SINDROM NEFROTIK
Oleh :
Bayu Persadha Hapsara (11-777-022
Pembimbing :
dr. Winarti Arifuddin Sp.PD
Sindrom nefrotik
bawaan
Kelainan minimal SNSS
• Diturunkan
resesif
autosomal
Glomerulonefritis
proliferatif
Sindrom nefrotik
idiopatik
• Tidak diketahui
Glomerulonefritis
membranaprolife
ratif
Glomeruloskleros
is fokal
segmental
PATOFISIOLOGI
etiologi
Proteinuria masif
Merangsang hati :
Hipoalbuminemia Sintesa protein , lipid dan
gangguan transportasi
partikel lipid dalam sirkulasi
Tekanan onkotik plasma menurun
Edema
MANIFESTASI KLINIK
Utama – edema
• awal intermitten (preorbital,
scrotalis, labia), edema
masif (anasarka)
• Lunak, pitting
Ggn GI
• diare karena edema
mukosa usus
• Hepatomegali karena
sintesis albumin meningkat
• Nafsu makan berkurang
• asites
Pernapasan
• Asites retriksi
pernapasan takipneu
• Efusi pleura/ edema
pulmonal
Pemeriksaan penunjang :
– Urinalisis; ditemukan proteinuria masif (3+ sampai
4+), dapat disertai hematuria.
– Darah; didapatkan hipoalbuminemia (< 3 g/dl),
hiperkolesterolemia. Kadar ureum dan kreatinin
umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi
ginjal.
– Foto Polos; normal, kadang ditemukan efusi pleura.
– USG ginjal; normal, meskipun kadang-kadang
dijumpai pembesaran ringan dari kedua ginjal dengan
ekogenisitas yang normal.
Sindrom nefrotik relapse
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan
atau > 4 kali dalam masa 12 bulan. Dependent steroid apabila terjadi
2 kali kambuh berturut-turut selama masa tapering terapi steroid,
atau dalam waktu 14 hari setelah terapi steroid dihentikan.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah berobat
• Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang / Compos Mentis
BB : 52 kg
TB : 158 cm
IMT : 20,8
Tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 21 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,4 0C
Kepala :
Wajah : Tampak lemas, Sianosis (-), Edema (+) Jejas (-)
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, Rontok (-), tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva: anemis -/-. palpebra edema (+)
Sklera : ikterus -/-
Pupil : isokor, diameter + 2 mm/2 mm
Mulut : Hiperemis (-), Ulkus (-), Lidah kotor (-)
Leher :
KGB : Pembesaran KGB (-)
Tiroid : Simetris, mengikuti gerakan menelan, pembesaran (-)
JVP : Peningkatan (-)
Massa Lain : Tidak ada
Dada :
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Retraksi dinding dada (-), Jejas (-)
Palpasi : Vocal premitus kanan dan kiri normal, nyeri tekan (-),
krepitasi (-), massa (-)
Perkusi : Sonor pada lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rh -/- , Wh -/-
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas kanan atas ICS 2 linea Midsternalis
Batas kanan bawah ICS IV 2 jari dari linea parasternalis dextra.
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicula sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, Murmur (-), Gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : tampak cembung, Jejas (-), Massa (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Shifting dullness (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-).
Anggota gerak :
Atas : akral hangat (+/+) edema (+/+), tidak ada hambatan gerak
Bawah : akral hangat (+/+) edema (+/+), tidak ada hambatan gerak
• Pemeriksaan Laboratorium
( 10 JULI 2016)
• Diagnosis
Diagnosis Kerja : Sindrom Nefrotik
• Penatalaksanaan
Non Medikamentosa:
- Bed rest atau pembatasan aktivitas
- Diet protein 0,8 g/kgBB/Hari.
- Diet garam 1-2 g/Hari.
Medikamentosa:
- IVFD RL 16 tpm
- inj Ranitdin 1 amp/12j/IV
- inj Furosemide 1 amp/24j/IV
- Spironolakton 3x25 mg
- Vip Albumin 3x1.
TERIMA KASIH