut (D.0077)

Gangguan pertukaran gas (D.0003)

Hipervolemia (D.0022)

Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)

Anda mungkin juga menyukai