Anda di halaman 1dari 98

ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN PADA

KONDISI YANG BIASA TERJADI PADA ODHA

NISLAWATY, SST, M.KES


TUJUAN SESI

 diharapkan pada akhir sesi peserta dapat


memahami tentang asuhan
keperawatan/kebidanan pada kondisi yang
biasa terjadi pada ODHA yang mengalami
infeksi oportunistik
DEFINISI
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019

DEFINISI INFEKSI
INFEKSI OPORTUNISTIK (IO)
OPORTUNISTIK
 Suatu infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, jamur, bakteri) yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
normal, tetapi dapat menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang buruk (Spiritia,
2008)
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019
KELUHAN YANG SERING
PADA HIV&AIDS
Fatigue 48-77%
Weight loss / anorexia 31-91%
Pain 29-76%
Anxiety 25-40%
Insomnia 21-50%
Cough 19-36%
Nausea / vomiting 17-43%
Depression / sadness 15-40%
Dyspnea / respiratory symptoms 15-48%
Diarrhea
Constipation 11-32%
10-29%
*Based on several published descriptive studies of patients with AIDS,
predominantly in patients with late-stage disease, Europe and North America,
1990-2002.
BATUK DAN SESAK NAFAS
BATUK DAN SESAK NAFAS
 Penyebab : Pneumocystis Cranii Pneumonia,
Pneumonia, Tuberculosis atau tidak diketahui.

 Yang perlu dikaji : suara paru, pola nafas,


produksi sputum, tanda-tanda vital, tingkat
kecemasan, ADL, riwayat penyakit infeksi paru,
kebiasaan merokok, pengetahuan tentang
penyakit dan perawatannya
MASALAH KEPERAWATAN

 Jalan nafas tidak efektif


 Perubahan pola nafs

 Gangguan perfusi jaringan

 Hipertermia

 Cemas

 Gangguan pemenuhan ADL :Kelemahan fisik

 Risiko penularan TB pada anggota keluarga


INTERVENSI
 Atur posisi tidur klien semi fowler
 Latihan batuk efektif
 Pertahankan hidrasi yang cukup
 Edukasi : cara pencegahan TB, cara membuang
dahak, nutrisi TKTP, pertahankan lingkungan
rumah yang bersih dan sehat
 Beri dukungan psikososial sesuai kebutuhan
ODHA
 Kolaborasi dalam pemberian : OAT, antibiotika,
terapi O2
PENGOBATAN TB PARU

 Kategori 1 :
Fase intensif 2HRZE selama 2 bulan
(isonoazid+rifampisin+pirazinamid+etambutol)
sekali sehari.

Test dahak, Lanjut 4H3R3 selama 4 bulan


diberikan 3x seminggu
KEADAAN PENGOBATAN
 TB paru dengan  Mulai OAT
CD4 dibawah 200  Mulai ART segera
atau limfosit total setelah tidak ada
dibawah 1200 keluhan dengan
OAT
KEADAAN PENGOBATAN
 TB paru dengan  Mulai OAT
CD4 200-350  Pertimbangkan
atau limfosit tidak ART setelah selesai
diketahui fase intensif OAT
KEADAAN PENGOBATAN
 TBparu dengan  Mulai OAT
CD4 diatas 350  Mulai ART setelah
selesai terapi TB
selesai
DIARE KRONIK
DEFINISI

Diare kronis /diare persisten


 buang air besar cair > 3 kali per hari

 terus menerus

 lebih dari satu bulan


PENYEBAB

 BAKTERI
 E. COLI

 CACING

 JAMUR

 MALABSORBSI KARENA VIRUS HIV


PENGKAJIAN

 Cek tanda-tanda vital


 Kaji diare : frekuensi, konsistensi

 Ukur intake dan output cairan

 Kaji tanda dehidrasi dan penurunan BB

 Kaji kemampuan minum dan makan ODHA


Asuhan Keperawatan
Diare

TANDA DAN DERAJAT DEHIDRASI

Ringan Sedang Berat


Jumlah kehilangan <50 ml/kg 50 – 90ml/ kg >100mg/kg
cairan
Elastisitas kulit Menurun Jelek (pada cubitan kulit Sangat jelek (pada cubitan
kembali lambat <2 detik) kulit kembali lambat >2 detik)

Mukosa Agak Kering Kering Sangat kering

Jumlah Urin Kurang Oliguria Oliguri jelas


Tekanan Darah Normal Normal atau turun Menurun

Nadi Normal Cepat Cepat dan kecil


atau lebih
cepat

18
MASALAH KEPERAWATAN

 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit :


kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
 Gangguan integritas kulit

 Gangguan pemenuhan ADL


PENANGANAN DIARE KRONIS
 IOsudah diobati dan stabil sebelum
pemberian ART: jika “Diare sudah diobati
secara empiris dan simptom sudah
terkontrol"
Jangan menunda ART sampai pengobatan
selesai

 Diare karena efek samping ART: “Rehidrasi.


Follow-up selama 2 minggu. Jika tidak ada
perbaikan, konsul atau rujuk."
DIARE KRONIS DAN ART

 Terapi empiris jika ada darah dalam tinja:


Kotrimoksasol 2-3 X 2 tablet 480 mg
atau
Ciprofloksasin 2 X 500 mg
+ metronidasol 3 x 500 mg

 Jika ada perbaikan, teruskan pengobatan


selama dua minggu
 Jika tidak ada perbaikan, rujuk.
INTERVENSI
Observasi TTV, turgor kulit, membran mukosa dan
haluan urine
Timbang BB, kaji jumlah, konsistensi, warna feces
Lakukan perawatan kulit perianal setiap setelah selesai
BAB dengan air sabun hangat, lalu keringkan.
Berikan cairan seperti jus untuk mengganti kehilangan
cairan dan elektrolit.
Edukasi untuk menjaga kebersihan diri, menggunakan
salep untuk mencegah iritasi pada anus
Hindari makanan yang menyebabkan diare
( pedas, serat tinggi ), makan sayur mentah
Kolaborasi pemberian anti diare, antibiotik, terapi
cairan.
CARA MEMBUAT AIR MINERAL ALAMI
(SPIRITIA, 2008)
 Isilah air kendi tanah dengan air matang
hangat, tambahkan dengan beberapa biji
cengkeh sebagai antioksidan, lalu ditutup dan
dijemur hingga sore. Air kendi ini akan menjadi
air mineral alami, sejuk siap diminum.
DEMAM
PENYEBAB

 Dapat disebabkan oleh virus HIV


 Bisa disebabkan karena infeksi
bakteri atau virus
PENGKAJIAN

 Ukur suhu tubuh ODHA


 Kaji status hidrasi

 Kaji kemampuan ODHA dan keluarga dan apa


yang sudah dilakukan untuk mengatasi demam
INTERVENSI

 Anjurkan ODHA minum minimal 50cc/kgBB


perhari
 Tepid sponge dapat membantu menurunkan
demam
 Kolaborasi untuk pemberian antipiretik

 Rujuk ke RS bila : demam sudah lebih dari 2


hari, dehidrasi, ODHA semakin lemah tidak
mau minum, sesak, kejang
JAMUR PADA MULUT
(ORAL CANDIDIASIS)
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019

KANDIDIASIS

 Kandidiasis adalah infeksi oportunistik (IO)


yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV.
 Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang
umum, yang disebut kandida, ditemukan di
tubuh kebanyakan orang.
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019

GEJALA KANDIDIASIS DI MULUT

 Pada mulut, penyakit ini disebut thrush.


 Bila infeksi menyebar lebih dalam pada
tenggorokan esofagitis.
 Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti
busa, atau bintik merah.
 Penyakit ini dapat menyebabkan sakit
tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang
nafsu makan.
 Kandidiasis juga dapat menyebabkan retak
pada ujung mulut, yang disebut sebagai
kheilitis angularis.
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019
CANDIDIASIS ORIS DAN ESOFAGUS
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019

PENGOBATAN

 Pengobatan dapat lokal atau sistemik.


 Obat yang dipakai untuk memerangi kandida
adalah obat antijamur.
 Hampir semua namanya diakhiri dengan ‘azol’.
Misalnya Nistatin 4 X 500.000 U
(suspensi oral atau tablet*) dan Klotrimazol
tablet* untuk dihisap, bukan ditelan
 Ada yang murah diberi Gentian violet (14 hari)
TERAPI KANDIDIASIS ESOFAGUS
 TERAPI SISTEMIK, BUKAN TOPIKAL
 Pilihan Utama
 fluconazol 200 mg/hari selama 14 hari
 Kasus resisten sampai 400-800 mg/hari
 Perbaikan biasanya cepat (3-10 hari)
 Alternatif
 Ketoconazole (200-400 mg) atau itrakonazol
selama 14 hari
 Jangan bersamaan dengan RIFAMPISIN,
Ketokonazol hepatotoksik
 Itrakonazol mahal

Kandidiasis Esofagus bersamaan dengan kandidiasis oral pada 50-70% kasus


INTERVENSI

Lakukan oral hygiene 3 x per hari (sebelum


pemberian anti jamur topikal)
Kolaborasi pemberian anti jamur (nistatin,
klotrimasol)
Lakukan kumur dengan air garam (½
sendok teh dicampur 200 cc) setelah makan
/ diantara makan.
Observasi secara periodik
PERSIAPAN ALAT ORAL HYGIENE

Larutan NaCl
Kom dan Kasa Steril
Pinset

Bak
Instrumen
CARA PERAWATAN
Setelah Perawatan 7-10
hari
KELAINAN DI KULIT
DERMATITIS
PRURITIC PAPULAR ERUPTION
HERPES ZOSTER
HERPES SIMPLEK
PENGKAJIAN

 Kaji keluhan kelainan kulit, apakah ada


hubungannya dengan pengobatan ART
 Kaji kelaianan kulit : herpes zoozter, PPE,
kaposi sarcoma
 Kaji kebersihan kuku dan kulit

 Kaji kondisi lesi

 Kaji pengetahuan ODHA ttg kebiasaannya


menggaruk, dan perawatan yang telah
dilakukan
MASALAH KEPERAWATAN

 Gangguan integritas kulit


 Gangguan rasa nyaman : nyeri/gatal

 Risiko penularan pada orang lain

 Gangguan gambaran diri


INTERVENSI
Lakukan perawatan kebersihan kulit
setiap hari
Lakukan perawatan luka secara
steril
Ubah posisi klien tiap 2-3 jam
Berikan bantalan air pada daerah
tonjolan tulang
Peningkatkan asupan nutrisi
(karbohidrat, protein)
Pertahankan linen tetap kering,
bersih dan tidak berkerut
Hindari penggunaan bedak, olesi area
punggung dan bokong dengan vaselin atau
minyak kelapa
Kolaborasi pemberian analgetik,
antibiotik/antvirus
 Edukasi keluarga untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah merawat ODHA
 Edukasi cara pemberian obat salep dengan
benar
 Anjurkan ODHA untuk tidak menggaruk kulit yang
gatal, tapi anjurkanlah untuk :
- Gunakan pakaian yang longgar terbuat dari bahan
katun
- Balut ruam dengan kain basah
- Oleskan kulit dengan lotion calamin
- Bila sangat gatal, ajarkan ODHA untuk mengusap-
usap kulit yang gatal dengan kain lembut, bukan
digaruk dengan kuku atau benda lain
RASA NYERI
PENYEBAB NYERI

 Rasa nyeri dapat terjadi secara tiba-tiba atau


terus menerus dalam jangka lama
 Nyeri dapat disebabkan karena : adanya
herpes simplex, sakit kepala, nyeri abdomen
karena diare, ektremitas (neropati perifer)
PENGKAJIAN NYERI

 Kaji loka nyeri, dan karakteristik nyeri


 Kaji skala nyeri

 Kaji kondisi yang dapat memperberat nyeri

 Kemampuan ADL

 Kebiasaan ODHA dalam mengatasi nyeri


selama ini
INTERVENSI
 Ajarkan ODHA untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi
misalnya : teknik nafas dalam dan imagery
 Lakukan massage ringan dan lembut pada daerah nyeri (blokir
rangsangan nyeri)
 Monitor tanda-tanda vital
 Beri dukungan mental ODHA
 Motivasi keluarga untuk membantu ADL ODHA
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Untuk neropati perifer : anjurkan ODHA menggunakan sepatu
yang tidak sempit dan senam kaki untuk memperlancar
peredaran darah
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
PENYEBAB
 Hampir semua ODHA akan mengalami kehilangan
berat badan yang disebabkan karena tidak
terpenuhinya kebutuhan nutrisi ODHA
 Penyebab : karena adanya candidiasis oris dan
esofagus, diare, batuk, penyakit keganasan, depresi,
atau efek samping dari ART
 “Wasting” : hilangnya massa otot >10% akibat
metabolisme meningkat dan kurangnya nutrient
akibat gangguan absorpsi dan digesti.
PENGKAJIAN NUTRISI
 Identifikasi faktor resiko
 Riwayat makan/asupan makanan
 Timbang BB (harian, jika dirawat)
 Anak: Identifikasi keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor BMI untuk menentukan
kesesuaian BB dengan TB pasien
 Kaji respon pasien terhadap terapi
IO dan pengelolaan gejala terkait IO
 Pengukuran antropometri
 Pemeriksaan lab
HIV
Wasting
Syndrome
DIET SEIMBANG
Kebutuhan nutrisi bagi ODHA (WHO, 2003, 2004):
1. Energi
a. Asymptomatik: meningkatkan10%
b. Symptomatik: meningkatkan 20-30%
c. Kehilangan berat badan:50-100%
d. Wanita hamil: 200 kkal/hari
e. Wanita menyusui: 500 kkal/hari
2. Protein tidak ada peningkatan kebutuhan
3. Lemak tidak ada peningkatan kebutuhan
4. Mikronutrien  sesuai rekomendasi harian yang
diijinkan, asupan makanan harus mengandung cukup
vitamin & mineral esensial
INTERVENSI UNTUK “WASTING
SYNDROME”
 Diet seimbang dengan cukup kalori,
protein, lemak, vitamin, dan mineral
 Ajarkan teknik higienis dan
penanganan keamanan makanan
 Pengelolaan gejala yang
mengganggu intake makanan
 Ajrkan pasien untuk mengatasi
gejala gangguan nutrisi di rumah
 Berikan suplemen nutrisi sesuai
kebutuhan
 Ajarkan kandungan gizi dari sumber-
sumber makanan yang tersedia
(local food)
 Rujuk ke ahli gizi (jika ada)
KELELAHAN
PENGKAJIAN

 Kaji status nutrisi


 Kaji adanya anemia dan gangguan
keseimbangan cairan
 Tanyakan adakah kesulitan tidur

 Observasi masalah psikologis

 Observasi kemampuan ADL


MASALAH KEPERAWATAN

 Gangguan pemenuhan ADL


 Gangguan pola tidur

 Cemas

 Kurangnya dukungan keluarga


INTERVENSI

 Edukasi ODHA untuk : tidur cukup, makan


makanan sehat, hindari kopi 4-6 jam sebelum
tidur
 Edukasi ODHA untuk tetap melakukan olahraga
ringan
 Edukasi ODHA untuk saving energi

 Ajarkan teknik relaksasi

 Rujuk ke RS bila ODHA tambah lemah


ASPEK PSIKOSOSIAL
MASALAH YANG SERING TERJADI

 Tidak percaya diri dan rendah diri


 Merasa terisolasi

 Cemas

 Depresi

 Risiko bunuh diri


PENGKAJIAN

 Kaji status mental ODHA


 Tanyakan apakah ODHA sudah membuka
statusnya kepada keluarga
 Kaji kesiapan ODHA untuk “open status”

 Kaji kebiasaan ODHA dalam menghadapi


masalah
 Observasi lingkungan dan orang terdekat ODHA
INTERVENSI

 Gunakan komunikasi terapeutik


 Motivasi ODHA untuk membuka statusnya
terhadap keluarga
 Ajarkan ODHA teknik relaksasi dan manajemen
stres
 Bantu keluarga untuk menciptakan lingkungan
yang terapeutik
 Libatkan keluarga dalam kelompok swabantu
PMTCT/PPIA
•MENGAPA PPIA/PMTCT PENTING ?

• Anak HIV positif lebih sering mengalami penyakit


infeksi

• Setiap anak memiliki hak untuk hidup sehat,


panjang umur dan mengembangkan potensi diri
terbaiknya
WAKTU DAN RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU
KE ANAK

Risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, saat


melahirkan dan waktu menyusui berkisar antara 20%–45%
dapat ditekan menjadi hanya sekitar 2%–5% dengan melakukan
progam intervensi PPIA
PERENCANAAN KEHAMILAN

 Kehamilan adalah hak ODHA


 Konsultasikan dengan dokter, perawat, bidan

 Pertimbangkan kesehatan ODHA


Bila laki-laki positif & Bila wanita positif & laki-laki
perempuan negatif : negatif :
1. Proses cuci sperma dan 1. Lebih mudah
dites untuk menyakinkan 2. Caranya dengan
tdk ada virus menempel ejakulasi/onani dan air
2. Di Indonesia RS Dharmais mani dikumpulkan
3. Sperma disemprotkan ke disemprotkan dengan
vagina saat subur semprit ke vagina saat
4. Proses bayi tabung : mahal subur
3. Minta bantuan nakes
 Bila keduanya pasangan positif HIV :
1. Tetap gunakan kondom bila berhubungan

2. Tidak gunakan kondom saat pembuahan,


minta bantuan nakes untuk menentukan
masa subur
Offered
Information
ANC Education HIV test

Client may opt-in(accept)


or opt-out(refuse)
Post-Test HIV
Counseling If client accepts
Test
HIV + HIV - Pre-Test
Counseling

ARV Primary Prevention

Proper care, support and follow up


BUMIL DENGAN ARV

 Bila sudah memenuhi syarat untuk minum ARV


(CD4 <350sel/mm³, dan hamil)

 Bila seseorang mengethaui HIV + sebelum


hamil dan belum mulai ART, kemudian hamil
maka sebaiknya terapi ditunda sampai
kehamilan berusia 14 minggu
terapinya : Zidovudin + Lamivudin+ Nevirapine
PEREMPUAN HIV+ BELUM MEMENUHI KRITERIA
ART
 Bila perempuan HIV+ belum memenuhi kriteria
ART? Tetap dipertimbangkan untuk minum
ARV untuk mencegah penularan ke bayi, dan
setelah persalinan dihentikan, untukmencegah
resistensi obat.
Pegobatannya :
1. Zidovudin dimulai pada usia kehamilan 28
mgg dilanjutkan selama persalinan
2. Alternatifl lain : zidovudin + lamivudin sejak
usia kehamilan 36 mgg, dilanjutkan sampai 1
mgg pasca nifas
3. Nevirafine dosis tunggal setelah melahirkan
BILA PEREMPUAN DIDIAGNOSIS PADA
KEHAMILAN LANJUT?

 -Masih tetap dapat diberikan ART untuk


mengurangi viral load
- Pengobatan ART selama seminggu dapat
segera mengurangi viral load secara bermakna
- Rejimennya sama dengan ODHA hamil &
belum memenuhi kriteria ART
 Bila perempuan yang sudah memakai ART
menjadi hamil ?
Sebaiknya tetap diteruskan ART nya
Obat Efavirenz yang dapat menyebabkan
kecacatan janin diganti Nevirapine
PENATALAKSANAAN PERSALINAN

 Pilihan persalinan normal maupun seksio


sesarea adalah pilihan ODHA, namun Nakes
wajib memberikan advokasi
 Bila baru diketahui HIV + segera sebelum
persalinan, intervensi baku adalah
memberikan 1 pil nevirapine pada bumil
PERSALINAN PERVAGINUM

 Informed consent
 Kadar Viral load tidak terdeteksi

 Meminum ARV teratur sesuai prosedur

 Tetap pertahankan penerapan kewaspadaan


universal
PERSALINAN SEKSIO SESARIA

 Untuk menurunkan risiko penularan karena


bayi melewati serviks dan terkena cairan
vagina ibu, dan kemungkinan drah/cairan
tertelan bayi
 SC dapat mengurangi risiko penularan HIV dari
ibu ke bayi sampai 50-66%
INTERVENSI PADA BAYI
 Setiap terapi pasti ada side effect
 Rejimen baku : berikan bayi monoterapi AZT
(Zidovudin) selama seminggu, resistensi thd AZT
jarang terjadi
 Pilihan lain : berikan nevirapine dalam 72 jam
pertama setelah lahir. Nevirapine dapat menyebabkan
resistensi, namun akan hilang setelah beberapa
waktu (1 tahun)
 WHO : bayi dari ibu HIV + harus diberikan (profilaksis)
kotrimoksazol untuk mencegah IO
KAPAN DAPAT MENGETAHUI BAYI TERINFEKSI ?

 Pedoman negara maja dilakukan 3 kali


pemeriksaan viral load :
1. pertama waktu lahir
2. setelah 1 bulan (6 minggu)
3. pada usia 3 bulan
 Untuk konfirmasi status HIV tes antibodi pada
usia 18 bulan
 Indonesia hanya dilakukan 2x test VL (2&3)
PENATALAKSANAAN POST PARTUM/NIFAS

 Sama seperti perawatan nifas pada umumnya


 Anjurkan bulin untuk pap smear untuk
mendeteksi dini keganasan
 Anjuran nutrisi yang adekuat

 Anjuran ber KB

 Konsultasi ARV
ADHERENCE
ADHERENCE DIBAGI 3 KATEGORI:

 •>95% = < 3 dosis tdk diminum dlm periode


30 hari
 •80-95% = 3 -12 dosis tdk diminum dlm
periode 30 hari
 •< 80% = >12 dosis tdk diminum dlm periode
30 hr
KEWASPADAAN UNIVERSAL
RUMUS MEMBUAT LARUTAN KLORIN DARI
BUBUK KERING

Gram / liter = % keenceran x 1000


konsentrat
Contoh buat larutan klorin (0,5 %) dari
bubuk 60%
Hitung gram / liter = 0,5 % x 1000
60 %
Jadi klorin bubuk 8,3 gram/liter
RUMUS MEMBUAT LARUTAN KLORIN
DARI KAPORIT CAIR
Cc / liter = % keenceran x 1000
% konsentrat

Contoh buat larutan klorin (0,5 %) dari cair


12%
Hitung cc / liter = 0,5 % x 1000
12 %
Jadi klorin cair 41 cc /liter
MEMBUAT DESINFEKTAN DI RUMAH

 ¼ cangkir pemutih dicampur dengan 4 liter air


 Dapat digunakan untuk membersihkan lantai,
bak mandi, bak cuci, wastafel dll
DEKONTAMINASI KLORIN 0,5%

Rendam Instrumen selama 10 menit


PENANGANAN PAJANAN

1. Segera lakukan :
a. Luka tusuk : cuci dengan sabun dan air
mengalir
b. Percikan mukosa hidung/kulit : bilas dan
guyur dengan air mengalir
c. Mata : irigasi air bersih, larutan Nacl
d. Luka tidak boleh dihisap dengan mulut
2. Melapor ke Pengendalian Infeksi Nasional/K3
dalam waktu 24 jam pertama, untuk
mendapatkan profilaksis

3.Pemberian Profilaksis pascapajanan


didasarkan atas derajat pajanan terhadap HIV
(KP) dan status HIV dari sumber pajanan (KS)
4. Profilaksis Pasca Pajanan hanya diberikan
apabila sumber pajanan dari klien HIV positif,
dan hanya efektif apabila diberikan <72 jam
pascapajanan

5. Lakukan tes HIV 3 kali :


a. Segera
b. 3 bulan
c. 6 bulan
ToT HIV AIDS 21 Januari 2019

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai