TIPE 2
Preseptor : dr. Ika Kurnia F., Sp.PD
MANFAAT
03 PENULISAN
Makalah ini diharapkan
bermanfaat untuk menambah
ilmu dan pengetahuan
mengenai vestibulopati
perifer.
TINJAUAN
PUSTAKA 02
DIABETES
MELITUS
Suatu sindroma klinis kelainan
metabolik, ditandai oleh adanya
hiperglikemik yang disebabkan oleh
defek sekresi insulin, defek kerja insulin
atau keduanya
WHO
Memperkirakan prevalensi 2002
global DM tipe 2 akan jumlah penderita
meningkat dari 171 juta diabetes mencapai
orang pada 2000 menjadi 8,4 juta
366 juta tahun 2030
2030
diperkirakan jumlah
penderita diabetes
di Indonesia akan
berjumlah 21,3
WHO memperkirakan Indonesia
juta.
menduduki ranking ke-4 di dunia
dalam hal jumlah penderita diabetes
setelah China, India dan Amerika
Serikat.
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI DM
PATOGENESIS
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
KRITERIA DIAGNOSIS
4P
polifagi dengan
penurunan berat
badan, polidipsi,
poliuri,
Lainnya:
sering kesemutan,
KADAR TES
rasa baal gatal di LABORATORIUM DARAH
kulit.
Tatalaksana
Edukasi
Terapi Gizi Medis
Latihan Jasmani
Intervensi
Farmakologis
○ OHO
○ Injeksi
Preventi
f
Primer
• Kelompok
berisiko
Sekunder
25%
7.0 75%
• DM tanpa
komplikasi
Tersier
• DM Komplikasi
KOMPLIKASI
Akut Menahun
Hypoglikemia
• GDS < 60 mg% tanpa
gejala klinis
KAD • GDS < 80 mg% dengan
• GDS >250 mg/dl, gejala klinis
• pH < 7,35, Koma Hiperosmolar Non Ketotik
• HCO3 rendah,
• Penurunan kesadaran
• Anion gap tinggi
• Gula darah > 600 mg%
• Keton serum (+)
• Tanpa ketosis berarti
• Osmolaritas plasma > 350 mosm
Komplikasi
Akut Menahun
Mikroangiopati
• Retinopati Diabetik
DM => periksa/ 3 tahun Makroangiopati
• Nefropati Diabetik • PJK&Stroke
Albuminuria menetap >30 mg/24 • Perifer => Ulkus
jam, 2kali periksa, 3-6 bulan. iskemik
Lanjut => proteinuria
• Neuropati Diabetik
Hilang sensasi distal => ulkus
LAPORAN
KASUS 03
IDENTITAS
• Nama : Tn. Ali Kasim
• Umur : 48 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pedagang
• No MR : 24.10.41
• Tanggal periksa : 19 Agustus 2021
• Status Perkawinan : Menikah
• Negeri Asal : Lubuk Basung
• Agama : Islam
• Suku : Minang
Keluhan Utama
● Kaki kiri semakin menghitam dan membengkak sejak 9 hari yang lalu. Awalnya pasien
terkena duri sawit di telapak kaki kiri. 1 hari kemudian luka dirasakan membengkak,
mulai menghitam, dan dirasakan nyeri saat ditekan. Setelah beberapa hari luka mulai
bernanah, bertambah hitam dan meluas hingga ke betis. Luka disertai bau yang khas.
● Saat ini kaki pasien masih bisa digerakkan namun terasa kebas
● Demam dirasakan 9 hari yang lalu, demam hilang timbul, demam tidak disertai rasa
menggigil, sakit kepala, dan keringat. Kejang tidak ada.
● Pasien merasakan sering BAK, sering haus dan sering makan dalam 1 bulan terakhir
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, RC (+/+)
● Hidung
Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang- tulang dalam perabaan baik, tidak ditemukan
penyumbatan maupun perdarahan, pernapasan cuping hidung (-)
● Telinga
Tidak ada kelaianan
● Mulut
Mukosa bibir tidak kering, T1-T1, tidak hiperemis
● Leher
KGB dan tiroid tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
• Thoraks: Bentuk dada simetris, spider nevi (-).
• Paru-paru
• I : Dada simetris sisi kanan dan kiri, pergerakan dada sisi kanan dan kiri
sama
• P : Fremitus kanan beda dengan kiri
• P : sonor
• A: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
• Jantung
• I : ictus cordis tidak terlihat
• P : ictus codis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
• P : batas atas RIC II, batas jantung kanan linea parasternalis dextra,
Batas jantung kiri RIC V linea midclavicularis sinistra
• A: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
• I : membuncit (-), Vena kolateral (-)
• P: Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Undulasi (-)
• Hepa : tidak teraba
• Lien: pembesaran S0
• Ginjal: tidak teraba
• P: timpani
• A: Bising Usus (+)
• Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan.
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas
Regio pedis sinistra
Tampak luka di regio dorsum pedis bagian medial, radang (+), bengkak (+), bau
(+), slough (+), nekrosis (+) , pus (-)
Jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari (batang) x lama rokok (tahun)
= 32 x 33
= 1056
Tabel interpretasi Brinkman Index
Kesan : Perokok berat Perokok ringan 0-199
• Irama :Reguler
• Frekuensi :110x/menit
• Axis : normal
• Gelombang P: normal
• PR interval: 0,12”
• Komp. QRS: 0,08”
• ST segment : ST isoelektris
• Gel.T : T inverted (-)
• LVH : (-)
• RVH : (-)
DIAGNOSA KERJA
Gangren adalah suatu proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan ati atau
nekrosis. Gangren diabetic adalah luka pada kaki yang berupa merah kehitaman dan berbau
busuk akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah di tungkai.
Menurut kriteria wagner, kaki diabetikum pada pasien ini termasuk grade IV, yaitu gangren jari
kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis
Demam yang dialami oleh infeksi yang dialami oleh pasien dapat berasal dari gangrene dan
pasien merupakan ulkus pada kaki pasien. Dimana saat tubuh diserang oleh
kompensasi tubuh dalam suatu infeksi mikroorganisme maka tubuh berusaha untuk
melawan suatu infeksi, melawan infeksi tersebut dengan cara mengeluarkan
mediator-mediator inflamasi yang dapat menimbulkan
gejala demam.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan • Pada pemeriksaan diatas, didapatkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan adanya hipertensi, takikardi, akral dingin
pemeriksaan penunjang. dan adanya fokus infeksi yaitu pada kaki
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan kiri dan betis kiri.
kesadaran komposmentis koperatif, • Diagnosis diabetes melitus ditegakkan
tekanan darah 160/100 mmHg, nadi berdasarkan anamensis riwayat penyakit
meningkat 105 x/menit, frekuensi nafas dan pemeriksaan gula darah pada pasien.
meningkat 20 x/menit, dan suhu 36,5 C, Pada pasien ini didapatkan bahwa gula
selain itu juga ditemukan akral dingin, darah sewaktu 305 mg/dl. Sehingga dapat
gangren pada kaki kiri dan ulkus pada ditegakkan diagnosis tipe 2 tidak
betis kiri. terkontrol.
Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan GDS 305 mg/dl. Pada pasien ini
pengobatan untuk kontrol gula darahnya dapat diberikan insulin. Pemakaian
insulin akan menurunkan kadar homron glukagon, menekan glukoneogenesis
di hati, lemak, jaringan otot, serta meningkatkan utilisasi glukosa oleh
jaringan.
pada pasien ini ditemukan tanda infeksi yaitu tanda inflamasi berupa
edema, panas, merah pada kulit, ulkus yang berbau dan disertai
adanya pus. Selain itu, pada pemeriksaan hematologi juga didapatkan
leukositosis yaitu 18.000 gr/dl. Sehingga pada pasien ini diberikan
antibiotik.
● kendali luka, sebaiknya dilakukan • Debridement merupakan upaya untuk
pembuangan jaringan terinfeksi dan membersihkan semua jaringan nekrotik,
nekrosis secara teratur dengan konsep karena luka tidak akan sembuh bila masih
TIME yaitu tissue debridement, terdapat jaringan nonviable, debris dan fistula.
inflamation dan infection control, moisture
balance, dan epithelial edge advanced. • Amputasi dapat juga dilakukan sebagai
tindakan bedah emergensi dan diindikasikan
untuk menghambat atau menghentikan proses
• Pada pasien ini juga direncakanan
infeksi pada daerah infeksi yang luas atau
dilakukan debdridement dan
adanya gas gangren.
amputasi pada daerah luka.
Tujuan Komposisi makanan
mempertahankan atau seimbang
Pada pasien ini mengandung
mencapai berat badan ideal,
diberikan diet diabetes karbohidrat (45-60%),
mempertahankan kadar
sebanyak 2200 kalori. protein (10-15%), lemak
glukosa darah mendekati
normal, mencegah komplikasi (20-25%), garam (6-7
akut dan kronik serta gr/hari), serat (+ 25
meningkatkan kualitas hidup gr/hari)
pasien.
TERIMA KASIH