Anda di halaman 1dari 21

ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS

Amelia Graciella Tjiptabudy


102016159
B2
SKENARIO 7

Rumusan masalah

 Laki - laki 72 tahun dengan


keluhan luka pada jari 4 dan
Seorang laki - laki berusia 72
tahun datang ke poliklinik RS 5 kaki kanan.
dengan keluhan luka pada jari 4
dan 5 kaki kanan.
MIND MAP
ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

ANAMNESIS, PF, GAMBARAN


PP KLINIS

RM PATOGENESIS

FAKTOR RISIKO PENATALAKSANAAN

PENCEGAHAN PROGNOSIS

HIPOTESIS
Laki-laki tersebut menderita Ulkus kaki diabetikum terinfeksi
ANAMNESIS

 Identitas pasien : Laki-laki 72 tahun


 Keluhan utama : Luka pada jari 4 dan 5 kaki kanan
 RPS : Luka pertama timbul pada jari 4 kaki kanan akibat lecet
memakai sepatu dan kemudian meluas ke jari 5.
Belum pernah berobat ke dokter sebelumnya dan
hanya diberikan obat antiseptik povidon iodin.
 RPD : Penderita DM tipe 2 yang tidak minum obat dan
kontrol gula darah secara teratur
PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi
-Warna kulit
-Atrofi kulit atau otot
-Bandingkan dengan bagian sebelahnya yg masih sehat.

 Palpasi
-Raba suhu
-Pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior.

 Reflex
-Tes sensibilitas yaitu monofilament,
-Pemeriksaan palu reflex:bagian patella dan bagian tendon Achilles,
reflex babinsky
PEMERIKSAAN FISIK

Hasil Pemeriksaan Fisik Gambaran Status Lokalis

• KU: Sakit sedang Jari 4 dan 5 kaki kanan tampak luka


• TD: 125/80 mmHg terbuka 2x2 cm, merah dengan tepi
• Nadi: 110 x/ menit luka warna kehitaman disertai oedem
• Suhu: 38o c dan nyeri pada jaringan sekitarnya

Pulsasi A. tibialis masih teraba.


 Pemeriksaan Gula Darah Puasa
PEMERIKSAANN
dan Sewaktu
PENUNJANG
 Urin lengkap
 Postprandial
 Kultur pus  HbA1c
Kuman dan antibiotik.  Tes toleransi glukosa oral
 Radiologi
(TTGO)

X-ray untuk mengetahui apakah terdapat


osteomyelitis atau tidak.

Gula darah puasa : 151 mg/dl


Gula darah 2 jam PP : 223 mg / dl
HbA1c : 8,5 %
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Diabetic Foot Buerger’s Disease

Usia Geriatri <45 tahun

Faktor Risiko = faktor risiko DM Perokok

Jenis Kelamin Perempuan=laki-laki Laki- laki lebih banyak

Etiologi Diabetes Mellitus Smokers

Keluhan Utama Luka sukar sembuh Nyeri terutama malam hari

Patofisiologi Polineuropati Angiopati

Angiopati

Predileksi Pada daerah2 yang sering terkena tekanan Terutama mengenai pembuluh darah
perifer ekstremitas inferior dan
(bagian dorsal ibu jari dan bagian
superior
proksimal dan dorsal plantar metatarsal)

Terapi Sesuai derajat Wagner Konservatif: berhenti merokok

Operasi : amputasi
INSUFISIENSI VENA KRONIK
 Insufisiensi vena kronik (IVK) adalah suatu kondisi di mana dinding atau katup pembuluh darah
balik (vena) di tungkai tidak berkerja secara efektif sehingga darah dari tungkai sulit dipompa
kembali ke jantung.
 Umumnya ditemui pada wanita usia 40 – 49 tahun atau laki – laki usia 70 – 79 tahun.
 Gejala IVK antara lain:
 - Rasa keram, berat, atau kesemutan pada tungkai;
 - Nyeri tungkai yang memburuk jika berdiri dan membaik jika tungkai dinaikkan
atau berjalan;
 - Pembengkakan tungkai, terutama jika berdiri dalam waktu lama;
 - Kemerahan atau perubahan warna pada tungkai dan pergelangan kaki;
 - Penebalan dan pengerasan kulit pada tungkai dan pergelangan kaki
 (lipodermatosklerosis);
 - Luka dalam pada tungkai (ulkus stasis);
 - Luka yang sulit sembuh pada tungkai
WORKING DIAGNOSIS

Ulkus diabetika

Ulkus diabetika adalah salah satu bentuk


komplikasi kronik Diabetes mellitus berupa luka
terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
adanya kematian jaringan setempat.
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi penderita diabetes melitus dengan kaki diabetik di Indonesia sekitar 15%,
angka mortalitas 32% dan kaki diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit
yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes melitus.
 Prevalensi angka kematian akibat ulkus dan gangren berkisar 17-23%, sedangkan
angka amputasi berkisar 15-30%.
 Angka kematian 1 (satu) tahun pasca amputasi sebesar 14,8%. Jumlah itu meningkat
pada tahun ketiga menjadi 37%, ratarata umur pasien hanya 23,8 bulan pasca
amputasi.
TANDA DAN GEJALA

 Sering kesemutan.
 Nyeri kaki saat istirahat.
 Sensasi rasa berkurang.
 Kerusakan Jaringan (nekrosis).
 Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea.
 Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.
 Kulit kering.
FAKTOR RISIKO

Faktor-Faktor Risiko yang dapat diubah :


• Neuropati (sensorik, motorik, perifer).
Faktor-faktor risiko yang tidak • Obesitas.
dapat diubah : • Hipertensi.
1)Umur ≥ 60 tahun. • Glikolisasi Hemoglobin (HbA1C) tidak
2)2) Lama DM ≥ 10 tahun. terkontrol.
• Kadar glukosa darah tidak terkontrol.
• Insusifiensi Vaskuler karena adanya
Aterosklerosis
• Ketidakpatuhan Diet DM
• Kurangnya aktivitas Fisik.
• Pengobatan tidak teratur.
• Perawatan kaki tidak teratur.
• Penggunaan alas kaki tidak tepat
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI KAKI DIABETIK
Klasifikasi Ulkus Wagner - Meggit

GRADE LESI

0 Tidak ada luka terbuka, mungkin terdapat deformitas atau selulitis

1 Ulkus diabetes superficial (partial full thickness)

2 Ulkus meluas sampai ligamen, tendon, kapsula sendi atau fasia


dalam tanpa abses dan osteomielitis
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis, atau sepsis sendi

4 Gangren yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit

5 Ganggren yang meluas meliputi seluruh kaki


KLASIFIKASI MENURUT EDMONDS

Normal foot High risk foot Ulcerated foot

Infected foot Necrotic foot


Unsalvable foot
KLASIFIKASI MENURUT EDMONDS

Normal foot High risk foot Ulcerated foot

Infected foot Necrotic foot


Unsalvable foot
TATA LAKSANA
Antibiotik
Debridemant
Pembedahan

 Derajat 0 : perawatan lokal secara


 Insisi : abses atau selulitis yang luas
khusus tidak ada
 Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan
 Derajat I-IV : pengelolaan medik dan
II
tindakan bedah minor
 Debridement/nekrotomi : pada kaki
 Derajat V : tindakan bedah minor, bila
diabetik derajat II, III, IV dan V
gagal dilanjutkan dengan tindakan
bedah mayor (amputasi diatas lutut  Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV
atau amputasi bawah lutut). dan V
 Amputasi : pada kaki diabetik derajat
PENCEGAHAN

Selain perawatan DM yang dideritanya dengan baik, perlu juga menghindari luka pada
kaki bagian bawah mata kaki dengan jalan
 Kaki jangan sampai lecet, hati-hati dengan sepatu, potong kuku, dan lain-lain.
 Selalu memakai pelindung kaki agar kaki tidak terkena trauma.
 Cuci dan keringkan kaki secara hati-hati setiap hari, periksa kaki setiap hari, lakukan
perawatan kuku secara teliti, gunakan bedak antijamur.
 Jangan lakukan: berjalan tanpa alas kaki, menggunakan sepatu yang terlalu sempit,
menggunakan botol berisi air panas, menyepelekan setiap trauma pada kaki.
PROGNOSIS

 Sekitar 15% dari individu dengan DM menderita kaki diabetic dan sebagian besar
dari mereka akan menjalani amputasi.
KESIMPULAN

 Hipotesis diterima
 Laki-laki tersebut menderita Kaki diabetes derajat 3 dimana sudah terdapat
ulkus dan abses.
 Tatalaksananya dapat dilakukan pemberian antibiotik dan debridemant

Anda mungkin juga menyukai