Anda di halaman 1dari 37

EFUSI PLEURA SINISTRA

MASIF SUSPEK
TUBERKULOSIS PARU

Rosmayda Ria Julianti


Sinta Merlinda Yuni

Pembimbing:
dr. Aprilludin, Sp.P
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. N
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Dusun Krajan RT 04 RW 01, Duren,
Tengaran.
Tanggal Masuk : 04 Maret 2019
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
• Demam.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan demam sudah 14 hari. Demam dirasakan
naik turun. Riwayat mimisan, gusi berdarah dan berpergian ke daerah endemik disangkal. Pasien
juga mengeluh batuk berdahak kurang lebih sudah satu bulan. Sudah diobati dengan obat yang
dibeli di warung tetapi tetap tidak membaik. Nafsu makan pasien menurun kurang lebih sudah
satu bulan ini. Mual, muntah, nyeri perut, nyeri dada dan sesak nafas disangkal. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
• Satu hari setelah dirawat, pasien mengeluhkan sesak nafas secara tiba-tiba, berlangsung terus
menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik. Keluhan sesak dirasakan berat saat bernafas dan
tidak membaik dengan perubahan posisi yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas..
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PERSONAL
DAHULU (RPD) KELUARGA (RPK) SOSIAL (RPSos)
• Pasien tidak memiliki • Keluarga pasien (istri) • Pasien merupakan
riwayat penyakit didiagnosis menderita seorah buruh tani.
hipertensi, jantung, tuberkulosis paru Sehari-hari bekerja di
asma, dan diabetes kurang lebih 2 tahun sawah dari pagi hari
melitus. yang lalu, dan sudah sampai sore. Dirumah
menjalani pengobatan pasien tinggal bersama
selama 6 bulan dan istri dan anaknya.
sekarang sudah Rumah tempat tinggal
dinyatakan sembuh. pasien berada di
• Riwayat penyakit DM, perkampungan yang
hipertensi, stroke, padat penduduk. Sinar
alergi, dan sakit jantung matahari tidak dapat
pada keluarga masuk kedalam rumah,
disangkal. ventilasi dirumahnya
juga tidak terlalu baik.
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALISATA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan tanggal 04 Maret 2019
PEMERIKSAAN EKG
Pemeriksaan tanggal 04 Maret 2019

Kesimpulan:
Old miokard infark anterior
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan tanggal 04 Maret 2019 Hasil: Kesimpulan:

- Tampak opasitas homogen yang - Gambaran TB Paru aktif


hampir memenuhi hemithorax sinistra, dengan pleural effusion sinistra
menutup sinus costophrenicus dan masive
diafragma sinistra - Besar cor tak valid dinilai
- Tampak perselubungan semiopaq
inhomogen di apex pulmo dextra et
sinistra dengan air bronchogram (+)
- Diafragma dextra tampak licin
- Sinus costofrenicus dextra tampak
lancip
- Cor, CTR tak valid dinilai o/k batas
kanan-kiri tertutup opasitas di
hemithorax
- Sisterna tulang yang tervisualisasi
intak
DIAGNOSIS

1.TB Paru aktif


2. Efusi pleura sinistra
3. Penyakit jantung iskemik
PENATALAKSANAAN

IGD (04 Maret 2019) PLANNING


• Infus RL 20 tpm • -EKG
• O2 3 liter/menit • -Rontgen thorax
• Injeksi ceftriaxone 2x1 gram • Pemeriksaan laboratorium (Darah
• Infus PCT jika suhu >39 derajat rutin dan urinalisis)
• Injeksi ranitidin 1 amp IV
• Tab PCT 3x500 jika suhu >37
derajat
• Neurodex 1x1 tab
• Nitrocaf 2x1 tab
PENATALAKSANAAN
BANGSAL

05-03-2019 06-03-2019
• Infus RL 30 tpm
• Infus RL 30 tpm
• Injeksi ceftriaxone 2x2 gram
• Injeksi ceftriaxone 2x2 gram • PCT tab 3x1
• PCT tab 3x1 • Omeprazol 2x1
• Omeprazol 2x1 • Neurodex 1x1 tab
• Neurodex 1x1 tab • Nitrocaf 2x1 tab
• WSD
• Nitrocaf 2x1 tab
• PO Lefofloxacin 1x750 mg
• Konsul dr. Aprilludin, Sp.P • Telah dilakukan pungsi, didapatkan 250
cc cairan berwarna keruh
• Injeksi ketorolac per 12 jam
• Foto ulang setelah WSD
PENATALAKSANAAN
BANGSAL
07-03-2019 08-03-2019
• Infus RL 30 tpm • Infus RL 30 tpm
• Injeksi ceftriaxone 2x2 gram • Injeksi ceftriaxone 2x2 gram
• PCT tab 3x1 • PCT tab 3x1
• Omeprazol 2x1 • Omeprazol 2x1
• Neurodex 1x1 tab • Neurodex 1x1 tab
• Nitrocaf 2x1 tab • Nitrocaf 2x1 tab
• PO Lefofloxacin 1x750 mg • PO Lefofloxacin 1x750 mg
• Injeksi ketorolac per 8 jam • Injeksi ketorolac per 8 jam
• Tes ADA cairan pleura • Tes ADA cairan pleura
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS PARU

Definisi
• Penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya.
Patogenesis
Manifestasi Klinis

Gejala sistemik Gejala khas

• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu • Tergantung dari organ tubuh mana yang
(dapat disertai dengan darah) terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
• Demam tidak terlalu tinggi yang bronkus --> “mengi”, suara nafas melemah
berlangsung lama, biasanya dirasakan yang disertai sesak.
malam hari disertai keringat malam. • Kalau ada cairan dirongga pleura
Kadang-kadang serangan demam seperti (pembungkus paru-paru) -->keluhan sakit
influenza dan bersifat hilang timbul. dada.
• Penurunan nafsu makan dan berat badan • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak mikroskopis
TB Paru BTA (+) TB Paru BTA (-)
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen • Kasus yang tidak memenuhi definisi
dahak SPS hasilnya BTA positif. pada TB paru BTA positif. Kriteria
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA diagnostik TB paru BTA negatif harus
positif dan foto toraks dada menunjukkan meliputi:
gambaran tuberkulosis. – Minimal 3 spesimen dahak SPS hasilnya
BTA negatif.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
– Foto toraks abnormal menunjukkan
positif dan biakan kuman TB positif.
gambaran tuberkulosis.
• 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya – Tidak ada perbaikan setelah pemberian
positif setelah 3 spesimen dahak SPS antibiotika non OAT.
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya – Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter
BTA negatif dan tidak ada perbaikan untuk diberi pengobatan
setelah pemberian antibiotika non OAT.
Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak mikroskopis
TB Paru BTA (+) TB Paru BTA (-)
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen • Kasus yang tidak memenuhi definisi
dahak SPS hasilnya BTA positif. pada TB paru BTA positif. Kriteria
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA diagnostik TB paru BTA negatif harus
positif dan foto toraks dada menunjukkan meliputi:
gambaran tuberkulosis. – Minimal 3 spesimen dahak SPS hasilnya
BTA negatif.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
– Foto toraks abnormal menunjukkan
positif dan biakan kuman TB positif.
gambaran tuberkulosis.
• 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya – Tidak ada perbaikan setelah pemberian
positif setelah 3 spesimen dahak SPS antibiotika non OAT.
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya – Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter
BTA negatif dan tidak ada perbaikan untuk diberi pengobatan
setelah pemberian antibiotika non OAT.
Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi berdasarkan tingkat Klasifikasi berdasarkan riwayat
keparahan penyakit pengobatan sebelumnya
• TB Paru BTA negatif foto thorak positif • Kasus Baru
• TB Ekstra Paru • Kasus Kambuh (Relaps)
– TB ekstra paru ringan\ • Kasus Putus Berobat (Default/Drop
– TB ekstra-paru berat Out/DO)
• Kasus Gagal (Failure)
• Kasus Pindahan (Transfer In)
• Kasus lain (semua kasus yang tidak
memenuhi ketentuan diatas. Dalam
kelompok ini termasuk Kasus Kronik,
yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan)
Diagnosis
• Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
• Pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
• Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
• Rontgen dada (thorax photo).
• Uji tuberkulin.
Penatalaksanaan
• Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: INH,
Rifampisin, Streptomisin, Etambutol.
• Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin ,
Amikasin, Kuinolon
• Jenis dan obat OAT
Penatalaksanaan
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori

Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

• Selama 2 bulan minum obat INH, • Diberikan kepada:


rifampisin, pirazinamid, dan • Penderita kambuh.
etambutol setiap hari (tahap • Penderita gagal terapi.
intensif), dan 4 bulan selanjutnya
• Penderita dengan pengobatan
minum obat INH dan rifampisin
setelah lalai minum obat.
tiga kali dalam seminggu (tahap
lanjutan). Diberikan kepada:
• Penderita baru TBC paru BTA
positif.
• Penderita TBC ekstra paru
(TBC di luar paru-paru) berat.
Penatalaksanaan
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori

Kategori 3 : Kategori 4:
2HRZ/4H3R3 RHZES
• Diberikan kepada • Diber ikan pada
penderita BTA (+) kasus Tb kronik
dan rontgen paru
mendukung aktif.
• Panduan Pengobatan TB Paru
Komplikasi
1. Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis,
usus.

2. Komplikasi pada stadium lanjut, seperti:


- Hemoptisis masif
- Kolaps lobus akibat sumbatan duktus.
- Bronkietaksis
- Pneumotoraks spontan
- Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi,
ginjal, dan sebagainya.
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
PEMBAHASAN

Satu hari setelah


Pasien juga
dirawat pasien
Demam mengeluhkan
merasakan sesak
dirasakan naik batuk tidak
Tn. N 45 tahun mendadak, tidak
turun. Riw berdahak 1 bulan ini nafsu
datang dengan mengi, dirasakan
mimisan gusi bersamaan makan pasien
keluhan demam terus-menerus,
berdarah, nyeri dengan demam. menurun
14 hari tidak dipengaruhi
sendi dan pusing Sudah diobati
cuaca dan tidak
disangkal tetapi tidak
membaik dengan
membaik
perubahan posisi

RPK: Istri pasien


Didapatkan Didapatkan menderita
Dilakukan tuberkulosis paru
- Gambaran TB - Penurunan SDV
pemeriksaan 2 tahun lalu,
Paru aktif dan paru terutama
penunjang Dilakukan sudah
efusi pleura dibagian basal
pemeriksaan fisik mendapatkan
sinistra masif (Laboratorium, paru sinistra
pengobatan 6
- Old miokard dan foto thorax) - Perkusi redup di bulan dan
infark anterior paru sinistra dinyatakan
sembuh
PEMBAHASAN

-Infus RL 30 tpm
-Injeksi ceftriaxone 2x2
gram
Diagnosis: -PCT tab 3x1
Hasil WSD: terdapat
Dilakukan cek BTA - Efusi pleura sinistra -Omeprazol 2x1 cairan pleura serous-
sputum --> Hasil : 3 masif suspek
Ditatalaksana -Neurodex 1x1 tab xantho-ctrone yang
spesimen BTA sputum tuberkulosis paru
-Nitrocaf 2x1 tab berwarna keruh -->
negatif - Penyakit jantung dilakukan tes ADA
iskemik -WSD
PO Lefofloxacin 1x750
mg
Mekanisme terjadinya efusi pleura pada pasien ini

Hasil foto
Kemungkinan
rontgen thorax
pasien
menunjukan Terjadi infeksi Antigen TB Terjadi Limfosit akan
menderita atau
efusi pleura pada parenkim memasuki interaksi melepaskan
pernah
sinistra masif paru rongga pleura dengan limfosit limfokin
menderita TB
dan gambaran
paru
tb paru aktif

Terjadi peningkatan
Mengendap pada permeabilitas
Terbentuk eksudat
rongga pleura kapiler paru
terhadap protein
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien pada kasus ini didiagnosis efusi pleura sinistra masif dengan suspek
tuberkulosis paru.
• Tuberkulosis paru pada pasien ini belum dapat ditegakkan diagnosisnya karena dari
ketiga pemeriksaan BTA sputum didapatkan hasilnya negatif.
• Meskipun hasil foto thorak pasien menunjukkan adanya gambaran tb paru aktif,
namun pemeriksaan foto thorak hanya merupakan penunjang diagnosis utama saja.
• Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu pemasangan WSD untuk
mengatasi efusi pleura sinistra masifnya, kemudian pasien diberikan antibiotik non
OAT sebagai terapi lini pertamanya karena dari hasil BTA didapatkan ketiga
spesimen negatif, obat yang diberikan yaitu levofloxaxin 1x750 mg.
• Beberapa pemeriksaan penunjang yang seharusnya dilakukan untuk mendiagnosis
asites pada pasien ini tidak dilakukan karena berbagai alsan dan kondisi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai