Anda di halaman 1dari 32

BAG I A N I L M U K E S E H ATA N M ATA LAPORAN KASUS

FA K U LTA S K E D O K T E R A N N OV E M B E R
2018
U N I V E R S I TA S M U S L I M I N D O N E S I A

RETINOPATI DIABETIK
K E PA N I T E R A A N K L I N I K
BAG I A N I L M U K E S E H ATA N M ATA
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S M U S L I M I N D O N E S I A
MAKASSAR
2018

NABILA ALAMUDI
111 2016 2149

Pembimbing : dr. H. Abdul Salam, Sp.M


IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. M
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl.Takkalao No.110
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penglihatan Kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poli Mata RSU. Andi Makkasau dengan keluhan
penglihatan kabur pada mata kanan dan kiri dialami sejak + 5 tahun
yang lalu dan memberat sejak 3 bulan yang lalu, rasa tidak enak
pada mata (+), sensasi benda asing (+), pandangan kabur (+), silau
(-) ,kotoran berlebihan (-), berair(+).
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
 Riwayat keluhan serupa sebelumnya ada
Riwayat memakai kacamata sebelumnya tidak ada
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus sebelumnya ada
Riwayat penyakit Hipertensi sebelumnya tidak ada
Riwayat penyakit mata sebelumnya tidak ada
Riwayat trauma atau operasi pada mata sebelumnya tidak ada
Riwayat pengobatan pada mata tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa
 Tidak ada anggota keluarga yang memakai kacamata,
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit mata
sebelumnya.
Tidak ada anggota keluarga memiliki riwayat Diabetes Mellitus
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat Hipertensi
FOTO MATA PASIEN
FOTO MATA PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Suhu : 36,80C
STATUS OFTALMOLOGY
OD PEMERIKSAAN OS
6/20 Visus 6/15
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal Bulbus Oculi Gerak bola mata normal

Edema (-), hiperemis (+), nyeri tekan (-), Palpebra Edema (-), hiperemis (+), nyeri tekan (-),
blefarospasme (-), lagoftalmus (-) blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
Edema (-), Konjungtiva Edema (-)
Injeksi (-), Injeksi (-),
Terdapat benjolan (-) Terdapat benjolan (-)

Bulat, Jernih Kornea Bulat, Jernih


edema (-), edema (-),
infiltrat (-), infiltrat (-),
sikatriks (-) sikatriks (-)
LANJUTAN..
Kripta (+), Iris Kripta (+),
warna cokelat, warna cokelat,
edema (-), edema (-),
sinekia (-), sinekia (-),
atrofi (-) atrofi (-)
Reguler, isokor, letak sentral, diameter 3 Pupil Reguler, isokor, letak sentral, diameter 3
mm, refleks pupil L/TL (+/+) mm, refleks pupil L/TL (+/+)

Jernih Lensa Jernih

Jernih, Jernih,
kedalaman cukup, kedalaman cukup,
COA
hipopion (-), hipopion (-),
hifema (-) hifema (-)

Subcapsul retina, lensa keruh(+)


Slit Lamp Dalam batas normal
Vitreus agak keruh (+)

Papil berbatas Funduskopi Dalam batas normal

tegas(+),microaneurisma (+)
Macula berbatas tegas(+),reflex
fovea (+)
Retina exudat(+) pada kuadran
inferior temporal dan superior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDS : 400 mg/dl
DIAGNOSIS KERJA
OD.Retinopati Diabetik
DIAGNOSIS BANDING
 Retinopati Hipertensi
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa :
 Catarlent 15 mL 5x1 tetes ODS
 Flamar 5 mL 4x1 tetes ODS
 Optalvit 1x1

 Operatif :
tidak dilakukan
 Edukasi :
 Menjelaskan kepada pasien ,pasien harus mengontrol gula darah dan tekanan
darahnya untuk mengurangi progesifitas dari kelainan di mata pasien baik itu
dengan obat-obatan diabetes dan diet rendah gula
 Menjelaskan kepada pasien agar patuh untuk meneteskan tetes mata dan
mengkonsumsi obat oral yang diberikan dokter.
 Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan matanya.
PROGNOSIS

OD OS
Quo ad visam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo ad vitam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo ad functionam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo ad cosmeticam Dubia Dubia


TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI FISIOLOGI RETINA
DEFINISI

Retinopati Diabetes merupakan salah satu


komplikasi penyakit diabetes. Komplikasi tersebut
berupa kerusakan pada bagian retina mata
yang akan berdampak langsung pada
terganggunya penglihatan penderita dan
apabila terlambat ditangani akan menyebabkan
penderita mengalami kebutaan permanen.
EPIDEMIOLOGI

40% - 80 % pada pasien DM. Timbul setelah 5 – 15 tahun


mempunyai riwayat DM. Lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan laki – laki. Ditemukan pada 24 – 40% pasien DM <5
tahun dan meningkat hingga 53 – 84% setelah menderita DM selama
15 – 20 tahun. Prevalensi diabetes mellitus di masyarakat Indonesia
yang dikutip dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah sebesar 1,5 – 2,3 % pada penduduk usia lebih dari 15 tahun.
Angka kejadian ini diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini dapat dilihat dari angka kejadian diabetes mellitus di
Jakarta pada tahun 1982 sebesar 1,7 % menjadi 5,7 % pada tahun
2013.
FAKTOR RESIKO
Diabetes
Semakin lama seseorang memiliki diabetes, semakin besar
kemungkinan mereka untuk mengembangkan retinopati diabetik,
terutama jika diabetes yang tidak terkontrol.
Ras
Hispanik dan Afrika Amerika berada pada risiko lebih besar
untuk mengembangkan retinopati diabetik.
Kondisi Medis
Orang dengan kondisi medis lainnya seperti tekanan darah
tinggi dan kolesterol tinggi memiliki risiko lebih besar
Wanita hamil
Hamil mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengembangkan
diabetes dan retinopati diabetik. Jika diabetes gestasional
berkembang, pasien berada pada banyak risiko lebih tinggi terkena
diabetes dengan bertambahnya usia mereka
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Retinopati diabetik non proliferatif
2. Makulopati
3. Retinopati diabetik proliferatif.
GEJALA KLINIS

Floaters

penglihatan kabur

Hilangnya ketajaman visual progresif

Nyeri pada mata atau mata merah


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Funduskopi Direk
Pemeriksaan funduskopi direk bermanfaat untuk menilai saraf optik, retina, makula
dan pembuluh darah di kutub posterior mata. Mula-mula pemeriksaan dilakukan pada jarak 50
cm untuk menilai refleks retina yang berwarna merah jingga dan koroid. Selanjutnya,
pemeriksaan dilakukan pada jarak 2-3 cm dengan mengikuti pembuluh darah ke arah medial
untuk menilai tampilan tepi dan warna diskus optik, dan melihat cup-disc ratio. Diskus optik yang
normal berbatas tegas, disc berwarna merah muda dengan cup berwarna kuning, sedangkan
cup-disc ratio <0,3. Pasien lalu diminta melihat ke delapan arah mata angin untuk menilai
retina. Mikroaneurisma, eksudat, perdarahan, dan neovaskularisasi merupakan tanda utama
retinopati DM. Terakhir, pasien diminta melihat langsung ke cahaya oftalmoskop agar pemeriksa
dapat menilai makula. Edema makula dan eksudat adalah tanda khas makulopati diabetikum.

Optical coherence tomography


OCT adalah teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan fotonik
(photonics) dan serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakterisasi jaringan mata. Alat
ini tidak kontak langsung dengan bola mata sehingga dapat mengurangi efek samping yang
merugikan mata
Angiografi Fluoresein

Merupakan suatu pewarna yang molekul – molekulnya memancarkan


cahaya hijau bila dirangsang dengan cahaya biru. Bila difoto, pewarna ini
akan menonjolkan secara detil gambaran vaskularisasi dan anatomi fundus.
Angiografi fluoresein sudah menjadi keharusan untukdiagnosis dan evaluasi
pada banyak keadaan retina. Karena dapat menggambarkan daerah
abnormal denga baik maka teknik pencitraan ini merupakan pemandu
penting untuk perencanaan pengobatan penyakit vaskular retina
KOMPLIKASI
Perdarahan vitreous
Pembuluh darah baru dapat berdarah ke dalam,mengisi
bagian tengah mata. Jika jumlah perdarahan kecil, mungkin hanya
floaters. Dalam kasus yang lebih parah, darah dapat mengisi rongga
vitreous dan benar-benar memblokir penglihatan. Perdarahan vitreous
dengan sendirinya biasanya tidak menyebabkan kehilangan
penglihatan permanen.
Ablasio retina
Pembuluh darah yang abnormal terkait dengan retinopati
diabetik merangsang pertumbuhan jaringan parut, yang dapat
menarik retina menjauh dari belakang mata. Hal ini dapat
menyebabkan bintik-bintik mengambang dalam penglihatan, kilatan
cahaya atau kehilangan penglihatan berat.
Glaukoma
Pembuluh darah baru dapat tumbuh di bagian depan mata
dan mengganggu aliran normal cairan dari mata, menyebabkan
tekanan dalam mata meningkat (glaukoma). Tekanan ini dapat
merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf
optik).
Kebutaan
Akhirnya, retinopati diabetes, glaukoma atau keduanya
dapat menyeb.abkan kehilangan penglihatan
PROGNOSIS
Pada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang
bermakna akan memiliki prognosa yang buruk dengan atau tanpa
terapi laser, dibandingkan mata denga edema dan perfusi yang relatif
baik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai