Anda di halaman 1dari 39

Dental Impant

Dental Implant
Sejarah
• Yunani, Mesir dan Amerika
Selatan membuat tulang
dengan kulit kerang, batu
kayu dan metal pada tulang
RA dan RB
• 1960s  gigi hewan dan
manusia sebagai implant 
terjadi reaksi imun  akar
gigi tsb ankylosis dan resorbsi
 kegagalan
• 1978  Dr. Branemark 
osteointegration  logam
titanium
Klasifikasi

Dental implant

Subperiosteal Endosseous

Transosteal
1. Subperiosteal Implant
• Frame terletak di atas permukaan tulang dan di
bawah gingiva
• Tidak ada penetrasi ke dalam tulang
• Perlekatan posts langsung pada frame melalui
gingiva
2. Transosteal
• Anterior RB
• Penetrasi bagian inferior dan superior tulang
kortikal
3. Endosseous Implant
• Yang paling sering
dipakai sampai
sekarang
• Dipasang langsung
pada RA dan RB
Endosseous Implant
Integrasi Implant dan Tulang
• Osseointegration :
Intervening space (daerah
perlekatan tulang dan implant)
mendekati 10 nm  tidak
terjadi jaringan fibrous 
Titanium alloys
• Biointegration :
Tulang dan implant menyatu
dan bersambung
 Implant ceramics dan
ceramic-coated metallic
implants
Faktor yang mempengaruhi endosteal
implant
1. Geometry
2. Magnitude of the force
3. Duration of the force
4. Type of force
5. Implant diameter
6. Implant length
1. Geometry
• Mampu menahan stress oklusal dan
meneruskan ke jaringan pendukung
• Tidak hanya meneruskan stress, tetapi juga
arah dan besarnya stress harus tepat 
sehingga dapat mempertahankan jaringan
2. Magnitude of the force
• Load yang diterima gigi pada waktu
mengunyah bervariasi  lokasi dan jenis
gigi
• Gigi posterior > anterior
• Implant  Tinggi, lebar dan densitas
3. Duration of the force
• Ketika menerima beban kunyah  berapa lamanya
material tersebut menerima beban kunyah lebih
penting dari ultimate strength
• Bagian implant yang masuk ke dalam akar  pararel
dengan sumbu  agar menghindari kegagalan
fatique akibat cyclic bending loads
• Cyclic bending load kontak prematur, bruxism
4. Type of force
Ada 3 force
– Tensile
– Compressive
– Shear
5. Implant diameter
• Semakin luas permukaan  semakin luas
distribusi occlusal force  semakin berkurang
stress pada tulang
6. Implant length
• Semakin panjang  semakin luas permukaan yang
menerima gaya  semakin berkurang stress pada
tulang
• Perlu dilakukan dengan hati-hati terhadap kualitas
tulang
• Densitas tulang yang tinggi  bagian anterior 
sering kali terjadi kegagalan karena terjadinya over
heating pada waktu drilling
Bagian-Bagian Dental Implant
Material Implant

1. Metalic
2. Ceramic dan ceramic
coated implant systems
3. Polymers
4. Material implant yang
lain
1. Metalic Implant
• Dilakukan modifikasi permukaan
untuk penyesuaian implantasi
– Passivation
– Anodization
– Ion implantation
– Texturing
• Passivation
– Meningkatkan lapisan oksida pada permukaan 
untuk mencegah penglepasan ion metalik
– Didapatkan dengan cara
• Merendam dalam larutan 40% asam nitrat 
menghasilkan lapisan oksida yang tipis

• Anodisasi electric current pada permukaan 


menghasilkan lapisan oksida yang lebih tebal
• Surface texturing  meningkatkan
osseointegration
– Plasma spraying dengan titanium
– Etching
– Blasting dengan aluminum oxide
• Ion implantation
– Melakukan perlakuan pada permukaan implant
dengan high energy ions  meningkatkan
kedalaman permukaan 0,1 mikron
• Metal yang digunakan
– Titanium
– Stainless steel
• Titanium
– Densitas 4,5 g/cm3
– Tahan terhadap temperatur yang tinggi
– High strength jika dibandingkan dengan SS
– Tahan terhadap korosi
• Produk titanium
– Pure Ti
– Ti Alloy  Ti-6Al-4V
– Ti-6Al-4V extra low interstitial (ELI) 
Logam Paduan Titanium & Titanium-
Aluminium-Vanadium
• Komposisi :
– Ti  sgt reaktif  beroksidasi (membtk lap pasif) bila
kontak dgn udara/ cairan jaringan  meminimalkan
biokorosi.
– Pure Ti :
• Oksigen ≤ 0.5%.
• Sdkt impurity : Nitrogen, Carbon & Hidrogen.
– Logam Paduan :
• Ti 90wt%.
• Al 6wt%.
• V 4wt%.
Logam Paduan Titanium & Titanium-
Aluminium-Vanadium
• Sifat :
– 40% lbh ringan drpd baja.
– Modulus elastisitas ±½ dr SS/ Co-Cr.
– High corrosion resistance.
– Kompatibel.
STAINLESS STEEL.
• Komp :
– Besi carbon 0.05%.
– Chromium 18%  tahan korosi.
– Nickel 8%  menstabilkan struk austenite & alergi.
• Sifat :
– High Stength & duktiliti.
– Resistant to brittle fracture.
– Mudah tjd korosi crevice & pitting  krn arus galvanik
antara restorasi logam antagonis dgn abutment implant.
• Stainless steel
– Surgical  18% chromium untuk tahan korosi+ 8%
nickel untuk stabilisasi struktur austenitik
– Tidak digunakan untuk dental implant walaupun
harganya mahal dan mudah dalam pembuatan 
karena alergi dari nickel
Logam Paduan Cobalt-Chromium-
Molybdenum
• Komposisi :
– Cobalt 63%.
– Chromium 30%.
– Molibdenum 5%  menstabilkan struk.
– Sdkt konsentrasi Carbon (sbg pengeras), Mangan & Nickel.
• Sifat :
– Tahan thdp korosi.
– Modulus elastisitas tinggi.
– Duktilitas rendah.
– Excellent biokompatibel.
Logam Dgn Surface Coating
• Substruktur Ti yg di plasma spray/ dicoating
dgn selapis tipis Tri Calsium Fosfat/
Hidroksiapatit.
• Tuj : mendapatkan permuk bioaktif yg
merangsang pertumb tulang & direct bond
antara implan dgn tulang.
2. Ceramic dan ceramic coated implant
systems
• Tidak bioaktif  tidak merangsang formasi
tulang
– Aluminum oxide (Al2O3)
– Zirconia (ZrO2)
• Bioaktif  merangsang pembentukan tulang
– HA
– TCP (Tricalcium phospat)
Ceramic
• Sifat :
– Brittle.
– Rentan fraktur flexural.
– Biokompatibel.
– Inert.
• Tdd :
1. Bhn reaktif  merangsang pembentukan tulang 
hidroksiapatit, bioglass.
2. Bhn nonreaktif  # merangsang pembentukan tulang 
aluminium oksida & saphire  u/ abutment PD.
Ceramic
• Hidroksiapatit :
– Komposisi :
• Ca10(PO4)6(OH)2.
• Mineral spt tulang & gigi.
– Guna :
• Menambah alveolar ridge.
• Mengisi defek tulang.
– Kekurangan :
• Sulitnya mencegah pergerakan pd daerah implantasi  krn btk
granular.
Ceramic
• Bioglass.
– Komposisi :
• CaO.
• Na2O.
• P2O5.
• SiO2.
Ceramic

Mekanisme pengikatan Bioglass dgn Tulang :


– Perubahan ph disekitar Bioglass  ion Na, Ca &
fosfat larut  pd saat bersamaan ion H dr cairan
jar menggantikan ion Na  permuk bioglass tbtk
gel kaya silika  migrasi Ca & fosfat kepermuk gel
silika  membtk lapCa-fosfor.
– Bila ada konst fosfor yg cukup pd permuk,
osteoblas mulai proliferasi  fibril kolagen yg
berikatan dgn gel Ca-fosfor & ditahan o/ kristal
kalsium fosfor.
3. Polymers
• 1930
– PMMA dan
Polytetrafluoroethylene
– Lebih lunak
– Lebih fleksibel
• 1940
– PMMA digunakan untuk
sementara sebelum
pemasangan co-cr implant
Polimer
• Dibuat porous & padat.
• Sbg konektor distribusi internal force bagi
oseointegrasi saat melakukan gerakan
fungsional gigi.
4. Material implant yang lain
• 1960 Carbon dan carbon compound (SiC)
• Jika dibandingkan dengan metal carbon lebih
inert dan modulus elasticity hampir sama
dengan dentin dan tulang
• Britel  gaya tensile  fraktur
• Compressive strength  rendah
• Ceramic dan metallic implant coatings

Anda mungkin juga menyukai