Kelompok PBL A5
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb), khususnya rantai globin,
yang diturunkan.Penyakit ini merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh
mutasi gen tunggal dengan kasus yang terbanyak di dunia. Frekuensi pembawa atau
carrier penyakit ini (mempunyai gen terganggu tapi pemyakitnya tidak nampak) di
masyarakat Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 5%. Penderita talasemia akan lahir
dari suami istri yang keduanya carrier talasemia, sehingga timbul ide pre-marital
screening (pemeriksaan sebelum nikah) untuk mendeteksi talasemia. Berdasarkan
angka ini, diperkirakan lebih 2000 penderita baru dilahirkan setiap tahunnya di
Indonesia. Talasemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal
resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit
talasemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan
(bentuk heterozigot) yang disebut talasemia minor atau talasemia trait
(carrier/pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut
talasemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang
mengidap penyakit talasemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua
orang tuanya yang mengidap penyakit talasemia.1
Skenario 1
Sepasang suami-isteri yang sudah lama ingin punya anak datang untuk konseling.
Mereka menginformasikan bahwa mereka berdua sama-sama mempunyai talasemia-
alfa minor. Selama ini isteri sudah pernah 2 kali hamil tetapi kehamilan pertama
mengalami keguguran pada usia kehamilan 12 minggu, sedangkan kehamilan kedua
melahirkan bayi dengan hydrops foetalis pada gestasi 27 minggu dan meninggal
beberapa menit setelah dilahirkan. Pada pemeriksaan darah kedua suami isteri
tersebut tidak dilakukan pemeriksaan faktor rhesus maupun TORCH.
Analisis Masalah
Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling
ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait
(carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut
thalassemia mayor.
Talasemia minor (talasemia trait) yaitu talasemia pembawa sifat, diturunkan dari salah
satu orang tua sehingga bersifat heterozigot. Klinis dapat tanpa gejala atau disertai
anemia mikrositik ringan yang tidak memerlukan transfusi darah.5
A. Edukasi
B. Skrining
C. Konseling genetika
Prinsip dasar dalam konseling adalah bahwa masing-masing individu atau pasangan
memiliki hak otonomi untuk menentukan pilihan, hak untuk mendapat informasi
akurat secara utuh, dan kerahasiaan mereka terjamin penuh. Hal yang harus
diinformasikan berhubungan dengan kelainan genetik secara detil, prosedur obstetri
yang mungkin dijalani dan kemungkinan kesalahan diagnosis pranatal. Informasi
tertulis harus tersedia, dan catatan medis untuk pilihan konseling harus tersimpan.
Pemberian informasi pada pasangan ini sangat penting karena memiliki implikasi
moral dan psikologi ketika pasangan karier dihadapkan pada pilihan setelah dilakukan
diagnosis pranatal. Pilihan yang tersedia tidak mudah, dan mungkin tiap pasangan
memiliki pilihan yang berbeda-beda. Tanggung jawab utama seorang konselor adalah
memberikan informasi yang akurat dan komprehensif yang memungkinkan pasangan
karier menentukan pilihan yang paling mungkin mereka jalani sesuai kondisi masing-
masing.
D. Diagnosis pranatal
Meliputi skrining karier thalassemia saat kunjungan pranatal pada wanita hamil, yang
dilanjutkan dengan skrining karier pada suaminya bila wanita hamil tersebut
teridentifikasi karier. Bila keduanya adalah karier, maka ditawarkan diagnosis
pranatal pada janin serta pengakhiran kehamilan bila ada risiko gen thalassemia
homozigot. Saat ini, program ini hanya ditujukan pada thalassemia β+ dan βO yang
tergantung transfusi dan sindroma Hb Bart’s hydrops. Diagnosis pranatal dapat
dilakukan antara usia 8-18 minggu kehamilan. Metode yang digunakan adalah
identifkasi gen abnormal pada analisis DNA janin. Pengambilan sampel janin
dilakukan melalui amniosentesis atau biopsi vili korialis (VCS/ villi chorealis
sampling). Biopsi vili korialis lebih disukai, karena bila dilakukan oleh tenaga ahli,
pengambilan sampel dapat dilakukan pada usia kehamilan yang lebih dini, yaitu pada
usia gestasi 9 minggu. 3
Thalassemia alfa terjadi akibat mutasi pada kromosom 16. Talasemia-α di tandai
dengan penurunan sintesis rantai α globin karena delesi salah satu sampai keempat
gen α globin yang seharusnya ada. Oleh karena pada keadaan normal terdapat empat
salinan gen globin α, keparahan klinis dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah gen
yang tidak ada atau tidak aktif.. Karena rantai α juga terdapat pada Hb F (fetal
haemoglobin) dan Hb A (adult haemoglobin), maka penyakit ini dapat terjadi pada
masa janin dan usia dewasa.3
A) Mutasi empat gen (talasemia α mayor). Hilangnya keempat gen menekan sintesis
rantai α secara keseluruhan dan karena rantai α esensial pada hemoglobin janin dan
dewasa, keadaan ini menyebabkan kematian dalam rahim (hidrops fetalis).
B) Mutasi tiga gen (penyakit Hb H). Delesi tiga gen α menyebabkan anemia
C) Mutasi dua gen. Pembawa sifat (trait) talasemia α disertai dengan anemia
mikrositik ringan menyerupai defisiensi besi tetapi dengan kapasitas peningkatan besi
yang normal dan kadar besi serum yang meningkat/normal.
D) Mutasi satu gen (silent carrier). Pembawa sifat (trait) talasemia α yang secara
klinis tidak tampak gejala, tanpa adanya mikrositosis atau anemia.
E) Bentuk talasemia α non-delesi akibat mutasi titik yang menyebabkan disfungsi gen
atau mutasi yang menyebabkan terminasi translasi, menghasilkan suatu rantai yang
lebih panjang tetapi tidak stabil .5,7
- Apa saja kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada anak dengan orang tua
thalasemia α minor?
Permasalahan talasemia akan muncul jika talasemia trait kawin dengan sesamanya
sehingga kemungkinan yang bisa terjadi adalah 25% dari keturunannya menurunkan
talasemia mayor, 50% anak mereka menderita talasemia trait dan hanya 25%
anak mempunyai darah normal.4
Kesimpulan
Daftar Pustaka