MHKI – Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia Dalam menjalankan praktik harus selalu: 1. Memenuhi Standar Pelayanan yang berlaku 2. Menjalankan prosedur Informed Consent dengan benar 3. Membuat Rekam Medis yang benar & akurat 4. Menjaga Rahasia Kedokteran yang rapi. 5. Menghormati semua Hak Pasien 1. Hanya boleh mempekerjakan dokter berijin. 2. Menetapkan Clinical Privilege sesuai kompetensi dokter. 3. Memfasilitasi agar dokter melaksanakan layanan medis sesuai standar yang berlaku. 4. Melaksanakan: a. Manajemen Informed Consent yang benar. b. Manajemen Rekam Medik yang baik dan rapi. c. Manajemen Rahasia Kedokteran secara tertib. d. Manajemen Kendali Mutu. 5. Memfasilitasi terlaksananya semua Hak Pasien. Setiap yankes harus : Mencatat Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan & pelayanan lain pasien (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera di lengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan (3) Setiap catatan rekam medis harus di bubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan. ( Gemala Hatta ) 1. Aspek Administrasi 2. Aspek Medis 3. Aspek Hukum 4. Aspek Keuangan 5. Aspek Pendidikan 6. Aspek Penelitian 7. Aspek Dokumentasi Aspek hukum Rekam Medis meliputi: I. Aspek kepemilikan Rekam Medis. II. Aspek yang berkaitan dengan Isi atau Kandungan Rekam Medis (termasuk Catatan Keperawatan). III. Aspek pemanfaatan Isi / Kandungan dalam Rekam Medis. Kewajiban dibuat (dokumen) Ke-akurat-an, kelengkapan dan ketepat- waktuan pengisian Pemeliharaan / pengelolaan (Keotentikan) Kepemilikan Keamanan Kerahasiaan & Privasi Status Hukum Rekam medis berisi data & informasi yang sifatnya konfidensial (rahasia).
Sifat konfidensialitas tersebut didasarkan atas:
1. Landasan ETIKA. 2. Landasan HUKUM.
Karena bersifat konfidensial maka tidak di
benarkan utk dibocorkan kepada pihak ketiga (individu atau lembaga) tanpa ijin pasien atau tanpa alasan hukum yang syah. UU No 29 thn 2004 Praktek Kedokteran, Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. (3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Pasal 5 ayat (3), (6)
Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan Permenkes 269 tahun 2008 DOKUMEN REKAM MEDIS Milik : Dokter Dokter Gigi Sarana Pelayanan Kesehatan
ISI REKAM MEDIS Milik :
Pasien
DISIMPAN & DIJAGA KERAHASIAANNYA
Dokter Dokter Gigi Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
UU No 29 thn 2004 ttg Praktek Kedokteran, Pasal 47
Pasal 13 ayat (1) huruf b Permenkes 269 tahun 2008, ttg Pemanfaatan RM:
Sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;