Anda di halaman 1dari 18

Pembangunan Ekonomi

Kemiskinan
Kemiskinan di Indonesia

• Pada thn 1990, Bank Dunia menyatakan : Memuji keberha-


silan Indonesia dalam mengurangi penduduk miskin, dari
40,08 % (1976) menjadi 17,42% (1987).
> penurunan cukup besar selama 10 thn

• Secara absolut jumlah penduduk miskin pada 1996 22,6 juta


- Fakta di lapangan, masih banyak penduduk yang sedikit
sekali berada di atas garis kemiskinan
- Disebut kel. Nyaris miskin, karena rawan terhadap peruba-
keadaan ekonomi.
- Misal kenaikan harga komoditi utama
- Turunnya tingkat pertumbuhan ekonomi
• Menurut para ahli, kemiskinan merupakan masalah kompleks
dan pemecahannya tidak mudah.
Menurut para ahli, kemiskinan bersifat multi dimensional
artinya, karena kebutuhan manusia banyak maka, kemiski
nan memiliki banyak aspek.

- Aspek primer : miskin asset, organisasi sosial politik,


pengetahuan dan skill
- Aspek sekunder : miskin akan jaringan sosial, sumber
keuangan dan informasi
• Dimensi kemiskinan termanifestasi dalam bentuk :

- Kekurangan gizi
- Air ,
- Perumahan yang kurang sehat
- Perawatan kesehatan yang kurang baik
- Tingkat pendidikan rendah
• Tujuan Pembangunan Nasional :

Pembangunan nasional yang adil dan merata


serta terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya
Penyebab Kemiskinan
• Pemerintah / Para pembuat kebijaka berupaya :
- Agar alokasi sumber daya dapat dinikmati oleh
semua lapisan masyarakat
Namun sulit karena ciri dan keadaan masyarakat amat
beragam, dan tingkat kemajuan negara amat lemah.
Sehingga terjadi ketimpangan, karena pemerintah belum
berhasil mengatasi persoalan kelompok ekonomi bawah.

• Dengan demikian kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi


anggota masyarakat yang tidak/belum ikut serta dalam
proses perubahan karena tidak mempunya kemampuan
baik kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun
kualitas faktor produksi yang memadai, sehingga tidak
mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.
• Tidak ikut serta :
- Secara alamiah belum mampu mendaya gunakan
faktor produksinya.
- Secara tidak alamiah, pembangunan tidak menjangkau
mereka.

• Kemiskina adalah masalah yang muncul karena


- Bertalian karena faktor produksi, produktivitas,
dan tingkat perkembangan masyarakat.
- Miskinnya strategi dan kebijakan yang ada.
Disebut juga miskin struktural yaitu kemiskinan yang
yang diderita karena struktur masyarakat tidak dapat
menggunakan sumber-sumber pendapatan yang
tersedia bagi mereka.( Selo Sumardjan, 1980)
Ukuran Kemiskinan
• Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas. Namun
ada 2 pengukuran yang umum
- Kemiskinan Absolut
- Kemiskinan Relatif

• 1. Kemiskinan Absolut
- Konsep kemiskinan dikaitkan dgn perkiraan tingkat
pendapatan dan kebutuhan.
- Cukup : Memenuhi keb fisik terhadap makanan,
pakaian dan perumahan untuk hidup.
- Pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan min.
maka disebut miskin
- Ada garis batas kemiskinan
Ukuran Kemiskinan
• 2. Kemiskinan Relatif

- Kemiskinan bersifat dinamis


- Sudah memiliki pendapatan minimum tetapi bila
dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya jauh
dibawah disebut juga miskin.

• Berdasar konsep ini maka


- Kemiskinan akan berubah bila tingkat hidup
masyarakat berubah.
- Semakin besar tingkat ketimpangan sosial semakin
besar jumlah penduduk miskin.
• Persentase ketimpangan :

- 40% penduduk berpenghasilan terendah


menerima 12 % pendapatan nasional = sangat timpang

- 12%-17% = Ketimpangan sedang

- > 17% = Ketimpangan/ ketidakmerataan rendah


Indikator Kemiskinan

• Indikator kemiskinan :
- Konsumsi beras perkapita per tahun
- Tingkat pendapatan
- Tingkat kecukupan gizi
- Kebutuhan fisik minimum (KFM)
- Tingkat kesejahteraan

• (i) Tingkat konsumsi beras :


- Pedesaan < 240 kg perkapita/per thn disebut miskin
- Perkotaan < 360 kg perkapita/ pertahun (1977)
Indikator Kemiskinan

• Sayogyo membagi indikator kemiskinan


Pedesaan Perkotaan
- a. Melarat 180 kg 270 kg
- b. Sangat Miskin 240 kg 260 kg
- c. Miskin 320 kg 480 kg

• (i) Sejak 1986 : Melarat diganti dgn garis nyaris miskin

- Pedesaan < 480 kg perkapita/per thn disebut miskin


- Perkotaan < 720 kg perkapita/ pertahun (1986)
Indikator Kemiskinan

• (ii) Tingkat Pendapatan (BPS):


- Pedesaan > Rp. 18.244 perkapita/bulan disebut miskin
- Perkotaan > Rp. 27.905 kg perkapita/ per bulan

• 1996
- Pedesaan > Rp. 27.573
- Perkotaan > Rp. 37.854

• Persentase penduduk miskin


- Desa 11, 2 % = 15,7 juta jiwa
- Kota 3, 4 % = 6,9 juta jiwa
- Total 11, 2 % = 22,6 juta jiwa
Indikator Kemiskinan

• (iii) Indikator Kesejahteraan Rakyat


ada 9 indikator berdasarkan PBB
- Kesehatan, konsumsi makanan dan gizi
pendidikan, kesempatan kerja, perumahan
jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan.
Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan

• Pembangunan Pertanian
- Revolusi Teknologi dalam pertanian padi.
- Varietas unggul mengganti tradisional
- Pembangunan irigasi.

- Program Pemerintah untuk meningkatkan produksi


tanaman keras spt karet, kelapa, kelapa sawit di luar
P. Jawa.

• Pembangunan Sumber Daya Manusia


Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan

• Pembangunan Sumber Daya Manusia


- Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial
(pendidikan, kesehatan dan gizi)

- Ada 3 faktor yang menjadi dasar


- (a). Perbaikan kebijakan konsumsi akan meningkat
kan kesenjangan sosila
- (b). Perbaikan kesehatan akan meningkatkan
produktivitas gol miskin
- (c). Penurunan kematian bayi dan anak-anak
Menjadi kel kecil sejahtera (KB)
Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan

• Peranan Lembaga Sumber Daya Manusia (LSM)


- LSM bisa membantu dalam perancangan dan implementasi
mensosialisasikannya secara lebih efektif dari komunitas
yang dibina. Dan meningkatkan penerimaan program
pemerintah.

- Bentuk LSM
- LSM
- Lembaga Pembina Swadaya Masyarakat
- Organisasi sosial lainnya
- Organisai semi pemerintah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai