3
OBESITAS DAN HUBUNGAN
DENGAN SINDROMA METABOLIK
2
PENDAHULUAN
Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan
lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat
badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
membahayakan kesehatan
Overweight (kelebihan berat badan) adalah
keadaan yang mana BB seseorang melebihi
normal.
Obesitas atau kegemukan terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dan energi yang keluar
3
PENGUKURAN
Pengukuran untuk menentukan kegemukan bisa
dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Antropometri TB, BB, LP, Lingkar
Pinggul
b. bioelectrical impedance,
4
INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
Nilai
IMT yang didapat tidak tergantung
pada umur dan jenis kelamin. 5
KLASIFIKASI IMT MENURUT WHO
6
IMT menurut WHO, orang Asia menurut International Obesity Task Force
(IOTF)* dan Indonesia menurut Depkes RI**
* IOTF/WHO. The Asia Pacific perspective: redefining obesity and its treatment. Melbourne, Health
Communication Australia. 2000.
** Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. Petunjuk teknis pemantauan status gizi orang dewasa dengan IMT.
Dirjen Binkesmas. Depkes RI. Jakarta 7
EPIDEMIOLOGY FACT OF OBESITY
35.00% 32.90%
30.00%
25.00%
19.70%
20.00% Riskesdas
2007
14.80%
15.00% 13.90% 2013
10.00%
5.00%
8
0.00%
Pria Wanita
KLASIFIKASI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS
BERDASARKAN LEMAK TUBUH, INDEKS MASSA TUBUH
DAN RISIKO PENYAKIT TERKAIT LAINNYA
10
ASPEK EPIDEMIOLOGI
11
12
BEBERAPA KRITERIA SINDROMA METABOLIK
13
PEMENUHAN KRITERIA SM
Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi
dimana seseorang memiliki tekanan
darah tinggi, obesitas sentral dan
dislipidemia, dengan atau tanpa
hiperglikemik.
14
KRITERIA SM
Kriteria yang sering digunakan untuk menilai
pasien SM adalah NCEP–ATP III, yaitu apabila
seseorang memenuhi 3 dari 5 kriteria yang
disepakati, antara lain:
a. lingkar perut pria >102 cm atau wanita >88 cm;
b. hipertrigliseridemia (kadar serum trigliserida
>150 mg/dL),
c. kadar HDL–C <40 mg/dL untuk pria, dan <50
mg/dL untuk wanita;
d. tekanan darah >130/85 mmHg;
e. dan kadar glukosa darah puasa >110 mg/dL. 15
HUBUNGAN SM DAN OBESITAS
Obesitas merupakan komponen utama kejadian
SM, namun mekanisme yang jelas belum
diketahui secara pasti.
Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya
metabolisme lemak akan menyebabkan produksi
Reactive Oxygen Species (ROS) baik di
sirkulasi maupun di sel adiposa.
Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan redoks
antioksidan menurun di dalam sirkulasi.
Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif.
16
HUBUNGAN…
Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan
disregulasi jaringan adiposa dan merupakan
awal patofisiologi terjadinya SM, hipertensi
dan aterosklerosis
18
PERANAN OBESITAS PADA SM
OBESITAS
FFA ↑
GLUKOSA
DARAH ↑
DM T2
19
PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
FAKTOR RISIKO SM
Gaya hidup
a. Pola Makan
b. Merokok
c. Aktivitas fisik
Genetic,
Sosial Ekonomi
20
REFERENSI
IOTF/WHO. The Asia Pacific perspective: redefining obesity and its
treatment. Melbourne, Health Communication Australia. 2000.
Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. Petunjuk teknis pemantauan status
gizi orang dewasa dengan IMT. Dirjen Binkesmas. Depkes RI. Jakarta
World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing the
Global Epidemic. Geneva: WHO.
Wirakmono. 2006. Sindrom Metabolik. Jurnal Kedokteran Indonesia.
35(10): 10–26
IDF. 2005. The IDF Concencus Worldwide Definition of the Metabolic
Syndrome. Journal American Medical Association. 213(12): 1345–52
21
SINDROMA METABOLIK PADA ANAK DAN
REMAJA
..\..\JOURNAL AND
REFERENCES\Konsensus IDAI Diagnosis dan
Tata Laksana Sindrom Metabolik Anak dan
Remaja.pdf
..\..\JOURNAL AND REFERENCES\Buku
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Kegemukan dan Obesitas Pada Anak
Sekolah.pdf
..\..\JOURNAL AND REFERENCES\330.
Sindrome Metabolik.pdf
22
23