discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/312614499
CITATIONS READS
0 74
5 authors, including:
Hadi Riyadi
Bogor Agricultural University
66 PUBLICATIONS 27 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Improving Child Growth and Development through Nutrition and Psychosocial Intervention in Early
Childhood Education (PAUD) Setting in Rural Areas View project
A STUDY ON OVERWEIGHT AND OBESITY AMONG SCHOOL CHILDREN AND EFFORTS TO OVERCOME
THROUGH NUTRITIONAL EDUCATION AND TRADITIONAL GAME INTERVENTIONS IN URBAN AREAS IN
WEST JAVA View project
All content following this page was uploaded by Hadi Riyadi on 23 January 2017.
The Relationship of Central Obesity and Lipid Profile in 25-65 Year-Old Adults in Bogor City
(Baseline data of Cohort Study on Non Communicable Disease in Bogor City, West Java)
Sudikno1, Hidayat Syarief2, Cesilia Meti Dwiriani2, Hadi Riyadi2, Julianti Pradono1
1Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes, Kemenkes RI
Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta, Indonesia
2Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Indonesia
E-mail: onkidus@gmail.com
ABSTRACT
The global epidemic of obesity is rapidly becoming a major public health problem in many countries of the
world. Rapidly changing diets and lifestyles are trigger to the global obesity epidemic. This study aimed to
determine the prevalence of central obesity and the relationship between central obesity and lipid profile
in adults aged 25-65 years. This study used baseline data "Cohort Study of Non-Communicable Diseases"
that was carried out in 2011-2012 in Bogor City, West Java Province. The study design was cross-
sectional. A number of samples analyzed were 4554 subjects. Result of the analysis showed that the
prevalence of central obesity was found 48.7 percent. The portion of subjects with high total cholesterol
levels was 16 percent. The percentage of high LDL cholesterol levels was 17.6 percent. While the portion
of low HDL cholesterol levels was 16.2 percent and the portion of high triglyceride levels was 8.5 percent.
The results of logistic regression analysis showed that central obesity in adults aged 25-65 associated
with lipid profile after controlling the variables of sex, age, and smoking habits. The need for preventive
measures to prevent central obesity and abnormal lipid profiles evolve toward disease complications
through the fulfillment of adequate daily physical activity and healthy eating habits.
ABSTRAK
Epidemi obesitas dengan cepat menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di banyak negara di dunia.
Perubahan cepat dalam diet dan gaya hidup memicu terjadinya epidemi obesitas secara global. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas sentral dan hubungan antara obesitas sentral dengan
profil lipid pada orang dewasa umur 25-65 tahun. Penelitian ini menggunakan data Studi Kohor Faktor
Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM) pada tahap baseline yang dilaksanakan di Kota Bogor, Provinsi
Jawa Barat tahun 2011-2012. Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian adalah orang
dewasa berumur 25-65 tahun di Kota Bogor. Jumlah sampel yang dianalisis 4554 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral ditemukan sebesar 48,7 persen. Persentase subjek
dengan kadar kolesterol total (K-total) tinggi sebesar 16 persen. Persentase kadar kolesterol LDL (K-LDL)
tinggi sebesar 17,6 persen. Sedangkan persentase kadar kolesterol HDL (K-HDL) rendah sebesar 16,2
persen dan persentase trigliserida tinggi sebesar 8,5 persen. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan
bahwa obesitas sentral pada orang dewasa umur 25-65 berhubungan dengan profil lipid setelah dikontrol
variabel jenis kelamin, umur, dan kebiasaan merokok. Perlu adanya upaya preventif untuk mencegah
obesitas sentral dan kelainan profil lipid berkembang ke arah penyakit komplikasi melalui pemenuhan
kecukupan aktivitas fisik sehari-hari dan kebiasaan makan yang sehat.
81
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
O
besitas adalah suatu kondisi patologis, orang dewasa umur 25-65 tahun.
ditandai dengan penumpukan lemak di
jaringan adiposa ke tingkat yang bisa METODE PENELITIAN
membahayakan kesehatan.1 Menurut World
Health Statistics Report (2012), secara global Penelitian ini merupakan analisis lanjut
satu dari enam orang dewasa mengalami dengan menggunakan data Studi Kohor Faktor
kegemukan dan hampir 2,8 juta orang Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM) pada
meninggal setiap tahun karena kelebihan berat tahap baseline yang dilaksanakan oleh Pusat
badan.2 Penelitian Intervensi Kesehatan Masyarakat,
Kelebihan lemak tubuh telah terbukti terkait Badan Penelitian dan Pengembangan
dengan beberapa kondisi seperti penyakit Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun
diabetes, penyakit kardiovaskular, dislipidemia, 2011-2012. Desain penelitian pada tahap
hipertensi, sindrom metabolik, inflamasi, baseline adalah cross-sectional.
trombosis dan kanker tertentu.3-7 Obesitas Populasi dalam penelitian ini adalah semua
meningkatkan risiko kardiovaskular melalui anggota rumah tangga yang berumur 25-65
faktor risiko seperti peningkatan plasma tahun. Sampel adalah semua anggota rumah
trigliserida puasa, kolesterol low density tangga yang berumur 25-65 tahun dengan
lipoprotein (LDL) tinggi, kolesterol high density kriteria tetap tinggal di wilayah penelitian
lipoprotein (HDL) rendah, gula darah dan kadar (penduduk tetap yang dibuktikan dengan kartu
insulin tinggi serta tekanan darah tinggi.8 identitas diri/ Kartu Tanda Penduduk), dapat
Menurut Despres et al. (2008) obesitas sentral mandiri, tidak cacat fisik, sampel wanita tidak
lebih berbahaya daripada obesitas menurut hamil, dan kelengkapan data.
indeks massa tubuh (IMT) terkait dengan Data yang dianalisis meliputi jenis kelamin,
kelainan athero-thrombotic-inflammatory dan status kawin, umur, pendidikan, kebiasaan
resistensi insulin.9 merokok, aktivitas fisik, kebiasaan makan
Penyebab terjadinya obesitas berkaitan (daging, jeroan, makanan bersantan, makanan
dengan berbagai faktor. Menurut Mukherjee, gorengan, mi instan, buah-buahan, sayuran),
dkk. (2013) faktor-faktor terkait dengan kejadian pengukuran lingkar perut dan profil lipid.
obesitas meliputi: faktor lingkungan dan sosial, Pengumpulan data sosiodemografi yang
gangguan sistem saraf dan endokrin, faktor meliputi: jenis kelamin, umur, status kawin,
gaya hidup, konsumsi makanan tinggi lemak, pendidikan, dengan menggunakan kuesioner
konsumsi makanan berlebihan, umur, faktor yang dikembangkan secara khusus untuk studi
psikologi/stres, perilaku merokok, dan konsumsi kohor faktor risiko penyakit tidak menular di
alkohol.10 Adapun faktor-faktor yang Indonesia.
menyebabkan dislipidemia adalah pengobatan Pengukuran variabel aktivitas fisik
antihipertensi, obesitas, kontrasepsi oral, didasarkan atas perhitungan secara komposit
kondisi kehamilan, konsumsi alkohol yang dari jenis dan lama aktivitas (hari per minggu
berlebihan, diabetes tipe 2, hypothyroidism, dan menit per hari) termasuk olah raga yang
pemakaian steroid.11 Faktor gaya hidup dilakukan. Aktivitas berat maupun olah raga
berperan penting terhadap terjadinya obesitas berat mempunyai bobot 8 kali, aktivitas sedang
sentral dan dislipidemia yang didorong oleh atau olah raga sedang mempunyai bobot 4 kali,
urbanisasi dan migrasi.12,13 aktivitas ringan mempunyai bobot 2 kali. Subjek
Penelitian kohor faktor risiko penyakit tidak dikategorikan kurang aktivitas apabila
menular periode 2011-2014 yang dilakukan oleh mempunyai total aktivitas kurang dari 600 MET
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan (metabolic equivalent) dalam satu minggu.14,15
Masyarakat, Badan Penelitian dan Pendidikan berdasarkan pendidikan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian terakhir yang dijalani responden, dibagi menjadi
Kesehatan RI di wilayah Kota Bogor Provinsi dua katagori, yaitu rendah bila tidak pernah
Jawa Barat, menyediakan data tentang profil sekolah sampai dengan tamat SLTP dan tinggi
lipid dan obesitas sentral. Penelitian ini bila tamat SMA sampai dengan perguruan
bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut tentang tinggi.
82
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
Pengukuran lingkar perut subyek umur 25- sayuran dan buah dikategorikan menjadi tiga,
65 tahun menggunakan pita pengukur yang yaitu: tidak pernah, 1-6 kali/minggu, dan 7
terbuat dari plastik (medline) dengan ketelitian kali/minggu. Konsumsi gula, natrium dan lemak
0,1 cm. Lingkar perut diukur pada titik antara didasarkan pada Permenkes Nomor 30 tahun
titik batas tepi tulang rusuk paling bawah dan 2013 tentang pencantuman informasi
titik ujung lengkung tulang pangkal kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan
paha/panggul pada posisi berdiri tegak dan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan
bernapas dengan normal (ekspirasi normal).16 siap saji.18 Selanjutnya konsumsi gula
Kategori obesitas sentral, yaitu: laki-laki dengan dikategorikan menjadi dua, yaitu: >50 g/hari dan
lingkar perut >90 cm atau perempuan dengan 50 g/hari, konsumsi natrium, yaitu: >2000
lingkar perut >80 cm.17 mg/hari dan 2000 mg/hari, konsumsi lemak,
yaitu: >60 g/hari dan 60 g/hari.
Pemeriksaan profil lipid meliputi: kolesterol
Pertimbangan etik pelaksanaan penelitian
total, trigliserida, LDL, dan HDL. Sebelum
telah memperoleh persetujuan etik dari Komisi
pemeriksaan, subyek diminta untuk berpuasa
Etik Penelitian Kesehatan (KEPK), Badan
selama 10-12 jam sampai dengan waktu
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
pengambilan darah (dibolehkan minum air
Kementerian Kesehatan RI dengan nomor:
putih). Darah yang diperiksa adalah darah dari
KE.01.05/EC/394/2012.
pembuluh darah vena. Darah yang diambil dari
Proses verifikasi dilakukan terhadap data
subyek sebanyak 10 cc. Pengambilan darah
dan variabel yang akan dianalisis. Jumlah data
dilakukan oleh laboratorium P. Pengkategorian
pada tahap awal sebanyak 5296 sampel.
profil lipid dibagi menurut Jelinger et al. (2012),
Setelah dikoreksi dengan nilai outlier dari
yaitu sebagai berikut: kadar kolesterol total (K-
variabel ukuran lingkar perut, profil lipid,
total) dikategorikan menjadi dua, yaitu: normal
konsumsi dan beberapa variabel kunci lainnya
(<240 mg/dl) dan tinggi (240 mg/dl), kadar
serta kelengkapan data, beberapa data
kolesterol LDL (K-LDL), terdiri dari: normal
dikeluarkan dari proses analisis, sehingga
(<160 mg/dl) dan tinggi (160 mg/dl). Kadar
jumlah data dianalisis sebanyak 4554 sampel
kolesterol HDL (K-HDL) dikategorikan dua,
yang merupakan data baseline tahun 2011 dan
yaitu: normal (40 mg/dl) dan rendah (<40
2012.
mg/dl). Selanjutnya kadar trigliserida
Selanjutnya analisis data dilakukan secara
dikategorikan menjadi dua, terdiri dari: normal
bertahap, yaitu analisis univariate, bivariate, dan
(<200 mg/dl) dan tinggi (200 mg/dl).11
multivariate. Analisis univariate ditujukan untuk
Pengumpulan data konsumsi makanan
mengetahui sebaran nilai masing-masing
dilakukan wawancara makanan 1x24 jam,
variabel. Re-coding beberapa variabel dilakukan
sedangkan data kebiasaan makan dilakukan
dalam analisis. Analisis bivariate bertujuan
melalui food frequency questionnaire (FFQ)
untuk mengetahui hubungan dependent
dalam seminggu terakhir. Untuk memperkirakan
variable, yaitu profil lipid dengan independent
besaran/porsi makanan/minuman yang
variable menggunakan uji Chi-square.
dikonsumsi subyek, maka digunakan alat bantu
Selanjutnya analisis multivariat dilakukan untuk
makanan/food models dan buku kode bahan
mengetahui hubungan variabel independent
makanan.
utama, yaitu obesitas sentral dengan profil lipid
Selanjutnya kandungan zat gizi dihitung
dengan melibatkan semua variabel yang masuk
dengan menggunakan program nutrisoft yang
dalam analisis. Analisis multivariate dilakukan
dikembangkan oleh Pusat Teknologi Terapan
dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Kesehatan dan Epidemiologi Klinik,
Variabel-variabel dengan nilai signifikan p<0,25
Balitbangkes. Pengelompokkan kandungan zat
dipilih, kemudian dimasukkan dalam kandidat
gizi (energi dan protein) berdasarkan angka
model multivariat. Semua analisis
kecukupan gizi (AKG). Konsumsi zat gizi energi
menggunakan perangkat lunak statistik.
dikategorikan menjadi dua, yaitu: defisit (<70%
AKG) dan cukup (70% AKG). Konsumsi zat
gizi protein dikategorikan menjadi dua, yaitu: HASIL
defisit (<80% AKG) dan cukup (80% AKG).
Kebiasaan makan mi, daging, jeroan, telur, Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
makanan bersantan, makanan digoreng, besar responden adalah perempuan yaitu
83
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
sebesar 64,6 persen. Dari distribusi kelompok dengan kenaikan kelompok umur responden,
umur diketahui bahwa persentase kelompok namun persentase kadar kolesterol total
umur 45-54 tahun lebih tinggi dari kelompok cenderung lebih tinggi pada kelompok umur 25-
umur lainnya. Menurut tingkat pendidikan dapat 34 tahun dibandingkan kelompok umur lainnya.
diketahui bahwa persentase responden dengan Persentase kadar kolesterol total cenderung
pendidikan rendah sebesar 57,6 persen. lebih tinggi pada responden dengan pendidikan
Sebagian besar responden sudah menikah, rendah dibandingkan responden dengan
yaitu 84,5 persen. Persentase aktivitas fisik pendidikan tinggi, namun sebaliknya persentase
dalam kategori kurang hanya sebesar 12,1 kadar kolesterol HDL lebih rendah pada
persen. Persentase kebiasaan responden yang responden dengan pendidikan tinggi
merokok sebesar 33,8 persen. Di antara dibandingkan responden dengan pendidikan
responden yang tidak merokok, terdapat rendah.
perokok pasif sebesar 33,5 persen. Konsumsi Berdasarkan status kawin diketahui bahwa
energi dengan kategori defisit diketahui sebesar persentase kadar kolesterol total dan kolesterol
20,8 persen, sedangkan konsumsi protein LDL cenderung lebih rendah pada responden
dengan kategori defisit sebesar 43,4 persen. yang belum kawin dibandingkan dengan
Separuh lebih responden mengonsumsi mi 1-6 responden yang sudah kawin dan cerai,
kali/minggu (55,0%). Kebiasaan makan daging sebaliknya pada responden yang belum kawin
1-6 kali/minggu sebesar 54,0 persen, namun cenderung lebih tinggi pada kadar kolesterol
masih terdapat 17,3 persen yang tidak pernah HDL. Persentase kadar kolesterol HDL lebih
makan daging dalam satu minggu. Kebiasaan rendah dan trigliserida lebih tinggi pada
makan jeroan 7 kali/minggu hanya sebesar responden dengan aktivitas fisik kurang.
1,8 persen. Kebiasaan makan telur 7 Menurut kebiasaan merokok diketahui bahwa
kali/minggu diketahui sebesar 23,1 persen. responden yang pernah merokok dan perokok
Kebiasaan makan sayur dan buah 7 pasif cenderung lebih tinggi kadar kolesterol
kali/minggu yaitu sebesar 75,7 persen. Hanya total dan kadar kolesterol LDL dibandingkan
sebagian kecil responden yang mengonsumsi kelompok lainnya, namun pada responden yang
gula > 50 g/hari (1,5%). Konsumsi natrium merokok lebih rendah kadar kolesterol HDL dan
>2000 mg/hari sebesar 22,3 persen dan lebih tinggi trigliserida dibandingkan kelompok
konsumsi lemak >60 g/hari sebesar 34,1 lainnya (Tabel 3).
persen. Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase
Prevalensi obesitas sentral pada penelitian kadar trigliserida lebih tinggi pada responden
ini diketahui sebesar 48,7 persen. Responden dengan kebiasaan makan jeroan 7 kali/minggu
dengan kadar kolesterol total (K-total) tinggi dibandingkan responden yang tidak pernah
sebesar 16 persen. Persentase kadar kolesterol mengonsumsi maupun responden yang
LDL (K-LDL) tinggi sebesar 17,6 persen. mengonsumsi 1-6 kali/minggu. Persentase
Persentase kadar kolesterol HDL (K-HDL) kadar kolesterol total cenderung lebih rendah
rendah sebesar 16,2 persen dan persentase pada responden yang mengonsumsi santan 7
trigliserida tinggi hanya sebesar 8,5 persen kali/minggu dibandingkan responden yang tidak
(Tabel 2). pernah mengonsumsi maupun responden yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase mengonsumsi 1-6 kali/minggu. Persentase
responden yang mengalami obesitas sentral kadar kolesterol HDL cenderung lebih rendah
lebih tinggi kadar kolesterol total, kolesterol pada responden yang mengonsumsi makanan
LDL, trigliserida, dan kolesterol HDL lebih jajanan digoreng 7 kali/minggu dibandingkan
rendah dibandingkan responden yang tidak responden yang tidak pernah mengonsumsi
mengalami obesitas sentral. Persentase kadar maupun responden yang mengonsumsi 1-6
kolesterol total dan kolesterol LDL pada kali/minggu.
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, Demikian juga pada responden yang
namun pada laki-laki persentase kolesterol HDL mengonsumsi sayur dan buah, persentase
lebih rendah dan trigliserida lebih tinggi kadar kolesterol HDL cenderung lebih rendah
dibandingkan perempuan. Persentase kadar pada responden yang mengonsumsi sayur dan
kolesterol total dan trigliserida cenderung buah 7 kali/minggu dibandingkan responden
meningkat dan kolesterol LDL menurun seiring yang tidak pernah mengonsumsi maupun
84
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
responden yang mengonsumsi 1-6 kali/minggu. dengan konsumsi natrium >2000 mg/hari
Responden dengan konsumsi gula >50 g/hari cenderung lebih tinggi kadar kolesterol total dan
cenderung lebih rendah kadar kolesterol HDL kolesterol LDL dibandingkan responden dengan
dibandingkan responden dengan konsumsi gula konsumsi natrium 2000 mg/hari (Tabel 4).
50 g/hari. Selanjutnya pada responden
Tabel 1
Distribusi Responden menurut Karakteristik Sosiodemografi, Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok,
Konsumsi Makanan dan Kebiasaan Makan
85
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
Tabel 2
Distribusi Responden menurut Prevalensi Obesitas Sentral dan Profil Lipid
Dari Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan jenis kelamin, umur, pendidikan, aktivitas fisik,
bahwa variabel yang masuk dalam analisis kebiasaan merokok, konsumsi protein,
multivariat dalam hubungannya dengan kadar kebiasaan makan daging, kebiasaan makan
kolesterol total adalah: obesitas sentral, jenis jeroan, kebiasaan makan makanan bersantn,
kelamin, umur, pendidikan, status kawin, kebiasaan makan jajanan yang digoreng,
kebiasaan merokok, kebiasaan makan telur, kebiasaan makan sayur dan buah (p<0,25).
kebiasaan makan makanan bersantan, dan Selanjutnya dari hasil analisis multivariate
konsumsi natrium (p<0,25). Analisis multivariat logistic regression pada Tabel 5 menunjukkan
yang berhubungan dengan kolesterol LDL (K- bahwa orang dewasa umur 25-65 tahun yang
LDL) adalah obesitas sentral, jenis kelamin, mengalami obesitas sentral memiliki odds ratio
umur, pendidikan, status kawin, kebiasaan 1,90 kali (CI 95%: 1,60-2,24) untuk berisiko
merokok, kebiasaan makan telur, kebiasaan memiliki kadar kolesterol total tinggi
makan makanan bersantan, konsumsi natrium, dibandingkan dengan responden yang tidak
dan konsumsi lemak (p<0,25). mengalami obesitas sentral setelah dikontrol
Kemudian variabel yang masuk dalam dengan variabel kelompok umur. Responden
tahap analisis multivariat yang berhubungan yang mengalami obesitas sentral memiliki odds
dengan kadar kolesterol HDL adalah: obesitas ratio 1,77 kali (CI 95%: 1,50-2,08) untuk berisiko
sentral, jenis kelamin, umur, pendidikan, status memiliki kadar kolesterol LDL tinggi
kawin, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dibandingkan dengan responden yang tidak
konsumsi energi, kebiasaan makan daging, mengalami obesitas sentral setelah dikontrol
kebiasaan makan makanan bersantan, dengan variabel kelompok umur. Responden
kebiasaan jajanan yang digoreng, kebiasaan yang mengalami obesitas sentral memiliki odds
makan sayur dan buah, konsumsi gula, dan ratio 2,22 kali (CI 95%: 1,86-2,65) untuk berisiko
konsumsi lemak (p<0,25). Selanjutnya variabel memiliki kadar kolesterol HDL lebih rendah
yang berhubungan dengan kadar trigliserida dibandingkan dengan responden yang tidak
dalam analisis multivariat yaitu: obesitas sentral, mengalami obesitas sentral setelah dikontrol
86
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
variabel jenis kelamin dan kebiasaan merokok. dibandingkan dengan responden yang tidak
Selanjutnya responden dengan obesitas sentral mengalami obesitas sentral setelah dikontrol
memiliki odds ratio 4,50 kali (CI 95%: 3,48-5,82) variabel jenis kelamin.
untuk berisiko memiliki kadar trigliserida tinggi
Tabel 3
Persentase Profil Lipid menurut Obesitas Sentral, Karakteristik Sosiodemografi, Aktivitas Fisik dan
Kebiasaan Merokok
87
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
Tabel 4
Persentase Profil Lipid menurut Kebiasaan Makan dan Konsumsi
88
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
Tabel 5
Model Regresi Logistik Hubungan Obesitas Sentral dengan Profil Lipid pada
Orang Dewasa 25-65 Tahun
89
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
90
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
Manag Control 3(2): 00046. (doi: 10.15406/ 18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30
aowmc.2015.03.00046). Tahun 2013 tentang Pencantuman
8. Klop B, Elte JWF, Cabezas MC. Informasi Kandungan Gula, Garam, dan
Dyslipidemia in Obesity: Mechanisms and Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk
Potential Targets. Nutrients. 2013; 5:1218- Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
1240. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23584 2013 Nomor 617).
084. (doi:10.3390/nu5041218).
19. Sudikno, Syarief H, Dwiriani CM, Riyadi H.
9. Despres JP, Lemieux I, Bergeron J,
Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang
Pibarot P, Mathieu P, Larose E, Rodes-
Dewasa Umur 25-65 Tahun di Indonesia
Cabau J, Bertrand OF, Poirier P. 2008.
(Analisis Data Riset Kesehatan Dasar
Abdominal Obesity and the Metabolic
2013). Penel Gizi Makan. 2015:38(2):111-
Syndrome: Contribution to Global
120
Cardiometabolic Risk. Arterioscler Thromb
20. Pradeepa R, Anjana RM, Joshi SR,
Vasc Biol. 28:1039-1049
Bhansali A, Deepa M, Joshi PP, et al.
10. Mukherjee B, Hossain CM, Mondal L, Paul
Prevalence of Generalized and Abdominal
P, Ghosh MK. Review: Obesity and Insulin
Obesity in Urban and Rural India- the
Resistance: An Abridged Molecular
ICMR-INDIAB STUDY (Phase-I) [ICMR-
Correlation. Lipid Insights. 2013;6:111.
INDIAB-3]. Indian J Med Res 142.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25278
2015:139-150. (doi:10.4103/0971-
764. (doi: 10.4137/LPI.S10805).
5916.164234).
11. Jellinger PS, Smith DA, Mehta AE, Ganda
21. Kamble P, Deshmukh PR, Garg N.
O, Handelsman Y, Rodbard HW, Shepherd
Metabolic syndrome in adult population of
MD, Seibel JA. AACE Task Force for the
rural Wardha,central India. Indian J Med
Management of Dyslipidemia and
Res 132. 2010:701-705.
Prevention of Atherosclerosis Writing
22. Saad HA, Basri AM, Kalmi ZN. Relationship
Committee. Endocr Pract. 2012;18(suppl
between Glucose Level, Lipid Profiles, and
1).
Waist to Height Ratio (WHtR). International
12. Misra A, Vikram N. Insulin resistance
Blood Research & Reviews 4(2): 1-9, 2015,
syndrome (metabolic syndrome) and
Article no.IBRR.19616.(doi:
obesity in Asian Indians : evidence and
10.9734/IBRR/2015/19616).
implications. Nutrition 2004; 20:482-491.
www.sciencedomain.org.
13. Sarkar S, Das M, Mukhopadhyay B,
23. Baek Y, Park K, Lee S, Jang E. The
Chakrabarti CS, Majumder PP. High
prevalence of general and abdominal
prevalence of metabolic syndrome and its
obesity according to sasang constitution in
correlates in two tribal populations of India
Korea. BMC Complement Altern Med.
and the impact of urbanization. Indian J
2014;14:298.
Med Res. 2006;123:679-686.
http://www.biomedcentral.com/1472-
14. World Health Organization. Global Physical
6882/14/298. (doi:10.1186/1472-6882-14-
Activity Questionnaire (GPAQ). Geneva:
298).
WHO; 2011.
http://www.who.int/chp/steps/GPAQ/en/inde 24. Norfazilah A, Julaina MS, Azmawati MN.
x.html Sex differences in correlates of obesity
15. World Health Organization. Global indices and blood pressure among Malay
recommendations on physical activity for adults in Selangor, Malaysia. S Afr Fam
health. Geneva: WHO; 2010. Pract. 2015;57:4, 277-281. (doi:
16. Kementerian Kesehatan. Pedoman 10.1080/20786190.2015.1016719).
Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta http://dx.doi.org/10.1080/20786190.2015.10
(ID): Badan Litbang Kesehatan. 2013. 16719.
17. WHO. Waist circumference and waisthip 25. Chawada D, Goyal P, Howale D, Pandit
ratio: report of a WHO expert consultation. DP. Study of Serum Triglyceride in obese
Geneva, Switzerland: World Health and non-obese subject. IJCAP.
Organization; 2008. 2016;3(1):34-36. (doi: 10.5958/2394-
91
Gizi Indon 2016, 39(2):81-92 Hubungan obesitas sentral dengan profil lipid Sudikno, dkk.
92