DIABETES MELITUS
Rumusan masalah
RM PATOGENESIS
PENCEGAHAN PROGNOSIS
HIPOTESIS
Laki-laki tersebut menderita Ulkus kaki diabetikum terinfeksi
ANAMNESIS
Inspeksi
-Warna kulit
-Atrofi kulit atau otot
-Bandingkan dengan bagian sebelahnya yg masih sehat.
Palpasi
-Raba suhu
-Pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior.
Reflex
-Tes sensibilitas yaitu monofilament,
-Pemeriksaan palu reflex:bagian patella dan bagian tendon Achilles,
reflex babinsky
PEMERIKSAAN FISIK
Angiopati
Predileksi Pada daerah2 yang sering terkena tekanan Terutama mengenai pembuluh darah
perifer ekstremitas inferior dan
(bagian dorsal ibu jari dan bagian
superior
proksimal dan dorsal plantar metatarsal)
Operasi : amputasi
INSUFISIENSI VENA KRONIK
Insufisiensi vena kronik (IVK) adalah suatu kondisi di mana dinding atau katup pembuluh darah
balik (vena) di tungkai tidak berkerja secara efektif sehingga darah dari tungkai sulit dipompa
kembali ke jantung.
Umumnya ditemui pada wanita usia 40 – 49 tahun atau laki – laki usia 70 – 79 tahun.
Gejala IVK antara lain:
- Rasa keram, berat, atau kesemutan pada tungkai;
- Nyeri tungkai yang memburuk jika berdiri dan membaik jika tungkai dinaikkan
atau berjalan;
- Pembengkakan tungkai, terutama jika berdiri dalam waktu lama;
- Kemerahan atau perubahan warna pada tungkai dan pergelangan kaki;
- Penebalan dan pengerasan kulit pada tungkai dan pergelangan kaki
(lipodermatosklerosis);
- Luka dalam pada tungkai (ulkus stasis);
- Luka yang sulit sembuh pada tungkai
WORKING DIAGNOSIS
Ulkus diabetika
Prevalensi penderita diabetes melitus dengan kaki diabetik di Indonesia sekitar 15%,
angka mortalitas 32% dan kaki diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit
yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes melitus.
Prevalensi angka kematian akibat ulkus dan gangren berkisar 17-23%, sedangkan
angka amputasi berkisar 15-30%.
Angka kematian 1 (satu) tahun pasca amputasi sebesar 14,8%. Jumlah itu meningkat
pada tahun ketiga menjadi 37%, ratarata umur pasien hanya 23,8 bulan pasca
amputasi.
TANDA DAN GEJALA
Sering kesemutan.
Nyeri kaki saat istirahat.
Sensasi rasa berkurang.
Kerusakan Jaringan (nekrosis).
Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea.
Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.
Kulit kering.
FAKTOR RISIKO
GRADE LESI
Selain perawatan DM yang dideritanya dengan baik, perlu juga menghindari luka pada
kaki bagian bawah mata kaki dengan jalan
Kaki jangan sampai lecet, hati-hati dengan sepatu, potong kuku, dan lain-lain.
Selalu memakai pelindung kaki agar kaki tidak terkena trauma.
Cuci dan keringkan kaki secara hati-hati setiap hari, periksa kaki setiap hari, lakukan
perawatan kuku secara teliti, gunakan bedak antijamur.
Jangan lakukan: berjalan tanpa alas kaki, menggunakan sepatu yang terlalu sempit,
menggunakan botol berisi air panas, menyepelekan setiap trauma pada kaki.
PROGNOSIS
Sekitar 15% dari individu dengan DM menderita kaki diabetic dan sebagian besar
dari mereka akan menjalani amputasi.
KESIMPULAN
Hipotesis diterima
Laki-laki tersebut menderita Kaki diabetes derajat 3 dimana sudah terdapat
ulkus dan abses.
Tatalaksananya dapat dilakukan pemberian antibiotik dan debridemant