Oleh :
Hawna Riskardi
Yazid Alrasyid
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi
kanker rektal, diantaranya ialah :
1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma
Embrionik Antigen) dan Uji faecal occult blood test (FOBT) untuk
melihat perdarahan di jaringan
2. Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai
pemeriksaan skrining awal. Kurang lebih 75 % karsinoma rektum
dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal pemeriksaan digital akan
mengenali tumor yang terletak sekitar 10 cm dari rektum, tumor
akan teraba keras dan menggaung
3. Dapat pula dengan Barium Enema,. yaitu Cairan yang
mengandung barium dimasukkan melalui rektumkemudian
dilakukan seri foto x-rays pada traktus gastrointestinal bawah.
4. Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian
dalam rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kakner atau
kelainan lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui rektum
sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil
untuk biopsi.
5. Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian
dalam rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau
kelainan lainnya. Alat colonoscope dimasukkan melalui rektum
sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil
untuk biopsi.
• Pemeriksaan sebelumnya, jika salah satunya ditemukan tumor maka
biopsi harus dilakukan. Secara patologi anatomi, adenocarcinoma
merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari
kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel skuamosa,
carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan
undifferentiated tumors (Elizabet, 2005)
• Diagnosis rectal cancer sudah dipastikan, maka dilakukan prosedur
untuk menetukan stadium tumor. Hal ini termasuk computed
tomography scan (CT scan) dada, abdomen, dan pelvis, complete
blood count (CBC), tes fungsi hepar dan ginjal, urinanalysis, dan
pengukuran tumor marker CEA (carcinoembryonic antigen) (Isaac,
2006) lainnya ialah karsinoma sel skuamosa, carcinoid tumors,
adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors (Elizabet,
2005)
Staging
• The American Joint Committee on Cancer (AJCC) memperkenalkan TNM
staging system, yang menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium
(Stadium I-IV) (Cagir, 2005)
• 1. Stadium 0 Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling
dalam rektum.yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
• 2. Stadium I Pada stadium I, kanker telah menyebar menembus mukosa
sampai lapisan muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi
tidak menyebar kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum.
Disebut juga Dukes A rectal cancer.
• 3. Stadium II Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum
kejaringan terdekat namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes
B rectal cancer.
• 4. Stadium III Pada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat,
tapi tedak menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal
cancer. 5. Stadium IV Pada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain
tubuh seperti hati, paru, atau ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer
DIAGNOSIS BANDING
1. Irritable bowel syndrome
2. Kolitis Ulseratif
3. Penyakit Crohn
4. Fisura ani
5. Penyakit divertikulum
Tatalaksana
1. Pembedahan
• Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien
suspek dalam stadium III juga dilakukan pembedahan.
• Penggunaan kemoterapi sebelum pembedahan dikenal sebagai
neoadjuvant chemotherapy, dan pada kanker rektal, neoadjuvant
chemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III.
• Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun
sebagian besar jaringan kanker sudah diangkat saat operasi,
beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau radiasi
setelah pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal
(Marijata, 2006)
• Tipe pembedahan yang dipakai antara lain :
1. Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini,
tumor dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan
pembedahan lewat abdomen. Jika kanker ditemukan dalam
bentuk polip, operasinya dinamakan polypectomy.
2. Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu
dilakukan anastomosis. Jiga dilakukan pengambilan limfonodi
disekitan rektum lalu diidentifikasi apakah limfonodi tersebut
juga mengandung sel kanker (Marijata, 2006)
2. Radiasi
Banyak kasus stadium II dan III lanjut, dengan radiasi dapat
menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan.
Peran lain radioterapi adalah sebagai sebagai terapi tambahan
untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat
melaui pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis
jauh tertentu terutama ketika digunakan dalam kombinasi
dengan kemoterapi.
3. Kemoterapi Adjuvant chemotherapy
• Dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya menembus
sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol ( Stadium II
lanjut dan Stadium III). terapi standarnya ialah dengan
fluorouracil, (5-FU) dikombinasikan dengan leucovorin dalam
jangka waktu enam sampai dua belas bulan.
• Penelitian QUASAR (Quickand Simple and Reliable) kemudian
membuktikan manfaat kemoterapi untuk stadium II di mana
didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,02) harapan hidup
sebesar 3% (77,4% untuk observasi saja dan 80,3% untuk
mereka yangmendapat kemoterapi) (Classen, 2004)
PROGNOSIS
• Deteksi dini kanker rektal sangat berperan dalam penemuan
kanker rektal stadium dini sehingga prognosisnya pun menjadi
baik. Deteksi dini atau skrining dapat dimulai pada usia 45
tahun.
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. Z
• No.RM : 01.10.74.41
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 55 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Pariaman
• Suku : Minang
Keluhan Utama
Seorang Pasien laki-laki usia 55 tahun datang ke Poli RSUP Dr.
M. Djamil Padang pada tanggal 4 oktober 2021 dengan keluhan
keluar darah dari anus, berwarna merah segar dan berlendir sejak
1 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluhkan keluar darah dari anus, berwarna merah segar
dan berlendir sejak 1 bulan SMRS. Setelah keluar darah pasien
merasa pusing.
• Ketika berbaring anus terasa sakit, sakit berkurang dengan pasien
memiringkan badan.
• Nyeri perut (-), nyeri tekan (-), demam (-), mual (-), muntah (-),
kembung (-), lemas dan mudah lelah (+)
• Nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu.
• Berat badan menurun 15 kg sejak 5 bulan yang lalu.
• Tidak ada keluhan nyeri ulu hati, batuk dan sesak nafas (-)
• Tidak ada keluhan BAK.
• 1 bulan yang lalu pasien operasi kolostomi.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pada Bulan April 2021 pasien mengeluhkan anus terasa sakit
ketika sedang mengendari motor, kemudian pada saat
sebelum BAB keluar darah merah segar dan pada feses juga
bercampur darah dan berlendir disertai nyeri.
• BAB encer dan terkadang seperti kotoran kambing sejak 5
bulan yang lalu.
• Pasien pertama kali berobat ke RSUD Pariaman bulan Juni
kemudian dirujuk pada bulan Juli Ke RSUP Dr.M.Djamil Padang
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya.
• HT (-), DM (-)
• Riwayat alergi seafood dan telur
• Riwayat pengobatan : cetirizine HCL, Mexon, dan zensoderm
cream yang dibeli di apotik.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
atau penyakit keganasan tidak ada.
Riwayat Kebiasaan
• Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur
• Pasien suka mengkonsumsi gorengan, jeroan dan makanan
bersantan.
• Pasien jarang berolahraga.
• Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus per hari sejak usia
13 tahun dan baru berhenti 5 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• Vital Sign
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7◦C
• Berat Badan : 45 kg
• Tinggi badan : 160 cm
• Keadaan Gizi : kurang
Status Generalisata
• Kepala dan rambut : normocephal, rambut beruban dan tipis
• Mata : Konjuntiva anemis -/-, Skleras ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm,
refleks pupil +/+
• Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), mimisan(-), tanda inflamasi (-)
• Telinga : Deformitas 9-), sekret (-), tanda inflamasi (-)
• Mulut : sianosis (-)
• Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, retraksi (-)
Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, krepitasin(-),
fremitus kanan=kiri.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler di kedua lapangan paru, wheezing -/-,
rhonki -/-
Status Generalisata
• Kardiovaskuler
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV mid
klavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Urogenital : Tanda tanda infeksi (-), massa (-)
• Ekstermitas : Deformitas -/- , kelainan bawaan
-/-, pitting edema -/-, akral hangat, crt < 2
detik
Status Lokalis
• Regio Abdomen
Inspeksi: Distensi (-), Darm contour (-), Darm Steifung (-),
kolostomi (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar
dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Regio Anal
• Anus : Hiperemis
• Sfingter anus : Menjepit lemah
• Mukosa : Teraba massa pada anocutaneous line (ACL) sampai 3 cm
di atas ACL, konsistensi keras, terfiksir, nyeri tekan (+)
• Ampula Recti : Tidak kolaps
• Handscoen : Feses (+), darah (+), lendir (+)
Pemeriksaan Laboratorium
• Hb : 13,1 g/dl
• Leukosit : 6520/mm3
• Trombosit : 329.000/mm3
• Ht : 43%
• Total protein : 7,5 g/dl
• Albumin : 4,5 g/dl
• Globulin : 3.0 g/dl
• SGOT : 30 U/L
• SGPT : 8 U/L
• Ureum darah : 8 g/dl
• Kreatinis darah : 0,9 g/dl
• Gula Darah sewaktu : 83 mg/dl
• CEA : 1,31 ng/dl
USG Abdomen
Tidak tampak metastasis hepar dan KGB Paraaorta