Pendahuluan • infeksi sistemik kuman Salmonella • Penyakit endemis di Indonesia • 75% kasus berumur > 5 tahun • Gejala klinis anak lebih ringan daripada dewasa Infeksi Salmonella • Serotipe yang berhubungan dengan diare • Serotip yang invasif (deman tifoid = typhus abdominalis) : 94% disebabkan oleh Salmonella typhi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perjalanan Penyakit Infeksi Salmonela • Barier pejamu - Lokal : pH, motilitas TGI, flora usus - Umum : imunitas humoral & selular • Organisme - Jumlah bakteri - Virulensi (serotipe) • Resisten terhadap antibiotik Patogenesis Epitel usus Fagositosis
Lamina propria Respons inflamasi
endotoxin (lokal sistemik)
Multiplikasi Plaque payeri lokal : inflamasi sistemik : pengeluaran Duktus torasikus sitokin Bakteriemi Primer Sirkulasi Organ target RES (hati, limpa, ss, tl) Bakteriemi Sekunder Organ lain (fenomena metastasis) Manifestasi Klinis • Flu like illness, gejala gastrointestinal • Gejala Invasi ke organ lain - kesadaran menurun - hepatospenomegali - bradikardi relatif • Fenomena metastasis - miokarditis, hepatitis • Fase karier Gejala Klinis • Gejala klinis tidak khas • Demam ≥ 7 hari • Gejala gastrointestinal - muntah - diare/obstipasi - kembung • Delirium, kesadaran menurun • Anak besar menyerupai dewasa - tampak toksik, dehidrasi - lidah tifoid - hepatomegali, splenomegali Laboratorium • Darah perifer - leukopenia, an-eosinofilia - limfositosis • Peningkatan LED • Peningkatan enzim transaminase • Uji serologi IgM &IgG (widal tubex) • Biakan Salmonella typhi (media empedu) Komplikasi • Di dalam saluran cerna - peritonitis - perdarahan - perforasi • Diluar saluran cerna - ensefalitis - pneumonia - meningitis - osteomielitis - hepatitis Pengobatan • Suportif - cairan, diet - elektrolit - asam basa • Pengobatan kausal - medikamentosa (antibiotik, kortikosteroid) - bedah (pengobatan komplikasi) Pengobatan Suportif • Cairan - rumatan, larutan D5 : NaCL 0.9% (3:1) - tambah 12.5 % setiap kenaikan suhu 1℃ • Diet - makan lunak - kurangi zat yang merangsang - tidak terlalu ketat Pengobatan Kausal (2) • Seftriakson (sefalosporin generasi III) - 80 mg/kgBB/hari - intravena, intramuskular, per-infus - lama pengobatan 5 hari • Sefiksim (sefalosporin generasi III) - 20 mg/kgBB/hari - per-oral - lama pengobatan 10 hari Pengobatan Komplikasi • Perforasi - laparotomi • Suportif - cairan - koreksi dehidrasi - koreksi kelainan gas darah - koreksi kelainan elektrolit Imunisasi Aktif • Capsular Vi polysaccharide - injeksi Typhim Vi, intramuskular - diberikan pada umur > 2 tahun - ulangan tiap 3 tahun • Ty 21-a - oral Vivotif : 3 dosis interbal selang sehari - diberikan pada umur > 6 tahun Pencegahan • Higiene peroang • Higiene lingkungan • Membasmi karier • Higiene dalam pengasuhan anak • Penularan di rumah sakit (nosokomial) • Vaksinasi PERTUSIS Pertusis disebut juga • Whooping cough • Tussis quinta • Batuk seratus hari BORDETELLA PERTUSSIS • Bakteri batang, gram negatif • menghasilkan beberapa antigen Pertusis toxin (PT) Filamentous hemagglutinogens (FHA) Pertactine 69-kD Agglutinogen (AG) Adenylate cyclase (AC) Tracheal cytotoxin (TCT) Patogenesis • Perlekatan pada bulu getar epitel saluran nafas atas akan melumpuhkan bulu getar tersebut • Antigen pertusis menyebabkan penurunan daya tahan • Kerusakan jaringan saluran nafas setempat • Gejala utam penumpukan lendir dalam saluran nafas yang berakibat baruk paroksismal tanpa inspirasi (whoop) Gejala Klinis Masa inkubasi 6-20 hari Ada 3 stadium : 1. Stadium kataralis : gejala menyerupai ISPA 2. Stadium paroksismal/stadium spasmodik batuk kuat selama ekspirasi 5-10 kali, menimbulkan bunyi melengking (whoop), muka merah, lidah menjulur, lakrimasi, muntah, berat badan menurun 3. Stadium konvalesen : masa penyembuhan Pengobatan • Rawat untuk bayi <6 bulan • Antibiotik - pilihan utama Eritromisin 40-5 mg/kgBB/hari, oral, 4 dosis (maksimal 2 gram), 14 hari - alternatif Trimethoprim-sulfamethoxazole 6-8 mg/kgBB/hari, oral, 2 dosis (maksimal 1 gram) • Suportif : cairan, oksigen, nutrisi