Anda di halaman 1dari 23

KP 2.5.3.

3
OBESITAS DAN HUBUNGAN
DENGAN SINDROMA METABOLIK

dr. Nur Fardian, M.Gizi


BAGIAN ILMU GIZI
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
1
TAHUN AKADEMIK 2016-2017
nurfardian@unimal.ac.id
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Di akhir kuliah mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan
1. Batasan Obesitas dan Sindroma Metabolik

2. Aspek Epidemiologi Obesitas dan Sindroma


Metabolik
3. Patofisiologi Sindroma Metabolik

4. Hubungan Obesitas dan Sindroma Metabolik

2
PENDAHULUAN
 Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan
lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat
badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
membahayakan kesehatan
 Overweight (kelebihan berat badan) adalah
keadaan yang mana BB seseorang melebihi
normal.
 Obesitas atau kegemukan terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dan energi yang keluar

3
PENGUKURAN
 Pengukuran untuk menentukan kegemukan bisa
dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Antropometri  TB, BB, LP, Lingkar
Pinggul
b. bioelectrical impedance,

c. regional fat distribution

4
INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

 Metoda yang banyak digunakan untuk


mengukur tingkat obesitas adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau BMI (Body Mass
Index)
 Cara Pengukuran:

 Nilai
IMT yang didapat tidak tergantung
pada umur dan jenis kelamin. 5
KLASIFIKASI IMT MENURUT WHO

Keterbatasan IMT adalah


tidak dapat digunakan
bagi :
1) Anak-anak dalam
masa pertumbuhan,
2) Wanita hamil, dan
3) Orang yang sangat
berotot, contohnya
atlit.

6
IMT menurut WHO, orang Asia menurut International Obesity Task Force
(IOTF)* dan Indonesia menurut Depkes RI**

* IOTF/WHO. The Asia Pacific perspective: redefining obesity and its treatment. Melbourne, Health
Communication Australia. 2000.
** Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. Petunjuk teknis pemantauan status gizi orang dewasa dengan IMT.
Dirjen Binkesmas. Depkes RI. Jakarta 7
EPIDEMIOLOGY FACT OF OBESITY

35.00% 32.90%

30.00%

25.00%

19.70%
20.00% Riskesdas
2007
14.80%
15.00% 13.90% 2013

10.00%

5.00%
8
0.00%
Pria Wanita
KLASIFIKASI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS
BERDASARKAN LEMAK TUBUH, INDEKS MASSA TUBUH
DAN RISIKO PENYAKIT TERKAIT LAINNYA

Disease risk for type 2 diabetes, hypertension, and cardiovascular disease. 9


Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of
Overweight and Obesity in Adults: The Evidence Report: National
Institutes of Health. Obes Res. 1998;Suppl 2:51S–209S.
SINDROM METABOLIK
 Sindroma Metabolik (SM) merupakan kelainan
metabolik kompleks yang diakibatkan oleh
peningkatan obesitas.
 Komponen utama SM adalah :

a. obesitas, kumpulan dari


b. resistensi insulin,
faktor–faktor risiko
c. dislipidemia, dan
terjadinya penyakit
d. hipertensi
kardiovaskular

10
ASPEK EPIDEMIOLOGI

 Data epidemiologi menyebutkan prevalensi SM


dunia adalah 20–25%.
 Hasil penelitian Framingham Offspring Study
menemukan bahwa pada responden berusia 26–
82 tahun terdapat 29,4% pria dan 23,1% wanita
menderita SM.
 Indonesia  13,13% (Himpunan Studi Obesitas
Indonesia (HISOBI)

11

J MAJORITY, Vol 4 No 4, Feb 2015


KRITERIA DIAGNOSIS SINDROM METABOLIK
MENURUT WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION),
NCEP–ATP III DAN IDF

12
BEBERAPA KRITERIA SINDROMA METABOLIK

13
PEMENUHAN KRITERIA SM
 Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi
dimana seseorang memiliki tekanan
darah tinggi, obesitas sentral dan
dislipidemia, dengan atau tanpa
hiperglikemik.

14
KRITERIA SM
 Kriteria yang sering digunakan untuk menilai
pasien SM adalah NCEP–ATP III, yaitu apabila
seseorang memenuhi 3 dari 5 kriteria yang
disepakati, antara lain:
a. lingkar perut pria >102 cm atau wanita >88 cm;
b. hipertrigliseridemia (kadar serum trigliserida
>150 mg/dL),
c. kadar HDL–C <40 mg/dL untuk pria, dan <50
mg/dL untuk wanita;
d. tekanan darah >130/85 mmHg;
e. dan kadar glukosa darah puasa >110 mg/dL. 15
HUBUNGAN SM DAN OBESITAS
 Obesitas merupakan komponen utama kejadian
SM, namun mekanisme yang jelas belum
diketahui secara pasti.
 Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya
metabolisme lemak akan menyebabkan produksi
Reactive Oxygen Species (ROS) baik di
sirkulasi maupun di sel adiposa.
 Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan redoks 
antioksidan menurun di dalam sirkulasi.
 Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif.
16
HUBUNGAN…
 Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan
disregulasi jaringan adiposa dan merupakan
awal patofisiologi terjadinya SM, hipertensi
dan aterosklerosis

 Akumulasi lemak pada obesitas  induksi


stress oksidatif  disertai ↑ ekspresi
Nicotinamide Adenine Dinucleotide
Phosphatase (NADPH) oksidase dan ↓
17
ekspresi enzim antioksidan
PATOFISIOLOGI SM
Proses seluler yang berkenaan dengan disfungsi endotel menyebabkan
vascular injury dan atherosklerosis

18
PERANAN OBESITAS PADA SM

OBESITAS

FFA ↑

TRIGLISERIDA ↑ <------- RESISTENSI TEKANAN


HDL ↓ INSULIN ↑ -------> DARAH ↑

GLUKOSA
DARAH ↑

DM T2

19
PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
FAKTOR RISIKO SM
 Gaya hidup
a. Pola Makan

b. Merokok

c. Aktivitas fisik

 Genetic,

 Sosial Ekonomi

20
REFERENSI
 IOTF/WHO. The Asia Pacific perspective: redefining obesity and its
treatment. Melbourne, Health Communication Australia. 2000.
 Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. Petunjuk teknis pemantauan status
gizi orang dewasa dengan IMT. Dirjen Binkesmas. Depkes RI. Jakarta
 World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing the
Global Epidemic. Geneva: WHO.
 Wirakmono. 2006. Sindrom Metabolik. Jurnal Kedokteran Indonesia.
35(10): 10–26
 IDF. 2005. The IDF Concencus Worldwide Definition of the Metabolic
Syndrome. Journal American Medical Association. 213(12): 1345–52

21
SINDROMA METABOLIK PADA ANAK DAN
REMAJA

 ..\..\JOURNAL AND
REFERENCES\Konsensus IDAI Diagnosis dan
Tata Laksana Sindrom Metabolik Anak dan
Remaja.pdf
 ..\..\JOURNAL AND REFERENCES\Buku
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Kegemukan dan Obesitas Pada Anak
Sekolah.pdf
 ..\..\JOURNAL AND REFERENCES\330.
Sindrome Metabolik.pdf

22
23

Anda mungkin juga menyukai