THALASSEMIA
Oleh:
Preseptor:
PENDAHULUAN
globin, yang diturunkan. Penyakit genetik ini memiliki jenis dan frekuensi terbanyak
hingga gejala yang berat. Thalassemia dikenal juga dengan anemia mediterania,
namun istilah tersebut dinilai kurang tepat karena penyakit ini dapat ditemukan
dimana saja di dunia khususnya di beberapa wilayah yang dikenal sebagai sabuk
thalassemia.1
Data dari World Bank menunjukan bahwa 7% dari populasi dunia merupakan
pembawa sifat thalassemia. Setiap tahun sekitar 300.000-500.000 bayi baru lahir
disertai dengan kelainan hemoglobin berat, dan 50.000 hingga 100.000 anak
meninggal akibat thalassemia β; 80% dari jumlah tersebut berasal dari negara
berkembang. Indonesia termasuk salah satu negara dalam sabuk thalassemia dunia,
yaitu negara dengan frekuensi gen (angka pembawa sifat) thalassemia yang tinggi.
Hal ini terbukti dari penelitian epidemiologi di Indonesia yang mendapatkan bahwa
berkurangnya sintesis salah satu dari dua tipe rantai polipeptida (-α atau -β) yang
membentuk molekul normal hemoglobin manusia dewasa (HbA, α2β2). Hal tersebut
2
akan menyebabkan isi hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan manifestasi
klinis berupa anemia. Berdasarkan gen yang terlibat, thalassemia dapat dibedakan
bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga yang bergantung pada transfusi darah.
Pasien yang bergantung pada transfusi darah ini disebut thalassemia mayor.3
World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menyatakan bahwa sekitar
4,5% dari total penduduk dunia adalah pembawa sifat kelainan ini. Dari jumlah
tersebut sebanyak 80-90 juta adalah pembawa sifat thalassemia-β dan sisanya adalah
pembawa sifat thalassemia-α dan hemoglobinopati (HbE, HbS, HbO, dan lain lain).3
penatalaksanaan Thalassemia.
Thalassemia.
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis satu atau lebih rantai
globin. Abnormalitas dapat terjadi pada setiap gen yang menyandi sintesis rantai
polipeptid globin, tetapi yang mempunyai arti klinis hanya gen-β dan gen-α. Apabila
tubuh tidak membentuk salah satu dari kedua protein tersebut, maka sel darah merah
tidak terbentuk sempurna dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup,
menyebabkan anemia yang terjadi usia dini dan berlangsung seumur hidup. Tidak
terbentuknya protein-protein ini diakibatkan oleh mutase gen atau delesi salah satu
alelnya. Karena ada 2 pasang gen-α, maka dalam pewarisannya akan terjadi
kombinasi gen yang sangat bervariasi. Bila terdapat kelainan pada keempat alel gen-α
maka akan timbul manifestasi klinis dan masalah. Adanya kelainan gen-α lebih
kompleks dibandingan dengan kelainan gen-β yang hanya terdapat satu pasang.
2.2 Epidemiologi
Fakta ini mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang
4
terbanyak; menyerang hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir
Beberapa tipe thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia.
Mediterania dan bervariasi di Timor Tengah, India dan Asia Tenggara. Indonesia
termasuk dalam sabuk thalassemia sehingga prevalensi gen pembawa cukup tinggi
yaitu 5-10%. Kurang lebih 3% dari penduduk dunia mempunyai gen thalassemia
dimana angka kejadian tertinggi sampai dengan 40% kasus adalah di Asia. HbE yang
merupakan varian thalassemia sangat banyak dijumpai di India, Birma dan beberapa
lahir di dunia dengan Thalassemia mayor. Di Indonesia sendiri, tidak kurang dari
1.000 anak kecil menderita penyakit ini. Sedang mereka yang tergolong thalassemia
thalassemia beta mayor sebanyak 50% dan thalassemia β–HbE sebanyak 45%.
5
Rekuensi pembawa sifat thalassemia untuk Indonesia ditemukan berkisar antara 3-
10%. Bila frekuensi gen thalassemia 5% dengan angka kelahiran 23‰ dan jumlah
populasi penduduk Indonesia sebanyak 240 juta, diperkirakan akan lahir 3000 bayi
6
2.3.1 Talasemia Alfa
berkurangnya atau tidak adanya produksi rantai alfa globin. Alfa globin memiliki 4
alel dan tngkat keparahan pernyakit bervariasi dari ringan hingga berat tergantung
berapa banyak alel yang mengalami delesi. Delesi keempat alel merupakan bentuk
paling berat di mana tidak satupun gen alfa globin yang terbentuk dan banyaknya
rantai gamma (dalam periode fetus). Penderita talasemia alfa dengan delesi keempat
gen ini tidak akan bertahan hidup dan berakhir dengan hidrop fetalis. Delesi satu alel
hidrop fetalis
delesi. Pada karier yang tenang (silent carrier state), talasemia heterosigot 2 ( - /
), satu dari empat gen mengalami delesi. Individu yang terkena tidak
memperlihatkan kelainan hematoligik. Individu yang mengalami delesi pada dua dari
7
empat gen rantai (sifat talasemia ) mengalami talasemia homosigot 2 ( - / -)
atau talasemia heterosigot 1 (-- / ). Individu ini memiliki sel darah merah yang
mikrositik dan sedikit hipokromik tetapi tidak terjadi hemolisis atau anemia yang
A2. Delesi tiga gen rantai (--/-) menimbulkan keadaan hemolitik yang
akan terbentuk 4 (Hb Bart’s) sedangkan pada anak besar atau dewasa, kekurangan
rantai ini akan menyebabkan rantai berlebihan hingga akan terbentuk pula
tetramer 4 (Hb H).2 Inklusi intrasel atau badan Heinz terbentuk oleh pengendapan
oleh delesi keempat gen rantai . Fetus yang terkena memiliki sel darah merah yang
berisi hanya Hb Bartz kira-kira 80% tetramer yang terbentuk dari rantai dengan Hb
Pada hidrops fetalis, biasanya bayi telah mati pada kehamilan 28-40 minggu atau
lahir hidup untuk beberapa jam kemudian meninggal. Bayi akan tampak anemis
struktural pada rantai -. Yang paling banyak dikenal dan banyak ditemukan di Asia
dengan 172 asam amino; berarti 31 asam amino lebih panjang daripada rantai -
talasemia akan terjadi gejala klinis bila terdapat kombinasi gen 0 talasemia dengan
menimbulkan gejala yang nyata, hanya anemia ringan dengan kadang-kadang disertai
splenomegali ringan.2
talasemia B dapat dibagi dalam beberapa tingkatan sesuai beratnya gejala klinis:
9
1. Beta Talasemia Mayor (Homosigot Talasemia B0)
Anemia ini, yang juga disebut anemia Cooley, mungkin merupakan bentuk
terparah dari anemia hemolitik kongenital.4 Pada beta talasemia mayor, terjadi
kerusakan yang komplit dari produksi rantai beta. Karena itu hanya ada sedikit, jika
ada , Hb A. Produksi rantai delta dan gama bertambah. Sehingga terjadi peningkatan
sedikit yaitu Hb A2, oleh karena itu pasien mengalami hipoksia yang disebabkan
Kegiatan eritropoesis yang tingi, absorbsi besi dari usus meningkat, namun
jumlah besi yang dimanfaatkan sangat sedikit, sehingga besi ditumpuk sebagai
alpa. Rantai alpa yang berlebihan tidak mendapat pasangan sehingga mengakibatkan
penumpukan rantai globin yang kemudian membentuk Heinz bodies Benda inklusi
kehidupan. Pasien mengalami anemia berat dengan hematokrit kurang dari 20 persen
kecuali bila diberi tranfusi.4 Kadar hemoglobin berkisar antara 2-6 g/dl. Eritrosit
berukuran kecil, pucat dan berbentuk abnormal; pada penyakit ini terjadi hemolisis
10
hebat dan eritropoesis inefisien. Retikulositosis dapat mencapai 15 atau lebih, dan
perubahan pada berupa deformitas dan fraktur spontan, terutama kasus yang tidak
mendapat tranfusi darah. Pertumbuhan berlebihan tulang frontal dan zigomatik serta
biasanya tidak terganggu. IQ kurang baik apabila tidak mendapat tranfusi darah
Pada kondisi ini, kekurangan dari beta protein tidak cukup besar untuk
memyebabkan anemia dan masalah kesehatan. Keadaan klinisnya lebih baik dan
umumnya tidak ada splenomegali. Anemia ringan bila ada disebabkan oleh masa
rantai beta lebih sedikit dari normal menyebabkan kegagalan salah satu gen
mengkode rantai beta. Secara normal, rantai alpa diproduksi secara terus menerus.
Rantai alpa bergabung dengan rantai beta yang ada menyebabkan penurunan kadar
11
hemoglobin A. Sisa rantai alpa yang berlebih, menstimulasi produksi rantai delta.
Rantai alpa dan rantai delta bergabung untuk meningkatkan jumlah hemoglobin A2.
Jika masih terdapat rantai alpa yang berlebihan, mekanisme normal dimana
penghentian produksi rantai gama tidak berfungsi dan rata-rata produksi rantai gama
adalah lebih tinggi dibanding pada dewasa normal. Akibatnya akan meningkatkan
jumlah Hb F.
Penderita yang memiliki satu gen rantai beta normal dan satu gen rantai beta
abnormal, menunjukkan relatif sedikit gejala klinik. Pada talasemia ini, kadar
total. Gejala anemia pada umumnya ringan dengan kadar hemoglobin 10 – 12 g/dl;
pemeriksaan kadar besi dalam serum dan pemeriksaan sumsum tulang terhadap
defisiensi besi. Bila kadar besi rendah, ciri khas penyakit ini yaitu peningkatan
hemoglobin A2, tidak tampak. Hal ini mengaburkan penentuan diagnosis talasemia,
dan penderita seolah-olah hanya menderita anemia defisiensi besi. Setelah kadar besi
12
Homozigot Heterozigot
Pasien dengan talasemia minor, carier talasemia, tetapi mereka tidak sakit.
panjang bagian medula melebar, erosi dan penipisan kortek. Pada tulang tengkorak
Pelebaran calvarium; diluar garis dari regio frontal menghilang dan susunan tulang
baru terlihat pada diploe sehingga tampak seperti gambaran menyerupai rambut
2.4 Diagnosis
penunjang. Pada anamnesis, keluhan yang sering disampaikan pasien dapat berupa
pucat yang lama, terlihat kuning, mudah sakit (infeksi), perut membesar, dan
13
pertumbuhan atau pubertas yang terlambat. Poin anamnesa yang penting untuk
ditanyakan berupa Riwayat keluarga talasemia atau tranfusi berulang dan Riwayat
tingkat keparahan talasemia yang dimiliki pasien. Temuan tersebut antara lain:
a. Kulit
b. Muskuloskeletal
c. Jantung
Pengendapan besi pada miosit jantung akibat dari transfuse berulang dapat
Akibat dari anemia kronis dapat juga menyebabkan Anemia Heart Failure.
d. Abdomen
14
e. Hepar
Gagal hati kronis atau sirosis dapat ditemukan sebagai akibat dari
f. Pertumbuhan
g. Endokrinopati
1. Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita
thalasemia adalah :
- Darah rutin
peningkatan jumlah lekosit, ditemukan pula peningkatan dari sel PMN. Bila terjadi
- Hitung retikulosit
15
- Gambaran darah tepi
gambaran sediaan darah tepi akan ditemukan retikulosit, poikilositosis, tear drops sel
karena defisiensi besi. Pada anemia defisiensi besi SI akan menurun, sedangkan TIBC
akan meningkat.
Kadar unconjugated bilirubin akan meningkat sampai 2-4 mg%. bila angka
obstruksi batu empedu dan cholangitis. Serum SGOT dan SGPT akan meningkat dan
menandakan adanya kerusakan hepar. Akibat dari kerusakan ini akan berakibat juga
2. Elektroforesis Hb
Pemeriksaan ini tidak hanya ditujukan pada penderita thalassemia saja, namun juga
pada orang tua, dan saudara sekandung jika ada. Pemeriksaan ini untuk melihat jenis
16
hemoglobin dan kadar HbA2. Petunjuk adanya thalassemia α adalah ditemukannya
Pada sumsum tulang akan tampak suatu proses eritropoesis yang sangat aktif
sekali. Ratio rata-rata antara myeloid dan eritroid adalah 0,8. pada keadaan normal
4. Pemeriksaan rontgen
mineralisasi berkurang, dan dapat diperbaiki dengan pemberian tranfusi darah secara
berkala. Apabila tranfusi tidak optimal terjadi ekspansi rongga sumsum dan penipisan
terngkorak memberikan gambaran yang khas, disebut dengan “hair on end” yaitu
jantungnya.
17
2.6 Penatalaksanaan
di atas 12 g/dl.
- Bila tidak terdapat tanda gagal jantung dan Hb sebelum tranfusi di atas 5 g/dl,
diberikan 10 ml/kgBB per satu kali pemberian selama 2 jam. Umumnya jarak
antara dua seri tranfusi darah 2-3 bl. Bila terdapat tanda gagal jantung, pernah
ada kelainan jantung, atau Hb< 5 d/dl, dosis satu kali pemberian tidak boleh
Penderita dengan tanda gagal jantung harus dirawat, diberikan oksigen dengan
mg/Kg BB/hari dan diberikan selama 5 hari dalam seminggu secara intravena
atau intramuskular. Besi yang diikat (chelated) banyak diekskresi dalam urine
sebagai ferioksamin dan pada kasus kelebihan besi hebat, kecepatan ekskresi
sampai 200 mg besi setiap hari dapat dicapai. Obat khelasi besi itu akan
diberikan seumur hidupnya, apabila kadar feritin darah telah melebihi 2000-
2500 ng/ml atau mereka yang telah mendapat tranfusi lebih dari 10 kali. Selain
itu pemberian vitamin C 200 mg setiap hari dapat meningkatkan ekskresi besi
3. Splenektomi
tipe penyakit yang disebabkan oleh aktivitas lien yang berlebih yang
merusak sel darah sebelum waktunya. Ditandai dengan gejala lien yang
19
2.7 Pencegahan
1. Pencegahan primer
penderita talasemia agar tidak mendapat keturunan yang homozigot atau varian-
2. Pencegahan sekunder
talasemia heterozigot. Salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan
2.8 Komplikasi
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Tranfusi
darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam
darah sangat tinggi, sehingga ditimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar,
limpa, kulit, jantung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat
Hepatitis pasca tranfusi bisa dijumpai, apalagi bila darah tranfusi atau
(dikatalisasi oleh deposisi besi yang meningkat. Limpa yang besar mudah ruptur
20
akibat trauma yang ringan.Pembesaran limpa dapat mengakibatkan hipersplenisme
2.9 Prognosis
dari ringan bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa, tergantung pula
pada terapi dan komplikasi yang terjadi. Bayi dengan thalassemia α mayor kebanyakn
lahir mati atau lahir hidup dan meninggal dalam beberapa jam. Anak dengan
thalassemia dengan transfuse darah biasanya hanya bertahan sampai usia 20 tahun,
21
22