1
TUJUAN DAN ASAS BLU
4
Persyaratan teknis terpenuhi apabila:
6
4. Laporan keuangan pokok yang berlaku bagi instansi
tersebut, termasuk laporan realisasi anggaran/ laporan
operasional keuangan, laporan posisi keuangan, dan
catatan atas laporan keuangan serta neraca/prognosa
neraca.
5. Standar pelayanan minimum adalah prognosa standar
pelayanan minimum BLU yang telah disetujui oleh kepala
SKPD.
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk
diaudit secara independen.
7
Laporan keuangan pokok disusun sesuai dengan sistem
akuntansi yang berlaku pada pemerintah daerah. Laporan
audit terakhir merupakan audit atas laporan keuangan
tahun terakhir oleh auditor eksternal, sebelum SKPD atau
Unit Kerja diusulkan untuk menerapkan PKK-BLUD. Kepala
Daerah sesuai dengan kewenangannya, memberi keputusan
penetapan atau surat penolakan terhadap usulan
penetapan BLU paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterima
dari kepala SKPD. Penetapan tersebut dapat berupa status
BLU secara penuh atau status BLU bertahap. Status BLU
secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah
dipenuhi dengan memuaskan. Status BLU—Bertahap
diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis telah
terpenuhi, namun persyaratan administrasi belum
terpenuhi secara memuaskan. 8
Dicabut
Dicabut oleh
oleh kepala
kepala daerah
daerah sesuai
sesuai
dengan
dengan kewenangannya
kewenangannya
Berubah
Berubah statusnya
statusnya menjadi
menjadi badan
badan
hukum
hukum dengan
dengan kekayaan
kekayaan negara
negara
yang
yang dipisahkan.
dipisahkan.
11
BLU mengajukan RBA disertai dengan usulan standar
pelayanan minimum dan biaya dari keluaran yang akan
dihasilkan kepada kepala SKPD/pemerintahan daerah
untuk dibahas sebagai bagian dari rencana kerja dan
anggaran SKPD. RBA BLU yang telah disetujui diajukan
kepada PPKD. Apabila RBA BLU merupakan bagian
rencana kerja dan anggaran SKPD maka dikonsolidasikan
rencana kerja dan anggaran SKPD. Akan tetapi apabila BLU
merupakan SKPD maka RBA BLU merupakan bagian dari
rancangan APBD. PPKD, sesuai dengan kewenangannya,
mengkaji kembali standar biaya dan anggaran BLU dalam
rangka pemprosesan rencana kerja dan anggaran SKPD,
atau rancangan APBD sebagai bagian dari mekanisme
pengajuan dan penetapan APBD, RBA definitif.
12
PRINSIP TATA KELOLA
BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau
peraturan internal yang memuat:
Struktur organisasi menggambarkan posisi jabatan, pembagian
tugas, fungsi, tanggungjawab, dan wewenang dalam organisasi.
Prosedur kerja menggambarkan hubungan dan mekanisme
kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi
Pengelompokan fungsi yang logis menggambarkan pembagian
yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif
13
REMUNERASI
Pejabat pengelola BLUD, dewan pengawas, sekretaris dewan
pengawas dan pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai
dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang
diperlukan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. Remunerasi
merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau
pensiun.
Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris dewan
pengawas diberikan dalam bentuk honorarium. Remunerasi untuk
BLUD-SKPD/Unit Kerja ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan
usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD-SKPD/Unit Kerja
melalui sekretaris daerah. Bagi pejabat pengelola berstatus PNS
yang diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh
penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi
bulan terakhir di BLUD sejak tanggal diberhentikan atau sebesar
gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir
14
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
Dokumen peiaksanaan anggaran BLU paling sedikit mencakup seluruh
pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas
jasa dan/atau barang yang dihasilkan oleh BLU. Dokumen peiaksanaan
anggaran yang telah disahkan PPKD menjadi dasar bagi penarikan
dana yang bersumber dari APBD oleh BLU. Dalam hal dokumen
peiaksanaan anggaran belum disahkan PPKD, BLU dapat melakukan
pengeluaran paling tinggi sebesar angka dokumen peiaksanaan
anggaran tahun lalu.
Sebagai manisfestasi dari hubungan kerja antara kepala daerah
dengan pimpinan BLU, kedua belah pihak menandatangani perjanjian
kinerja (a conractualperformance agreement). Dalam perjanjian
tersebut, kepala daerah menugaskan pimpinan BLU untuk
menyelanggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen peiaksanaan anggaran, dan pimpinan BLU
berhak mengelola dana sebagaimana tertuang dalam dokumen
peiaksanaan anggaran tersebut. 15
BLU berhak menarik dana secara berkala sebesar selisih (mismatch)
antara jumlah kas yang tersedia ditambah dengan aliran kas masuk
yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran yang diproyeksikan,
dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).
Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
merupakan pendapatan yang diberlakukan sesuai dengan
peruntukan. Peruntukan hibah terikat dapat ditujukan untuk
membiayai kegiatan operasional, aset tetap, investasi keuangan
(endowment funds) atau pembebasan kewajiban tergantung tujuan
pemberian hibah.
Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya yang diperoleh dari kerjasama operasional, sewa-menyewa
dan usaha lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan tugas
pokok dan fungsi BLU merupakan pendapatan bagi BLU dan dapat
dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA dan
dilaporkan sebagai pendapatan bukan pajak pemerintah daerah.
16
Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus
mendapat persetujuan kepala daerah atas usulan kepala SKPD atau
pimpinan BLU. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat
mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD
melalui kepala SKPD dalam hal BLU adalah UPTD.
Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal
sebagai berikut:
a. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas
b. Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan
c. Menyimpan kas dan mengelola rekening bank
d. Melakukan pembayaran
e. Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
f. Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan
Pengelolaan kas BLU dilaksanakan berdasarkan praktek bisnis
yang sehat sedang pembukaan rekening bank dibuka oleh pimpinan
BLU pada bank umum. Pemanfaatan surplus kas dilakukan sebagai
investasi jangka pendek pada instrumen keuangan dengan resiko
rendah. 17
PENGELOLAAN PIUTANG DAN UTANG
BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggung jawab serta dapat
memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat
dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan
operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak lain dan
dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
Kewenangan peminjaman diatur dengan peraturan kepala daerah.
Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka
pendek ditujukan hanya untuk belanja operasional. Pemanfaatan
utang yang berasal dai perikatan peminjaman jangka panjang
ditujukan hanya untuk belanja modal.
18
Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang
berwenang secara berjenjang berdasarkan nilai pinjaman.
Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
Hak tagih atau utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5
(lima) tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali
ditetapkan lain oleh Undang—Undang.
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang,
kecuali atas persetujuan kepala daerah. Investasi jangka
panjang yang dimaksud antara lain adalah penyertaan
modal, pemilikan obligasi jangka panjang, atau investasi
langsung (pendirian perusahaan). Jika BLU
mendirikan/membeli badan usaha yang berbadan hukum,
kepemilikan badan usaha tersebut ada pada kepala daerah.
Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang
merupakan pendapatan BLU.
19
PENGELOLAAN BARANG
Pengadaan barang jasa oleh BLU dilakukan berdasarkan prinsip
efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. BLU
dapat di bebaskan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan yang
berlaku umum bagi pengadaan barang/jasa pemerintah bila
terdapat alasan efektintas dan/atau efisiensi. Kewenangan tersebut
berdasarkan jenjang nilai yang diatur dalam peraturan kepala
daerah.
BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau penghapusan aset tetap
kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang. Kewenangan
pengalihan dan/atau penghapusan aset tetap diselenggarakan
berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan BLU atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. 20
Pengadaan barang jasa oleh BLU dilakukan berdasarkan prinsip
efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
BLU dapat di bebaskan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
yang berlaku umum bagi pengadaan barang/jasa pemerintah bila
terdapat alasan efektintas dan/atau efisiensi. Kewenangan
tersebut berdasarkan jenjang nilai yang diatur dalam peraturan
kepala daerah.
BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau penghapusan aset
tetap kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang.
Kewenangan pengalihan dan/atau penghapusan aset tetap
diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan BLU atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum, sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. 21
AKUNTANSI, PERTANGGUNG JAWABAN
KEUANGAN DAN KINERJA
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai
dengan kebu-tuhan dan praktek bisnis yang sehat. Karenanya setiap
transaksi keuangan BLU harus diakuntasikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Laporan keuangan BLU setidak—tidaknya meliputi laporan realisasi
anggaran/ laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan
kas laporan disertai laporan mengenai kinerja. Laporan realisasi
anggaran/laporan operasional disesuaikan dengan ketentuan pada
standar akuntansi yang berlaku untuk BLU yang bersangkutan.
Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan pertanggung jawaban keuangan SKPD/ pemerintah
daerah. Penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan keuangan
SKPD/ pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan dan diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan 22
Pimpinan BLU bertanggung jawab terhadap kinerja
operasional BLU sesuai dengan tolok ukur yang
ditetapkan dalam RBA sehingga pimpinan BLU
mengikhtisarkan dan melaporkan kinerja operasional
BLU secara terintegrasi dengan laporan keuangan.
23
KELEMBAGAAN, PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Dalam hal instansi pemerintah perlu mengubah status
kelembagaannya untuk menerapkan PPK-BLU, perubahan
struktur kelembagaan dari instansi pemerintah tersebut
berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh menteri
yang bertanggung jawab dibidang pendayagunaan aparatur
negara.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menetapkan status
kelembagaan instansi pemerintah yang menerapkan PPK-
BLU yang mengakibatkan perubahan satuan kerja struktural
atau menjadi non-struktural pada pemerintah daerah.
Pejabat pengelola BLU terdiri atas:
a. Pemimpin
b. Pejabat keuangan
c. Pejabat teknis 24
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab
umum operasional dan keuangan BLU yang
berkewajiban:
25
Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung
jawab keuangan yang berkewajiban:
a. Mengkoordinasikan penyusunan RBA
b. Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas
e. Melakukan pengelolaan utang—piutang
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset
tetap dan investasi BLU
g. Menyelenggarakan sistem inibrmasi manajemen
keuangan
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan.
26
Pejabat teknis BLU berfungsi sebagai penangung jawab
teknis dibidang masing-masing yang berkewajiban:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis
dibidangnya
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA
c. Mempertanggung jawabkan kinerja operasional
dibidangnya.
Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri
dari pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional
non—pegawai negeri sipil dapat diperkerjakan secara
tetap atau berdasarkan kontrak.
Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh SKPD sedang
pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh PPKD.
27