K 19 Limfedema
K 19 Limfedema
Akumulasi cairan
interstitial dengan
kadar protein tinggi
pada kulit dan jaringan
subkutan sebagai
akibat dari disfungsi
sistem limfatik
2
Etiologi
Limfedema Primer
Unknown
Genetik :
1. Congenital limfedema
2. Limfedema praecox
3. Limfedema tarda
Limfedema sekunder
Infeksi
Pembedahan
3
Limfedema Primer
4
Limfedema Sekunder
5
Patofisiologi
Fluid formation exceeds lymphatic transport capacity
Extravasation
Edema
• Low Oxygen tension
•Decreased of
macrophage function
•increased amounts of
protein rich fluid
Chronic Inflammation
Fibrosis
Diagnosa
Anamnesa
Bedakan dengan non limfatik edema
Edema, dari distal ke proksimal
Edema awalnya pitting, berkembang menjadi
non pitting bila telah terjadi fibrosis
Keluhan kelelahan dan berat pada ekstremitas
7
Pemeriksaan Radiologis
Lymphoscintigraphy
Menggambarkan Anatomi
dari pembuluh limfe
Menggambarkan dinamika
dari aliran limfe
Non Pembedahan
Merupakan terapi utama pada limfedema
Cegah infeksi kulit
Diuretik
Diethyl Carbamazine
Benzopyrenes
AntiStaphylococcal dan antiStreptococcal agent
Elevasi tungkai
Elastic Compressive Garment
Complex Lymphedema therapy
10
Pembedahan
Dipertimbangkan bila terapi non
Pembedahan dinilai tidak efektif
mengontrol dan mencegah komplikasi
dari limfedema
“Physiologic” dan “Excisional”
11
Physiologic :
Memperbaiki drainase dari sistem limfatik
Anastomose dengan vena atau pembuluh
lymphe yang sehat
Excisional
Debulking dari ekstremitas yang terkena dengan
mengambil kulit dan jaringan subcutan
Charles 1912 total subcutaneous Excision
Sistrunk 1918 Staged subcutaneous Excision
beneat flap
12
14
Komplikasi
Limfangitis rekuren
Selulitis
Fibrosis jaringan subkutan
Gangguan fungsi gerak
lymphangiosarcoma
15
Rangkuman
16
Terima Kasih
17